Lompat ke isi

Kabupaten Kampar: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
[revisi terperiksa][revisi tidak terperiksa]
Konten dihapus Konten ditambahkan
VoteITP (bicara | kontrib)
→‎Geografi: merapikan
Putra kampar (bicara | kontrib)
Baris 110: Baris 110:


== Demografi ==
== Demografi ==
Jumlah penduduk Kabupaten Kampar tahun 2009 tercatat 679,285 orang yang terdiri dari penduduk laki-laki 351,793 jiwa (52.49 persen) dan wanita 327,492 jiwa (47,51 persen). Ratio jenis kelamin (perbandingan penduduk laki-laki dengan penduduk perempuan) adalah 109. Penduduk Kampar asli adalah bersuku Minang yang kerap menyebut diri mereka sebagai Oughang Kampar. Mereka tersebar di sebagian besar wilayah Kampar. Secara sejarah, etnis, adat istiadat, dan budaya mereka sangat dekat dengan adat Minangkabau di Sumatera Barat, khususnya di daerah Lima Puluh Koto. Hal ini terjadi karena wilayah Kampar baru terpisah dari Ranah Minang sejak masa penjajahan Jepang di tahun 1942. Menurut H.Takahashi dalam bukunya Japan and Eastern Asia, 1953, Pemerintahan Militer Kaigun di Sumatera memasukkan Kampar ke dalam wilayah Riau Shio sebagai bagian dari strategi pertahanan teritorial militer di pantai Timur Sumatera.
Jumlah penduduk Kabupaten Kampar tahun 2009 tercatat 679,285 orang yang terdiri dari penduduk laki-laki 351,793 jiwa (52.49 persen) dan wanita 327,492 jiwa (47,51 persen). Ratio jenis kelamin (perbandingan penduduk laki-laki dengan penduduk perempuan) adalah 109. Penduduk Kampar asli menyebut diri mereka sebagai Ughang Kampar. Menurut H.Takahashi dalam bukunya Japan and Eastern Asia, 1953, Pemerintahan Militer Kaigun di Sumatera memasukkan Kampar ke dalam wilayah Riau Shio sebagai bagian dari strategi pertahanan teritorial militer di pantai Timur Sumatera.


Selanjutnya sedikit etnis Melayu yang pada umumnya bermukim di sekitar perbatasan Timur yang berbatasan dengan Siak dan Pelalawan. Umumnya berasal dari keturunan pendatang dari sekitar Siak dan Pelalawan. Diikuti oleh pendatang etnis Jawa yang sebagian telah menetap di Kampar sejak masa penjajahan dan masa kemerdekaan melalui program transmigrasi nasional. Mereka tersebar di seluruh wilayah Kampar, terutama di sentra-sentra pemukiman transmigrasi. Selain itu dalam jumlah yang signifikan para pendatang bersuku Minangkabau lainnya asal Sumatera Barat yang umumnya berprofesi sebagai pedagang dan pengusaha. Didapati pula penduduk perantau beretnis Batak asal Sumatera Utara dalam jumlah yang cukup besar, dan etnis-etnis lainnya dari berbagai wilayah Indonesia dalam jumlah yang relatif kecil. Pada umumnya bekerja sebagai buruh di sektor-sektor perkebunan dan jasa lainnya.
Selanjutnya sedikit etnis Melayu yang pada umumnya bermukim di sekitar perbatasan Timur yang berbatasan dengan Siak dan Pelalawan. Umumnya berasal dari keturunan pendatang dari sekitar Siak dan Pelalawan. Diikuti oleh pendatang etnis Jawa yang sebagian telah menetap di Kampar sejak masa penjajahan dan masa kemerdekaan melalui program transmigrasi nasional. Mereka tersebar di seluruh wilayah Kampar, terutama di sentra-sentra pemukiman transmigrasi. Selain itu dalam jumlah yang signifikan para pendatang bersuku Minangkabau lainnya asal Sumatera Barat yang umumnya berprofesi sebagai pedagang dan pengusaha. Didapati pula penduduk perantau beretnis Batak asal Sumatera Utara dalam jumlah yang cukup besar, dan etnis-etnis lainnya dari berbagai wilayah Indonesia dalam jumlah yang relatif kecil. Pada umumnya bekerja sebagai buruh di sektor-sektor perkebunan dan jasa lainnya.

Revisi per 10 April 2012 07.51

Kabupaten Kampar
Daerah tingkat II
Motto: 
Negeri Serambi Mekah
Peta
Kabupaten Kampar di Sumatra
Kabupaten Kampar
Kabupaten Kampar
Peta
Kabupaten Kampar di Indonesia
Kabupaten Kampar
Kabupaten Kampar
Kabupaten Kampar (Indonesia)
Koordinat: 0°18′49″N 101°01′07″E / 0.3136°N 101.0185°E / 0.3136; 101.0185
Negara Indonesia
ProvinsiRiau
Ibu kotaBangkinang
Jumlah satuan pemerintahan
Daftar
  • Kecamatan: 21
  • Kelurahan: 207
Pemerintahan
 • BupatiH. Jefri Noer
Luas
 • Total27.908,32 km2 (1,077,546 sq mi)
Populasi
 • Total750.000
 • Kepadatan0,27/km2 (0,70/sq mi)
Demografi
Zona waktuUTC+07:00 (WIB)
Kode BPS
1406 Edit nilai pada Wikidata
Kode area telepon+62 762
Kode Kemendagri14.01 Edit nilai pada Wikidata
DAURp. 440.702.230.500,-
Situs webkamparkab.go.id

Kabupaten Kampar adalah salah satu kabupaten di Provinsi Riau, Indonesia.

Di samping julukan Bumi Sarimadu, Kabupaten Kampar yang beribukota di Bangkinang ini juga dikenal dengan julukan Serambi Mekkah di Provinsi Riau.

Geografi

Kabupaten Kampar dengan luas lebih kurang 27.908,32 km² merupakan daerah yang terletak antara 1°00’40” Lintang Utara sampai 0°27’00” Lintang Selatan dan 100°28’30” – 101°14’30” Bujur Timur. Batas-batas daerah Kabupaten Kampar adalah sebagai berikut :

Utara Kabupaten Rokan Hulu dan Kabupaten Bengkalis
Timur Kota Pekanbaru, Kabupaten Siak dan Kabupaten Pelalawan
Selatan Kabupaten Kuantan Singingi
Barat Kabupaten Lima Puluh Kota (Provinsi Sumatera Barat)

Kabupaten Kampar dilalui oleh dua buah sungai besar dan beberapa sungai kecil, di antaranya Sungai Kampar yang panjangnya ± 413,5 km dengan kedalaman rata-rata 7,7 m dan lebar rata-rata 143 meter. Seluruh bagian sungai ini termasuk dalam Kabupaten Kampar yang meliputi Kecamatan XIII Koto Kampar, Bangkinang, Bangkinang Barat, Kampar, Siak Hulu, dan Kampar Kiri. Kemudian Sungai Siak bagian hulu yakni panjangnya ± 90 km dengan kedalaman rata-rata 8 – 12 m yang melintasi kecamatan Tapung. Sungai-sungai besar yang terdapat di Kabupaten Kampar ini sebagian masih berfungsi baik sebagai sarana perhubungan, sumber air bersih, budi daya ikan, maupun sebagai sumber energi listrik (PLTA Koto Panjang).

Kabupaten Kampar pada umumnya beriklim tropis, suhu minimum terjadi pada bulan November dan Desember yaitu sebesar 21°C. Suhu maksimum terjadi pada Juli dengan temperatur 35°C. Jumlah hari hujan pada tahun 2009, yang terbanyak adalah di sekitar Bangkinang Seberang dan Kampar Kiri.

Pemerintahan

Kabupaten Kampar pada awalnya berada dalam Provinsi Sumatera Tengah, dibentuk berdasarkan Undang-undang Nomor 12 tahun 1956 dengan ibu kota Bangkinang. Kemudian masuk wilayah Provinsi Riau, pada awalnya Kabupaten Kampar terdiri dari 19 kecamatan dengan dua Pembantu Bupati sesuai dengan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Riau Nomor : KPTS. 318VII1987 tanggal 17 Juli 1987. Pembantu Bupati Wilayah I berkedudukan di Pasir Pangarayan dan Pembantu Bupati Wilayah II di Pangkalan Kerinci. Pembantu Bupati Wilayah I mengkoordinir wilayah Kecamatan Rambah, Tandun, Rokan IV Koto, Kunto Darussalam, Kepenuhan, dan Tambusai. Pembantu Bupati Wilayah II mengkoordinir wilayah Kecamatan Langgam, Pangkalan Kuras, Bunut, dan Kuala Kampar. Sedangkan kecamatan lainnya yang tidak termasuk wilayah pembantu Bupati wilayah I & II berada langsung di bawah koordinator Kabupaten.

Pada pemilu yang dilaksanakan pada Oktober 2006, Drs. H. Burhanuddin Husin, M.M., terpilih sebagai bupati untuk periode 2006-2011.

Bupati Kampar
Nama Periode
Ali Lubis s/d Maret 1958
Abdul Muis Datuk Rangkayo Marajo s/d September 1958
Datuk Wan Abdul Rahman s/d Oktober 1959
Datuk Harunsyah 2 Januari 1960 - 11 Februari 1965
Tengku Muhammad 11 November 1965 - 17 Mei 1967
Raden Soebrantas Siswanto 18 Mei 1967 - 18 September 1978
A. Makahamid, S.H. 7 September 1978 - 14 Pebruari 1979
Sartono Hadisumarto 14 Pebruari 1979 - 14 Pebruari 1984
Syarifuddin 28 Mei 1984 - 3 Oktober 1986
H. Saleh Djasit, S.H. April 1986 - 03 April 1996
H. M. Azaly Djohan, S.H. 3 April 1996 - 4 Nopember 1996
Drs. H. Beng Sabli 4 Nopember 1996 - 5 April 2001
Drs. H. Syawir Hamid 5 April 2001 - 23 Nopember 2001
H. Jefri Noer 23 Nopember 2001 - 25 Maret 2004
H. Rusli Zainal 25 Maret 2004 - 23 September 2005
H. Jefri Noer 23 September 2005 - 23 November 2006
Drs. H. Burhanuddin Husin, M.M. 23 November 2006 - 10 Desermber 2011
H. Jefri Noer 11 Desermber 2011 - sekarang
Sumber:[1]

Kecamatan

Saat ini (tahun 2006), Kabupaten Kampar memiliki 21 kecamatan, sebagai hasil pemekaran dari 12 kecamatan sebelumnya. Kedua puluh satu kecamatan tersebut (beserta ibu kota kecamatan) adalah:

  1. Bangkinang (ibu kota: Bangkinang).
  2. Bangkinang Barat (ibu kota: Kuok).
  3. Bangkinang Seberang (ibu kota: Muara Uwai).
  4. Gunung Sahilan (ibu kota: Kebun Durian).
  5. Kampar (ibu kota: Air Tiris).
  6. Kampar Kiri (ibu kota: Lipat Kain).
  7. Kampar Kiri Hilir (ibu kota: Sei.Pagar).
  8. Kampar Kiri Hulu (ibu kota: Gema).
  9. Kampar Timur (ibu kota: Kampar).
  10. Kampar Utara (ibu kota: Desa Sawah).
  11. Perhentian Raja (ibu kota: Pantai Raja).
  12. Rumbio Jaya (ibu kota: Teratak).
  13. Salo (ibu kota: Salo).
  14. Siak Hulu (ibu kota: Pangkalanbaru).
  15. Tambang (ibu kota: Sei.Pinang).
  16. Tapung (ibu kota: Petapahan).
  17. Tapung Hilir (ibu kota: Pantai Cermin).
  18. Tapung Hulu (ibu kota: Sinama Nenek).
  19. XIII Koto Kampar (ibu kota: Batu Besurat).
  20. Kampar Kiri Tengah (ibu kota: Simalinyang).
  21. Koto Kampar Hulu (ibukota: Tanjung)

Demografi

Jumlah penduduk Kabupaten Kampar tahun 2009 tercatat 679,285 orang yang terdiri dari penduduk laki-laki 351,793 jiwa (52.49 persen) dan wanita 327,492 jiwa (47,51 persen). Ratio jenis kelamin (perbandingan penduduk laki-laki dengan penduduk perempuan) adalah 109. Penduduk Kampar asli menyebut diri mereka sebagai Ughang Kampar. Menurut H.Takahashi dalam bukunya Japan and Eastern Asia, 1953, Pemerintahan Militer Kaigun di Sumatera memasukkan Kampar ke dalam wilayah Riau Shio sebagai bagian dari strategi pertahanan teritorial militer di pantai Timur Sumatera.

Selanjutnya sedikit etnis Melayu yang pada umumnya bermukim di sekitar perbatasan Timur yang berbatasan dengan Siak dan Pelalawan. Umumnya berasal dari keturunan pendatang dari sekitar Siak dan Pelalawan. Diikuti oleh pendatang etnis Jawa yang sebagian telah menetap di Kampar sejak masa penjajahan dan masa kemerdekaan melalui program transmigrasi nasional. Mereka tersebar di seluruh wilayah Kampar, terutama di sentra-sentra pemukiman transmigrasi. Selain itu dalam jumlah yang signifikan para pendatang bersuku Minangkabau lainnya asal Sumatera Barat yang umumnya berprofesi sebagai pedagang dan pengusaha. Didapati pula penduduk perantau beretnis Batak asal Sumatera Utara dalam jumlah yang cukup besar, dan etnis-etnis lainnya dari berbagai wilayah Indonesia dalam jumlah yang relatif kecil. Pada umumnya bekerja sebagai buruh di sektor-sektor perkebunan dan jasa lainnya.

Kecamatan yang paling padat penduduknya adalah Kecamatan Kampar yaitu 333 jiwa/Km2, diikuti oleh Kecamatan Kampar Utara 226 jiwa/Km2. Selain itu lima kecamatan yang agak padat penduduknya berada di Kecamatan Rumbio Jaya, Bangkinang, Bangkinang Barat, Perhentian Raja, dan Kampar Timur, masing –masing 216 jiwa/Km2, 191 jiwa/Km2, 158 jiwa/Km2, 154 dan 131 jiwa/Km2. Sedangkan dua kecamatan yang relatif jarang penduduknya yaitu Kecamatan Kampar Kiri Hulu dengan kepadatan 9 jiwa/Km2 dan Kampar Kiri Hilir dengan 13 jiwa/Km2.

Sebagian besar penduduk (67.22%) bekerja di sektor pertanian, perkebunan, dan kehutanan. Hanya sebagian kecil (0.22%) yang bekerja di sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih, disamping pemerintahan. Sebagai salah satu daerah terluas di Provinsi Riau, Kabupaten Kampar secara berkelanjutan melakukan peningkatan fasilitas dan infrastruktur seperti jaringan jalan raya (1.856,56 km), jaringan listrik (72,082 KWH) dengan 5 unit pembangkit tenaga diesel Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) di Koto Panjang yang memproduksi energi dengan kapasitas tersambung sebesar 114,240 KWH. Fasilitas lain yang juga telah tersedia antara lain layanan telekomunikasi (telepon kabel, telepon selular, dan jaringan internet) dan jaringan air bersih dengan kapasitas produksi sebesar 1,532,284 m³.

Penduduk Kabupaten Kampar mayoritas beragama Islam, diikuti oleh Protestan, Katolik, Budha, dan Hindu. Jumlah pemeluk agama yang paling banyak adalah pemeluk agama Islam yang jumlahnya hampir 90% dari total pemeluk agama di seluruh wilayah Kabupaten Kampar, selanjutnya pemeluk agama Kristen yang terbanyak kedua sebanyak 63.557 orang atau 8,6%. Pemeluk agama Islam yang terbanyak berada di Kecamatan Siak Hulu yaitu sebanyak 63.511 orang. Meski pada umumnya semua Kecamatan di Kabupaten Kampar adalah mayoritas beragama Islam.

Perekonomian

Kabupaten Kampar mempunyai banyak potensi yang masih dapat dimanfaatkan, terutama di bidang pertanian dan perikanan darat.

Pertanian

Bidang pertanian seperti kelapa sawit dan karet yang merupakan salah satu tanaman yang sangat cocok buat lahan yang ada di Kabupaten kampar.

Perkebunan

Khusus perkebunan perkebunan sawit untuk saat ini Kabupaten Kampar mempunyai luas lahan 241,5 ribu hektare dengan potensi crude palm oil (CPO) sebanyak 966 ribu ton.

Perikanan

Di bidang perikanan budidaya ikan patin yang dikembangkan melalui keramba (kolam ikan berupa rakit) di sepanjang sungai kampar, ini terlihat banyaknya keramba yang berjejer rapi di sepanjang sungai kampardan adanya kerjasama antara Pemda Kampar dengan PT. Benecom dengan jumlah investasi Rp. 30 miliar yang mana kedepannya Kampar akan menjadi sentra ikan patin dengan produksi 220 ton per hari.

Pariwisata dan Budaya

Di segi pariwisata Kabupaten Kampar juga tidak kalah dengan daerah-daerah lainnya, seperti Candi Muara Takus yang merupakan peninggalan Kerajaan Sriwijaya, namun untuk saat ini Pemda Kampar belum memaksimalkan pengelolaannya menjadi tujuan wisatawan, mandi "balimau bakasai" tradisi ini adalah mandi membersihkan diri di Sungai Kampar untuk menyambut bulan suci Ramadhan. "Ma'awuo ikan" ini adalah menangkap ikan secara bersama-sama (ikan larangan) setahun sekali, ini berada di danau Bokuok (Kecamatan Tambang) dan Sungai Subayang di Desa Domo (Kecamatan Kampar Kiri Hulu).

Kampar sangat identik dengan sebutan Kampar Limo Koto dan dahulunya merupakan bagian dari Pagaruyung. Limo Koto terdiri dari Kuok, Salo, Bangkinang, Air Tiris dan Rumbio. Terdapat banyak persukuan yang masih dilestarikan hingga kini. Konsep adat dan tradisi persukuannya sama dengan konsep Minang khususnya di Luhak Limopuluah. Bahasa sehari-hari warga Limo Koto, adalah Bahasa Ocu salah satu varian dialek dari bahasa Minang, mirip dengan bahasa di Lima Puluh Koto. Bahasa ini berlainan aksen dengan Bahasa Minangkabau yang dipakai oleh masyarakat Agam, Solok, Pariaman, dan Padang. Di samping itu, Kampar Limo Koto juga memiliki semacam alat musik tradisional, yaitu Calempong dan Oguong.

Rujukan

  1. ^ www.kamparkab.go.id Pemerintahan (diakses pada 10 April 2012)

Kepustakaan

  • Sejarah daerah Riau, Proyek Penelitian dan Pencatatan Kebudayaan Daerah, Pusat Penelitian Sejarah dan Budaya, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1977.

Pranala luar