Lompat ke isi

Jual beli istri (kebiasaan Inggris): Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
EmausBot (bicara | kontrib)
k Bot: Migrasi 13 pranala interwiki, karena telah disediakan oleh Wikidata pada item d:Q1994709
Baris 70: Baris 70:
{{link FA|sv}}
{{link FA|sv}}
{{Link GA|ru}}
{{Link GA|ru}}

[[ar:بيع الزوجة في بريطانيا]]
[[cs:Prodej manželky]]
[[en:Wife selling (English custom)]]
[[es:Venta de esposas]]
[[fr:Vente d'épouse en Angleterre]]
[[pl:Sprzedawanie żon]]
[[pt:Venda de esposas]]
[[ru:Продажа жены в Англии]]
[[si:භාර්යාව විකිණීම (එංගලන්ත චාරිත්‍රය)]]
[[sv:Hustruförsäljning]]
[[tr:Zevce satışı]]
[[vi:Bán vợ]]
[[zh:販妻]]

Revisi per 5 April 2013 21.38

A colour illustration of a market scene. A woman is attached to one of 13 men, who stand on either side of a wooden fence, looking at her with various expressions of glee on their faces. A drummer boy, in military costume, beats a large drum. Two dogs stand in the dirt. One of the men holds what appears to be a mug of ale. The woman stands proudly, one arm bent toward her waist, and has a smirk on her face. To the extreme right, in the back of the scene, another woman appears shocked by the drama before her.
Menjual Istri (1812-1814), oleh Thomas Rowlandson. Lukisan itu memberikan kepada penonton kesan bahwa istri adalah pihak yang bersedia untuk dijual, dimana adalah "hubungan genial" ditandai dengan gelak tawa.[1]

Kebiasaan Inggris untuk menjual istri ini adalah cara mengakhiri pernikahan yang tidak berhasil dengan kesepakatan bersama ini kemungkinan dimulai pada akhir abad 17, ketika praktek perceraian adalah sesuatu yang tidak mungkin untuk semua orang kecuali untuk kalangan kaya raya. Setelah memamerkan istrinya dengan tali di lehernya, lengan, atau pinggang, suami akan menawarkan ke publik dan melakukan lelang ke penawar tertinggi. prakti Menjual istri menjadi latar belakang untuk sebuah novel karangan Thomas Hardy, yang berjudul The Mayor of Casterbridge, di mana karakter sentral menjual istrinya sendiri pada awal cerita, suatu tindakan yang akan menghantui dirinya seumur hidup, dan pada akhirnya menghancurkan dirinya.

Meskipun kebiasaan ini tidak mempunyai dasar hukum yang nyata dan secara berulang-ulang berakhir dengan tuntutan hukum, terutama pada pertengahan abad ke-19 dan seterusnya, sikap para aparat berwenang pada waktu itu terkesan samar-samar atau kurang tegas. Namum setidaknya ketika pada awal abad ke-19 hakim memberikan pernyataan yang tercatat bahawa dia tidak dapat mennghalangi adanya praktik kebiasaan menjual istri dan pada suatu ketika ada suatu kasus didaerah setempat yang dituntut Undang-Undang Komisioner Masyarakat Miskin yang memaksa seorang suami untuk menjual istrinya sendiri daripada menjaga keutuhan keluarganya dan hidup di penampungan tunawisma.

Praktek penjualan istri berlangsung hingga awal abal ke-20. Menurut seorang saksi dan sejarawan James Bryce menulis pada tahun tahun 1901 bahwa praktik penjualan istri masih dilasksanakan hingga waktu itu. Dari salah satu kasus yang terakhir di laporkan dari praktik penjualan istri di Inggris, seorang perempuaan memberikan kesaksian di pengadilan kota Leeds pada tahun 1913 mengklaim bahwa dia di jual kepada salah satu teman suaminya seharga £1.

Latar belakang

Penjualan istri adalah suatu bentuk ritual yang berasal dari "tradisi penemuan" yang awalnya berasal pada akhir abad ke-17, meskipunada sebuah perhitungan bahwa pada tahun 1302 ada seseorang yang "memberikan istrinya kepada pria lain dengan menggunkaan akta". Kemudian dengan meningkatnya popularitas suratkabar, pratik ini menjadi laporan yang sering di beritakan pada pertengahan kedua abad ke-18. Disebuah syair abad ke-20 seorang penulis Courtney Kenny, upacara ini adalah "sebuah budaya yang berakar cukup dalam untuk menunjukkan bahwa tidak ada di asal-usul baru". Tertulis di tahun 1901 dengan subjek penjualan istri, James bryce menyatakan bahwa "tidak ada jejak di semua hukum kita(hukum Inggris) yang membenarkan", tetapi dia mengamati bahwa " semua orang mendengar kabar tentang kebiasan yang aneh menjual istri, yang mana masih tetap di lakukan diantara kelas menengah kebawah di Inggris".

Pernikahan

Hingga ketika UU Pernikahan Tahun 1753 (Marriage Act 1753) disahkan, sebelumnya pada sebuah upacara pernikahan formaldi Inggris, seorang pendeta tidak menjadi persyaratan hukum dan juga tidak butuh untuk diregistrasikan. Pernikahan hanya membutuhkan Sebuah persetujuan dari kedua belah pihak yang ingin bersatu, selama mereka berdua memenuhi persyaratan umur yang diperbolehkan dan di akui, dimana untuk perempuan minimal berumur 12 tahun dan untuk laki-laki minimal berumur 14 tahun. Seorang wanita ketika menikah akan memiliki kedudukan yang lebih rendah dibandingkan suaminya, pasangan suami dan istri menjadi suatu satu kesatuan yang diakui, sebuah pengakuan status yang disebut juga dengan kedudukan wanita bersuami (Coverture). Sebagai mana seorang hakim terkenal dari Inggris yang bernama Sir William Blackstone pada tahun 1753 menuliskan: " untuk semua atau pengakuan terhadap wanita , keberadaannya di tangguhkan saat pernikahan, atau setidaknya dikonsolidasikan dan dimasukkan ke dalam hak suaminya: yang menjadi kewajiban, penjagaan dan perlindungan, apapun yang wanita butuhkan". Seorang wanita yang menikah tidak memiliki hak untuk memiliki harta properti dan mereka sendiri adalah milik suami mereka.

Perpisahan

Terdapat lima metode yang diketahui untuk memutus keberadaan hubungan pernikahan pada awal masa periode moderen dari sejarah Inggris.

Penjualan

Pertengahan abad ke-19

Tempat

Distribusi dan simbolisme

Mengubah sikap

Referensi

Catatan kaki
Catatan
  1. ^ Vaessen, Rachel Anne (2006), Humour, Halters and Humiliation: Wife Sale as Theatre and Self-divorce (thesis) (pdf), ir.lib.sfu.ca, diakses tanggal 18 December 2009 
Bibliografi

Pranala luar

Templat:Link FA Templat:Link FA Templat:Link GA