Lompat ke isi

Busana tradisional Betawi: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Naval Scene (bicara | kontrib)
Naval Scene (bicara | kontrib)
Baris 38: Baris 38:


== Referensi ==
== Referensi ==
=== Catatan kaki ===
{{reflist}}
{{reflist}}
=== Bacaan lanjutan ===
*{{Cite book|last=Abdurachman|last2=Suhardini|last3=Herawaty|first3=Etty|last4=Priady|first4=Budi|year=1995/1996|url=https://repositori.kemdikbud.go.id/12700/1/PAKAIAN%20ADAT%20TRADISIONAL%20DAERAH%20PROPINSI%20DKI%20JAKARTA.pdf|title=Pakaian Adat Tradisional Daerah Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta|location=Jakarta|publisher=Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,|url-status=live|ref=harv}}


== Pranala luar ==
== Pranala luar ==

Revisi per 10 Juli 2024 09.16

Busana tradisional Betawi (bahasa Betawi: pakéan adatnyé Betawi) adalah salah satu khazanah busana tradisional Indonesia khas etnis Betawi, yang berkembang dan berasal dari wilayah Jabodetabek di pulau Jawa, Indonesia.

Pakaian sehari-hari masyarakat Betawi meliputi berbagai jenis pakaian yang umum digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, terdapat pula pakaian khusus untuk pengantin pria dan wanita Betawi, yang mereka kenakan ketika acara pernikahan.

Pria

Beberapa busana adat Betawi yang sering digunakan oleh kaum laki-laki terdiri antara lain sebagai berikut:

Baju Sadariah

Baju Sadariah adalah pakaian kasual pria sehari-hari yang sejenis baju koko, umumnya berwarna polos dan tidak berkerah. Pakaian ini dipasangkan dengan celana berwarna gelap atau celana komprang (celana longgar) batik dengan warna yang tidak mencolok seperti putih, hitam, dan coklat, biasanya dengan motif parang atau lereng. Di pundak, diselempangkan sarung pelekat batik yang disebut juga cukin, dengan warna cerah atau gelap. Di kepala dikenakan peci beludru hitam, dan sebagai alas kaki dikenakan sandal terompah.[1][2]

Jas Tutup Ujung Serong

Hiasan kuku macan pada Jas Tutup Ujung Serong

Jas Tutup Ujung Serong adalah pakaian tradisional bangsawan atau demang Betawi pada zaman dahulu. Pakaian ini terdiri dari kemeja dalaman putih, jas tutup berwarna hitam atau gelap, kain batik yang menutupi pinggang hingga di atas lutut, dan celana pantalon hitam atau yang sewarna dengan jasnya. Kain batik yang dikenakan sedikit dikeluarkan sehingga terlihat miring (serong). Tutup kepala menggunakan kopiah, dan kaki memakai sepatu pantofel. Aksesori lainnya adalah jam saku dengan hiasan kuku macan, serta pisau raut (semacam badik pendek) yang diselipkan di pinggang.[2][3]

Jas Abang

Jas Abang (baju pria muda, gaya Abang-None Jakarta)

Wanita

Beberapa busana adat Betawi yang sering digunakan oleh kaum perempuan terdiri antara lain sebagai berikut:

  1. Kebaya Kerancang (kebaya motif bordir berlubang-lubang)
  2. Kebaya Encim (kebaya wanita peranakan Tionghoa)
  3. Kebaya None (baju wanita muda, gaya Abang-None Jakarta)

Galeri

Lihat pula

Referensi

Catatan kaki

  1. ^ antaranews.com (2020-06-23). "Baju Sadariah, pakaian adat Betawi untuk kaum Adam". Antara News. Diakses tanggal 2024-07-07. 
  2. ^ a b Sugiarto, R. Toto (2016-01-01). Ensiklopedi Seni Dan Budaya 3: Pakaian Nusantara. Media Makalangan. 
  3. ^ "Jas Tutup Ujung Serong Pakaian Khas Betawi". kebudayaanbetawi.com (dalam bahasa Inggris). 2021-06-12. Diakses tanggal 2024-07-10. 

Bacaan lanjutan

Pranala luar