Lompat ke isi

Kepodang kuduk-hitam: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Adi.akbartauhidin (bicara | kontrib)
+
Ariefrahman (bicara | kontrib)
Baris 20: Baris 20:


== Dalam kebudayaan ==
== Dalam kebudayaan ==
Burung kepudang kuduk-hitam dikenal dalam [[budaya Jawa]], khususnya [[Jawa Tengah]]. Spesies ini dijadikan [[fauna]] identitas Jawa Tengah. Burung ini juga sering dipergunakan untuk tradisi ''[[mitoni]]'' (tradisi tujuh bulan kehamilan).{{sfn|Hermawan|2012|pp=117-118}} Kepudang ini mendapat banyak sebutan dari masyarakat [[nusantara]], yaitu bincarung ([[Bahasa Sunda|Sunda]]), gantialuh (oleh beberapa daerah di [[Sumatra]]) dan gulalahe (masyarakat [[Sulawesi]]).{{sfn|Hermawan|2012|p=117}}
Burung kepudang kuduk-hitam dikenal dalam [[budaya Jawa]], khususnya [[Jawa Tengah]]. Spesies ini dijadikan [[Daftar fauna identitas provinsi di Indonesia|fauna identitas]] Jawa Tengah. Burung ini juga sering dipergunakan untuk tradisi ''[[mitoni]]'' (tradisi tujuh bulan kehamilan).{{sfn|Hermawan|2012|pp=117-118}} Kepudang ini mendapat banyak sebutan dari masyarakat [[nusantara]], yaitu bincarung ([[Bahasa Sunda|Sunda]]), gantialuh (oleh beberapa daerah di [[Sumatra]]) dan gulalahe (masyarakat [[Sulawesi]]).{{sfn|Hermawan|2012|p=117}}


==Galeri==
==Galeri==

Revisi per 20 Desember 2012 20.59

Kepudang kuduk-hitam
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan:
Filum:
Kelas:
Ordo:
Famili:
Genus:
Spesies:
O. chinensis
Nama binomial
Oriolus chinensis
Linnaeus, 1766
Sinonim

Oriolus indicus

Kepudang kuduk-hitam (Oriolus chinensis) atau kepudang kapas[2] adalah spesies burung dari keluarga Oriolidae, dari genus Oriolus. Burung ini memiliki habitat di hutan terbuka, hutan sekunder, hutan mangrove, perkebunan, pedesaan, tersebar sampai ketinggian 1.600 mdpl.

Dalam kebudayaan

Burung kepudang kuduk-hitam dikenal dalam budaya Jawa, khususnya Jawa Tengah. Spesies ini dijadikan fauna identitas Jawa Tengah. Burung ini juga sering dipergunakan untuk tradisi mitoni (tradisi tujuh bulan kehamilan).[3] Kepudang ini mendapat banyak sebutan dari masyarakat nusantara, yaitu bincarung (Sunda), gantialuh (oleh beberapa daerah di Sumatra) dan gulalahe (masyarakat Sulawesi).[4]

Galeri

Referensi

  1. ^ BirdLife International (2012). "Oriolus chinensis". IUCN Red List of Threatened Species. Version 2012.1. International Union for Conservation of Nature. Diakses tanggal 16 July 2012. 
  2. ^ Turut 2010, hlm. 86.
  3. ^ Hermawan 2012, hlm. 117-118.
  4. ^ Hermawan 2012, hlm. 117.

Bacaan

  • Hermawan, Rudi (2012). Rahasia Sukses Mencetak 50 Jenis Burung Kicau (dalam bahasa Indonesia). Yogyakarta: Pustaka Baru Press. ISBN 978-602-99884-8-4 Periksa nilai: checksum |isbn= (bantuan). 
  • Turut, Rusli (2010). Memelihara 42 Burung Ocehan Populer (dalam bahasa Indonesia). Jakarta: Penebar Swadaya. ISBN 979-002-442-8.