Lompat ke isi

Tekelet: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 70: Baris 70:
==''Murex trunculus''==
==''Murex trunculus''==
[[Image:wool techelet.jpg|thumb|150px|right|Pemandu dari yayasan "Pt'il Tekhelet Foundation" menunjukkan bagaimana sepotong kain wol, dicelupkan ke cairan pewarna, menjadi biru di bawah sinar matahari.]]
[[Image:wool techelet.jpg|thumb|150px|right|Pemandu dari yayasan "Pt'il Tekhelet Foundation" menunjukkan bagaimana sepotong kain wol, dicelupkan ke cairan pewarna, menjadi biru di bawah sinar matahari.]]
Dalam tesis doktoral pada tahun 1913 tentang subyek ini, Rabbi Herzog menyebut siput/kerang Murex sebagai kandidat paling mungkin sebagai sumber pewarna ''tekelet''. Meskipun jenis Murex ini memenuhi banyak kriteria yang tertulis dalam [[Talmud]], kegagalan Rabbi Herzog untuk menghasilkan warna biru secara konsisten (kadang-kadang yang muncul adalah warna ungu) menghalanginya untuk mengumumkan bahwa sumber pewarna ini telah ditemukan. Pada tahun 1980-an, [[Otto Elsner]], seorang ahli kimia dari Shenkar College of Fibers di Israel menemukan bahwa jika cairan pewarna ini diekspos (dijemur) di bawah sinar matahari, akan menghasilkan warna biru secara konsisten (bukan lagi warna ungu).<ref>O. Elsner, "Solution of the enigmas of dyeing with Tyrian purple and the Biblical tekhelet", ''Dyes in history and Archaeology'' '''10''' (1992) p 14f.</ref> Pada tahun 1988 [[Rabbi Eliyahu Tavger]] mewarnai tekelet dari ''Murex trunculus'' sesuai ''mitzvah'' (perintah) untuk pembuatan ''tzitzit'' pertama kalinya setelah lebih dari 1300 tahun. Berdasarkan karyanya, empat tahun kemudian, yayasan "Ptil Tekhelet Organization" dibentuk untuk memberikan pendidikan tentang proses pembuatan pewarna serta membuat pewarna ini tersedia untuk semua orang yang ingin menggunakannya. Acara televisi "[[The Naked Archaeologist]]" mewawancarai seorang sarjana Israel yang menyatakan bahwa jenis [[moluska]] inilah binatang yang tepat. Demonstrasi pembuatan pewarna ''tekelet'' dengan sinar ultraviolet matahari untuk menghasilkan warna biru juga ditayangkan.
Dalam tesis doktoral pada tahun 1913 tentang subyek ini, Rabbi Herzog menyebut siput/kerang Murex sebagai kandidat paling mungkin sebagai sumber pewarna ''tekelet''. Meskipun jenis Murex ini memenuhi banyak kriteria yang tertulis dalam [[Talmud]], kegagalan Rabbi Herzog untuk menghasilkan warna biru secara konsisten (kadang-kadang yang muncul adalah warna ungu) menghalanginya untuk mengumumkan bahwa sumber pewarna ini telah ditemukan. Pada tahun 1980-an, [[Otto Elsner]], seorang ahli kimia dari Shenkar College of Fibers di Israel menemukan bahwa jika cairan pewarna ini diekspos (dijemur) di bawah sinar matahari, akan menghasilkan warna biru secara konsisten (bukan lagi warna ungu).<ref>O. Elsner, "Solution of the enigmas of dyeing with Tyrian purple and the Biblical tekhelet", ''Dyes in history and Archaeology'' '''10''' (1992) p 14f.</ref> Pada tahun 1988 [[Rabbi Eliyahu Tavger]] mewarnai tekelet dari ''[[Murex trunculus]]'' (nama modern: ''[[Hexaplex trunculus]]'') sesuai ''mitzvah'' (perintah) untuk pembuatan ''tzitzit'' pertama kalinya setelah lebih dari 1300 tahun. Berdasarkan karyanya, empat tahun kemudian, yayasan "Ptil Tekhelet Organization" dibentuk untuk memberikan pendidikan tentang proses pembuatan pewarna serta membuat pewarna ini tersedia untuk semua orang yang ingin menggunakannya. Acara televisi "[[The Naked Archaeologist]]" mewawancarai seorang sarjana Israel yang menyatakan bahwa jenis [[moluska]] inilah binatang yang tepat. Demonstrasi pembuatan pewarna ''tekelet'' dengan sinar ultraviolet matahari untuk menghasilkan warna biru juga ditayangkan.


Pengaruh sinar matahari terhadap corak warna yang dihasilkan oleh pewarna jenis ini telah diketahui sejak zaman dahulu, seperti yang ditulis oleh [[Vitruvius]] (abad pertama SM), “Ungu melebihi semua warna dalam hal nilai dan keunggulan efek yang mengagumkan. Diperoleh dari sebuah kerang laut. ... Tidak mempunyai corak yang sama di semua tempat di mana ia ditemukan, tetapi dikualifikasi secara alamiah berdasarkan pengaruh matahari”.<ref>{{ cite book | author = Vitruvius, M. | year = 1960 | title = The Ten Books on Architecture | publisher = Dover Publications | location = New York | pages = 1–331 | isbn = 978-0486206455 }}</ref>
Pengaruh sinar matahari terhadap corak warna yang dihasilkan oleh pewarna jenis ini telah diketahui sejak zaman dahulu, seperti yang ditulis oleh [[Vitruvius]] (abad pertama SM), “Ungu melebihi semua warna dalam hal nilai dan keunggulan efek yang mengagumkan. Diperoleh dari sebuah kerang laut. ... Tidak mempunyai corak yang sama di semua tempat di mana ia ditemukan, tetapi dikualifikasi secara alamiah berdasarkan pengaruh matahari”.<ref>{{ cite book | author = Vitruvius, M. | year = 1960 | title = The Ten Books on Architecture | publisher = Dover Publications | location = New York | pages = 1–331 | isbn = 978-0486206455 }}</ref>

<!--
==Other applications==
== Aplikasi lain ==
The Australian [[Flinders University]] Biological scientists Dr Kirsten Benkendorff and Dr Catherine Abbott, investigating the [[anti-cancer]] potential of the local species of sea snail ''[[Dicathais orbita]]'' or Australian [[dogwhelk]]s found the bioactive compounds involved in the production of a purple dye which have many possible medicinal uses, including a novel anti-cancer agent that proved effective in curing [[breast cancer]]. They announced in October 2008 that the research into ''[[Murex purpurea]]'' will also be conducted which has an active ingredient sourced from the same family of [[moluska]] as the Australian Dogwhelk.<ref>Volunteer Service supports fresh ideas http://www.flinders.sa.gov.au/fmcfoundation/files/links/InvestigatorAutumn08.pdf</ref>
Sarjana biologi dari ''Australian [[Flinders University]]'', DR. Kirsten Benkendorff dan DR. Catherine Abbott, meneliti potensi obat anti-[[kanker]] dari spesies siput laut setempat, ''[[Dicathais orbita]]'' atau ''Australian dogwhelk'' dan menemukan bahwa senyawa bioaktif yang terlibat dalam produksi pewarna ungu/biru dari jenis siput-siput laut ternyata mempunyai banyak kemungkinan kegunaan pengobatan, termasuk obat anti-kanker payudara. Mereka mengumumkan pada bulan Oktober 2008 bahwa penelitian tentang spesies ''[[Murex purpurea]]'' dijalankan karena mempunyai bahan aktif yang serupa dari familia [[moluska]] yang sama dengan ''Australian Dogwhelk''.<ref>Volunteer Service supports fresh ideas http://www.flinders.sa.gov.au/fmcfoundation/files/links/InvestigatorAutumn08.pdf</ref>

-->
== Lihat pula ==
== Lihat pula ==
* [[Biru]]
* [[Biru]]

Revisi per 7 Juli 2013 01.16

Tzitzit (jumbai) dengan t'chelet (benang biru)

Tekelet (bahasa Ibrani: תכלת‎, "turquoise"[1] atau "biru";[2] juga dieja techelet atau techeiles; bahasa Inggris: tekhelet) adalah sejenis zat pewarna biru (ungu tua) yang dihasilkan oleh suatu kerang yang disebut "Khilazon".[2] Disinggung sebanyak 48 kali dalam Alkitab Ibrani (Tanakh).[3][4]. [3][4]. Secara khusus digunakan untuk pakaian efod Imam Besar, kain tenda di Kemah Suci dan jumbai tzitzit (bahasa Ibrani: ציצית‎, jamak: tzitziot) yang dipasang di punca-punca jubah dari selendang sembahyang tallit dari dahulu sampai sekarang.[3]

Setelah kehancuran Bait Allah di Yerusalem oleh tentara Romawi pada abad pertama Masehi, penggunaan pewarna tekelet hanya untuk tzitzit. Sebuah tzitzit dibuat dari empat utas uliran benang, yang harus sengaja dibuat demikian. Benang-benang tersebut kemudian dipintal dan dibiarkan menggantung, dan nampak menjadi delapan helai. Keempat helai benang tersebut dilewatkan sebuah lubang 25 sampai 50 mm jauhnya dari punca kain berujung empat. Dalam Yudaisme terdapat tiga pendapat mengenai berapa helai benang yang berwarna biru:

"Tekelet" disebut-sebut dalam pembacaan doa harian Sh'ma Yisrael (bahasa Ibrani: שְׁמַע יִשְׂרָאֵל‎; "Dengarlah, hai Israel") yaitu dari Kitab Bilangan (Bamidbar - Parshas Shelach) 15:37-41.

37 TUHAN berfirman kepada Musa: 38 Berbicaralah kepada orang Israel dan katakanlah kepada mereka, bahwa mereka harus membuat jumbai-jumbai pada punca baju mereka, turun-temurun, dan dalam jumbai-jumbai punca itu haruslah dibubuh benang ungu kebiru-biruan (bahasa Ibrani: tekelet‎). 39 Maka jumbai itu akan mengingatkan kamu, apabila kamu melihatnya, kepada segala perintah TUHAN, sehingga kamu melakukannya dan tidak lagi menuruti hatimu atau matamu sendiri, seperti biasa kamu perbuat dalam ketidaksetiaanmu terhadap TUHAN. 40 Maksudnya supaya kamu mengingat dan melakukan segala perintah-Ku dan menjadi kudus bagi Allahmu. 41 Akulah TUHAN, Allahmu, yang telah membawa kamu keluar dari tanah Mesir, supaya Aku menjadi Allah bagimu; Akulah TUHAN, Allahmu.

— Bamidbar - Parshas Shelach, Bilangan 15:37–41

Etimologi

Teklelet, diartikan "turquoise"[1] atau "biru"[2] yang dalam bahasa Yunani di Septuaginta diterjemahkan sebagai hyakinthinos (ὑακίνθινος), dalam arti "biru", yang merujuk kepada tumbuhan bunga Hyacinth Romawi (jenis yang berwarna biru ungu).

Catatan Alkitab

Terdapat 49 kutipan tekelet dalam Teks Masoret.[3][4] Satu kali merujuk kepada seluruh bangsa Israel (Bilangan 15:37–41), 44 kali merujuk kepada imam atau Kemah Suci. Sisanya ditemukan dalam Kitab Ester, Kitab Yeremia dan Kitab Yehezkiel untuk penggunaan sekuler (tidak berkaitan langsung dengan urusan agama). Dalam Kitab Ester ditulis bahwa Mordekhai mengenakan warna pakaian kebesaran bewarna "biru dan putih". Warna ini dapat digunakan dalam kombinasi dengan warna lain misalnya pada 2 Tawarikh 3:14 dimana tirai dari Bait Suci Pertama yang dibangun pada zaman raja Salomo dibuat dari warna ungu tua/biru (tekelet), ungu muda (bahasa Ibrani: אַרְגָּמָן‎, argaman) dan merah lembayung (bahasa Inggris: crimson, bahasa Ibrani: כַּרְמִיל‎, karmiyl). Sejumlah kerang telah diusulkan sebagai sumber pewarna tekelet.[5]Yehezkiel 27:7 nampaknya mengindikasikan bahwa sumber ini dari daerah Laut Aegea (Yunani).[6]

Catatan Talmud

Pewarna biru "palsu": Indigo (nila)[7]

Talmud mengajarkan bahwa sumber pewarna tekelet adalah makhluk laut yang dikenal sebagai khillazon (bahasa Ibrani: חילזון‎, ḥillazon), dalam bahasa Ibrani modern diterjemahkan sebagai "siput" (bahasa Inggris: snail). Talmud juga menyebut adanya pewarna tiruan dari sumber tumbuhan yang disebut Kela-Ilan, dikenali sebagai Indigofera tinctoria, sumber pewarna biru yang populer di dunia purba. Talmud menjelaskan bahwa sama sekali dilarang untuk menggunakan pewarna palsu ini secara sengaja (misalnya, jika seseorang ditipu oleh penjual, maka jumbai-jumbai tzitzit yang dipakai masih kosher (tidak haram), tetapi tidak memenuhi persyaratan agamai untuk jumbai-jumbai tekelet).[8] Tosefta menjelaskan bahwa Kela Ilan tidak hanya satu-satunya sumber pewarna yang dilarang. Kenyataannya, sumber pewarna lain selain khillazon tidak diterima untuk membuat pewarna biru.

Dalam Talmud, Traktat Kodashim Menachot 44a, khillazon diberi pemerian sebagai berikut:[9]

  1. Tubuhnya mirip dengan laut.
  2. Bentuknya seperti ikan.
  3. Muncul satu kali setiap 70 tahun,
  4. Dengan "darah"-nya orang mewarnai tekelet,
  5. Karenanya: mahal nilainya.

Ciri-ciri lain (dengan referensi Talmud):

  • Penangkap-penangkap khillazon berasal dari Haifa sampai tangga kota Tirus (Shabbat 26a)
  • Corak warna pewarna khillazon identik dengan pewarna yang dihasilkan dari tumbuhan kela ilan (Indigofera tinctoria, sumber pewarna indigo (nila), yang dipakai sebagai sumber tiruan palsu pewarna tekelet (Baba Metzia 61b)
  • Membuka cangkang (katup) kerang khillazon pada hari Sabat melanggar peraturan Sabat (Shabbat 75a)
  • Cangkang kerang khillazon tumbuh bersama-sama dengannya (Midrash Song of Songs Rabbah 4:11)
  • Merupakan jenis binatang invertebrata (Jerusalem Talmud Sabbath 1:38a)

Sejarah

Satu set tzitzit dengan benang biru yang dihasilkan dari Murex trunculus

Pada satu ketika setelah pembuangan orang-orang Yahudi dari tanah Israel oleh pemerintah Romawi, identitas asli sumber pewarna ini telah hilang dan akibatnya orang-orang Yahudi hanya memakai jumbai berwarna putih saja.[10] Garis-garis pada kain tallit, seringkali berwarna hitam, tetapi juga biru atau ungu (bahasa Inggris: purple), dipercayai melambangkan hilangnya tekelet yang dirujuk oleh sejumlah sumber sebagai "hitam seperti tengah malam", "biru seperti langit tengah hari", dan juga "ungu".[11] Garis-garis tekelet ini memberikan inspirasi bendera Israel.

Di abad-abad terakhir ini, mulai diupayakan untuk mengidentifikasi sumber-sumber kuno pewarna tersebut dengan membandingkan sumber-sumber Talmud terhadap bukti-bukti fisik.[12] Empat spesies moluska yang berasal dari daerah Laut Tengah sebelah timur diusulkan sebagai khillazon yang tidak diketahui lagi identitasnya, yaitu:

Namun, belum ada yang diterima secara umum, meskipun satu spesies dari genus Murex, Murex trunculus, dikenal dengan nama modern Hexaplex trunculus dianggap sebagai yang paling mungkin menjadi sumber pewarna biru tekelet. Kebanyakan orang Yahudi Rabbinik terus memakai hanya warna putih untuk tzitziyot, mengikuti poskim (penentu hukum Yahudi) yang mereka anut.

Menurut profesor bidang Kimia, Zvi Koren, tekelet mendekati warna "midnight blue" ("biru tengah malam").[13] Kesimpulan ini didasarkan atas analisis kimia sepotong kain berwarna berusia 2000 tahun yang ditemukan di Masada pada tahun 1960-an.[14] Bahan ini mempunyai corak warna midnight blue dengan sedikit ungu, dan ini konsisten dengan pewarna yang bersumber dari kerang Murex, maupun warna nila (indigo) dari Indigofera tinctoria yang dikatakan dalam Talmud sulit dibedakan dari tekelet asli.

Penggalian di Tel Dor pada tahun 1986 menemukan dalam bentuk utuh sebuah instalasi pembuatan pewarna ungu, berdasarkan pewarna yang diekstraksi dari jenis kerang (siput) laut murex.[15]

Murex trunculus

Pemandu dari yayasan "Pt'il Tekhelet Foundation" menunjukkan bagaimana sepotong kain wol, dicelupkan ke cairan pewarna, menjadi biru di bawah sinar matahari.

Dalam tesis doktoral pada tahun 1913 tentang subyek ini, Rabbi Herzog menyebut siput/kerang Murex sebagai kandidat paling mungkin sebagai sumber pewarna tekelet. Meskipun jenis Murex ini memenuhi banyak kriteria yang tertulis dalam Talmud, kegagalan Rabbi Herzog untuk menghasilkan warna biru secara konsisten (kadang-kadang yang muncul adalah warna ungu) menghalanginya untuk mengumumkan bahwa sumber pewarna ini telah ditemukan. Pada tahun 1980-an, Otto Elsner, seorang ahli kimia dari Shenkar College of Fibers di Israel menemukan bahwa jika cairan pewarna ini diekspos (dijemur) di bawah sinar matahari, akan menghasilkan warna biru secara konsisten (bukan lagi warna ungu).[16] Pada tahun 1988 Rabbi Eliyahu Tavger mewarnai tekelet dari Murex trunculus (nama modern: Hexaplex trunculus) sesuai mitzvah (perintah) untuk pembuatan tzitzit pertama kalinya setelah lebih dari 1300 tahun. Berdasarkan karyanya, empat tahun kemudian, yayasan "Ptil Tekhelet Organization" dibentuk untuk memberikan pendidikan tentang proses pembuatan pewarna serta membuat pewarna ini tersedia untuk semua orang yang ingin menggunakannya. Acara televisi "The Naked Archaeologist" mewawancarai seorang sarjana Israel yang menyatakan bahwa jenis moluska inilah binatang yang tepat. Demonstrasi pembuatan pewarna tekelet dengan sinar ultraviolet matahari untuk menghasilkan warna biru juga ditayangkan.

Pengaruh sinar matahari terhadap corak warna yang dihasilkan oleh pewarna jenis ini telah diketahui sejak zaman dahulu, seperti yang ditulis oleh Vitruvius (abad pertama SM), “Ungu melebihi semua warna dalam hal nilai dan keunggulan efek yang mengagumkan. Diperoleh dari sebuah kerang laut. ... Tidak mempunyai corak yang sama di semua tempat di mana ia ditemukan, tetapi dikualifikasi secara alamiah berdasarkan pengaruh matahari”.[17]

Aplikasi lain

Sarjana biologi dari Australian Flinders University, DR. Kirsten Benkendorff dan DR. Catherine Abbott, meneliti potensi obat anti-kanker dari spesies siput laut setempat, Dicathais orbita atau Australian dogwhelk dan menemukan bahwa senyawa bioaktif yang terlibat dalam produksi pewarna ungu/biru dari jenis siput-siput laut ternyata mempunyai banyak kemungkinan kegunaan pengobatan, termasuk obat anti-kanker payudara. Mereka mengumumkan pada bulan Oktober 2008 bahwa penelitian tentang spesies Murex purpurea dijalankan karena mempunyai bahan aktif yang serupa dari familia moluska yang sama dengan Australian Dogwhelk.[18]

Lihat pula

Referensi

  1. ^ a b Compilation (2006). Chumash : the five books of Moses : with Rashi's commentary Targum Onkelos and Haftaros with a commentary anthologized from classic Rabbinic texts and the works of the Lubavitcher Rebge (edisi ke-Synagogue). New York, N.Y.: Kol Menachem. hlm. 967. ISBN 9781934152010. 
  2. ^ a b c "Techelet (Blue Thread)". Tzitzit and Tallis. Chabad Media Center. Diakses tanggal 9 April 2013. 
  3. ^ a b c d Zohar, Gil. 50561 "Fringe Benefits - Kfar Adumim factory revives the lost commandment of tekhelet" Periksa nilai |url= (bantuan). www.ou.org. Diakses tanggal 14 March 2013. 
  4. ^ a b c Amir, Nina. "Lost thread of blue, tekhelet color reestablished". Religion & Spirituality. Clarity Digital Group LLC d/b/a Examiner.com. 
  5. ^ a b The International Standard Bible Encyclopedia - Page 1057 Geoffrey W. Bromiley - 2007 "The most highly prized dye in the ancient world obtained from the secretions of four molluscs native to the eastern Mediterranean: helix ianthina, murex brandaris, murex trunculus, and purpura lapillus. Various shades could be produced"
  6. ^ Gesenius Hebrew lexicon entry for "Isles of Elisha" - more modern source needed
  7. ^ Historical dye collection of the Technical University of Dresden, Germany
  8. ^ False Tekhelet http://www.tekhelet.com/pdf/false.pdf
  9. ^ The Hillazon Braita http://www.tekhelet.com/pdf/braita.pdf
  10. ^ On History, Mesorah and Nignaz http://www.tekhelet.com/pdf/HistoryMesorahNignaz.pdf
  11. ^ Simmons, Rabbi Shraga. Tallit stripes
  12. ^ The Mystery of Tekhelet http://www.youtube.com/watch?v=8aAJgB4xAIw
  13. ^ The color techelet
  14. ^ Kraft, Dina (2011-02-27). "Rediscovered, Ancient Color is Reclaiming Israeli Interest". New York Times. 
  15. ^ Wisdom as a woman of substance: a socioeconomic reading of Proverbs 1–9, Christine Elizabeth Yoder
  16. ^ O. Elsner, "Solution of the enigmas of dyeing with Tyrian purple and the Biblical tekhelet", Dyes in history and Archaeology 10 (1992) p 14f.
  17. ^ Vitruvius, M. (1960). The Ten Books on Architecture. New York: Dover Publications. hlm. 1–331. ISBN 978-0486206455. 
  18. ^ Volunteer Service supports fresh ideas http://www.flinders.sa.gov.au/fmcfoundation/files/links/InvestigatorAutumn08.pdf

Pranala luar

Templat:Link GA