Peresean: Perbedaan antara revisi
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: BP2014 |
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: BP2014 |
||
Baris 3: | Baris 3: | ||
[[Berkas:Presean.jpg|thumb|Peresean, Lombok, Nusa Tenggara Barat|kanan|250px]] |
[[Berkas:Presean.jpg|thumb|Peresean, Lombok, Nusa Tenggara Barat|kanan|250px]] |
||
'''Peresean''' adalah pertarungan antara dua lelaki yang bersenjatakan tongkat [[rotan]] (penjalin) dan berperisai kulit [[kerbau]] yang tebal dan keras (perisai disebut [[ende]]).<ref name="Lombok Magazine"> {{cite web| url= http://www.lombokmagazine.com/peresean-tarung-kejantanan-suku-sasak-di-lombok/| title= ''Peresean, Tarung Kejantanan Suku Sasak di Lombok''| publisher= lombokmagazine.com| accessdate= 25 Mei 2014.23.00}} </ref> Tradisi ini dilakukan oleh masyarakat [[suku Sasak]], [[Lombok]], [[Nusa Tenggara Barat]], [[Indonesia]].<ref name="Lombok Magazine"> </ref> |
'''Peresean''' adalah pertarungan antara dua lelaki yang bersenjatakan tongkat [[rotan]] (penjalin) dan berperisai kulit [[kerbau]] yang tebal dan keras (perisai disebut [[ende]]).<ref name="Lombok Magazine"> {{cite web| url= http://www.lombokmagazine.com/peresean-tarung-kejantanan-suku-sasak-di-lombok/| title= ''Peresean, Tarung Kejantanan Suku Sasak di Lombok''| publisher= lombokmagazine.com| accessdate= 25 Mei 2014.23.00}} </ref> Tradisi ini dilakukan oleh masyarakat [[suku Sasak]], [[Lombok]], [[Nusa Tenggara Barat]], [[Indonesia]].<ref name="Lombok Magazine"> </ref> Peresean termasuk dalam seni tari daerah Lombok.<ref name="Lombok Wisata"> {{cite web|url= http://www.lombokwisata.com/festival_budaya_lombok.htm| title= Festival Budaya Lombok| publisher= lombokwisata.com| accessdate= 25 Mei 2014.23.00}} </ref> Petarung dalam Peresean biasanya disebut ''pepadu'' dan wasit disebut ''pakembar''.<ref name="By Viar MS"> {{cite web|url= http://www.balioutbound.com/2008/08/presean-tarung-derajat-lelaki-sasak/| title= ''Presean, Tarung Derajat Lelaki Sasak''| publisher= balioutbound.com| accessdate= 25 Mei 2014.23.00}} </ref> |
||
== Sejarah == |
== Sejarah == |
||
Dahulu Peresean digelar untuk melatih ketangkasan suku Sasak dalam mengusir para penjajah.<ref name="Lombok Magazine"> </ref> Latar belakang Peresean adalah pelampiasan emosional para raja di masa lampau ketika menang dalam perang tanding melawan musuh |
Dahulu Peresean digelar untuk melatih ketangkasan suku Sasak dalam mengusir para penjajah.<ref name="Lombok Magazine"> </ref> Latar belakang Peresean adalah pelampiasan emosional para raja di masa lampau ketika menang dalam perang tanding melawan musuh-musuhnya.<ref name="Lombok Magazine"> </ref> Selain itu, dahulu Peresean juga termasuk media yang digunakan oleh para ''pepadu'' untuk melatih ketangkasan, ketangguhan, dan keberanian dalam bertanding.<ref name="Lombok Wisata"> </ref> Konon, Peresean juga sebagai [[upacara]] memohon [[hujan]] bagi suku Sasak di musim [[kemarau]].<ref name="By Viar MS"> </ref> Kini, Peresean digelar untuk menyambut tamu atau [[wisatawan]] yang berkunjung ke Lombok.<ref name="Lombok Wisata"> </ref> |
||
== Cara == |
== Cara == |
||
Peserta Peresean tidak dipersiapkan sebelumnya, tetapi peserta diambil dari para penonton.<ref name="Lombok Wisata"> </ref> Artinya penonton saling menantang dan salah satu penonton akan kalah kalau kepala/anggotan badan sudah berdarah.<ref name="Lombok Wisata"> </ref> Penonton dapat mengajukan diri sebagai peserta Peresean, dan juga peserta dapat dipilih oleh wasit diantara para penonton.<ref name="By Viar MS"> </ref> Setelah peserta sudah pas, pertarungan dimulai.<ref name="By Viar MS"> </ref> Wasit pinggir (pekembar sedi) mencari pasangan pepadu dari para penonton, sedangkan wasit tengah (pekembar teqaq) yang akan memimpin pertandingan.<ref name="Lombok Wisata"> </ref> Aturan Peresean adalah para pepadu tidak boleh memukul anggota badan bagian bawah (kaki/paha, tetapi para pepadu diperbolehkan memukul anggota badan bagian atas (kepala, pundak, dan punggung).<ref name="Lombok Wisata"> </ref> Dalam pertunjukan Peresean, ada musik pengiring untuk menyemangati para pepadu sekaligus sebagai pengiring kedua pepadu menari.<ref name="Lombok Wisata"> </ref> Alat musik yang digunakan sebagai pengiring adalah [[gong]], sepasang [[kendang]], [[rincik]] atau [[simbal]], [[suling]] dan [[kanjar]].<ref name="Lombok Wisata"> </ref> |
Peserta Peresean tidak dipersiapkan sebelumnya, tetapi peserta diambil dari para penonton.<ref name="Lombok Wisata"> </ref> Artinya penonton saling menantang dan salah satu penonton akan kalah kalau kepala/anggotan badan sudah berdarah.<ref name="Lombok Wisata"> </ref> Penonton dapat mengajukan diri sebagai peserta Peresean, dan juga peserta dapat dipilih oleh wasit diantara para penonton.<ref name="By Viar MS"> </ref> Setelah peserta sudah pas, pertarungan dimulai.<ref name="By Viar MS"> </ref> Wasit pinggir (pekembar sedi) mencari pasangan pepadu dari para penonton, sedangkan wasit tengah (pekembar teqaq) yang akan memimpin pertandingan.<ref name="Lombok Wisata"> </ref> Aturan Peresean adalah para pepadu tidak boleh memukul anggota badan bagian bawah (kaki/paha), tetapi para pepadu diperbolehkan memukul anggota badan bagian atas (kepala, pundak, dan punggung).<ref name="Lombok Wisata"> </ref> Dalam pertunjukan Peresean, ada musik pengiring untuk menyemangati para pepadu sekaligus sebagai pengiring kedua pepadu menari.<ref name="Lombok Wisata"> </ref> Alat musik yang digunakan sebagai pengiring adalah [[gong]], sepasang [[kendang]], [[rincik]] atau [[simbal]], [[suling]] dan [[kanjar]].<ref name="Lombok Wisata"> </ref> |
||
Pepadu memegang tongkat rotan di tangan kanan dan perisai di tangan kiri.<ref name="Lombok Magazine"> </ref> Kedua pepadu harus saling serang untuk mendapat nilai tinggi dari para juri.<ref name="Lombok Magazine"> </ref> Pepadu akan mendapatkan nilai tertinggi jika bisa memukul [[kepala]] lawan.<ref name="Lombok Magazine"> </ref> Pemenang dalam Peresean ditentukan dari nilai yang diperoleh dalam 5 ronde atau salah satu pepadu sudah mengibarkan [[bendera putih]] karena berdarah.<ref name="Lombok Magazine"> </ref> Pepadu yang berdarah akan diobati tim media dengan obat sejenis minyak.<ref name="Lombok Magazine"> </ref> Minyak tersebut jika dioleskan tidak menimbulkan rasa perih.<ref name="Lombok Magazine"> </ref> Setelah bertarung, para pepadu bersalaman dan berpelukan, tandanya tidak ada rasa [[dendam]] antara kedua pepadu.<ref name="By Viar MS"> </ref> |
Pepadu memegang tongkat rotan di tangan kanan dan perisai di tangan kiri.<ref name="Lombok Magazine"> </ref> Kedua pepadu harus saling serang untuk mendapat nilai tinggi dari para juri.<ref name="Lombok Magazine"> </ref> Pepadu akan mendapatkan nilai tertinggi jika bisa memukul [[kepala]] lawan.<ref name="Lombok Magazine"> </ref> Pemenang dalam Peresean ditentukan dari nilai yang diperoleh dalam 5 ronde atau salah satu pepadu sudah mengibarkan [[bendera putih]] karena berdarah.<ref name="Lombok Magazine"> </ref> Pepadu yang berdarah akan diobati tim media dengan obat sejenis minyak.<ref name="Lombok Magazine"> </ref> Minyak tersebut jika dioleskan tidak menimbulkan rasa perih.<ref name="Lombok Magazine"> </ref> Setelah bertarung, para pepadu bersalaman dan berpelukan, tandanya tidak ada rasa [[dendam]] antara kedua pepadu.<ref name="By Viar MS"> </ref> |
||
== Referensi == |
== Referensi == |
Revisi per 26 Mei 2014 03.10
Artikel ini merupakan artikel yang dikerjakan oleh Peserta Kompetisi Menulis Bebaskan Pengetahuan 2014 yakni BP34Itang (bicara). Untuk sementara waktu (hingga 27 Juni 2014), guna menghindari konflik penyuntingan, dimohon jangan melakukan penyuntingan selama pesan ini ditampilkan selain oleh Peserta dan Panitia. Peserta kompetisi harap menghapus tag ini jika artikel telah selesai ditulis atau dapat dihapus siapa saja jika kompetisi telah berakhir. Tag ini diberikan pada 25 Mei 2014. Halaman ini terakhir disunting oleh BP34Itang (Kontrib • Log) 3778 hari 1131 menit lalu. |
Peresean adalah pertarungan antara dua lelaki yang bersenjatakan tongkat rotan (penjalin) dan berperisai kulit kerbau yang tebal dan keras (perisai disebut ende).[1] Tradisi ini dilakukan oleh masyarakat suku Sasak, Lombok, Nusa Tenggara Barat, Indonesia.[1] Peresean termasuk dalam seni tari daerah Lombok.[2] Petarung dalam Peresean biasanya disebut pepadu dan wasit disebut pakembar.[3]
Sejarah
Dahulu Peresean digelar untuk melatih ketangkasan suku Sasak dalam mengusir para penjajah.[1] Latar belakang Peresean adalah pelampiasan emosional para raja di masa lampau ketika menang dalam perang tanding melawan musuh-musuhnya.[1] Selain itu, dahulu Peresean juga termasuk media yang digunakan oleh para pepadu untuk melatih ketangkasan, ketangguhan, dan keberanian dalam bertanding.[2] Konon, Peresean juga sebagai upacara memohon hujan bagi suku Sasak di musim kemarau.[3] Kini, Peresean digelar untuk menyambut tamu atau wisatawan yang berkunjung ke Lombok.[2]
Cara
Peserta Peresean tidak dipersiapkan sebelumnya, tetapi peserta diambil dari para penonton.[2] Artinya penonton saling menantang dan salah satu penonton akan kalah kalau kepala/anggotan badan sudah berdarah.[2] Penonton dapat mengajukan diri sebagai peserta Peresean, dan juga peserta dapat dipilih oleh wasit diantara para penonton.[3] Setelah peserta sudah pas, pertarungan dimulai.[3] Wasit pinggir (pekembar sedi) mencari pasangan pepadu dari para penonton, sedangkan wasit tengah (pekembar teqaq) yang akan memimpin pertandingan.[2] Aturan Peresean adalah para pepadu tidak boleh memukul anggota badan bagian bawah (kaki/paha), tetapi para pepadu diperbolehkan memukul anggota badan bagian atas (kepala, pundak, dan punggung).[2] Dalam pertunjukan Peresean, ada musik pengiring untuk menyemangati para pepadu sekaligus sebagai pengiring kedua pepadu menari.[2] Alat musik yang digunakan sebagai pengiring adalah gong, sepasang kendang, rincik atau simbal, suling dan kanjar.[2] Pepadu memegang tongkat rotan di tangan kanan dan perisai di tangan kiri.[1] Kedua pepadu harus saling serang untuk mendapat nilai tinggi dari para juri.[1] Pepadu akan mendapatkan nilai tertinggi jika bisa memukul kepala lawan.[1] Pemenang dalam Peresean ditentukan dari nilai yang diperoleh dalam 5 ronde atau salah satu pepadu sudah mengibarkan bendera putih karena berdarah.[1] Pepadu yang berdarah akan diobati tim media dengan obat sejenis minyak.[1] Minyak tersebut jika dioleskan tidak menimbulkan rasa perih.[1] Setelah bertarung, para pepadu bersalaman dan berpelukan, tandanya tidak ada rasa dendam antara kedua pepadu.[3]
Referensi
- ^ a b c d e f g h i j "Peresean, Tarung Kejantanan Suku Sasak di Lombok". lombokmagazine.com. Diakses tanggal 25 Mei 2014.23.00.
- ^ a b c d e f g h i "Festival Budaya Lombok". lombokwisata.com. Diakses tanggal 25 Mei 2014.23.00.
- ^ a b c d e "Presean, Tarung Derajat Lelaki Sasak". balioutbound.com. Diakses tanggal 25 Mei 2014.23.00.