Lompat ke isi

Diktator Romawi: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
EmausBot (bicara | kontrib)
EmausBot (bicara | kontrib)
k Bot: Migrasi 32 pranala interwiki, karena telah disediakan oleh Wikidata pada item d:Q236885
Baris 6: Baris 6:
[[Kategori:Romawi Kuno]]
[[Kategori:Romawi Kuno]]
[[Kategori:Kepala negara]]
[[Kategori:Kepala negara]]

[[af:Romeinse diktator]]
[[ar:دكتاتور روماني]]
[[bg:Диктатор (Древен Рим)]]
[[ca:Dictador romà]]
[[cs:Římský diktátor]]
[[de:Römischer Diktator]]
[[en:Roman dictator]]
[[eo:Romia diktatoro]]
[[es:Dictador romano]]
[[et:Diktaator (Vana-Rooma)]]
[[fi:Rooman diktaattori]]
[[fr:Dictateur (Rome antique)]]
[[he:דיקטטור]]
[[hu:Dictator]]
[[it:Dittatore romano]]
[[ja:独裁官]]
[[ko:독재관]]
[[mk:Римски диктатор]]
[[ms:Diktator Rom]]
[[nap:Dittatòr romano]]
[[nl:Dictator (Rome)]]
[[no:Diktator (romersk)]]
[[oc:Dictator (Roma antica)]]
[[pt:Ditador romano]]
[[ro:Dictator roman]]
[[ru:Диктатор (Древний Рим)]]
[[sh:Rimski diktator]]
[[sr:Диктатор (магистрат)]]
[[sv:Romersk diktator]]
[[tr:Roma diktatörü]]
[[uk:Диктатор (Стародавній Рим)]]
[[zh:獨裁官]]

Revisi per 7 April 2013 02.39

Julius Caesar sebelum dibunuh menjabat sebagai diktator Romawi.

Pada masa Republik Romawi, diktator bahasa Latin: dictator, pendikte) adalah sebuah jabatan politik luar biasa, dimana pemegang jabatan tersebut menjadi penguasa absolut Republik Romawi. Menurut konstitusi Republik Romawi, seorang diktator ditunjuk hanya pada keadaan darurat militer untuk masa jabatan enam bulan. Setelah waktu enam bulan ini berakhir, diktator harus turun dari jabatannya dan pemerintahan republik berjalan seperti biasa. Diktator adalah satu-satunya jabatan di Republik Romawi yang dikecualikan dari prinsip kolegialitas (dimana harus ada lebih dari satu pejabat untuk satu jabatan) dan prinsip tanggung-jawab (dimana seorang pejabat harus bertanggung jawab atas jabatannya). Diktator Romawi yang terakhir adalah Julius Caesar, yang akhirnya menjabat diktator seumur hidup. Hal ini memicu kemarahan dari para pendukung Republik Romawi yang tidak ingin kekuasaan absolut berada di tangan satu orang, dan Caesar akhirnya dibunuh pada tahun 44 SM.