Lompat ke isi

Nga (aksara Bali): Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Borgxbot (bicara | kontrib)
k Robot: Cosmetic changes
M. Adiputra (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 2: Baris 2:
| Nama = Nga
| Nama = Nga
| Image = Bali Nga.png
| Image = Bali Nga.png
| Warga = Kanthya{{br}}([[konsonan velar]])
| Warga = ''kanthya''{{br}}([[konsonan langit-langit belakang]])
| Gantungan = [[Berkas:Bali G. Nga.png|50px|Gantungan Nga]]
| Gantungan = [[Berkas:Bali G. Nga.png|50px|Gantungan Nga]]
| Latin = Nga
| Latin = Nga
| Fonem = [ŋ]
| Fonem = [ŋ]
}}
}}
'''Nga''' adalah salah satu aksara wianjana (huruf konsonan) dalam sistem penulisan [[aksara Bali]], yang melambangkan bunyi /ŋ/.<ref>Surada, hal. 9.</ref> Jika dialihaksarakan menjadi [[huruf Latin]], maka aksara ini ditulis "Nga" atau "Ṅa".<ref name="Surada">Surada, hal. 5.</ref><ref name="Tinggen">Tinggen, hal. 23.</ref> Aksara ini termasuk dalam kelompok [[Kanthya]] (''Gutturals''),<ref name="Tinggen"/> yaitu aksara yang melambangkan bunyi yang dihasilkan dari [[kerongkongan]]. Nga juga termasuk [[konsonan nasal]] (sengau).
'''Nga''' adalah salah satu ''[[aksara Bali#aksara wianjana (konsonan)|aksara wianjana]]'' (huruf [[konsonan]]) dalam sistem penulisan [[aksara Bali]], yang melambangkan bunyi /ŋ/. Jika dialihaksarakan menjadi [[huruf Latin]], maka aksara ini ditulis "Nga" atau "Ṅa".<ref name="Surada">Surada, hal. 5.</ref>


== Fonem ==
== Fonem ==


Nga adalah salah satu [[konsonan sengau]] dalam aksara Bali. Nga bisa dibaca /ŋə/ atau /ŋa/, dan hal itu tergantung kata yang diucap.
Nga bisa dibaca /ŋə/ atau /ŋa/, dan hal itu tergantung kata yang diucap. Suara tersebut dihasilkan dengan mendekatkan [[lidah]] ke langit-langit mulut yang paling dekat dengan [[kerongkongan]] ([[bahasa Sanskerta]]: ''kantha''),<ref>Surada, hal. 6, 9.</ref> maka dari itu, Nga termasuk warga kanthya. Metode pengucapan "ga" dan "ka" juga sama sehingga "nga", "ga" dan "ka" termasuk ke dalam warga aksara yang sama.


== Penggunaan ==
== Penggunaan ==


Penggunaan aksara Nga sama dengan penggunaan Nga ([[aksara Dewanagari|Dewanagari]]: ङ) dalam [[abjad]] [[bahasa Sanskerta]].<ref name="Surada"/> Dalam sistem penulisan dengan aksara Bali, Nga digunakan pada kata-kata yang mengandung bunyi /ŋ/, baik dari [[bahasa Bali]], maupun bahasa non-Bali. Selama Nga tidak dibubuhi oleh [[aksara Bali#Pangangge suara|pangangge suara]], maka Nga dibaca "nga" (lafal: /ŋə/ atau /ŋa/, tergantung kata).
Penggunaan aksara Nga sama dengan penggunaan Nga ([[aksara Dewanagari|Dewanagari]]: ङ) dalam [[abjad]] [[bahasa Sanskerta]]. Dalam sistem penulisan dengan aksara Bali, Nga digunakan pada kata-kata yang mengandung bunyi /ŋ/, baik dari [[bahasa Bali]], maupun bahasa non-Bali.


Bila dalam suatu kata terkandung bunyi /ŋ/ pada suku kata terakhir (contoh: "bawang", "pasang", dll), maka huruf Nga dilekati oleh [[adeg-adeg]] untuk mematikan bunyi /a/ agar yang dibaca cuma /ŋ/. Untuk mewakili huruf Nga yang dilekati oleh adeg-adeg, maka dipakailah tanda [[cecek]]. Biasanya cecek ditulis di akhir kata. Cecek boleh ditulis di tengah kata, namun apabila mengikuti ketentuan dan syarat yang berlaku.
Bila dalam suatu kata terkandung bunyi /ŋ/ pada suku kata terakhir (contoh: "bawang", "pasang", dll), maka huruf Nga dilekati oleh [[adeg-adeg]] untuk mematikan bunyi /a/ agar yang dibaca cuma /ŋ/. Untuk mewakili huruf Nga yang dilekati oleh adeg-adeg, maka dipakailah tanda [[cecek]]. Biasanya cecek ditulis di akhir kata. Cecek boleh ditulis di tengah kata, namun apabila mengikuti ketentuan dan syarat yang berlaku.

Revisi per 5 Maret 2010 05.23

Nga
Huruf LatinNga
Fonem[ŋ]
Warga aksara'kanthya
(konsonan langit-langit belakang)
Gantungan[[Berkas:Gantungan Nga|50px|alt=|link=]]

Nga adalah salah satu aksara wianjana (huruf konsonan) dalam sistem penulisan aksara Bali, yang melambangkan bunyi /ŋ/. Jika dialihaksarakan menjadi huruf Latin, maka aksara ini ditulis "Nga" atau "Ṅa".[1]

Fonem

Nga adalah salah satu konsonan sengau dalam aksara Bali. Nga bisa dibaca /ŋə/ atau /ŋa/, dan hal itu tergantung kata yang diucap.

Penggunaan

Penggunaan aksara Nga sama dengan penggunaan Nga (Dewanagari: ङ) dalam abjad bahasa Sanskerta. Dalam sistem penulisan dengan aksara Bali, Nga digunakan pada kata-kata yang mengandung bunyi /ŋ/, baik dari bahasa Bali, maupun bahasa non-Bali.

Bila dalam suatu kata terkandung bunyi /ŋ/ pada suku kata terakhir (contoh: "bawang", "pasang", dll), maka huruf Nga dilekati oleh adeg-adeg untuk mematikan bunyi /a/ agar yang dibaca cuma /ŋ/. Untuk mewakili huruf Nga yang dilekati oleh adeg-adeg, maka dipakailah tanda cecek. Biasanya cecek ditulis di akhir kata. Cecek boleh ditulis di tengah kata, namun apabila mengikuti ketentuan dan syarat yang berlaku.

Bila huruf Nga digabungkan dengan gempelan Pa, gantungan Ja dan gantungan Ma, maka akan menjadi tanda pamada. Keempat aksara tersebut dipilih, sebab bila digabungkan akan membentuk kata "mangajapa", yang bermakna "semoga selamat tanpa rintangan".

Lihat pula

Catatan kaki

  1. ^ Surada, hal. 5.

Referensi

  • Tinggen, I Nengah. 1993. Pedoman Perubahan Ejaan Bahasa Bali dengan Huruf Latin dan Huruf Bali. Singaraja: UD. Rikha.
  • Surada, I Made. 2007. Kamus Sanskerta-Indonesia. Surabaya: Penerbit Paramitha.