Lompat ke isi

Perumpamaan harta terpendam: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
ZéroBot (bicara | kontrib)
k r2.7.1) (bot Menambah: ca:Paràbola del tresor amagat
EmausBot (bicara | kontrib)
k Bot: Migrasi 10 pranala interwiki, karena telah disediakan oleh Wikidata pada item d:Q927207
Baris 24: Baris 24:
[[Kategori:Injil Matius]]
[[Kategori:Injil Matius]]
[[Kategori:Yesus]]
[[Kategori:Yesus]]

[[ca:Paràbola del tresor amagat]]
[[de:Der Schatz im Acker]]
[[en:Parable of the Hidden Treasure]]
[[fr:Parabole du trésor caché]]
[[pt:Parábola do Tesouro Escondido]]
[[sh:Priča o skrivenom blagu]]
[[sr:Прича о скривеном благу]]
[[ta:புதையல் உவமை]]
[[vi:Dụ ngôn Kho báu]]
[[zh:藏寶的比喻]]

Revisi per 6 April 2013 00.09

"Harta terpendam", karya John Everett Millais, 1864

Perumpamaan tentang harta terpendam adalah sebuah perumpamaan yang diajarkan oleh Yesus kepada murid-muridnya. Kisah ini tercantum di dalam Matius 13:44. Perumpamaan ini merupakan salah satu perumpamaan terpendek yang digunakan Tuhan Yesus. Perumpamaan ini memiliki persamaan dengan perumpamaan mutiara yang berharga yang dicatat di ayat berikutnya.

Harta terpendam

Hal Kerajaan Sorga itu seumpama harta yang terpendam di ladang, yang ditemukan orang, lalu dipendamkannya lagi. Oleh sebab sukacitanya pergilah ia menjual seluruh miliknya lalu membeli ladang itu.

Penjelasan

Lukisan Rembrandt tentang perumpamaan harta terpendam

Perlambangan Kerajaan Sorga seperti harta yang terpendam bermakna bahwa tidak semua orang menyadari akan keberadaan Kerajaan Sorga tersebut. Hanya orang yang mau menggali atau mencari tahulah yang menyadari keberadaannya. Orang yang menyadarinya digambarkan akan menjual segala miliknya, yaitu harta benda duniawinya, yang akan dianggapnya tidak berharga/tidak sepadan dibanding dengan harta/Kerajan Sorga yang baru ditemukannya.

Yesus menceritakan perumpamaan ini untuk memberitahukan bahwa hidup dengan menuruti firman Tuhan membutuhkan pengorbanan-pengorbanan duniawi yang kadang-kadang tidak semua orang dapat merelakannya, namun Yesus menjanjikan bahwa upah yang akan diperoleh orang-orang tersebut adalah Kerajaan Sorga.

Penafsiran lainnya mengganggap bahwa orang yang disebut dalam kisah tersebut adalah Yesus yang membeli ladang tersebut dengan darahNya (mati disalib) yang akhirnya mendapatkan harta yang terpendam, yaitu orang-orang yang percaya.

Pranala luar

Galeri