Lompat ke isi

Panbers: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Koinonia (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler menghilangkan kategori [ * ]
Uriber (bicara | kontrib)
Membalikkan revisi 8568372 oleh Koinonia (bicara)
Baris 1: Baris 1:
{{tanpa_referensi|date=2010}}
Legenda Musik IndonesiaPANBERS CLUB BANDPandjaitan Bersaudara
{{rapikan|date=Desember 2010}}
{{wikify|date=Desember 2010}}
'''Panjaitan Bersaudara''' ('''Panbers''') adalah satu nama kelompok pemusik yang merupakan kependekan dari Pandjaitan Bersaudara. Kelompok yang didirikan pada tahun 1969 ini terdiri dari empat orang kakak beradik kandung putra-putra dari Drs. JMM Pandjaitan, S.H, (Alm) dengan BSO Sitompul. Mereka adalah [[Hans Pandjaitan]], [[Benny Pandjaitan]], [[Doan Pandjaitan]] dan [[Asido Pandjaitan]].


Dengan mengibarkan bendera Panbers, mereka merintis karier mereka di ibukota, mulai dari mengisi acara-acara hiburan di pesta sekolah dan pesta anak muda yang kala itu dikenal dengan 'pesta dayak'. Dengan modal tekad yang bulat serta perjuangan yang gigih mereka mencoba mencipta lagu dan membawakannya di pests-pesta masa itu. Satu nomor yang tak henti mereka bawakan adalah Akhir Cinta, sebuah nomor yang melodius yang tiada bosan mereka hantarkan dimana saja mereka mengadakan pertunjukan. Lewat nomor tersebut pulalah nama Panbers mulai dikenal dan membuat era baru dalam dunia musik Indonesia.
Kurun waktu lebih dari tiga deKade bukanlah masa yang singkat bagi eksistensi sebuah kelompok musik dalam berkarya mengabdi bagi perkembangan musik dan industri musik di negeri ini.


Perjalanan karier Panbers diawali dengan kemunculan pertamanya lewat panggung Istora Senayan pada acara Jambore Bands 1970 yang membawa nama Panbers lebih dikenal luas. Terlebih setelah kesempatan muncul di televisi terbuka sudah buat mereka. Maka melengkinglah lagu-lagu orisinil karya mereka sendiri seperti Bye Bye, Jakarta City Sound, Akhir Cinta, Hanya Semusim Bunga dan Hanya Padamu.
Tak pelak lagi selama masa itu lahu lagu karya cipta mereka telah merebut hati pendengar musik dan menjadi kesayangan pecinta musik Indonesia.


Keberhasilan performance mereka di televisi rupanya menarik perhatian bapak Digta Mimi, seorang Manajer perusahaan piringan hitam [[Dimita Molding Industries]], yang kemudian mengantar kelompok Panbers ke dunia rekaman. Mereka diberi kepercayaan untuk mangabadikan lagu-lagu mereka ke dalam bentuk piringan hitam ebonite. Seperti yang telah diketahui, muncullah hit mereka yang abadi, Akhir Cinta yang selalu terpatri di hati penggemar blantika musik Indonesia. Satu tahapan kesuksesan mereka terenggut lewat long play ke-49 produksi PT. Dimita yang bersejarah itu.
Karya cipta dan perjalanan karier yang kemudian menjadi pencapaian sebuah bukti pengabdian total yang konsisten untuk mampu bertahan selama lebig dari tiga dekade selama ini, ikut mewarnai peta musik hiburan dengan karya dan popularitasnya menjadi bagian tidak terpisahkan bagi sejarah musik hiburan Indonesia.


Keberhasilan Panbers di dunia rekaman merupakan awal dari kebangkitan grup band di dalam dunia musik Indonesia yang masa itu di dominir oleh penyanyi-penyanyi tunggal. Kelompok Koeswoyo Bersaudara yang sebagai perintis pada tahun 60-an, kemudian kemunculan Panbers pada awal tahun 1972 yang secara tepat diikuti oleh sekian puluh kelompok pemusik yang meramaikan dunia musik Indonesia hingga saat ini.
Dalam penampilan kini Pandjaitan Bersaudara bukan lagi barang tontonan semata, dalam arti yang lebih luas kemunculannya adalah merk dagang, komoditi hiburan yang kaya kreasi.


Untuk mengikuti perkembangan musik, Kelompok Panbers yang telah kehilangan [[Hans Pandjaitan]], mereka menambah personel ke dalam grup mereka yaitu [[Maxi Pandelaki]] yang diberi kesempatan untuk mengisi posisi bas. Sedangkan, Hans Pandjaitan diganti dengan seorang musikus yang bernama [[Hans Noya]].
KILAS BALIK


Saat inipun Panbers telah mempersiapkan juniornya sejak thn 1998 disebut The Boss READ: www.poskotanews.com/2012/12/27/the-boss-band-penerus-panbers/(red) dimotori putranya Benny Pandjaitan Dino Pandjaitan(Vokalis,Bass,Arr dan Komposer) yang memang kuat musikalitasnya,juga ada Panya
Perjalanan karir Pandjaitan Bersaudara dalam musik Indonesia berawal dari released lagu “Akhir Cinta” dalam LP ke 49 produksi PT Dimita Moulding Industries tahun 1972.
Pandjaitan putra Alm Hans Pandjaitan (Drummer) Serta Bambang Rahmadi(Gitar Lead) dan mereka adlh cikal bakal Panbers itu sendiri meskipun dilihat dari Genre The Boss jauh dari bayang-bayang Panbers dan mereka telah mempersiapkan lagu-lagu yang mempunyai kualitas untuk dipersembahkan para penggemar Panbers dan pecinta musik Indonesia pada umumnya..seperti Dan,fallin,terima kasih,terbang dan melayang adalah beberapa lagu yang siap di persembahkan Semoga..


Panbers telah menciptakan lebih dari 700 lagu dalam ratusan album, baik yang beraliran pop, rock, rohani, keroncong bahkan melayu. Hingga kini kelompok Panbers masih eksis meramaikan dunia musik Indonesia, tidak hanya aktif show-show ke daerah-daerah namun mereka juga masih meliris album.
Gema keberadaan mereka dalam belantika musik Indonesia saat itu membawa arti lain yang pada gilirannya kemudian kehadiran mereka memicu kemunculan group band group band lain di Indonesia.


Beberapa lagu Panbers antara lain ''[[Gereja Tua]]'', ''[[Cinta dan Permata]]'', ''[[Kami Cinta Perdamaian]]'', ''[[Indonesia My Lovely Country]]'', ''[[Akhir Cinta]]'', ''[[Jakarta City Sound]]'', ''[[Haai]]'', dan ''[[Terlambat Sudah]]''.
Sukses released album piringan hitam mereka dengan judul “Kami Cinta Perdamaian” yang bersejarah itu menguatkan visi mereka bahwa dunia musik Indonesia menunggu insan-insan muda yang kreatif dengan ide orisinal mempersembahkan karya-karyanya.


Di bulan Oktober 2010,Panbers kembali ditinggalkan salah satu personelnya untuk selama-lamanya. [[Doan Panjaitan]] meninggal dunia dikarenakan sakit yang dideritanya.Akan tetapi Panbers terus berusaha berkibar dengan karya-karyanya yang abadi.
Sejak periode ini kita mengalami suatu keadaan dimana dunia musik Indonesia dipenuhi dengan lagu-lagu ciptaan sendiri.


PANBERS KINI


Selama lebih dari 3 dekade sejak pemunculan pertma 1972 seluruh Indonesia dari Medan sampai Merauke sudah dikunjungi minus Banda Aceh.


Berbagai panggung pertunjukan mulai Convention Hall kota-kota besar sampai lapangan bola terbuka di daerah-daerah terpencil pernah dijalani Pandajaitan Bersaudara dalam rangk Tour-show.


{{indo-musik-stub}}
PERSONAL.


[[Kategori:Grup musik Indonesia]]
Sepeningalan Hans Panjaitan (abang tertua 1972-1995), pengabdianformasi pemusik bersaudara kandung ini tetap melanjutkan misi dan pengabdian bagi musik Indonesia.
[[Kategori:Marga Panjaitan|Panbers]]

[[Kategori:Tokoh Batak]]
Benny, Doan dan Asido yang pada saat diperlukan untuk show performance formasi personalnya bertambah menjadi:
[[Kategori:Artis Indonesia yang beragama Kristen]]

Benny Pandjaitan
(Porbenget Mimbar Mual Hamonangan)

Lead vocal, Organist, Guitarist, Composer

Doan Pandjaitan
(Porbulus Domu Pangidoan)

Bassist, Pianist, Vocalist, Arranger, Composer

Asido Pandjaitan
(Asido Rohana)

Drummer, Vocalist, Arranger, Composer

Max Pandelaki
(max Christian)

Organist, Bassist

Henri Lamiri
Biola

Hans Noya
Guitarist

Isran Panjaitan
(keyboardist)

PIRINGAN EMAS, PIRINGAN PERAK DAN PENGHARGAAN

Piringan Emas

1975 Bebaskan
1976 Nasib Cintaku
1977 Terlambat Sudah
1978 Musafir
1979 Kasihku
1986 Gereja Tua
2001 Cinta Dan Permata
Piringan Perak

1976 Maafkan Daku
Piala

1972 Sebagai Band Favorite acara Kamera Ria TVRI
1975-1977 Sebagai group Band paling digemari
Angket Musika Indonesia Siaran ABRI
PLAKAT, VANDEL DAN PENGHARGAAN

Berbagai plakat, Vandel dan tanda penghargaan dari instansi pemerintah dan swasta, lembaga pendidikan dan organisasi Internasional.

TENTANG REKAMAN

Sampai lebih dari 3 dekade ini sudah begitu banyak rekaman lagu dalam bentuk Piringan Hitam, kaset,dan CD, tak sedikit hit-hit yang secara konsisten membuktikan eksistensi Pandjaitan Bersaudara yang melegenda.

PT Dimita Moulding Industries

7 (tujuh) LP piringan hitam lagu Pop
1 (satu) LP piringan hitam lagu Natal
1 (satu) kaset lagu-lagu Batak
PT Remaco Manufacturing Linited
7 (tujuh) LP piringan hitam lagu Pop
7 (tujuh) LP piringan hitam lagu melayu
2 (dua) LP piringan hitam lagu Natal
4 (empat) LP piringan hitam lagu Batak
2 (dua) LP piringan hitam lagu Rock
2 (dua) LP piringan hitam lagu nostalgia
2 (dua) LP piringan hitam lagu instrumental
1 (satu) LP piringan hitam lagu Keroncong
PT Irama Tara

4 (empat) LP piringan hitam
1 (satu) LP lagu-lagu Natal
PT Flower Sound

4 (empat) kaset lagu Pop
4 (empat) kaset lagu Batak
6 (enam) kaset lagu rohani
2 (dua) kaset lagu rohani
PT DS Record

3 (tiga) kaset lagu Pop
PT Satria Kurnia Record

6 (enam) kaset lagu Pop
3 (tiga) kaet lagu Nostalgia
PT Disc Tara

1 (satu) CD lagu Nostalgia
B-productions Ltd, Switzerland

1 (satu) CD lagu Panbers dalam bahasa Inggris dan Jerman
PT Harpa Record

4 (empat) kaset lagu Pop
Bravo Record

6 (enam) kaset lagu Pop
6 (enam) kaset lagu nostalgia
INTERNATIOANAL REPERTOIR

Pengalaman show Internasional bermula dari kepercayaan promoter dan permintaan banyak penggemar untuk bermain
mendampingi group group besar dunia saat mereka mengadakan pertunjukan di Jakarta, antara lain:
The Marmalade (United Kingdom) 1971
The Tremelous (United Kingdom) 1972
The Cats (Belanda) 1972
The Shocking Blue (Belanda) 1973
The Bee Gees (United Kingdom) 1974
Bulan April 1993, Pandjaitan Bersaudara menyelesaikan rekaman untuk Compact Disc yang di produksi oleh B-productions-Switzerland.
6 (enam) lagu karya cipta Pandajaitan Bersaudara direkam dalam bahasa Inggris dan bahasa Jerman, manandai capaian Internasional kelompok musik bersaudara legendaris ini:
1. A Day Hidup Terkekang

2. Valentina Valentina

3. Once Upon A Time Bagaimana Mungkin

4. Das Steigh Am Waldesrand Rintihan Cintaku

5. Erinerungen Cinta Abadi

6. Friedenszeit Musim Bunga

EKSISTENSI DI TAHUN 2007

- Penyelesaian rekaman album lagu-lagu Pop

- Perjalanan show ke Israel pada Pebruari 2007

- Konser Musik Legendaris.

Perjalanan Pandjaitan Bersaudara pada April 2007

Revisi per 11 Februari 2015 10.22

Panjaitan Bersaudara (Panbers) adalah satu nama kelompok pemusik yang merupakan kependekan dari Pandjaitan Bersaudara. Kelompok yang didirikan pada tahun 1969 ini terdiri dari empat orang kakak beradik kandung putra-putra dari Drs. JMM Pandjaitan, S.H, (Alm) dengan BSO Sitompul. Mereka adalah Hans Pandjaitan, Benny Pandjaitan, Doan Pandjaitan dan Asido Pandjaitan.

Dengan mengibarkan bendera Panbers, mereka merintis karier mereka di ibukota, mulai dari mengisi acara-acara hiburan di pesta sekolah dan pesta anak muda yang kala itu dikenal dengan 'pesta dayak'. Dengan modal tekad yang bulat serta perjuangan yang gigih mereka mencoba mencipta lagu dan membawakannya di pests-pesta masa itu. Satu nomor yang tak henti mereka bawakan adalah Akhir Cinta, sebuah nomor yang melodius yang tiada bosan mereka hantarkan dimana saja mereka mengadakan pertunjukan. Lewat nomor tersebut pulalah nama Panbers mulai dikenal dan membuat era baru dalam dunia musik Indonesia.

Perjalanan karier Panbers diawali dengan kemunculan pertamanya lewat panggung Istora Senayan pada acara Jambore Bands 1970 yang membawa nama Panbers lebih dikenal luas. Terlebih setelah kesempatan muncul di televisi terbuka sudah buat mereka. Maka melengkinglah lagu-lagu orisinil karya mereka sendiri seperti Bye Bye, Jakarta City Sound, Akhir Cinta, Hanya Semusim Bunga dan Hanya Padamu.

Keberhasilan performance mereka di televisi rupanya menarik perhatian bapak Digta Mimi, seorang Manajer perusahaan piringan hitam Dimita Molding Industries, yang kemudian mengantar kelompok Panbers ke dunia rekaman. Mereka diberi kepercayaan untuk mangabadikan lagu-lagu mereka ke dalam bentuk piringan hitam ebonite. Seperti yang telah diketahui, muncullah hit mereka yang abadi, Akhir Cinta yang selalu terpatri di hati penggemar blantika musik Indonesia. Satu tahapan kesuksesan mereka terenggut lewat long play ke-49 produksi PT. Dimita yang bersejarah itu.

Keberhasilan Panbers di dunia rekaman merupakan awal dari kebangkitan grup band di dalam dunia musik Indonesia yang masa itu di dominir oleh penyanyi-penyanyi tunggal. Kelompok Koeswoyo Bersaudara yang sebagai perintis pada tahun 60-an, kemudian kemunculan Panbers pada awal tahun 1972 yang secara tepat diikuti oleh sekian puluh kelompok pemusik yang meramaikan dunia musik Indonesia hingga saat ini.

Untuk mengikuti perkembangan musik, Kelompok Panbers yang telah kehilangan Hans Pandjaitan, mereka menambah personel ke dalam grup mereka yaitu Maxi Pandelaki yang diberi kesempatan untuk mengisi posisi bas. Sedangkan, Hans Pandjaitan diganti dengan seorang musikus yang bernama Hans Noya.

Saat inipun Panbers telah mempersiapkan juniornya sejak thn 1998 disebut The Boss READ: www.poskotanews.com/2012/12/27/the-boss-band-penerus-panbers/(red) dimotori putranya Benny Pandjaitan Dino Pandjaitan(Vokalis,Bass,Arr dan Komposer) yang memang kuat musikalitasnya,juga ada Panya Pandjaitan putra Alm Hans Pandjaitan (Drummer) Serta Bambang Rahmadi(Gitar Lead) dan mereka adlh cikal bakal Panbers itu sendiri meskipun dilihat dari Genre The Boss jauh dari bayang-bayang Panbers dan mereka telah mempersiapkan lagu-lagu yang mempunyai kualitas untuk dipersembahkan para penggemar Panbers dan pecinta musik Indonesia pada umumnya..seperti Dan,fallin,terima kasih,terbang dan melayang adalah beberapa lagu yang siap di persembahkan Semoga..

Panbers telah menciptakan lebih dari 700 lagu dalam ratusan album, baik yang beraliran pop, rock, rohani, keroncong bahkan melayu. Hingga kini kelompok Panbers masih eksis meramaikan dunia musik Indonesia, tidak hanya aktif show-show ke daerah-daerah namun mereka juga masih meliris album.

Beberapa lagu Panbers antara lain Gereja Tua, Cinta dan Permata, Kami Cinta Perdamaian, Indonesia My Lovely Country, Akhir Cinta, Jakarta City Sound, Haai, dan Terlambat Sudah.

Di bulan Oktober 2010,Panbers kembali ditinggalkan salah satu personelnya untuk selama-lamanya. Doan Panjaitan meninggal dunia dikarenakan sakit yang dideritanya.Akan tetapi Panbers terus berusaha berkibar dengan karya-karyanya yang abadi.