Lompat ke isi

Wikipedia:Bak pasir: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Aldo samulo (bicara | kontrib)
reset
Ratna Ayu (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1: Baris 1:
kecamatan Kerkap

Kecamatan kerkap terletak di bagian selatan kota arga makmur, ibu kota
kabupaten bengkulu utara. Kecmatan ini memiliki luas wilayah 55,35 km2. Kecamatan kerkap merupakan kecamatan dengn jumlah desa sebanyak 20 desa definitif dan 1 kelurahan.
Jumlah penduduknya sebanyak 14.502 jiwa. Ibukota kecamatan kerkap terletak di kelurahan lubuk durian. Keadaan topografi kecamatan kerkap berbukit-bukit dan bayak lereng,ketinggian wilayah berkisar berkisar antara 1.000 – 11.500 meter diatas permukaan laut. Vegetasi yang tumbuh di wilayah kerkap sangat beragam mulai dari kyu hingga buah-buahan dan tanaman perkebunan.
Dikecamatan ini juga terdapat hutan lindung yang bertujuan untuk menjaga kelestarian alam. Sedangkan fauna yang banyak dijumpai di kecamatan kerkap diantaranya harimau sumatera, tapir, rusa, babi hutan, kambing hutan dan sebagainya
KETERANGAN DESA YANG DIJADIKAN BAHAN PENELITIAN

Keterangan Desa
1. Struktur desa
Kepala desa : Rasman Basri
Sekretaris desa : Darkatwi

2. Jumlah penduduk : 2.495 jiwa

3. Agama : Muslim/islam, kristen

4. Pendidikan
 Pra sekolah : 758 orang
 Sekolah dasar : 794 orang
 SLTP : 516 orang
 SLTA : 413 orang
 Sarjana : 14 orang

5. Luas wilayah : 9.300 Ha

6. Lokasi Desa : kecamatan kerkap kabupaten bengkulu utara

7. Mata pencarian
 Petani : 270 kk
 Pedagang : 17 kk
 PNS : 23 jiwa
 Buruh : 136 jiwa
Sejarah desa
Desa aur gading adalah nama suatu wilayah di kecamatan kerkap kabupaten bengkulu utara ini yang menurut riwayat beberapa tokoh masyarakat setempat pada jaman maja pahit masih, bernama Moyo yaitu empat orang anak ratu kencana unggut yang melarikan diri ke palembang kemudian berkedudukan di tanah SEKELAWI (rejang) adapun mereka berempat:
1) Biku sepanjang jiwo
2) Biku bembo
3) Biku benjenggo
4) Biku bermano
Di daerah rejang terdapat empat sukau (suku)
1) Sukau juru kalang
2) Sukau bermani/bermano
3) Sukau selupu
4) Sukau tubei
Kedatangan ke empat biku ke bangka hulu abad ke 14 (1350-1389). Biku bermano berkedudukan di kutei rukam dekat danau tes sekarang, biku bermano meninggal diganti anaknya bernama tahta tunggal terguling sakti, mempunyai sembilan anak.
Dan salah satunya adalah cikal bakal masyarakat aur gading (Muning) adalah GAJA MERIK. Berkedudukan di wilayah perbo dan aur gading. Gaja merik memiliki 2 orang anak.
1. Ilang dilanggar (perbo)
2. Ilang di Laman (aur gading)
Ilang di Laman menemukan bambu kuning (tumbuh sebatang, mati sebatang) dan pada saat itulah di abadikan menjadi nama desa yaitu AUR GADING diperkirakan pada tahun 1400 masehi yang terletak di dusun lamo aur gading yang sekarang dijadikan tempat makam Ilang Di Laman, dan sampai saat ini makam tersebut di anggap tmpat bersejarah khususnyabagi masyarakat aur gading dan sekitarnya dan keturunan sukau bermano.
Kebudayaan
1)Pernikahan
Sebelum proses pernikahan atau ijab kabul dilaksanakan ada beberapa tahapan yang harus dilaksaanakan terlebih dahulu. Proses/ tahapan itu adalah:
1. Besanak
Berunding dalam lingkungan keluarga dekat
2. Semakup asen
Pengumuman bahwa antara kedua belah pihak telah didapati sepakat dan resmi bertunangan
3. Basen temje sambia
Meminta bantuan sanak famili dan tetangga untuk mandirikan sambia (tarup/tenda)
4. Temje sambia/ balai
Mendirikan tenda/ tarup
5. Basen lai

6. Mutus asen
Dilakukan sesaat sebelum ijab kabul

1) Kematian
Pada acara kematian biasanya diadakan geritan, yaitu jenis hiburan yang diperuntukkan untuk menghibur satu keluarga yang mengalami kehilangan anggota keluarga. Geritan ini masih memiliki nilai mistik yang kuat jika dilakukan pada tengah malam biasanya tokoh yang diceritakan dalam geritan tersebut akan datang, tetapi menyerupai hewan-hewan piaraan kita. Karena isi dari geritan ini lebih banyak menceritakan seseorang dari hidup sampai meninggal.
3)Tarian

Tari Kejai
Tari Kejei merupakan kesenian rakyat rejang. Tarian tersebut dimainkan oleh para muda-mudi di pusat-pusat desa pada malam hari di tengah-tengah penerangan lampion. Kekhasan tari ini adalah alat-alat musik pengiringnya terbuat dari bambu, seperti kulintang, seruling dan gong. Tarian dimainkan sekelompok orang yang membentuk lingkaran dengan berhadap-hadapan searah menyerupai jarum jam.
Tarian ini pertama kali terlihat oleh seorang pedagang Pasee bernama Hassanuddin Al-Pasee yang berniaga ke negari Bengkulu pada tahun 1468 M, nagari yang dimaksud adalah di Daerah Kabupaten Bengkulu Utara (Lais hingga nagari Bintunan dan Ketahun, sekarang). Sebelumnya (1458) beliau belum menemui adanya tarian rakyat seperti itu, dan terakhir tarian rakyat yang meriah ini terlihat pada tahun 1485 M. Pedagang ini (Mualim Hassanuddin) menjadi raja pertama Kerajaan Islam Banten pada tahun 1481 M dengan sebutan Sultan Maulana Hassanuddin Al-Pasee, wafat dan dimakamkan di Desa Banten Lama pada tahun 1531 M Provinsi Banten. Keterangan lain adanya tari Kejai (Kejei) itu berasal dari Fhathahillah Al Pasee pada tahun 1532 M yang berkunjung ke Bengkulu, dan menyebutkan adanya tarian masal tersebut. Fhathahillah Al Pasee di Banten di kenal dengan sebutan Ratu Bagus Hang-Kei, juga dikenal dengan sapaan Sultan Maulana Syarief Hidayatullah Al Pasee (Raja Banten ke II yang memerintah pada tahun 1531 – 1570 M) dan Bengkulu adalag vasal Banten.
Tari Kejei dipercaya sudah ada sebelum kedatangan para biku dari Majapahit. Sejak para biku datang, alat musiknya diganti dengan alat dari logam, seperti yang digunakan sampai saat ini. Acara kejei dilakukan dalam masa yang panjang, bisa sampai 9 bulan, 3 bulan, 15 hari atau 3 hari berturut-turut.
Tari ini adalah tarian sakral yang diyakini masyarakat mengandung nilai-nilai mistik, sehingga hanya dilaksanakan masyarakat Rejang Lebong dalam acara menyambut para biku, perkawinan dan adat marga. Pelaksanaan tari ini disertai pemotongan kerbau atau sapi sebagai syaratnya.
Tarian Kejai Tarian ini merupakan kesenian rakyat yang dilakukan pada setiap musim panen raya datang, tarian tersebut dimainkan oleh para muda-mudi nagari di pusat-pusat desa pada malam hari, ditengah-tengah gemerlapan lampu Lampion (telong-telong).
4)Lagu
Lagu atau legau dalam masyarakat rejang biasanya menggambarkan kehidupan yang dialami baik oleh yang menyanyikan aupun masyarakat secara umum. Pada kebanyakan lagu, liriknya menyerupai pantun. Salha satu contoh lagu pada masyarakat rejang yang cukup terkenal adalah lagu Ting Be Deting.

Ting Be Deting

Ting bedeting tilainu eket
Eket besatang ngen buluak uai
Jibeak ko seding idupnu peset
Mandang ba senang neak kedong bilai

Putus ko tilai sekumbang padang
Putus ko nyabai tukuak ko malang

Ting be deting tilainu ando
Nemakku lipet ngen dawen sukei
Jibeakko seding idup sangsaro
Mandang ba senaang neak kedong bilai

Putus ko tilai sekumbang padang
Putus ko nyabai tukuak nu malang

Amen ku ‘namen repiye epet
Coa kumacang kedulo uai
Amen kunamen asen meleset
Deniyo iyo cenito cigai

Putus ko tilai sekumbang padang
Putus ko nyabai tukuak nu malang



5.Cerita rakyat
Cerita daerah dari kerkap
Selain tari kejai, di Kerkap juga terdapat beberapa cerita daerah yang konon masih dipercayai kebenarannya oleh sebagian penduduk. Sebut saja cerita “MUNING RAIB” yang ditulis oleh Jumirah Warlizasusi,s. Pd. Berdasarkan keterangan yang dikemukakan oleh Herman Firnandi,s. Sos. Keturunan ke lima belas dari si ‘muning raib’.
‘Muning raib’ adalah sebuah kisah yang bercerita tentang hilangnya seorang leluhur rejang. Secara garis besar ‘Muning Raib’ menuturkan tentang seorang pemuda bernama Malim Bagus dari keluarga Labar yang akan menikah, namun ia menikah bukan dengan manusia biasa,tetapi dengan makhluk halus berupa dewa. Pada saat diadakan upacara adat sang pengantin wanita harus menuang nasi dan sayur. Pada saat hendak menggambil sayur, istri Malim Bagus marah melihat sayur yang terdapat disitu adalah sayur rebung dan pakis karena kedua sayuran tersebut merupakan pantangan yang tidak boleh dilanggar baginya. Setelah itu istri Malim Bagus terbang ke angkasa. Karena begitu cintanya Malim Bagus peda istrinya ia pun menyusul istrinya tanpa memperdulikan orang tua, adik, dan para tamu menuju tempat yang diketahui sebagai tempat istana istri Malim Bagus yaitu bukit kaba. Setelah Malim pergi, masyarakat mentertawakan dan mengolok-olok tuan rumah karena anak mereka telah melarikan diri dan mempunyai menantu makhluk halus. Karena merasa dipermalukan, Labar mengajak 4 orang saudaranya (Latar, Sitar, Ali jayo, dan Ali menang) ke sebuah sungai di air duku. Disana mereka membakar kemenyan dan mengucapkan sumpah yang isinya “bujang gadis keturunan Labar dan ke empat saudaranya dilarang naik ke bukit kaba kecuali kalau sudah menikah” mereka mengambil keputusan berdasarkan peristiwa yang dialami Malim Bagus, selagi bujang pergi ke bukit kaba kemudian hilang dan menikah dengan makhluk halus. Mereka tidak menginginkan hal itu terjadi pada keturunan yang lain. Setelah mengucapkan sumpah, sesajian dihanyutkan ke sungai air duku. Hingga sekarang, mitos larangan bagi bujang gadis berasal dari dusun curup untuk menaiki bukit kaba masih berlaku, karena mereka takut melanggar larangan tersebut.

6.Hukum Adat
A.Adat dalam berpacaran
Masyarakat suku rejang dahulu terutama kuam muda atau bujang gadis dalam berpacaran (mediak) sangat sopan dan menjunjung tinggi nilai etika yang sangat baik.mereka berpacaran didalam rumah ditemani dengan tuan rumah dan duduk berhadapan dibatasi lampu teplok.

B.adat dalam meminang
Sebelum proses meminang dilaksanakan biasanya si bujang menitipkan suatu barang kepada ucu/wak yang rumahnya mereka tempati untuk mengecek/mediak barang tersebut diberikan tanpa sepengetahuan si gadis . jika memang sang gadis sudah siap untuk dipinang maka wak/ucu ini segera menemui orang tua sigadis.
C.adat asen panes (perundingan panas)
Dalam adat rejang juga dikenal dengan asen panes9perundingan panas0 yaitu :
1.bemaling
2.Menebo mbin lalau anak semulen tun ngan maco kidek

C.Adat denda
Kepada yang melakukan hal-hal yang melanggar adat istiadat rejang akan dikenakan denda adat. Denda adat dalam budaya rejang yaitu ;
1.menyuak iben mapar sayap
2.punjung sawo
3.punjung mei
4.uang
5.kain putiak
6.punjung mateak
7.mcik petabea
Penjelasan Umum

Revisi per 19 Desember 2011 09.46

kecamatan Kerkap

Kecamatan kerkap terletak di bagian selatan kota arga makmur, ibu kota kabupaten bengkulu utara. Kecmatan ini memiliki luas wilayah 55,35 km2. Kecamatan kerkap merupakan kecamatan dengn jumlah desa sebanyak 20 desa definitif dan 1 kelurahan. Jumlah penduduknya sebanyak 14.502 jiwa. Ibukota kecamatan kerkap terletak di kelurahan lubuk durian. Keadaan topografi kecamatan kerkap berbukit-bukit dan bayak lereng,ketinggian wilayah berkisar berkisar antara 1.000 – 11.500 meter diatas permukaan laut. Vegetasi yang tumbuh di wilayah kerkap sangat beragam mulai dari kyu hingga buah-buahan dan tanaman perkebunan.

Dikecamatan ini juga terdapat hutan lindung yang bertujuan untuk menjaga kelestarian alam. Sedangkan fauna yang banyak dijumpai di kecamatan kerkap diantaranya harimau sumatera, tapir, rusa, babi hutan, kambing hutan dan sebagainya

KETERANGAN DESA YANG DIJADIKAN BAHAN PENELITIAN

Keterangan Desa 1. Struktur desa Kepala desa : Rasman Basri Sekretaris desa : Darkatwi

2. Jumlah penduduk : 2.495 jiwa

3. Agama : Muslim/islam, kristen

4. Pendidikan  Pra sekolah : 758 orang  Sekolah dasar : 794 orang  SLTP : 516 orang  SLTA : 413 orang  Sarjana : 14 orang

5. Luas wilayah : 9.300 Ha

6. Lokasi Desa : kecamatan kerkap kabupaten bengkulu utara

7. Mata pencarian  Petani : 270 kk  Pedagang : 17 kk  PNS : 23 jiwa  Buruh : 136 jiwa Sejarah desa Desa aur gading adalah nama suatu wilayah di kecamatan kerkap kabupaten bengkulu utara ini yang menurut riwayat beberapa tokoh masyarakat setempat pada jaman maja pahit masih, bernama Moyo yaitu empat orang anak ratu kencana unggut yang melarikan diri ke palembang kemudian berkedudukan di tanah SEKELAWI (rejang) adapun mereka berempat: 1) Biku sepanjang jiwo 2) Biku bembo 3) Biku benjenggo 4) Biku bermano Di daerah rejang terdapat empat sukau (suku) 1) Sukau juru kalang 2) Sukau bermani/bermano 3) Sukau selupu 4) Sukau tubei Kedatangan ke empat biku ke bangka hulu abad ke 14 (1350-1389). Biku bermano berkedudukan di kutei rukam dekat danau tes sekarang, biku bermano meninggal diganti anaknya bernama tahta tunggal terguling sakti, mempunyai sembilan anak. Dan salah satunya adalah cikal bakal masyarakat aur gading (Muning) adalah GAJA MERIK. Berkedudukan di wilayah perbo dan aur gading. Gaja merik memiliki 2 orang anak. 1. Ilang dilanggar (perbo) 2. Ilang di Laman (aur gading) Ilang di Laman menemukan bambu kuning (tumbuh sebatang, mati sebatang) dan pada saat itulah di abadikan menjadi nama desa yaitu AUR GADING diperkirakan pada tahun 1400 masehi yang terletak di dusun lamo aur gading yang sekarang dijadikan tempat makam Ilang Di Laman, dan sampai saat ini makam tersebut di anggap tmpat bersejarah khususnyabagi masyarakat aur gading dan sekitarnya dan keturunan sukau bermano. Kebudayaan 1)Pernikahan Sebelum proses pernikahan atau ijab kabul dilaksanakan ada beberapa tahapan yang harus dilaksaanakan terlebih dahulu. Proses/ tahapan itu adalah: 1. Besanak Berunding dalam lingkungan keluarga dekat 2. Semakup asen Pengumuman bahwa antara kedua belah pihak telah didapati sepakat dan resmi bertunangan 3. Basen temje sambia Meminta bantuan sanak famili dan tetangga untuk mandirikan sambia (tarup/tenda) 4. Temje sambia/ balai Mendirikan tenda/ tarup 5. Basen lai

6. Mutus asen Dilakukan sesaat sebelum ijab kabul

1) Kematian Pada acara kematian biasanya diadakan geritan, yaitu jenis hiburan yang diperuntukkan untuk menghibur satu keluarga yang mengalami kehilangan anggota keluarga. Geritan ini masih memiliki nilai mistik yang kuat jika dilakukan pada tengah malam biasanya tokoh yang diceritakan dalam geritan tersebut akan datang, tetapi menyerupai hewan-hewan piaraan kita. Karena isi dari geritan ini lebih banyak menceritakan seseorang dari hidup sampai meninggal. 3)Tarian

Tari Kejai Tari Kejei merupakan kesenian rakyat rejang. Tarian tersebut dimainkan oleh para muda-mudi di pusat-pusat desa pada malam hari di tengah-tengah penerangan lampion. Kekhasan tari ini adalah alat-alat musik pengiringnya terbuat dari bambu, seperti kulintang, seruling dan gong. Tarian dimainkan sekelompok orang yang membentuk lingkaran dengan berhadap-hadapan searah menyerupai jarum jam. Tarian ini pertama kali terlihat oleh seorang pedagang Pasee bernama Hassanuddin Al-Pasee yang berniaga ke negari Bengkulu pada tahun 1468 M, nagari yang dimaksud adalah di Daerah Kabupaten Bengkulu Utara (Lais hingga nagari Bintunan dan Ketahun, sekarang). Sebelumnya (1458) beliau belum menemui adanya tarian rakyat seperti itu, dan terakhir tarian rakyat yang meriah ini terlihat pada tahun 1485 M. Pedagang ini (Mualim Hassanuddin) menjadi raja pertama Kerajaan Islam Banten pada tahun 1481 M dengan sebutan Sultan Maulana Hassanuddin Al-Pasee, wafat dan dimakamkan di Desa Banten Lama pada tahun 1531 M Provinsi Banten. Keterangan lain adanya tari Kejai (Kejei) itu berasal dari Fhathahillah Al Pasee pada tahun 1532 M yang berkunjung ke Bengkulu, dan menyebutkan adanya tarian masal tersebut. Fhathahillah Al Pasee di Banten di kenal dengan sebutan Ratu Bagus Hang-Kei, juga dikenal dengan sapaan Sultan Maulana Syarief Hidayatullah Al Pasee (Raja Banten ke II yang memerintah pada tahun 1531 – 1570 M) dan Bengkulu adalag vasal Banten. Tari Kejei dipercaya sudah ada sebelum kedatangan para biku dari Majapahit. Sejak para biku datang, alat musiknya diganti dengan alat dari logam, seperti yang digunakan sampai saat ini. Acara kejei dilakukan dalam masa yang panjang, bisa sampai 9 bulan, 3 bulan, 15 hari atau 3 hari berturut-turut. Tari ini adalah tarian sakral yang diyakini masyarakat mengandung nilai-nilai mistik, sehingga hanya dilaksanakan masyarakat Rejang Lebong dalam acara menyambut para biku, perkawinan dan adat marga. Pelaksanaan tari ini disertai pemotongan kerbau atau sapi sebagai syaratnya. Tarian Kejai Tarian ini merupakan kesenian rakyat yang dilakukan pada setiap musim panen raya datang, tarian tersebut dimainkan oleh para muda-mudi nagari di pusat-pusat desa pada malam hari, ditengah-tengah gemerlapan lampu Lampion (telong-telong). 4)Lagu Lagu atau legau dalam masyarakat rejang biasanya menggambarkan kehidupan yang dialami baik oleh yang menyanyikan aupun masyarakat secara umum. Pada kebanyakan lagu, liriknya menyerupai pantun. Salha satu contoh lagu pada masyarakat rejang yang cukup terkenal adalah lagu Ting Be Deting.

Ting Be Deting

Ting bedeting tilainu eket Eket besatang ngen buluak uai Jibeak ko seding idupnu peset Mandang ba senang neak kedong bilai

Putus ko tilai sekumbang padang Putus ko nyabai tukuak ko malang

Ting be deting tilainu ando Nemakku lipet ngen dawen sukei Jibeakko seding idup sangsaro Mandang ba senaang neak kedong bilai

Putus ko tilai sekumbang padang Putus ko nyabai tukuak nu malang

Amen ku ‘namen repiye epet Coa kumacang kedulo uai Amen kunamen asen meleset Deniyo iyo cenito cigai

Putus ko tilai sekumbang padang Putus ko nyabai tukuak nu malang


5.Cerita rakyat Cerita daerah dari kerkap Selain tari kejai, di Kerkap juga terdapat beberapa cerita daerah yang konon masih dipercayai kebenarannya oleh sebagian penduduk. Sebut saja cerita “MUNING RAIB” yang ditulis oleh Jumirah Warlizasusi,s. Pd. Berdasarkan keterangan yang dikemukakan oleh Herman Firnandi,s. Sos. Keturunan ke lima belas dari si ‘muning raib’. ‘Muning raib’ adalah sebuah kisah yang bercerita tentang hilangnya seorang leluhur rejang. Secara garis besar ‘Muning Raib’ menuturkan tentang seorang pemuda bernama Malim Bagus dari keluarga Labar yang akan menikah, namun ia menikah bukan dengan manusia biasa,tetapi dengan makhluk halus berupa dewa. Pada saat diadakan upacara adat sang pengantin wanita harus menuang nasi dan sayur. Pada saat hendak menggambil sayur, istri Malim Bagus marah melihat sayur yang terdapat disitu adalah sayur rebung dan pakis karena kedua sayuran tersebut merupakan pantangan yang tidak boleh dilanggar baginya. Setelah itu istri Malim Bagus terbang ke angkasa. Karena begitu cintanya Malim Bagus peda istrinya ia pun menyusul istrinya tanpa memperdulikan orang tua, adik, dan para tamu menuju tempat yang diketahui sebagai tempat istana istri Malim Bagus yaitu bukit kaba. Setelah Malim pergi, masyarakat mentertawakan dan mengolok-olok tuan rumah karena anak mereka telah melarikan diri dan mempunyai menantu makhluk halus. Karena merasa dipermalukan, Labar mengajak 4 orang saudaranya (Latar, Sitar, Ali jayo, dan Ali menang) ke sebuah sungai di air duku. Disana mereka membakar kemenyan dan mengucapkan sumpah yang isinya “bujang gadis keturunan Labar dan ke empat saudaranya dilarang naik ke bukit kaba kecuali kalau sudah menikah” mereka mengambil keputusan berdasarkan peristiwa yang dialami Malim Bagus, selagi bujang pergi ke bukit kaba kemudian hilang dan menikah dengan makhluk halus. Mereka tidak menginginkan hal itu terjadi pada keturunan yang lain. Setelah mengucapkan sumpah, sesajian dihanyutkan ke sungai air duku. Hingga sekarang, mitos larangan bagi bujang gadis berasal dari dusun curup untuk menaiki bukit kaba masih berlaku, karena mereka takut melanggar larangan tersebut.

6.Hukum Adat A.Adat dalam berpacaran Masyarakat suku rejang dahulu terutama kuam muda atau bujang gadis dalam berpacaran (mediak) sangat sopan dan menjunjung tinggi nilai etika yang sangat baik.mereka berpacaran didalam rumah ditemani dengan tuan rumah dan duduk berhadapan dibatasi lampu teplok.

B.adat dalam meminang Sebelum proses meminang dilaksanakan biasanya si bujang menitipkan suatu barang kepada ucu/wak yang rumahnya mereka tempati untuk mengecek/mediak barang tersebut diberikan tanpa sepengetahuan si gadis . jika memang sang gadis sudah siap untuk dipinang maka wak/ucu ini segera menemui orang tua sigadis. C.adat asen panes (perundingan panas) Dalam adat rejang juga dikenal dengan asen panes9perundingan panas0 yaitu : 1.bemaling 2.Menebo mbin lalau anak semulen tun ngan maco kidek

C.Adat denda Kepada yang melakukan hal-hal yang melanggar adat istiadat rejang akan dikenakan denda adat. Denda adat dalam budaya rejang yaitu ; 1.menyuak iben mapar sayap 2.punjung sawo 3.punjung mei 4.uang 5.kain putiak 6.punjung mateak 7.mcik petabea Penjelasan Umum