Lompat ke isi

Paus Yohanes Paulus II

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Yohanes Paulus II
Awal masa jabatan
16 Oktober 1978
Masa jabatan berakhir
2 April 2005
PendahuluYohanes Paulus I
PenerusBenediktus XVI
Informasi pribadi
Nama lahirKarol Wojtyła
Lahir18 Mei 1920
Wadowice, Polandia
Meninggal2 April 2005
Istana Apostolik, Vatikan
Tanda tanganTanda tangan Yohanes Paulus II
Paus lainnya yang bernama Yohanes Paulus

Paus Yohanes Paulus II (Latin: Ioannes Paulus PP. II, Italia: Giovanni Paolo II, Polski: Jan Paweł II) yang nama aslinya: Karol Józef Wojtyła, 18 Mei 1920 – 2 April 2005 adalah Paus, Uskup Roma, dan kepala Gereja Katolik Roma sejak 16 Oktober 1978 hingga kematiannya. Dia juga pemimpin dari Negara Kota Vatikan, negara berdaulat dengan luas terkecil di dunia.

Paus Yohanes Paulus II diangkat pada usia 58 tahun pada tahun 1978. Dia adalah Paus non-Italia pertama sejak Paus Adrianus VI, yang menjabat untuk sesaat antara tahun 1522-1523. Dia memerangi komunisme, kapitalisme yang tak terkendali dan penindasan politik. Dia dengan tegas melawan aborsi dan membela pendekatan Gereja Katolik Roma yang lebih tradisional terhadap seksualitas manusia.

Dia telah melakukan lawatan 129 negara selama menjadi Paus dan menjadi pemimpin dunia yang paling banyak melawat dalam sejarah.[1][2] Dia berbicara dalam bahasa-bahasa Italia, Perancis, Jerman, Inggris, Spanyol, Portugis, Ukraina, Rusia, Kroasia, Esperanto, Yunani Kuno dan Latin selain bahasa ibunya bahasa Polski.[3] Sebagai bagian dari wewenang panggilan sucinya yang universal, beliau telah melakukan beatifikasi terhadap 1.340 orang dan melakukan kanonisasi 483 santo/santa,[4][5][6] lebih banyak dari gabungan beatifikasi dan kanonisasi yang dilakukan pendahulunya selama lima abad terakhir.[6][7][8][9][10][11]

Selain itu, masa tugasnya sebagai Paus adalah yang ketiga terlama dalam sejarah, setelah Paus Pius IX dan Santo Petrus. Pada tahun 1989, beliau mengunjungi Indonesia. Kota-kota yang dikunjunginya adalah Jakarta, Medan (Sumatra Utara), Yogyakarta (Jawa Tengah dan DIY) dan Dili (Timor Timur). Setelah berkunjung ke Indonesia, komentarnya ialah: "Tidak ada negara yang begitu toleran seperti Indonesia di muka bumi." [sic]

Pada 19 Desember 2009, Yohanes Paulus II telah mendapat gelar venerabilis dari penerusnya Paus Benediktus XVI[12][13][14][15] dan sebagai langkah pendahulu sebelum beatifikasi pada 1 Mei 2011.[16]

Biografi

Kelahiran dan masa muda

Foto pernikahan Emilia dan Karol Wojtyla Sr.
Rumah keluarga Wojtyłas di Wadowice
Halaman dalam rumah keluarga

Karol Józef Wojtyła (dilafazkan sebagai: voi-TI-wa; IPA: /ˈkarɔl ˈjuzef vɔjˈtɨwa/) lahir pada 18 Mei 1920 di Wadowice, Polandia selatan,[17][18][19] sebagai seorang anak ketiga dari opsir pada Tentara Kekaisaran Habsburg Austria, yang juga bernama Karol Wojtyła[20] dan Emilia Kaczorowska, yang seorang keturunan Lithuania.[19][20] Ibunya meninggal pada 13 April 1929,[21] ketika ia berusia delapan tahun.[22] Kakak perempuan Karol, Olga meninggal di waktu bayi sebelum kelahiran Karol; dengan demikian dia tumbuh dan dekat dengan kakaknya Edmund yang lebih tua 14 tahun, dan punya panggilan Mundek. Namun, pekerjaan Edmund sebagai dokter mengakibatkan kematiannya karena skarlatina (scarlet fever). Hal ini sangat mempengaruhi Karol.[20][22]

Sebagai remaja, Wojtyła adalah seorang atlit dan sering bermain sepak bola sebagai penjaga gawang[23][24] Masa kecilnya terpengaruh kontak intensif dengan komunitas Yahudi. Pertandingan sepak bola sering diadakan antara tim Yahudi dan Katolik, dan Wojtyła biasanya secara sukarela akan menawarkan diri menjadi penjaga gawang cadangan di tim Yahudi jika kekurangan pemain.[20][23]

Pada pertengahan 1938, Karol Wojtyła dan ayahnya meninggalkan Wadowice dan pindah ke Kraków, dimana dia masuk ke Universitas Jagiellonian. Sambil belajar filologi dan berbagai bahasa di universitas, dia menjadi pustakawan sukarela dan juga harus ikut serta dalam wajib militer di Legiun Akademik Resimen Infanteri ke 36 Polandia, namun dia penganut pasifisme dan menolak menembakkan senjata. Dia juga tampil di beberapa grup teater dan menjadi penulis naskah drama.[25] Selama masa itu, kemampuan berbahasanya berkembang dan dia belajar 12 bahasa asing, sembilan diantaranya kemudian dipakai terus ketika menjadi Paus (Bahasa Polandia, Slovakia, Rusia, Italia, Perancis, Spanyol, Portugis, Jerman, dan Inggris, ditambah dengan pengetahuan akan Bahasa Latin Gerejawi).[18]

Pada tahun 1939 terjadi pendudukan pendudukan Nazi dan menutup universitas tempatnya belajar setelah invasi terhadap Polandia.[18] Semua warga yang sehat diwajibkan bekerja, dari tahun 1940 sampai 1944, Wojtyła bekerja berbagai macam mulai dari pencatat menu di restoran, pekerja kasar tambang batu kapur, dan di pabrik kimia Solvay untuk menghindari dideportasi ke Jerman.[19][25] Ayahnya, seorang bintara di Angkatan Darat Polandia, meninggal karena serangan jantung pada 1941, meninggalkan Karol seorang diri dari sisa keluarga.[20][21][26] "Saya tidak ada pada saat kematian ibu saya, saya tidak ada pada saat kematian kakak saya, saya tidak ada pada saat kematian ayah saya" katanya, menceritakan masa-masa kehidupannya ketika itu, hampir empat puluh tahun kemudian, "Pada usia 20, saya sudah kehilangan semua orang yang saya cintai"[26]

Dia kemudian mulai berpikir serius untuk menjadi pastor setelah kematian ayahnya, kemudian panggilan imamatnya perlahan menjadi ‘sesuatu yang mutlak dan tak terbantahkan.’[27] Pada Oktober 1942, dengan meningkatnya keinginan untuk menjadi pastor, dia mengetuk pintu Wisma Uskup Agung di Kraków, dan menyatakan bahwa dia ingin belajar menjadi pastor.[27] Tidak lama kemudian, dia mulai belajar di seminari rahasia yang dijalankan oleh uskup agung Kraków Kardinal Adam Stefan Sapieha.

Pada 29 Februari 1944, Wojtyła tertabrak oleh truk Nazi Jerman. Tak diduga, perwira Wehrmacht Jerman kasihan padanya dan mengirimkannya ke rumah sakit. Dia menghabiskan waktu dua minggu untuk pulih dari gegar otak dan luka bahu. Kecelakaan ini dan penyelamatannya membuatnya makin yakin dengan panggilan imamatnya.

Pada 6 Agustus 1994, ‘Minggu Hitam’,[28] Gestapo mengumpulkan para pria muda di Kraków untuk menghindari demonstrasi yang serupa dengan demonstrasi di Warsawa.[28][29][30] Wojtyła selamat dengan bersembunyi di ruang bawah tanah rumah pamannya di 10 Tyniecka Street, ketika tentara Jerman mencari di lantai atas.[27][29][30] Lebih dari 8000 pria dan pemuda ditangkap hari itu, namun dia kemudian bersembunyi di Wisma Uskup Agung,[27][28][29] dimana dia tetap bersembunyi sampai Jerman pergi.[20][27][31]

Pada 17 Januari 1945 malam, Jerman meninggalkan kota, dan para pelajar mengambil kembali reruntuhan seminari. Wojtyła dan seminaris lainnya secara sukarela bertugas membersihkan tumpukan kotoran beku dari jamban.[32] Bulan itu, Wojtyła menolong seorang gadis pengungsi Yahudi berusia 14 tahun bernama Edith Zierer[33] yang melarikan diri dari perkampungan buruh di Częstochowa.[33] Setelah terjatuh dari peron stasiun kereta, Wojtyła membawanya ke kereta dan menemaninya hingga selamat sampai Kraków. Zierer sangat berterima kasih pada Wojtyła yang menyelamatkan hidupnya hari itu.[34][35][36] B'nai B'rith sebuah organisasi Yahudi dan beberapa otoritas lainnya menyatakan bahwa Wojtyła telah menolong dan melindungi banyak Yahudi Polandia lainnya dari Nazisme.

Menjadi pastor

Karol Wojtyła sebagai pastor di Niegowić, Polandia, 1948

Setelah menyelesaikan pendidikan seminari di Kraków, Karol Wojtyła ditahbiskan sebagai pastor di hari para orang kudus pada 1 November 1946,[21] oleh uskup agung Kraków, Kardinal Adam Stefan Sapieha.[19][37][38] Dia kemudian berangkat untuk belajar teologi di Roma, di Universitas Kepausan Santo Thomas Aquinas (Pontifical International Athenaeum Angelicum),[37][38] dimana dia kemudian mendapat Diploma Teologi Suci dan kemudian Doktor Teologi Suci.[18] Gelar Doktorat ini yang pertama dari dua, didasarkan pada disertasi Latin "Doktrin Iman Menurut Santo Yohanes dari Salib Suci"

Universitas Kepausan Santo Thomas Aquinas di Roma.

Dia kembali ke Polandia pada musim panas 1948 dengan tugas pertama pastoral di desa Niegowić, limabelas mil dari Kraków. Setibanya di Niegowić pada musim panen, tindakan pertama yang dilakukannya adalah berlutut dan mencium lantai.[39] Tindakan ini diadaptasi dari kebiasaan santo Jean Marie Baptiste Vianney yang berasal dari Perancis,[39] yang kemudian menjadi ciri khasnya ketika menjadi Paus.

Pada Maret 1949, dia dipindah ke paroki Santo Florian di Kraków, dia mengajar ilmu etika di Universitas Jagiellonian kemudian di Universitas Katolik Lublin (John Paul II Catholic University of Lublin). Sambil mengajar, Wojtyła bergabung dengan grup terdiri dari 20 pemuda, yang kemudian mereka juluki Rodzinka, atau "keluarga kecil". Mereka berkumpul untuk berdoa, diskusi filosofi, serta menolong orang buta dan sakit. Grup ini kemudian berkembang sampai sekitar 200 anggota, dan kegiatannya bertambah dengan bermain ski tahunan dan kayak.[4]

Tahun 1954 dia memperoleh doktorat kedua, dalam bidang filosofi,[40] mengevaluasi kelayakan etika Katolik berdasarkan sistem etis dari fenomenologi Max Scheler. Namun, otoritas Komunis menghalanginya memperoleh gelar sampai 1957.[38]

Selama periode ini, Wojtyła menulis seri artikel di koran Katolik Kraków Tygodnik Powszechny (Mingguan Umum) berkaitan dengan masalah kontemporer gereja.[41] Dia juga fokus pada pembuatan literatur asli selama dua belas tahun pertama menjadi pastor. Perang, hidup dalam Komunisme, dan tanggung jawab pastoralnya mempengaruhi puisi dan naskah dramanya. Namun, dia mempublikasikan karya-karyanya dalam dua nama samaran - Andrzej Jawień dan Stanisław Andrzej Gruda[25][41][42] - untuk memisahkan antara literatur dan tulisan religiusnya (yang diterbitkan dengan nama aslinya) dan agar karya literaturnya mendapat penghargaannya sendiri tanpa pengaruh masalah religi kepastorannya.[25][41][42] Pada 1960, Wojtyła menerbitkan buku teologis berpengaruh Cinta dan Tanggungjawab sebuah pembelaan terhadap ajaran-ajaran tradisional Gereja tentang pernikahan dari sudut pandang filosofis baru.[25][43]

Menjadi uskup, uskup agung dan kardinal

Kunjungan ke gereja Santa Perawan Maria di Kraków. Carmelite on the Sand - awal Juni 1967, beberapa waktu sebelum dilantik menjadi kardinal

Pada 4 Juli 1958,[38] ketika Wojtyła sedang berlibur bermain kayak di sebuah danau di utara Polandia, Paus Pius XII mengangkatnya menjadi uskup pembantu (auxiliary bishop) di Kraków. Dia dipanggil ke Warsawa, untuk bertemu Primat Polandia Kardinal Stefan Wyszyński, yang memberitahunya mengenai pengangkatannya.[44][45] Dia menyetujui untuk membantu uskup agung Eugeniusz Baziak sebagai uskup pembantu, dia ditahbiskan ke keuskupan menggunakan nama Uskup Ombi pada 28 September 1958.[38] Pada usia 38 tahun, dia menjadi uskup termuda di Polandia. Baziak wafat pada Juni 1962 dan pada 16 Juli 1962, Karol Wojtyła terpilih sebagai Vicar Capitular, atau administrator sementara keuskupan agung sampai uskup agung baru terpilih.[18][19]

Mulai Oktober 1962, Uskup Wojtyła mengambil bagian pada Konsili Vatikan II (1962–1965),[17][18][19][38] dan memberikan kontribusi pada dokumen-dokumen penting yang kelak menjadi Pernyataan tentang Kebebasan Beragama (Dignitatis Humanae) dan Konstitusi Pastoral tentang Gereja dalam Dunia Modern (Gaudium et Spes), dua hasil utama Konsili, ditilik dari sudut pandang historis dan pengaruhnya.[38]

Uskup Wojtyła juga terlibat pada semua majelis sinode para uskup.[18][19] Kemudian pada 13 Januari 1963, Paus Paulus VI mengangkatnya menjadi Uskup agung Kraków.[46] Pada 26 Juni 1967, Paus Paulus VI mengumumkan promosi Uskup agung Wojtyła kepada Dewan Kardinal.[17][38][46] Dia dinamakan Imam Kardinal titulus San Caesareo de Appia.[47]

Pada tahun 1967, dia berperan penting dalam perumusan ensiklik Humanae Vitae, yang berkaitan dengan masalah pelarangan aborsi dan pengaturan kelahiran dalam KB.[17][48][38][49] Menurut seorang saksi baru, Kardinal Wojtyla pada tahun 1970 melarang distribusi di keuskupan Kraków surat pastoral tentang keuskupan Polandia sedang mempersiapkan upacara ulang tahun ke-50 Perang Polandia-Soviet.[50]

Menjadi Paus

Lambang Paus Yohanes Paulus II dengan Salib Maria. Huruf M untuk Santa Perawan Maria, ibu Yesus, yang mana merupakan pengabdiannya (devosi)

Agustus 1978, pada wafatnya Paus Paulus VI, Kardinal Karol Wojtyła menghadiri konklaf Paus yang memilih Albino Luciani, Kardinal Venesia, sebagai Paus Yohanes Paulus I. Pada usia 65, Luciani bisa dikatakan masih muda sebagai Paus. Wojtyła pada usia 58 masih bisa mengharapkan untuk menghadiri sebuah konklaf Paus lainnya sebelum mencapai usia 80 tahun (usia maksimal dalam mengikuti konklaf). Namun tidak diduga bahwa konklaf berikutnya datang begitu cepat pada 28 September 1978, hanya 33 hari setelah menjabat, Paus Yohanes Paulus I wafat. Pada Oktober 1978 Wojtyła kembali ke Vatikan untuk menghadiri konklaf kedua dalam waktu kurang dari dua bulan.[19][38][51]

Konklaf kedua pada tahun 1978 diadakan pada 14 Oktober, sepuluh hari setelah pemakaman Paus Yohanes Paulus I. Pada konklaf ada dua kubu yang sama-sama memiliki calon kuat: Kardinal Giuseppe Siri, kubu konservatif yang merupakan Uskup Agung Genoa, dan Kardinal Giovanni Benelli, kubu liberal yang merupakan Uskup Agung Firenze (Florence) dan seorang teman dekat Paus Yohanes Paulus I.[52]

Pendukung Benelli begitu yakin bahwa ia bisa terpilih, pada putaran pemungutan suara pertama, Benelli memenangkan sembilan suara.[52] Namun, dari skala oposisi berarti suara yang diperoleh para calon tidak mencukupi untuk menjadi yang terpilih. Kardinal Franz König, Uskup Agung Wina, mengusulkan kepada para rekan pemilih lainnya untuk mengajukan kandidat kompromi: Kardinal Karol Józef Wojtyła dari Polandia.[52] Wojtyła akhirnya memenangkan pemilihan dengan delapan surat suara pada hari kedua, menurut media Italia, 99 suara dari 111 pemilih memilihnya. Dia kemudian memilih nama Yohanes Paulus II[38][52] untuk menghormati pendahulunya, dan asap putih muncul untuk memberitahu khalayak yang berkumpul di Lapangan Santo Petrus bahwa seorang Paus telah terpilih.[51] Dia menerima pemilihannya dengan kata-kata: ‘Dengan ketaatan dalam iman Kristus, Tuhanku, dan dengan kepercayaan pada Bunda Kristus dan Gereja, meskipun dalam kesulitan yang besar, saya menerima’[53][54] Ketika Paus baru muncul di balkon, ia telah melanggar tradisi dengan menyapa kerumunan massa.[53]

Wojtyła menjadi Paus ke 264 menurut kronologis daftar Paus dan menjadi Paus non Italia pertama sejak 455 tahun.[55] Dengan usia 58 tahun, dia adalah Paus termuda yang dilantik sejak Paus Pius IX pada 1846, yang berusia 54 tahun.[38] Seperti halnya pendahulunya, Paus Yohanes Paulus II meniadakan penobatan kepausan tradisional yang seperti pelantikan dalam kerajaan, sebagai gantinya menerima pelantikan gerejawi yang disederhanakan pada 22 Oktober 1978. Selama pelantikan, ketika para kardinal berlutut di hadapannya untuk mengambil sumpah mereka dan mencium cincinnya, dia berdiri ketika Kardinal Stefan Wyszyński dari Polandia berlutut, menghentikannya mencium cincin dan memeluknya.[56]

Karya dan kehidupan

Pengajaran

Paus Yohanes Paulus II di Lapangan Santo Petrus (1985)

Masa depan dimulai hari ini, bukan besok.

— Paus Yohanes Paulus II[57]

Sebagai Paus, salah satu peran Yohanes Paulus II yang paling penting adalah untuk mengajar orang tentang agama Kristen. Dia menulis 14 ensiklik Paus dan mengajarkan tentang "Teologi Tubuh".

Dalam suratnya Di awal milenium yang baru (Novo Millennio Ineunte) dia menekankan pentingnya semua prioritas gereja pada Yesus Kristus: "Tidak, kami tidak akan diselamatkan oleh program namun oleh Manusia."

Dalam Cahaya Kebenaran (Veritatis Splendor), dia menekankan ketergantungan manusia pada Allah dan HukumNya ("Tanpa Sang Pencipta, makhluk ciptaan akan hilang") dan "ketergantungan kebebasan pada kebenaran". Dia mengingatkan bahwa manusia yang "menggantungkan dirinya sendiri pada relativisme dan skeptisime, akan tersesat dalam pencarian kebebasan semu jauh dari kebenaran itu sendiri".

Dalam Iman dan Akal budi (Fides et Ratio) Yohanes Paulus II mempromosikan minat baru dalam filsafat dan pencarian kebenaran dalam hal-hal teologis. Mengambil dari berbagai jenis sumber (seperti dari Thomisme), dia menggambarkan hubungan saling mendukung antara iman dan akal, dan menekankan para teolog harus fokus pada hubungan itu.

Yohanes Paulus II juga menulis banyak tentang kelompok pekerja dan doktrin sosial dari Gereja, dituangkannya dalam tiga ensiklik. Melalui ensiklik dan banyak Surat Apostolik serta Opininya, Yohanes Paulus II membahas tentang martabat perempuan dan pentingnya keluarga dalam masa depan kemanusiaan.[48]

Ensiklik lain termasuk Injil Kehidupan (Evangelium Vitae) dan Ut Unum Sint (Supaya Mereka Semua Menjadi Satu). Meskipun banyak kritik yang menuduhnya tidak fleksibel, dia menegaskan kembali ajaran moral Katolik menentang pembunuhan, eutanasia dan aborsi yang telah ada lebih dari seribu tahun.[48]

Kemanapun arah keluarga, demikian juga arah negara dan demikian juga seluruh dunia dimana kita hidup

— Paus Yohanes Paulus II[57]

Perjalanan pastoral

Paus Yohanes Paulus II mengunjungi Parlemen Polandia pada 11 Juni 1999
Bekas Presiden AS George W. Bush dan Laura Bush mengunjungi Paus Yohanes Paulus II di Castel Gandolfo pada 23 Juli 2001

Selama masa kepausannya, Paus Yohanes Paulus II melakukan perjalanan ke 129 negara,[1] dan mencatat lebih dari 1,1 juta kilometer jarak perjalanan. Dia selalu menarik perhatian banyak orang dalam perjalanannya, beberapa yang terbesar yang pernah terjadi dalam sejarah manusia seperti Hari Pemuda Sedunia di Manila 1995, dimana berkumpul sekitar 5 juta orang.[58] Some have suggested that it may have been the largest Christian gathering ever, although this is not certain.[59]

Dua dari kunjungan resmi Paus Yohanes Paulus II adalah ke Meksiko pada Januari 1979 dan ke Polandia pada Juni 1979, dimana selalu dikerumunani oleh kegembiraan manusia.[60] Kunjungan pertama ke Polandia ini meningkatkan semangat nasional dan mencetuskan formasi gerakan Solidaritas (Solidarność) pada tahun 1980, yang membawa kebebasan dan hak asasi pada negara yang bermasalah ini.[48] Pada kunjungan berikutnya ke Polandia dia memberikan dukungan diam-diam pada organisasi ini.[48] Beberapa perjalanan ini menguatkan pesannya dan Polandia memulai proses yang kemudian mengalahkan dominasi Uni Soviet di Eropa Timur pada tahun 1989.[61][62]</ref>[63][1][2][60]

Sementara beberapa kunjungannya (seperti ke Amerika Serikat dan Tanah Suci) meneruskan kunjungan sebelumnya dari Paus Paulus VI, Yohanes Paulus II menjadi Paus pertama yang berkunjung ke Gedung Putih ketika perjalanan ke AS pada Oktober 1979, dimana dia disambut dengan hangat oleh calon presiden waktu itu Jimmy Carter. Dia juga berkunjung ke banyak negara dimana belum pernah ada Paus yang berkunjung sebelumnya. Dia adalah Paus pertama yang mengunjungi Meksiko di Januari 1979,[64] sebelum berkunjung ke Polandia sebagai Paus, juga ke Irlandia kemudian pada tahun yang sama.[65][66] Dia adalah paus yang memerintah pertama yang berkunjung ke Britania Raya, pada 1982, [67] dimana dia bertemu Ratu Elizabeth II, Gubernur Agung dari Gereja Inggris.[67] Dia melakukan perjalanan ke Haiti pada 1983, dimana dia berbicara dalam bahasa kreol kepada ribuan warga Katolik miskin yang berkumpul menyambutnya di bandar udara. Pesannya, "sesuatu harus berubah di Haiti", berdasarkan pada perbedaan yang menyolok antara kaya dan miskin, mendapat tepuk tangan bergemuruh.[68] Pada tahun 2000, dia adalah Paus modern pertama yang berkunjung ke Mesir, [69] dimana dia bertemu dengan paus Koptik, Paus Shenouda III[69] dan Patriark Ortodoks Yunani dari Alexandria.[69][70] Dia juga menjadi paus Katolik pertama yang berkunjung dan berdoa di sebuah masjid di Damaskus, Siria pada tahun 2001. Dia berkunjung ke Masjid Agung Umayyah, yang sebelumnya adalah gereja Kristen dimana Yohanes Pembaptis diyakini dimakamkan,[71] dimana dia berpidato untuk meminta Muslim, Kristen dan Yahudi untuk bekerja bersama-sama.[71][72]

Pada 15 Januari 1995, ketika berlangsung Hari Pemudia Dunia X, dia mengadakan misa untuk sekitar lima sampai tujuh juta umat di Luneta park,[58] Manila, Filipina, yang menjadi pertemuan tunggal terbesar dalam sejarah Kristen.[58] Pada Maret 2000, ketika mengunjungi Yerusalem, Yohanes Paulus II menjadi paus pertama dalam sejarah yang berkunjung dan berdoa di Tembok Ratapan.[73][74] Pada September 2001, dalam suasana paska Serangan 11 September 2001, dia melakukan perjalanan ke Kazakhstan dengan pengunjung yang kebanyakan adalah muslim, dan ke Armenia, untuk menghadiri peringatan 1.700 tahun masuknya Kristen di negara itu.[75]

Hari ini, pertama kali dalam sejarah, seorang Uskup Roma menjejakkan kaki di tanah Inggris. Tanah terbuka ini, pernah menjadi pos terdepan dari dunia luar dengan keyakinan berbeda, telah menjadi, melalui pemberitaan Injil, bagian yang dicintai dan diberkahi dari ladang anggur Kristus

— Paus Yohanes Paulus II (1982)[57]

Kunjungan ke Indonesia

Pada kunjungan lima harinya ke Indonesia pada 8-12 Oktober 1989, Paus Yohanes Paulus II menyinggahi Jakarta, Yogyakarta, Maumere, Dili (Timor Timur - waktu itu masih menjadi provinsi ke 27 Indonesia) dan Medan. Dalam kunjungan itu Sri Paus memimpin Misa Agung dan berdialog langsung dengan lebih dari satu juta orang.

Misa Agung pertama berlangsung di Stadion Utama Senayan (kini Gelora Bung Karno), Jakarta, dihadiri sekitar 120 ribu umat Katolik dari Keuskupan Agung Jakarta, Keuskupan Bogor, Bandung dan Purwokerto. Di Yogyakarta, Misa Agung dihadiri 250 ribu umat dari Keuskupan Agung Semarang, Keuskupan Surabaya, dan Keuskupan Malang. Kemudian Misa Agung di Maumere dihadiri sekitar 300 ribu umat Katolik dari Flores; di Dili dihadiri 400 ribu umat dan di Medan lebih dari 100 ribu umat.

Pada Misa Agung di Senayan, Paus mengucapkan doa Tanda Salib: “Atas nama Bapa, dan Putera dan Roh Kudus” dalam bahasa Indonesia yang lancar, yang dijawab umat “Amin”. Misa itu seluruhnya berlangsung dalam Bahasa Indonesia, dan Paus dapat melafalkan doa dan nyanyian dalam Bahasa Indonesia dengan baik dan lancar, nyaris tanpa salah, termasuk ketika menyanyikan Prefasi yang panjang.

Paus Yohanes Paulus II juga mengadakan pertemuan khusus dengan kaum awam dan cendekiawan Katolik Indonesia di kampus Universitas Atma Jaya Jakarta. Di sini Paus bertatap muka dan memberikan pesan-pesan kegembalaan kepada kaum awam dan cendekiawan Katolik Indonesia, dan meresmikan gedung baru “Karol Wojtyła”.[76]

Karena itu saya bangga akan Anda, orang Katolik yang hanya merupakan minoritas kecil, membuat kontribusi yang signifikan terhadap pendidikan tinggi di Indonesia.

— Paus Yohanes Paulus II pada peresmian gedung “Karol Wojtyła” di kampus Atma Jaya[76]

Perjalanan Dunia Paus Yohanes Paulus II:[77]

  • 1979

1. 25 Januari–1 Februari
Republik Dominika dan Meksiko
2. 2-10 Juni
Polandia
3. 29 September–7 Oktober
Irlandia dan Amerika Serikat
4. 28-30 November
Turki

  • 1980

5. 2-12 Mei
Zaire, Republik Kongo, Kenya, Ghana, Burkina Faso, dan Pantai Gading
6. 30 Mei 30–2 Juni
Prancis
7. 30 June–12 Juli
Brasil
8. 15-19 November
Jerman Barat

  • 1981

9. 16-27 Februari
Filipina, Guam, dan Jepang

  • 1982

10. 12-19 Februari
Nigeria, Benin, Gabon, dan Guinea Khatulistiwa
11. 12-15 Mei
Portugal (termasuk Fátima)
12. 28 Mei–2 June
Britania Raya
13. 10-13 Juni
Argentina
14. 15 June
Swiss
15. 29 Agustus
San Marino
16. 31 Oktober–9 November
Spanyol

  • 1983

17. 2-10 Maret
Kosta Rika, Nikaragua, Panama, El Salvador, Guatemala, Belize, Honduras dan Haiti
18. 16-23 Juni
Polandia
19. 14-15 Agustus
Lourdes di Prancis
20. 10-13 September
Austria

  • 1984

21. 2-12 Mei
Korea Selatan, Papua Nugini, Kepulauan Solomon, Thailand
22. 12-17 Juni
Swiss
23. 9-20 September
Kanada
24. 10-12 Oktober
Spanyol, Republik Dominika, Puerto Rico

  • 1985

25. 26 Januari–6 Februari
Venezuela, Ekuador, Peru, Trinidad dan Tobago
26. 11-21 Mei
Belgia, Belanda, Luxembourg
27. 8-19 Agustus
Togo, Pantai Gading, Kamerun, Republik Afrika Tengah, Zaire, Kenya, Maroko
28. 8 September
Liechtenstein

  • 1986

29. 1 Februari–10 Februari
India
30. 1-8 Juli
Colombia, St. Lucia
31. 4-7 Oktober
Prancis
32. 19 November–1 Desember 1
Australia, Selandia Baru, Bangladesh, Fiji, Singapura, Seychelles

  • 1987

33. 31 Maret–13 April
Uruguay, Chili, Argentina
34. 30 April–4 Mei
Jerman Barat
35. 8-14 Juni
Polandia
36. 10-20 September
Amerika Serikat dan Kanada

  • 1988

37. 7-18 Mei
Uruguay, Bolivia, Peru, Paraguay
38. 23-27 Juni
Austria
39. 10-19 September
Zimbabwe, Botswana, Lesotho, Swaziland, Mozambique, memutar melalui Afrika Selatan
40. 8-11 Oktober
Prancis

  • 1989

41. 28 April–6 Mei
Madagaskar, Réunion, Zambia, and Malawi
42. 1-10 Juni
Norwegia, Islandia, Finlandia, Denmark, Swedia
43. 19-21 Agustus
Spanyol
44. 6-16 Oktober
Korea Selatan, Indonesia, Timor Timur, Mauritius

  • 1990

45. 25 Januari–1 Februari
Cape Verde, Guinea-Bissau, Mali, Burkina Faso, Chad
46. 21-22 April
Cekoslowakia
47. 6-13 May
Meksiko, Curaçao
48. 25-27 Mei
Malta
49. 1-10 September
Tanzania, Rwanda, Burundi, Pantai Gading

  • 1991

50. 10-13 Mei
Portugal
51. 1-9 Juni
Polandia
52. 13-20 Agustus
Polandia, Hungaria
53. 12-21 Oktober
Brasil

  • 1992

54. 19-26 Februari
Senegal, Gambia, Guinea
55. 4-10 Juni
Angola, Sao Tome dan Principe
56. 9-14 Oktober
Republik Dominika

  • 1993

57. 3-10 Februari
Benin, Uganda, Sudan
58. 25 April
Albania
59. 12-17 Juni
Spanyol
60. 9-16 Agustus
Jamaika, Meksiko, Amerika Serikat
61. 4-10 September
Lituania, Latvia, Estonia

  • 1994

62. 10-11 September
Kroasia

  • 1995

63. 12-21 Januari
Filipina, Australia, Papua Nugini, Sri Lanka
64. 20-22 Mei
Ceko, Polandia
65. 3-4 Juni
Belgia
66. 30 Juni
Slowakia
67. 14-20 September
Kamerun, Kenya, Afrika Selatan
68. 4-8 Oktober
Amerika Serikat

  • 1996

69. 5-12 Februari
Guatemala, El Salvador, Nikaragua, Venezuela
70. 14 April
Tunisia
71. 17-19 Mei
Slovenia
72. 21-23 Juni
Jerman
73. 6-7 September
Hungaria
74. 19-22 September
Prancis

  • 1997

75. 12-13 April
Sarajevo, Bosnia dan Herzegovina
76. 25-27 April
Ceko
77. 10-11 Mei
Lebanon
78. 31 Mei–10 Juni
Polandia
79. 21-24 Agustus
Prancis
80. 2-5 Oktober
Brasil

  • 1998

81. 21-25 Januari
Kuba
82. 21-23 Maret
Nigeria
83. 19-21 Juni
Austria
84. 2-4 Oktober
Kroasia

  • 1999

85. 22-25 Januari
Mexico City di Meksiko
26-27 Januari
St. Louis, Missouri
86. 7-9 Mei
Rumania
87. 5-17 Juni
Polandia
88. 19 September
Slovenia
89. 5-9 November
New Delhi, India, dan Tbilisi di Georgia

  • 2000

90. 24-26 Februari
Mesir
91. 20-26 Maret
Jordan, Israel, dan Wilayah Otonomi Palestina
92. 12-13 Mei
Fátima di Portugal

  • 2001

93.(a) 4-5 Mei
Athena di Yunani
93.(b) 5-6 Mei
Suriah
93.(c) 8-9 Mei
Malta
94. 23-27 Juni
Ukraina
95. 22-27 September
Armenia dan Kazakhstan

  • 2002

96. 22-26 Mei
Azerbaijan dan Bulgaria
97. 23 Juli–1 Agustus
Kanada, Guatemala, dan Meksiko
98. 16-19 Agustus
Polandia

  • 2003

99. 3-4 Mei
Spanyol
100. 5-9 Juni
Kroasia
101. 22 Juni
Bosnia dan Herzegovina
102. 11-14 September
Slowakia

  • 2004

103. 5-6 Juni
Swiss
104. 14-15 Agustus
Lourdes di Prancis

Peta yang menggambarkan negara-negara yang dikunjungi Paus Yohanes Paulus II.

Kepemudaan

Hari Pemuda Dunia adalah kegiatan pemuda Katolik internasional yang populer dan digagas oleh Paus Yohanes Paulus II

Paus Yohanes Paulus II mempunyai hubungan khusus dengan kepemudaan Katolik dan dikenal juga sebagai Paus untuk Kepemudaan.[78][79] Sebelum menjadi paus, dia sudah sering melakukan perkemahan dan perjalanan mendaki gunung dengan para pemuda. Dia tetap melakukannya ketika sudah menjadi paus.[78] Dia sangat memperhatikan pendidikan untuk pastor masa mendatang dan banyak melakukan kunjungan awal ke seminari Katolik Roma, termasuk ke Venerable English College pada 1979.[19] Dia menggagas Hari Pemuda Dunia pada 1984 dengan maksud membawa pemuda pemudi Katolik dari seluruh dunia bersama-sama merayakan keyakinannya.[19][78][79] Pertemuan seminggu para pemuda ini berlangsung setiap dua atau tiga tahun, menarik minat ratusan ribu kaum muda, yang berkumpul untuk bernyanyi, berpesta dan bertemu untuk memperdalam keyakinan mereka.[19][79] Hari Pemuda Dunia ke 19 yang dirayakan selama kepausannya, mengumpulkan jutaan kaum muda dari seluruh dunia. Pada waktu itu, perhatiannya pada keluarga diungkapkan pada Pertemuan Keluarga Dunia, yang diadakan pada tahun 1994.[19]

Kaum muda terancam... dengan teknik jahat iklan yang membuat mereka menghindari kerja keras dan berharap mendapat kepuasan cepat atas setiap segala sesuatu yang mereka inginkan.

— Paus Yohanes Paulus II[57]

Hubungan dengan agama lain

Patung Paus Yohanes Paulus II diluar Katedral Almudena (Madrid, Spanyol)

Paus Yohanes Paulus II melakukan sangat banyak perjalanan dan bertemu dengan para penganut agama dan kepercayaan lain. Dia selalu mencoba mencari dasar yang sama untuk berkomunikasi, baik doktrin atau dogma. Pada hari Doa Sedunia untuk Perdamaian, yang diadakan pada 27 Oktober 1986 di Assisi, lebih dari 120 wakil agama dan kepercayaan serta berbagai denominasi Kristen meluangkan waktu sehari bersama untuk berpuasa dan berdoa.[80]

Anglikanisme

Paus Yohanes Paulus II mempunyai hubungan yang baik dengan Gereja Inggris, berdasarkan pendahulunya Paus Paulus VI, sebagai "yang tercinta Saudari Gereja".[81] Dia berkotbah di Katedral Canterbury ketika berkunjung ke Britania Raya,[67] dan menerima Uskup Agung Canterbury dengan bersahabat dan penuh kesopanan.[67] Namun, Yohanes Paulus II kecewa dengan keputusan Gereja Inggris yang memberikan Sakramen Tahbisan (Holy Orders) kepada perempuan dan melihatnya sebagai sebuah langkah berlawanan dalam kesatuan antara Komuni Anglikan dan Gereja Katolik.[81]

Pada 1980 Yohanes Paulus II mengeluarkan pengecualian pastoral yang memungkinkan mantan imam Episkopal yang pernah menikah untuk menjadi imam Katolik, dan untuk menerima bekas paroki Gereja Episkopal menjadi Gereja Katolik. Dia juga mengijinkan penciptaan bentuk Anglikan dari Ritus Latin, yang menggabungkan Buku Umum Doa Anglikan. Upaya bersejarah oikumene Yohanes Paulus II dengan Komuni Anglikan diwujudkan dengan berdirinya Gereja Katolik Bunda Penebusan (bentuk Anglikan), bekerjasama dengan Uskup Agung Patrick Flores dari San Antonio, Texas di Amerika Serikat.[82]

Lutheranisme

Pada perjalanan kepausannya ke Norwegia, Islandia, Finlandia, Denmark dan Swedia 1-10 Juni 1989[83], Yohanes Paulus II menjadi paus pertama yang berkunjung ke negara-negara dengan mayoritas gereja Lutheran. Selain merayakan Misa dengan umat Katolik, dia berpartisipasi dalam pelayanan oikumene di tempat-tempat yang pernah menjadi tempat suci Katolik sebelum reformasi Lutheran pada abad 16: Katedral Nidaros Norwegia, Thingvellir Islandia, Katedral Turku Finlandia, Katedral Roskilde Denmark dan Katedral Uppsala Swedia.

Pada 31 Oktober 1999 (ulang tahun ke 482 Hari Reformasi, pengumuman 95 Tesis), perwakilan dari Vatikan dan Federasi Lutheran se-Dunia menandatangani Deklarasi Bersama tentang Doktrin Pembenaran, sebagai tanda persatuan.

Yudaisme

Tembok Ratapan di Yerusalem

Hubungan antara Katolik dan Yudaisme meningkat selama kepausan Yohanes Paulus II.[48][74] Dia sering membicarakan hubungan gereja dengan Yahudi.[48]

Pada masa kanak-kanak, Karol Wojtyła sering berolah raga dengan banyak tetangga Yahudinya.[23][84] Pada tahun 1979 dia menjadi Paus pertama yang mengunjungi kamp konsentrasi Auschwitz Jerman di Polandia, dimana banyak warga sebangsanya (mayoritas Yahudi Polandia) meninggal selama pendudukan Nazi pada Perang Dunia II. Pada tahun 1998 dia mengeluarkan dokumen "Kami Ingat: Sebuah Refleksi Shoah" yang menggambarkan pemikirannya tentang Holocaust.[85] Dia juga menjadi paus pertama yang diketahui melakukan kunjungan resmi kepausan ke sebuah sinagoga,[86] ketika dia mengunjungi Sinagoga Agung di Roma pada 13 April 1986.[87][88][89]

Pada tahun 1994, Yohanes Paulus II meresmikan hubungan diplomatik resmi antara Tahta Suci dan Negara Israel, mengakui sentralitas kehidupan Yahudi dan keimanannya.[87][90] Untuk menghargai peristiwa ini, Paus Yohanes Paulus II menyelenggarakan ‘Konser Kepausan Memperingati Holocaust’. Konser ini, disusun dan dilaksanakan oleh Maestro Amerika Gilbert Levine, dihadiri oleh Ketua Rabi di Roma, Presiden Italia, dan mereka yang selamat dari Holocaust dari seluruh dunia.[91]

Pada Maret 2000, Yohanes Paulus II mengunjungi Yad Vashem, tugu peringatan Holocaust di Israel, dan kemudian membuat sejarah dengan menyentuh satu dari tempat tersuci Yudaisme, Tembok Ratapan di Yerusalem,[74] menaruh sebuah pesan di dalamnya (dimana dia berdoa untuk pengampunan atas tindakan yang dilakukan terhadap orang Yahudi).[87][73][74][92] Di bagian tujuan, dia mengatakan: "Saya yakinkan kepada orang-orang Yahudi, bahwa Gereja Katolik ... sangat sedih oleh kebencian, penganiayaan dan tindakan anti-Semitisme yang diarahkan kepada orang Yahudi oleh orang Kristen di setiap saat dan di setiap waktu", dia menambahkan bahwa "tidak ada kata-kata yang cukup kuat untuk menyayangkan tragedi mengerikan dari Holocaust".[73][74] Menteri kabinet Israel Rabi Michael Melchior, yang menjadi tuan rumah kunjungan Paus, berkata bahwa dia "sangat terharu" dengan apa yang dilakukan Paus.[73][74]

Ini diluar sejarah, diluar ingatan.

—  Rabi Michael Melchior (26 Maret 2000)[73]

Kami sangat sedih oleh perilaku orang-orang yang dalam perjalanan sejarah telah menyebabkan anak-anak Anda untuk menderita dan meminta pengampunan Anda, kami ingin membaktikan diri pada persaudaraan sejati dengan orang-orang Kovenan.

— Paus Yohanes Paulus II(12 Maret 2000) dari catatan yang ditinggalkan Paus di Tembok Ratapan Yerusalem[92][93]

Pada Oktober 2003, Anti-Defamation League (ADL) mengeluarkan pernyataan selamat kepada Yohanes Paulus II memasuki 25 tahun kepausannya.[90] Pada Januari 2005, Yohanes Paulus II menjadi Paus pertama yang diketahui sejarah menerima berkat imam dari seorang rabi, ketika Rabi Benjamin Blech, Barry Dov Schwartz, dan Jack Bemporad berkunjung ke Paus di Clementi Hall di Istana Apostolik.[94]

Segera setelah meninggalnya paus, ADL mengeluarkan pernyataan bahwa Paus Yohanes Paulus II telah mengubah drastis hubungan antara Katolik dan Yudaisme, mengatakan bahwa "banyak perubahan menuju kebaikan terjadi pada 27 tahun masa kepemimpinanya dibanding 2000 tahun sebelumnya."[95] Dalam pernyataan lainnya yang dikeluarkan di Australia, Dewan Urusan Israel & Yahudi, Direktur Dr Colin Rubenstein berkata, "Paus akan dikenang untuk inspirasi kepemimpinan rohaninya dalam kemerdekaan dan kemanusiaan. Dia mencapai hasil yang lebih jauh dalam hal transformasi hubungan dengan orang-orang Yahudi dan Israel dibanding tokoh lainnya dalam sejarah Gereja Katolik.".[87]

Dengan Yudaisme, karena itu, kami memiliki hubungan yang tidak dimiliki dengan agama lainnya. Anda adalah saudara kami terkasih, dan dengan cara tertentu, dapat dikatakan bahwa Anda adalah saudara tua kita.

—  Paus Yohanes Paulus II (13 April 1986)[57]

Gereja Ortodoks Oriental

Pada Mei 1999, Yohanes Paulus II mengunjungi Rumania atas undangan dari Patriark Teoctist Arăpaşu dari Gereja Ortodoks Rumania. Ini adalah untuk pertama kalinya seorang Paus mengunjungi sebuah negara yang didominasi Gereja Ortodoks sejak Skisma Timur-Barat tahun 1054.[96] Pada kedatangannya, Patriark dan presiden Rumania, Emil Constantinescu menyambut Paus.[96] Patriark menyatakan, "Milenium kedua dalam sejarah Kristen dimulai dengan luka yang menyakitkan dari persatuan Gereja; akhir dari milenium ini telah terlihat komitmen yang nyata untuk memulihkan persatuan Kristen."[96]

Yohanes Paulus II mengunjungi negara dengan penganut Ortodoks lainnya yang besar, Ukraina pada 23-27 Juni 2001 atas undangan presiden Ukraina dan uskup Gereja Katolik-Yunani Ukraina. Paus berbincang dengan para pimpinan Dewan Gereja-gereja dan Keagamaan Seluruh Ukraina, memohon untuk "sebuah dialog yang terbuka, toleran dan jujur".[97] Sekitar 200 ribu orang menghadiri perayaan liturgi yang dipimpin Paus di Kiev, dan liturgi di Lviv dihadiri hampir satu setengah juta umat.[97] Yohanes Paulus II menyatakan akhir dari Skisma Besar adalah salah satu harapannya.[97] Menyembuhkan luka perpisahan antara Katolik dan gereja-gereja Ortodoks Oriental meski tradisi Latin dan Romawi Timur jelas tentang kepentingan pribadi yang besar. Selama

tradisi Latin dan Byzantium jelas tentang kepentingan pribadi yang besar. Cukup lama, Yohanes Paulus II berusaha memfasilitasi dialog dan usaha melakukan penyatuan setidaknya sejak 1988 pada Eutus in mundum (dunia) bahwa "Eropa memiliki dua paru-paru, bernafas tidaklah mudah sampai keduanya digunakan".

Selama perjalanan tahun 2001, Yohanes Paulus II menjadi Paus pertama yang mengunjungi Yunani dalam 1291 tahun.[98][99] Di Athena, Paus bertemu dengan Uskup Agung Christodoulos, pimpinan Gereja Ortodoks Yunani.[98] Setelah pertemuan tertutup 30 menit, keduanya berbicara pada publik. Christodoulos membaca daftar "13 pelanggaran" dari Gereja Katolik Roma terhadapt Gereja Ortodoks Oriental sejak Skisma Besar,[98] termasuk perampasan Konstantinopel oleh pejuang perang Salib pada 1204, dan meratapi kurangnya permintaan maaf dari Gereja Katolik Roma, mengatakan "Hingga sekarang, belum pernah terdengar satupun permintaan maaf" untuk ""pejuang gila perang Salib abad ke 13."[98]

Paus menanggapi dengan berkata "Untuk kesempatan dulu dan sekarang, ketika putra dan putri Gereja Katolik telah berdosa atas tindakan atau kelalaian terhadap saudara-saudara mereka dari kaum Ortodoks, semoga Tuhan memberikan kita pengampunan," yang mana langsung disambut tepuk tangan oleh Christodoulos. Yohanes Paulus II juga mengatakan bahwa penjarahan Konstantinopel adalah sumber "penyesalan yang mendalam" untuk Katolik.[98] Kemudian Yohanes Paulus II dan Christodoulos bertemu di lokasi dimana Santo Paulus dari Tarsus pernah diwartakan kepada orang-orang Kristen Athena. Mereka mengeluarkan ‘deklarasi bersama’, yang mengatakan "Kami akan mengupayakan segala daya, agar akar Kristen di Eropa dan jiwa Kristen dapat dipertahankan. ... Kami mengutuk semua jenis kekerasan, proselitisme, fanatisme, atas nama agama"[98] Kedua pemimpin itu lalu melakukan Doa Bapa Kami bersama, menyingkirkan tabu bahwa Ortodoks tidak boleh berdoa bersama Katolik.[98]

Paus juga pernah berkata selama masa kepemimpinannya bahwa salah satu mimpi besarnya adalah mengunjungi Rusia, namun hal ini tidak pernah terwujud. Dia mencoba menyelesaikan masalah yang muncul berabad-abad antara Katolik dan Gereja Ortodoks Rusia, seperti mengembalikan ikon Our Lady of Kazan pada bulan Agustus 2004 kepada gereja Ortodoks Rusia.

Budhisme

Dalai Lama bertemu dengan Paus Yohanes Paulus II delapan kali.

Tenzin Gyatso, Dalai Lama ke-14 mengunjungi Paus Yohanes Paulus II delapan kali, lebih banyak dari para petinggi negara atau agama lainnya. Paus dan Dalai Lama sering berbagi pandangan yang sama dan memahami hal-hal buruk yang mirip, keduanya berasal dari masyarakat yang terpengaruh oleh komunisme dan keduanya sama-sama adalah pimpinan agama tertinggi.[100][101]

Islam

Berkas:Jp2koran.jpg
Paus Yohanes Paulus memegang dan mencium kitab suci Islam; Al-Qur'an.

Paus Yohanes Paulus II membuat upaya yang cukup untuk meningkatkan hubungan antara Katolik dan Islam.[102]

Pada 6 Mei 2001, Paus Yohanes Paulus II menjadi paus Katolik pertama yang memasuki dan berdoa di masjid. Dengan penuh hormat menanggalkan sepatunya, dia masuk ke Masjid Agung Umayyah, sebuah bekas gereja Kristen di masa Kekaisaran Romawi Timur yang didedikasikan untuk Yohanes Pembaptis (yang diyakini dimakamkan disitu) di Damaskus, Suriah, dan memberikan kotbah termasuk pernyataan: "Untuk masa waktu ketika Muslim dan Kristen pernah menyinggung satu sama lain, kita perlu meminta pengampunan dari Yang Maha Kuasa untuk memberikan pengampunan satu sama lain."[71][72] Dia mencium Al-Qur'an di Suriah,[103][104][105] sebuah tindakan yang membuatnya terkenal di kalangan Muslim namun mengganggu banyak umat Katolik.[104]

Pada tahun 2004, Paus Yohanes Paulus II mengadakan "Konser Rekonsiliasi Kepausan," yang menghadirkan para pemimpin Islam dengan para pemimpin komunitas Yahudi dan Gereja Katolik di Vatikan dengan konser oleh Kraków Philharmonic Choir dari Polandia, London Philharmonic Choir dari Britania Raya, Pittsburgh Symphony Orchestra dari Amerika Serikat, dan Ankara State Polyphonic Choir dari Turki[106][107][108][109] Acara ini disiapkan dan dipimpin oleh Sir Gilbert Levine, KCSG dan disiarkan ke seluruh dunia.[106][107][108][109]

Yohanes Paulus II mengawasi penerbitan Katekismus Gereja Katolik yang memuat hal khusus untuk Muslim; didalamnya, tertulis, "Rencana keselamatan juga mencakup Penciptaan, di tempat pertama diantaranya adalah kaum Muslim; bersama memegang iman Abraham (Nabi Ibrahim dalam Islam), dan bersama-sama memuja satu, Tuhan Maha Penyayang, serta penghakiman manusia pada akhir zaman."[110]

Peran dalam runtuhnya komunisme

Presiden Rusia Vladimir Putin bertemu Paus Yohanes Paulus II

Paus Yohanes Paulus II telah dikatakan berperan pada jatuhnya komunisme di Eropa Timur,[61][62][63][1][2][48][111] dengan menjadi inspirasi spiritual dibalik kejatuhannya, dan menjadi katalisator untuk "revolusi damai" di Polandia. Lech Wałęsa pendiri Solidarność, menghargai Yohanes Paulus II yang telah memberikan keberanian pada Polandia untuk bangkit.[48] Menurut Wałęsa, "Sebelum masa kepausannya, dunia terbagi dalam blok-blok. Tidak ada seorangpun tahu bagaimana keluar dari pengaruh komunisme. Di Warsawa, 1979, dia hanya berkata singkat: "Jangan takut", dan kemudian berdoa: "Biarlah Roh Kudusmu turun dan mengubah wajah bumi... tanah ini".[111][112]

Dalam surat-menyurat presiden Ronald Reagan kepada paus mengungkapkan "bertindak cepat secara menerus untuk menopang dukungan Vatikan atas kebijakan AS. Mungkin yang paling mengejutkan, surat-surat menunjukkan bahwa, hingga akhir tahun 1984, Paus tidak yakin bahwa pemerintah Komunis Polandia bisa diubah."[113]

Pada Desember 1989, Yohanes Paulus II bertemu dengan pimpinan Soviet Mikhail Gorbachev di Vatikan dan keduanya saling mengungkapkan rasa hormat dan kekaguman. Gorbachev pernah mengatakan "Runtuhnya Tirai Besi tidak mungkin terjadi tanpa Yohanes Paulus II".[61][63] Pada saat wafatnya Yohanes Paulus II, Mikhail Gorbachev berkata: "Kesetiaan Paus Yohanes Paulus II pada pengikutnya adalah contoh yang patut kita semua tiru."[2][111][114]

Presiden AS George W. Bush menunjukkan Medali Kebebasan pada Paus Yohanes Paulus II, Juni 2004

Pada Februari 2004, Paus Yohanes Paulus II dinominasikan untuk Hadiah Nobel Perdamaian untuk menghargai karya kehidupannya melawan penindasan Komunis dan bantuannya mengubah tatanan dunia.[115]

Presiden George W. Bush memberikan Medali Kebebasan Presidensial, sebuah penghargaan tertinggi Amerika kepada Paus Yohanes Paulus II ketika berlangsung upacara di Istana Apostolik Vatikan 4 Juni 2004.[116] Presiden membacakan kutipan yang terdapat di medali, yang tertuliskan "putra Polandia ini" yang mana "pendiriannya pada perdamaian dan kebebasan telah menginspirasi jutaan orang dan membantu menggulingkan komunisme dan tirani."[116] Setelah menerima penghargaan itu, Yohanes Paulus II berkata, "Semoga keinginan untuk bebas, perdamaian, dunia yang lebih manusiawi yang dilambangkan oleh medali ini menginspirasi keinginan baik setiap pria dan wanita di setiap waktu dan tempat."[116]

Warsawa, Moskow, Budapest, Berlin, Praha, Sofia dan Bukares telah menjadi panggung pada perjalanan ziarah panjang menuju kebebasan. Hal yang mengagumkan bahwa dalam peristiwa ini, seluruh masyarakat bebas mengungkapkan diri - wanita, kaum muda, pria, mengatasi rasa takut, mengatasi rasa haus tak tertahankan untuk mempercepat perkembangan kebebasan, membuat tembok runtuh dan gerbang terbuka.

—  Paus Yohanes Paulus II (1989)[62]

Percobaan-percobaan pembunuhan

Pada 13 Mei 1981, Yohanes Paulus II hampir tewas ketika ditembak oleh Mehmet Ali Ağca, seorang ekstremis Turki, kala masuk Lapangan Santo Petrus untuk bertemu umat. Ağca akhirnya dihukum penjara seumur hidup.

Paus ditembak ketika mengendarai sebuah mobil terbuka.

Apa kenapa, bagaimana dan atas perintah siapa percobaan pembunuhan ini dilakukan, masih tetap berupa misteri sampai akhir Maret 2005. Dikatakan dokumen-dokumen penting dari negara-negara mantan anggota Uni Soviet menunjukkan bahwa KGB bertanggung jawab [1]. Motif pembunuhan masih diperdebatkan. Salah satu kemungkinan ialah bahwa rezim komunis Uni Soviet takut akan pengaruh Paus Polandia ini akan stabilitas negara-negara satelit Soviet di Eropa Timur, terutama di Polandia sendiri.

Spekulasi lain menuduh orang-orang dalam Vatikan yang memberi perintah, terutama faksi kaum Freemason yang menentang Karol Wojtyła dan kelompok Opus Dei, yang salah satu pemimpinnya adalah Kardinal Casaroli. Ali Ağca sendiri masih bungkam dalam mengungkapkan kebenaran percobaan pembunuhannya, meski ia sering memberikan petunjuk bahwa ia mendapatkan pertolongan dari orang dalam Vatikan.

Dan akhirnya ada yang mengatakan bahwa Ağca, seorang penembak ulung, sebenarnya bisa membunuh sang Paus, jika mau dan misinya hanyalah menakut-nakutinya. Namun segala kemungkinan hanya merupakan spekulasi saja karena belum ada bukti-bukti definitif yang muncul.

Dua hari setelah Natal, pada 27 Desember 1983, Paus menjenguk pembunuhnya di penjara. Keduanya bercakap-cakap dan berbincang-bincang beberapa lama. Setelah pertemuan ini, Paus kemudian berkata: "Apa yang kita bicarakan harus merupakan rahasia antara dia dan saya. Ketika berbicara dengannya saya anggap ia adalah seorang saudara yang sudah saya ampuni dan saya percayai sepenuhnya."

Naik takhtanya Yohanes Paulus II sebagai Paus sudah diramalkan beberapa dasawarsa sebelumnya oleh Padre Pio. Biarawan yang sama ini, juga meramal bahwa pemerintahan Karol Wojtyła hanya berlangsung singkat dan berakhir dengan darah, sebuah ramalan yang hampir saja terbukti jika pembunuhannya berhasil. Percobaan pembunuhan ini juga diramalkan pada rahasia ketiga Tiga Rahasia Fatima, sebuah analisis dari Vatikan mengungkapkannya.

Sebuah percobaan pembunuhan lainnya terjadi pada 12 Mei 1982, di Fatima, Portugal ketika seorang pria berusaha menikam Paus dengan sebilah bayonet, tetapi dicegah oleh para penjaga. Si pembunuh, adalah seorang pastor ultrakonservatif, berhaluan keras, seorang warganegara Spanyol, bernama Juan María Fernández y Krohn. Dilaporkan ia menentang reformasi Konsili Vatikan II dan memanggil Paus seorang "agen dari Moskwa." Ia kemudian divonis hukuman penjara enam tahun dan lalu diekstradisi dari Portugal.

Ada pula sebuah percobaan pembunuhan Paus pada lawatannya di Manila bulan Januari 1995, yang merupakan bagian dari Operasi Bojinka, sebuah serangan terorisme masal yang dikembangkan oleh anggota kaum ekstremis Ramzi Yousef dan Khalid Sheik Mohammed.

Seorang bom bunuh diri yang menyamar sebagai seorang pastor direncanakan mendekati parade Paus dan meledakkan diri. Namun sebelum tanggal 15 Januari 1995 hari para pria ini akan melaksanakan rencana teror mereka, sebuah kebakaran dalam sebuah apartemen membawa para penyidik yang dipimpin oleh Aida Fariscal ke komputer laptop Yousef yang berisikan rencana-rencana teror mereka.

Yousef dicekal di Pakistan kurang lebih sebulan kemudian, tetapi Khalid Sheik Mohammed baru dicekal pada 2003.

Peran dan sikap sosial dan politik

Yohanes Paulus II dianggap konservatif pada doktrin dan isu-isu yang berhubungan dengan reproduksi dan pentahbisan perempuan. [117]

Ketika Paus mengunjungi Amerika Serikat dia berkata, "Semua kehidupan manusia, sejak saat pembuahan dan melewati seluruh tahap perkembangannya, adalah suci."[118]

Seri pengajaran sebanyak 129 buah yang diberikan Yohanes Paulus II pada pengunjung di Roma antara September 1979 dan November 1984 kemudian dijilid dan dipublikasikan dalam sebuah bunderl berjudul Teologi Tubuh, sebuah meditasi yang diperluas untuk seksualitas manusia. Dia juga memperluasnya dengan mengutuk aborsi, eutanasia dan segala bentuk hukuman mati,[119] menyebutnya semua itu sebagai bagian dari "kultur kematian" yang meresap pada kehidupan dunia modern. Dia mengkampanyekan untuk menghentikan pertumbuhan hutang dunia dan memberikan keadilan sosial.[48][117]

Dia melakukan kunjungan pertama sebagai Paus ke Irlandia di akhir 1979. Dia berbicara pada sekitar 250.000 umat yang hadir pada Misa di Drogheda. Mengingat Na Trioblóidí (the Troubles), paus berkata:

Dengan berlutut, saya mohon Anda berpaling dari jalan kekerasan dan kembali ke jalan damai ... Mereka yang menggunakan jalan kekerasan selalu mengatakan bahwa perubahan bisa terjadi dengan kekerasan. Anda harus tahu bahwa ada cara politis, cara damai untuk memperoleh keadilan.

— Paus Yohanes Paulus II[120]

Teologi pembebasan

Pada tahun 1984 dan 1986, melalui suara Kardinal Ratzinger, pemimpin Kongregasi bagi Doktrin Iman, Yohanes Paulus II secara resmi mengutuk teori teologi Pembebasan, yang mana mempunyai banyak pengikut di Amerika Selatan. Óscar Romero mencoba, ketika berkunjung ke Eropa, untuk mendapatkan kutukan Vatikan untuk rezim El Salvador, dan mencela atas pelanggaran hak asasi manusia dan dukungannya terhadap skuad kematian, namun gagal. Dalam perjalanannya ke Managua, Nikaragua pada 1983, Yohanes Paulus II mengutuk dengan keras apa yang ia sebut "Gereja populer""[121] (seperti komunitas gerejawi dasar atau ecclesial base communities (CEB) yang didukung Consejo Episcopal Latinoamericano atau CELAM atau Konferensi Episkopal Amerika Latin), dan kecenderungan klerus (rohaniwan) Nikaragua yang mendukung sayap kiri Sandinista, mengingatkan para rohaniwan atas tugas mereka untuk taat pada Tahta Suci.[121]

Yubileum 2000

Berkas:2 Euro coin Va.gif
Wajah Paus Yohanes Paulus II pada koin Euro Vatikan
Berkas:Jubilaeum-2000 Pope-JP-II.jpg
Basilika Santo Petrus dan wajah Paus Yohanes Paulus II pada piring tahun Yubileum 2000

Pada tahun 2000, dia secara terbuka mendukung kampanye Yubileum 2000 untuk mengurangi hutang negara-negara Afrika yang diawali oleh bintang rock Irlandia Bob Geldof dan Bono.

Perang Irak

Pada tahun 2003, Yohanes Paulus II juga menjadi kritikus terkemuka dari invasi 2003 ke Irak yang dipimpin Amerika Serikat.[48] Pada tahun itu Paus menyatakan ketidak setujuannya terhadap invasi tersebut dengan menyatakan, "Tidak untuk perang! Perang tidak selalu dapat dihindari. Namun perang selalu merupakan kekalahan untuk kemanusiaan."[122] Dia mengirim Apostolik Pro-Nuncio ke Amerika Serikat Kardinal Pio Laghi untuk berbicara dengan presiden Amerika Serikat George W. Bush untuk menyatakan sikap anti perangnya. Yohanes Paulus II mengatakan bahwa itu terserah pada PBB untuk menyelesaikan masalah konflik internasional melalui diplomasi dan agresi sepihak merupakan kejahatan terhadap perdamaian dan pelanggaran terhadap hukum internasional.

Perang tidak menyelesaikan masalah atas sebab apa mereka berperang, oleh karena itu ... terbukti berakhir sia-sia.

— Paus Yohanes Paulus II[57]

Evolusi

Pada 22 Oktober 1996, dalam sesi pleno Akademi Ilmu Pengetahuan Kepausan di Vatikan, Paus Yohanes Paulus II menyatakan bahwa teori evolusi Charles Darwin adalah fakta, dan sepenuhnya kompatibel dengan ajaran Gereja Katolik Roma.[123][124][125][126]

Namun meski menerima teori evolusi, Yohanes Paulus II memberikan satu perkecualian - jiwa manusia. "Jika tubuh manusia berasal dari sesuatu materi hidup yang pernah ada sebelumnya, jiwa rohani diciptakan langsung oleh Allah".[123][125][126]

Pandangan pada seksualitas

Ketika mengambil posisi tradisional atas seksualitas, membela Gereja sebagai oposisi moral atas pernikahan sejenis, Paus menegaskan bahwa orang-orang dengan kecenderungan homoseksual memiliki martabat yang melekat dan hak-hak yang sama seperti orang lain. Dalam buku terakhirnya, Memori dan Identitas, ia mengacu pada "tekanan" pada Parlemen Eropa untuk mengijinkan "perkawinan sejenis". Dalam buku, seperti dikutip Reuters, ia menulis: "Adalah sah dan perlu untuk bertanya pada diri sendiri jika ini bukan merupakan bagian dari ideologi baru yang jahat, mungkin lebih berbahaya dan tersembunyi, yang mana mencoba mengadu hak asasi manusia melawan kehidupan keluarga dan manusia."[48]

Paus juga menegaskan kembali ajaran Gereja mengenai hubungan gender terhadap transseksual, seperti pada Kongregasi bagi Doktrin Iman, yang mana ia awasi, sudah jelas bahwa transseksual tidak bisa melakukan pelayanan gereja.[48][117]

Pada sebuah studi tahun 1997 mengatakan bahwa 3% dari pendapat-pendapat Paus adalah tentang isu moralitas seksual.[127]

Kesehatan

Taman Vatikan
Paus Yohanes Paulus II yang sakit di atas Mobil Paus pada 22 September 2004

Ketika dai menjadi paus pada 1978, Yohanes Paulus II adalah olahragawan sejati. Pada waktu yang sama, meski berusia 58 tahun masih sehat dan aktif, jogging di Taman Vatikan, latihan beban, berenang, dan hiking di pegunungan. Dia juga punya latar belakang bermain sepak bola. Media membandingkan atletisme Paus yang baru dengan sosok Paus Yohanes Paulus I dan Paus Palus VI yang jelek kondisi kesehatannya, gemuknya Paus Yohanes XXIII dan Paus Pius XII yang sakit-sakitan. Paus modern dengan kesehatan baik hanya Paus Pius XI (1922-1939) yang bekas pendaki gunung.[128][129] Sebuah artikel Irish Independent di tahun 1980 menjuluki Yohanes Paulus II sebagai Paus yang sehat.

Yohanes Paulus II sehat sepenuhnya setelah percobaan pembunuhan pertama yang gagal, dan berolahraga dalam kondisi fisik yang mengagumkan sepanjang tahun 1980-an. Pada November 1993, ia terpeleset di atas karpet yang baru dipasang dan jatuh beberapa anak tangga, mematahkan tulang bahu kanannya.[130] Empat bulan kemudian ia terjatuh di kamar mandi, dan tulang pahanya patah, berakibat pada perawatan di rumah sakit Gemelli, Roma untuk penggantian pinggul.[131] Dia kemudian jarang terlihat berjalan di depan masyarakat setelahnya, dan mulai mengalami cara berbicara yang cadel dan mengalami kesulitan pendengaran. Kesehatan Paus yang mulai rapuh tersebut diduga karena terkena penyakit Parkinson, meski kemudian baru diungkap pada 2001 oleh ahli bedah ortopedi Italia, Dr. Gianfranco Fineschi.[132][133]Kuria Romawi baru mengkonfirmasi pada tahun 2003, setelah menyimpan rahasia selama 12 tahun.[134]

Pada Februari 2005, Paus dibawa lagi ke rumah sakit Gemelli karena peradangan dan pembengkakan laring, sebagai akibat terkena flu.[135] Dia dirawat lagi setelah beberapa hari keluar rumah sakit karena kesulitan bernafas. Dilakukan trakeotomi, yang meningkatkan kemampuan bernafas Paus namun membatasi kemampuan berbicaranya, membuatnya terlihat frustrasi. Vatikan memastikan dia menjelang ajal pada Maret 2005, beberapa hari sebelum ia wafat.[136]

Wafat dan pemakaman

Pemakaman Paus Yohanes Paulus II menjadi pelayatan terbesar dalam sejarah masa Kristen sejak Perang Salib, menarik kunjungan lebih dari 4 juta pengunjung ke Vatikan ditambah dengan lebih dari 3,7 juta penduduk yang menetap di Roma. Hanya 2 juta orang yang diizinkan untuk melihat jenazah Yohanes Paulus II.
(ki-ka)Mantan Presiden George W. Bush, First Lady Laura Bush, mantan Presiden Bush dan Clinton, dan mantan Sekretaris Negara Condoleezza Rice, memberi penghormatan disamping jenazah Yohanes Paulus II di Basilika Santo Petrus, 6 April 2005.
Umat memenuhi misa pemakaman Yohanes Paulus II, 8 April 2005.

31 Maret 2005 akibat dari infeksi saluran kemih,[137] Yohanes Paulus II mengalami septic shock sebuah gejala penyebaran infeksi dengan demam tinggi dan tekanan darah turun, namun dia tidak dibawa ke rumah sakit. Namun mendapat pengawasan medis dari tim perawat di tempat tinggal pribadinya. Ini menandakan bahwa paus sudah mendekati ajalnya; kemungkinan juga karena keinginannya untuk meninggal di Vatikan.[138] Hari itu juga, sumber Vatikan mengumumkan bahwa Yohanes Paulus II telah mendapat Sakramen pengurapan orang sakit oleh teman dan sekretarisnya Stanisław Dziwisz. Selama hari-hari terakhir kehidupan Paus, cahaya tetap dinyalakan menerangi malam dimana dia tinggal di lantai atas Istana Apostolik. Puluhan ribu umat berkumpul di Lapangan Santo Petrus dan jalan-jalan sekitarnya selama dua hari. Mendengar kabar ini, paus yang sedang sekarang berkata: "Saya telah mencari untuk Anda, dan kini Anda telah datang kepada saya, dan saya berterima kasih."[139]

Sabtu, 2 April 2005, sekitar jam 15:30 CEST, Yohanes Paulus II mengatakan kata terakhirnya, "pozwólcie mi odejść do domu Ojca", ("biarkan aku pergi ke rumah Bapa"), kepada pendampingnya, dan mengalami koma sekitar empat jam kemudian.[139][140] Misa persiapan Minggu Kerahiman Ilahi memperingati kanonisasi Maria Faustina Kowalska pada 30 April 2000,[141] baru dilakukan di sisi ranjangnya, dipimpin oleh Stanisław Dziwisz dan bersama dua pendamping Polandia. Juga hadir Kardinal dari Ukraina yang pernah melayani menjadi pastor bersama Paus di Polandia, juga beberapa biarawati Polandia dari Kongregasi Suster-suster Hati Kudus Yesus (Congregation of the Sisters Servants of the Most Sacred Heart of Jesus), yang melayani rumah tangga kepausan. Ia meninggal di apartemen pribadinya jam 21:37 CEST (19:37 UTC)[134][140][142] karena kegagalan jantung akibat tekanan darah rendah dan kegagalan peredaran darah, 46 hari sebelum ulang tahunnya yang ke 85. Yohanes Paulus II tidak mempunyai keluarga dekat pada saat meninggal, dan perasaannya sudah terungkap dari kata-katanya, seperti tertulis di tahun 2000, pada testamen terakhirnya:[143]

Dalam masa akhir kehidupan duniawi saya yang semakin dekat, ingatan saya kembali ke masa lalu, pada orang tua saya, pada saudara laki saya dan saudara perpempuan (yang saya tidak tahu karena meninggal sebelum kelahiran saya), pada Paroki di Wadowice dimana saya dibaptis, pada kota yang saya cintai, pada semua relasi, teman-teman SD sampai SMA dan universitas, sampai waktu saya menjadi pekerja, kemudian di Paroki Niegowic, sampai Santo Florian di Kraków, pada layanan pastoral akademisi, pada lingkungan dari ... untuk semua milieux ... untuk Kraków dan untuk Roma ... kepada orang-orang yang dipercayakan secara khusus oleh Tuhan kepada saya.[143]

Situasi Misa Requiem, 8 April 2005

Kematian Paus Yohanes Paulus II diiringi ritual berusia berabad-abad lamanya dan tradisi yang berawal sejak masa pertengahan. Upacara Pengunjungan berlangsung dari 4 April hingga pagi hari tanggal 8 April di Basilika Santo Petrus. Pada 8 April, pukul 8.00 pagi UTC, Misa Requiem diberikan Kardinal Joseph Ratzinger sebagai Pejabat Tinggi Dewan Kardinal. Paus Yohanes Paulus dikebumikan di gua-gua di bawah basilika, Makam Para Paus. Dia diletakkan di bekas makam Paus Yohanes XXIII, yang dipindahkan Yohanes Paulus II untuk diberkati.


Pengakuan anumerta

Gelar yang Agung

Patung Yohanes Paulus II di Częstochowa, selatan Polandia
Patung Paus Yohanes Paulus II (1984) dipahat oleh seniman setempat First Nations di Martyrs' Shrine, Midland, Ontario

Sejak wafatnya Yohanes Paulus II, sejumlah imam di Vatikan dan kaum awam di seluruh dunia[63][144][145] telah menyebutnya "Yohanes Paulus yang Agung"; hanya empat paus yang disebut demikian, dan menjadi yang pertama sejak milenium pertama.[63][145][146][147]

Siswa dari Hukum Kanon mengatakan bahwa tidak ada proses resmi untuk menyatakan seorang Paus mendapatkan gelar "Yang Agung"; gelar ini muncul sendiri melalui penggunaan populer dan terus menerus,[144][148][149] seperti juga pada kasus pemimpin sekuler (sebagai contoh, Aleksander III dari Makedonia menjadi populer dan dikenal sebagai Aleksander Agung. Tiga paus saat ini yang diketahui menyandang "Yang Agung" adalah Paus Leo I, yang memimpin dari 440-461 dan membujuk Attila (Attila the Hun) untuk mundur dari Roma; Paus Gregorius I, 590-604, yang mengilhami penamaan kidung Gregorian; dan Paus Nikolas I, 858-867.[145]

Pengerusnya Paus Benediktus XVI, menyebutnya "Paus Yohanes Paulus II yang agung" pada pidato awalnya[150] dari loggia Gereja Santo Petrus, dan menyebutkan Paus Yohanes Paulus II sebagai "Agung" di homili yang diterbitkan pada Misa pemakamannya (Mass of Repose).[151]

Sejak memberikan homili pada pemakaman Paus Yohanes Paulus II, Paus Benediktus selalu menyebut Yohanes Paulus II sebagai "yang Agung". Pada Hari Pemuda Dunia ke-20 di Jerman 2005, Paus Benediktus XVI, berbicara dalam bahasa Polski, bahasa ibu Yohanes Paulus II, mengatakan, "Seperti Paus Yohanes Paulus II yang Agung akan berkat: jagalah api keimanan dalam kehidupanmu dan kerabat dekatmu." Pada Mei 2006, Paus Benediktus XVI mengunjungi tanah kelahiran Yohanes Paulus II di Polandia. Selama kunjungannya, ia berulang kali menyebut "Yohanes Paulus yang Agung" dan "pendahulu saya yang agung".[152]

Sebagai tambahan Vatikan menyebutnya "yang Agung," banyak surat kabar melakukannya juga. Contohnya, koran Italia Corriere della Sera menyebutnya "yang sangat Agung" dan koran Katolik Afrika Selatan, The Southern Cross, menyebutnya "Yohanes Paulus II Yang Agung".[153]

Beberapa sekolah di Amerika Serikat, seperti Universitas Katolik Yohanes Paulus Agung dan Sekolah Menengah Atas Yohanes Paulus Agung, dinamakan demikian setelah Yohanes Paulus II meggunakan julukan itu.

Beatifikasi

Beatifikasi Paus Yohanes Paulus II
Monumen untuk Paus Yoahanes Paulus II di Poznań

Terinspirasi dari seruan "Santo Subito!" ("jadikan Santo Segera!") dari kerumunan umat pada saat pemakamannya,[6][144][7][154][155][156] Paus Benediktus XVI memulai proses beatifikasi kepada pendahulunya, melewati batasan normal bahwa lima tahun harus berlalu setelah wafatnya seseorang sebelum proses beatifiksi bisa dimulai.[7][154][157][158] Pada audiensi dengan Paus Benediktus XVI, Camillo Ruini, Vikaris Jenderal Keuskupan Roma dan orang yang bertanggung jawab untuk mempromosikan alasan kanonisasi seseorang yang meninggal dalam keuskupan, mengutip "keadaan luar biasa" yang menyebabkan masa menunggu bisa diabaikan.[19][144][159][160] Keputusan ini diumumkan pada 13 Mei 2005, pada Perayaan Our Lady of Fátima dan peringatan 24 tahun percobaan pembunuhan Yohanes Paulus II di lapangan Santo Petrus.[161]

Pada awal 2006, dilaporkan bahwa Vatikan sedang menyelidiki kemungkinan mukjizat terkait dengan Yohanes Paulus II. Suster Marie Simon-Pierre, seorang biarawati Perancis dan anggota Konggregasi Little Sisters of Catholic Maternity Wards, yang hanya bisa tergolek di tempat tidurnya karena penyakit Parkinson,[154][162] dilaporkan mendapatkan pengalaman "kesembuhan total setelah anggota komunitasnya berdoa untuk perantaraan dengan Paus Yohanes Paulus II".[6][144][154][163][164][165] Hingga Mei 2008, Sister Marie-Simon-Pierre, then 46,[6][154] Kemudian berkarya lagi di rumah sakit ibu dan anak yang dioperasikan oleh ordo-nya.[158][162][166][167] "Saya sakit dan sekarang saya telah disembuhkan," dia mengatakan pada wartawan Gerry Shaw. "Saya sembuh, namun ini terserah gereja apakah ini adalah mukjizat atau bukan."[162][166]

Pada 28 Mei 2006, Paus Benediktus XVI berkata pada Misa yang dihadiri sekitar 900.000 orang di tanah kelahiran Yohanes Paulus II di Polandia. Dalam homilinya, dia meminta doa untuk mengawali kanonisasi Yohanes Paulus II dan berharap kanonisasi dapat terjadi "dalam waktu dekat."[162][168]

Pada Januari 2007, Kardinal Stanisław Dziwisz dari Kraków, yang pernah menjadi sekretarisnya, mengumumkan bahwa tahap wawancara untuk proses beatifikasi, di Italia dan Polandia, mendekati selesai.[144][162][169] Pada Februari 2007, peninggalan Paus Yohanes Paulus II berupa potongan jubah putih yang sering ia gunakan mulai didistribusikan bersama kartu doa untuk suatu alasan, sebuah kebiasaan khas setelah meninggalnya seorang Katolik yang saleh.[170][171]

Pada 8 Maret 2007, Vikaris Roma mengumumkan bahwa tahap diosis Yohanes Paulus II untuk beatifikasi telah selesai. Diikuti dengan upacara pada 2 April 2007 — upacara kedua setelah meninggalnya Paus — kemudian proses berlanjut untuk pengawasan komite awam, para imam, dan anggota keuskupan Vatikan Congregation for the Causes of Saints, yang akan melanjutkan penyelidikan dari mereka.[7][162][169]

Pada peringatan tahun ke empat wafatnya Paus Yohanes Paulus II, 2 April 2009, Kardinal Dziwisz, memberitahu wartawan tentang mukjizat yang baru saja muncul di makamnya di Basilika Santo Petrus.[166][172][173][174][175][176][177] Seorang anak laki Polandia berusia sembilan tahun dari Gdańsk, yang menderita kanker ginjal dan tidak bisa berjalan, mengunjungi makam bersama orang tuanya. Ketika meninggalkan Basilika Santo Petrus, anak itu mengatakan, "Saya ingin berjalan," dan mulai bisa berjalan normal.[166][172][173][174][175][176][177]

Pada 16 November 2009, sebuah panel peninjau dari Congregation for the Causes of Saints mengambil suara secara tertutup bahwa Paus Yohanes Paulus II pernah hidup dalam kebajikan.[178][179] Pada 19 Desember 2009, Paus Benediktus XVI menanda tangani satu dari dua dekrit (keputusan) yang diperlukan untuk beatifikasi dan menyebut Yohanes Paulus II "Yang Mulia", untuk menandakan bahwa ia hidup dalam kegagahan dan kebajikan.[178][179] Pengambilan suara kedua dan dekrit kedua ditanda tangani untuk menandai kebenaran dari mukjizatnya yang pertama (suster Marie Simon-Pierre, biarawati Perancis yang sebuh dari penyakit Parkinson). Begitu dekrit kedua ditanda tangani, positio (laporan alasan, dengan dokumentasi kehidupannya dan tulisan-tulisannya ditambah informasi tentang alasannya) telah dianggap lengkap.[179] Dia dapat di beatifikasi.[178][179] Beberapa spekulasi mengatakan bahwa dia kemungkinan akan di beatifikasi ketika (atau segera setelah) bulan peringatan 32 tahun terpilihnya sebagai Paus pada 1978, yaitu pada Oktober 2010. Mgr. Oder mencatat, ini bisa terjadi jika dekirt kedua ditanda tangani tepat waktu oleh Paus Benediktus XVI, jika mukjizat paska wafatnya Yohanes Paulus II dapat dicatatkan untuk menyelesaikan positio tersebut.

Vatikan mengumumkan pada 14 Januari 2011 bahwa Paus Benediktus XVI telah mengkonfirmasi mukjizat yang terkait suster Marie Simon-Pierre dan Yohanes Paulus II dapat di beatifikasi pada 1 Mei, Minggu Rahmat Ilahi dalam oktaf Paskah dan awal bulan Rosario. 1 Mei juga dirayakan di bekas negara-negara komunis seperti Polandia. dan beberapa negara Eropa Barat sebagai May Day (Hari Buruh), dan Paus Yohanes Paulus II sangat dikenal dalam banyak hal, termasuk dalam kontribusinya dalam runtuhnya Komunisme Eropa Timur dengan damai, yang juga terbukti kebenarannya oleh bekas presiden Soviet Gorbachev pada saat wafatnya Yohanes Paulus II.[16]

Pada 29 April 2011, peti Paus Yohanes Paulus II digali mengawali beatifikasinya, sementara puluhan ribu umat mulai berdatangan ke Roma untuk peristiwa besar sejak pemakamannya pada tahun 2005.[180] Peti tertutup berisi jenazah Yohanes Paulus II dipindahkan dari gua di bawah Basilika Santo Petrus ke monumen batu marmer di Kapel Santo Sebastian, Pier Paolo Christofari, dimana Yang Diberkati (Beato) Paus Innosensius XI dimakamkan. Lokasi yang lebih baik ini, dekat Kapel Pieta, Kapel Sakramen Mahakudus dan patung dari Paus Pius XI dan Paus Pius XII, akan memungkinkan lebih banyak peziarah melihat makamnya.

Polandia mengeluarkan koin emas 1.000 Złoty (mata uang Polandia) dengan wajah Paus Yohanes Paulus II untuk memperingati beatifikasinya.[181]

Akan menjadi kegembiraan luar biasa bagi kami ketika resmi dibeatifikasi, namun sejauh pengamatan kami dia sudah menjadi Santo.

— Kardinal Stanisław Dziwisz, Uskup Agung Kraków[167]

Pada hari yang sama "Non abbiate paura" ("Tanpa takut"), lagu resmi yang didedikasikan untuk Yohanes Paulus II yang menampilkan foto dan kata-kata asli dari Yohanes Paulus II diedarkan. Lagu, yang diciptakan oleh Giorgio Mantovan dan Francesco Fiumanò, dinyanyikan oleh penyanyi Italia Matteo Setti dan satu-satunya karya musik dimana Vatikan memberikan ijin penggunaan suara rekaman Karol Wojtyła.[182]

Kritik

Penerus

Pada 19 April 2005 Kardinal Joseph Ratzinger dari Jerman terpilih sebagai pemimpin baru Vatikan setelah konklaf selama dua hari. Ratzinger memilih nama regnal Paus Benediktus XVI.

Bacaan lebih lanjut

Artikel terkait

Ensiklik Paus Yohanes Paulus II

Referensi

Sumber

Bibliografi

Catatan kaki

  1. ^ a b c d (Inggris) Maxwell-Stuart, P.G. (2006). Chronicle of the Popes: Trying to Come Full Circle. London: Thames & Hudson. hlm. 234. ISBN 978-0-500-28608-6 Periksa nilai: checksum |isbn= (bantuan). 
  2. ^ a b c d "Gorbachev: Pope was 'example to all of us'". CNN. 4 April 2005. Diakses tanggal 2009-01-01. 
  3. ^ "Pope John Paul II". The Robinson Library. 20 October 2008. Diakses tanggal 2009-01-01. 
  4. ^ a b "Pope John Paul II: A Light for the World". United States Council of Catholic Bishops. 2003. Diakses tanggal 2009-01-01. 
  5. ^ Daniel J. Wakin (12 April 2005). "Cardinals Lobby for Swift Sainthood of John Paul II". The New York Times. Diakses tanggal 2009-01-01. 
  6. ^ a b c d e Moore, Malcolm (22 May 2008). "Pope John Paul II on course to become Saint in record time". Daily Telegraph. London. Diakses tanggal 2009-01-01. 
  7. ^ a b c d Hollingshead, Iain (1 April 2006). "Whatever happened to ... canonising John Paul II?". The Guardian. London. Diakses tanggal 2009-01-01. 
  8. ^ Gertz, Steven (10 January 2003). "Christian History Corner: John Paul II's Canonisation Cannon". Christianity Today. Diakses tanggal 2009-01-01. 
  9. ^ Walsh, Sister Mary Ann. "Beatifications During Pope John Paul II's Pontificate, 1988". From: ‘John Paul II: A Light for the World’, Popebook.com. United States Conference of Catholic Bishops, Inc. Diakses tanggal 2009-01-01.  Hapus pranala luar di parameter |work= (bantuan)
  10. ^ "Table of the Canonisations during the Pontificate of His Holiness John Paul II". The Holy See. Diakses tanggal 2009-01-01. 
  11. ^ Whether John Paul II canonised more saints than all previous popes put together is difficult to prove, as the records of many early canonisations are incomplete, missing, or inaccurate.
  12. ^ "Catholic Culture : Latest Headlines : SPECIAL: Popes Pius XII, John Paul II declared 'venerable'". catholicculture.org. Diakses tanggal 2010-02-25. 
  13. ^ "A Catholic Life: Pope Pius XII, John Paul II Declared Venerable". acatholiclife.blogspot.com. Diakses tanggal 2010-02-25. 
  14. ^ "Venerable John Paul II". piercedhearts.org. 19 December 2009. Diakses tanggal 2010-02-25. 
  15. ^ "John Paul II declared [[Venerabilis]], moves one step closer to sainthood :: Catholic News Agency (CNA)". catholicnewsagency.com. Diakses tanggal 2010-02-25.  Konflik URL–wikilink (bantuan)
  16. ^ a b (Inggris) "Pope paves way to beatification of John Paul II". bbc.news.co.uk. Diakses tanggal 2011-01-14. 
  17. ^ a b c d (Inggris) Wilde, Robert. "Pope John Paul II 1920 - 2005". About.com. Diakses tanggal 2009-01-01. 
  18. ^ a b c d e f g (Inggris) "John Paul II Biography (1920–2005)". A&E Television Networks. Diakses tanggal 2009-01-01. 
  19. ^ a b c d e f g h i j k l m "His Holiness John Paul II : Short Biography". Vatican Press Office. 30 June 2005. Diakses tanggal 2009-01-01. 
  20. ^ a b c d e f "Pope John Paul II 1920-2005". CNN. Diakses tanggal 2009-01-01. 
  21. ^ a b c "Karol Wojtyła (Pope John Paul II) Timeline". Christian Broadcasting Network. Diakses tanggal 2009-01-01. 
  22. ^ a b Stourton, Edward (2006). John Paul II: Man of History. London: Hodder & Stoughton. hlm. 11. ISBN 0340908165. 
  23. ^ a b c Stourton, Edward (2006). John Paul II: Man of History. London: Hodder & Stoughton. hlm. 25. ISBN 0340908165. 
  24. ^ "Pope John Paul the most revered human being on earth popejohnpaul.com". popejohnpaul.com. Diakses tanggal 2009-01-01. 
  25. ^ a b c d e Kuhiwczak, Piotr (Dr.) (1 January 2007). "A literary Pope". Polish Radio. Diakses tanggal 2009-01-01. [pranala nonaktif]
  26. ^ a b Stourton, Edward (2006). John Paul II: Man of History. London: Hodder & Stoughton. hlm. 60. ISBN 0340908165. 
  27. ^ a b c d e Stourton, Edward (2006). John Paul II: Man of History. London: Hodder & Stoughton. hlm. 63. ISBN 0340908165. 
  28. ^ a b c George Weigel, "Witness to Hope" - HarperCollins Publishers 2001, page 71
  29. ^ a b c Davies, Norman (2004). Rising '44: The Battle for Warsaw. 80 Strand, London WC2R 0RL: Viking Penguin. hlm. 253–254. ISBN 0-670-03284-0. 
  30. ^ a b George Weigel, "Witness to Hope" - HarperCollins Publishers 2001, pages 71-21
  31. ^ Norman Davies, Rising '44: The Battle for Warsaw - Viking Penguin 2004, pages 253-254
  32. ^ Witness to Hope, George Weigel, HarperCollins (1999, 2001) ISBN 0-06-018793-X.
  33. ^ a b "Profile of Edith Zierier (1946)". Voices of the Holocaust. 2000 Paul V. Galvin Library, Illinois Institute of Technology. Diarsipkan dari versi asli tanggal April 19, 2008. Diakses tanggal 2009-01-01. 
  34. ^ "CNN Live event transcript". CNN.com. 8 April 2005. Diakses tanggal 2009-01-01. 
  35. ^ Roberts, Genevieve., "The death of Pope John Paul II: `He saved my life - with tea, bread'", The Independent, 3 April 2005, Retrieved on 2007-06-17.
  36. ^ Cohen, Roger., " The Polish Seminary Student and the Jewish Girl He Saved", International Herald Tribune, 6 April 2005, Retrieved on 2007-06-17.
  37. ^ a b Stourton, Edward (2006). John Paul II: Man of History. London: Hodder & Stoughton. hlm. 71. ISBN 0340908165. 
  38. ^ a b c d e f g h i j k l "His Holiness John Paul II, Biography, Pre-Pontificate". Holy See. Diakses tanggal 1 January 2008. 
  39. ^ a b Maxwell-Stuart, P.G. (2006). Chronicle of the Popes. London: Thames & Hudson. hlm. 233. ISBN 978-0-500-28608-6 Periksa nilai: checksum |isbn= (bantuan). 
  40. ^ Edward Stourton, "John Paul II: Man of History" - Hodder & Stoughton 2006, page 97
  41. ^ a b c "John Paul II to Publish First Poetic Work as Pope". ZENIT Innovative Media, Inc. 7 January 2003. Diakses tanggal 2009-01-01. 
  42. ^ a b Landry, Fr. Roger J. (22 April 2005). "God, the Pope and Michelangelo". CatholiCity.com. Diakses tanggal 2009-01-01. 
  43. ^ Wojtyła, Karol. Love and Responsibility: 1981
  44. ^ John Paul II, Pope (2004). Rise, Let Us Be On Our Way. 2004 Warner Books. ISBN 0-446-57781-2. 
  45. ^ Stourton, Edward (2006). John Paul II: Man of History. London: Hodder & Stoughton. hlm. 103. ISBN 0340908165. 
  46. ^ a b "Short biography". www.vatican.va. Diakses tanggal 2009-10-25. 
  47. ^ Cardinal Deaconry S. Cesareo in Palatio Giga Catholic Information
  48. ^ a b c d e f g h i j k l m (Inggris) "John Paul II: A strong moral vision". CNN. 11 February 2005. Diakses tanggal 2009-01-01. 
  49. ^ "Humanae Vitae". 25 July 1968. Diakses tanggal 2009-01-01. 
  50. ^ Roman Graczyk, Cena przetrwania? SB wobec Tygodnika Powszechnego, Warszawa 2011 p. 204 ISBN 978-83-7700-015-1.
  51. ^ a b "A "Foreign" Pope". Time magazine. 30 October 1978. hlm. 1. Diakses tanggal 2009-01-01. 
  52. ^ a b c d "A "Foreign" Pope". Time magazine. 30 October 1978. hlm. 4. Diakses tanggal 2009-01-01. 
  53. ^ a b Stourton, Edward (2006). John Paul II: Man of History. London: Hodder & Stoughton. hlm. 171. ISBN 0340908165. 
  54. ^ "New Pope Announced". BBC News. Diakses tanggal 2009-01-01. 
  55. ^ 1978 Year in Review: The Election of Pope John Paul II
  56. ^ "Events in the Pontificate of John Paul II". 30 June 2005. Diakses tanggal 2009-01-01. 
  57. ^ a b c d e f "BrainyQuote: Pope John Paul II Quotes". BrainyMedia.com. Diakses tanggal 2009-01-01. 
  58. ^ a b c "The Philippines, 1995: Pope dreams of "the Third Millennium of Asia"". AsiaNews. 4 April 2005. Diakses tanggal 2009-01-01. 
  59. ^ "Manila World Youth Day". Wikipedia. Diakses tanggal 2010-09-13. 
  60. ^ a b "1979: Millions cheer as the Pope comes home". from "On This Day, 2 June 1979,". BBC News. 2 June 1979. Diakses tanggal 2009-01-01. 
  61. ^ a b c (Inggris) CBC News Online (April 2005). "Pope stared down Communism in homeland - and won". Religion News Service. Diakses tanggal 2009-01-01. 
  62. ^ a b c (Inggris) "Pope John Paul II and the Fall of the Berlin Wall". 2008 Tejvan Pettinger, Oxford, UK. Diakses tanggal 2009-01-01. 
  63. ^ a b c d e (Inggris) Bottum, Joseph (18 April 2005). "John Paul the Great". Weekly Standard. hlm. 1–2. Diakses tanggal 2009-01-01. 
  64. ^ Thompson, Ginger (30 July 2002). "Pope to Visit a Mexico Divided Over His Teachings". The New York Times. Diakses tanggal 2009-01-01. 
  65. ^ "Irish remember 1979 Papal visit". BBC News. 2 April 2005. Diakses tanggal 2009-01-01. 
  66. ^ "The Pope's visit to Ireland". CatholicIreland.net. Diakses tanggal 2009-01-01. 
  67. ^ a b c d "28 May 1982: Pope John Paul II becomes first pontiff to visit Britain". Bishops’ Conference of England and Wales. Diakses tanggal 2009-01-01.  Hapus pranala luar di parameter |publisher= (bantuan)
  68. ^ Abbott, Elizabeth (1988). Haiti: The Duvalier Years. McGraw Hill Book Company. hlm. 260–262. ISBN 0-07-046029-9. 
  69. ^ a b c "Pope pleads for harmony between faiths". BBC News. 24 February 2000. Diakses tanggal 2009-01-01. 
  70. ^ "Reception of His Holiness Catholicos Karekin II". The Christian Coptic Orthodox Church Of Egypt. 27 October 2000. Diakses tanggal 2009-01-01. 
  71. ^ a b c Plett, Barbara (7 May 2001). "Mosque visit crowns Pope's tour". BBC News. Diakses tanggal 2009-01-01. 
  72. ^ a b "Pope John Paul II - Address at Omayyad Mosque of Damascus - 6 May 2001". The Catholic Community Forum and Liturgical Publications of St. Louis, Inc. Diakses tanggal 2009-01-01. 
  73. ^ a b c d e (Inggris) "2000: Pope prays for Holocaust forgiveness". BBC News. 26 March 2000. Diakses tanggal 2009-01-01. 
  74. ^ a b c d e f Klenicki, Rabbi Leon (13 April 2006). "Pope John Paul II's Visit to Jordan, Israel and the Palestinian Authority: A Pilgrimage of Prayer, Hope and Reconciliation" (PDF). Anti-Defamation League. Diakses tanggal 2009-01-01. 
  75. ^ Henneberger, Melinda (21 September 2001). "Pope to Leave for Kazakhstan and Armenia This Weekend". The New York Times. Diakses tanggal 2009-01-01. 
  76. ^ a b Kilas Balik Kunjungan Paus Yohanes Paulus II di Indonesia
  77. ^ "The Holy See: Jubilee Pilgrimages of the Holy Father". Holy See. Diakses tanggal 2009-01-01. 
  78. ^ a b c Bonacci, Mary Beth (5 May 2005). "The Pope of the Youth". Crisis Magazine. Diakses tanggal 2009-01-01. 
  79. ^ a b c Bauman, Michelle (2 April 2006). "John Paul II: Pope of the Youth". Catholic News Agency. Diakses tanggal 2009-01-01. 
  80. ^ Andrea Riccardi. La pace preventiva. Milan: San Paolo 2004.
  81. ^ a b Kirby, Alex (8 April 2005). "John Paul II and the Anglicans". BBC News. Diakses tanggal 2009-01-01. 
  82. ^ "An Introduction to the Parish Our Lady of the Atonement Catholic Church". 2006,2009 Our Lady of the Atonement. Diakses tanggal 2009-01-01. 
  83. ^ Norway, Iceland, Finland, Denmark, Sweden 1989 - Travels - John Paul II - The Holy See - The Holy Father
  84. ^ {{en}Pentin, Edward - National Catholic Register. "Faith and Football". Legion of Christ. Diakses tanggal 2009-01-01. 
  85. ^ (Inggris) Cassidy, Cardinal Edward Idris (16 March 1998). "We Remember: 'A Reflection on The Shoah'". Vatican archives. Diakses tanggal 2009-01-01. 
  86. ^ (Inggris) "A Blessing to One Another - Pope John Paul II & The Jewish People". 2007,2009 A Blessing to One Another. Diakses tanggal 2009-01-01. 
  87. ^ a b c d (Inggris) "AIJAC expresses sorrow at Pope's passing". Australia/Israel & Jewish Affairs Council. 4 April 2005. Diakses tanggal 2009-01-01. 
  88. ^ (Inggris) ""Great Synagogue, Rome"". 2009 Sacred Destinations. Diakses tanggal 2009-01-01. 
  89. ^ (Inggris) "Boston College: "Address at the Great Synagogue of Rome"". 2009 The Trustees of Boston College. 13 April 1986. Diarsipkan dari versi asli tanggal June 11, 2008. Diakses tanggal 2009-01-01. 
  90. ^ a b (Inggris) "Pope John Paul II: 'In His Own Words'". http://www.adl.org/. Anti-Defamation League. Diakses tanggal 2009-01-01.  Hapus pranala luar di parameter |work= (bantuan)
  91. ^ (Inggris) "Nightline: Paying Respect". 2005,2009 ABCNews Internet Ventures. 4 May 2005. Diakses tanggal 2009-01-01.  Hapus pranala luar di parameter |publisher= (bantuan)
  92. ^ a b (Inggris) "A Blessing to One Another: Pope John Paul II and the Jewish People". 2007,2009 A Blessing to One Another. Diarsipkan dari versi asli tanggal 21 October 2007. Diakses tanggal 2009-01-01. 
  93. ^ (Inggris) "Online News Hour - A Papal Apology". ©1996-2009 MacNeil/Lehrer Productions. Diakses tanggal 2009-01-01. 
  94. ^ (Inggris) "Largest Gathering of Jewish Leaders to Ever Meet With a Sitting Pope". PTWF. 2004-2009 Pave the Way Foundation, Inc. Diakses tanggal 2009-01-01.  Hapus pranala luar di parameter |work= (bantuan)
  95. ^ (Inggris) Jacobson, Kenneth (2 April 2005). "Pope John Paul II: 'An Appreciation: A Visionary Remembered'". Anti-Defamation League. Diakses tanggal 2009-01-01. 
  96. ^ a b c (Inggris) Brunwasser, Matthew (2 August 2007). "Patriarch Teoctist, 92, Romanian Who Held Out Hand to John Paul II, Dies". The New York Times. Diakses tanggal 2009-01-01. 
  97. ^ a b c (Inggris) "Visit of Pope John Paul II to Ukraine". The Institute of Religion and Society, 17 Sventsitskoho Street, Lviv. Diakses tanggal 2011-05-01. 
  98. ^ a b c d e f g (Inggris) "Macedonian Press Agency: News in English, 2001-05-04b". The Macedonian Press Agency (Hellenic Resources Network). 4 May 2001. Diakses tanggal 2009-01-01. 
  99. ^ (Inggris) Stephanopoulos, Nikki (28 January 2008). "Archbishop Christodoulos of Athens". 2008,2009 Associated Press. Diakses tanggal 2009-01-01. 
  100. ^ (Inggris) "Dalai Lama mourns John Paul II, "a true spiritual practitioner"". 2005-2009 AsiaNews C.F. 4 March 2005. Diakses tanggal 2009-01-01.  Hapus pranala luar di parameter |publisher= (bantuan)
  101. ^ (Inggris) Simpson, Victor L. (27 November 2003). "Pope John Paul II Meets With Dalai Lama". WorldWide Religious News. Diakses tanggal 2009-01-01. 
  102. ^ (Inggris) John Paul II, Pope (1994). Crossing the Threshold of Hope. Alfred A. Knopf, Inc. hlm. 93–94. ISBN 0-679-76561-1. 
  103. ^ (Inggris) "Photo of Pope John Paul II kissing Qur'an". 123muslim.com. 2008-08-28. Diakses tanggal 2010-09-12. 
  104. ^ a b (Inggris) Akin, Jimmy (6 April 2006). "John Paul II kisses the Qur'an". JimmyAkin.org. Diakses tanggal 2009-01-01. 
  105. ^ (Inggris) "Cold Lake Islamic Society - News & updates". coldlakeislamicsociety.ca. Diakses tanggal 2010-01-27. 
  106. ^ a b (Inggris) "WQED Pittsburgh: Media-Only Press Room: Papal Concert". 1999-2009 WQED Multimedia. Diakses tanggal 2009-01-01.  Hapus pranala luar di parameter |publisher= (bantuan)
  107. ^ a b (Inggris) "Orchestra to make Vatican history". BBC News. 9 November 2003. Diakses tanggal 2009-01-01. 
  108. ^ a b "Papal Concert of Reconciliation". 1996-2009 London Philharmonic Choir. 11 January 2005. Diakses tanggal 2009-01-01.  Hapus pranala luar di parameter |publisher= (bantuan)
  109. ^ a b (Inggris) Pitz, Marylynne (8 November 2003). "Pittsburgh Symphony to perform for Pope". 1997-2009 Post-Gazette Publishing Co., Inc. Diakses tanggal 2009-01-01.  Hapus pranala luar di parameter |publisher= (bantuan)
  110. ^ (Inggris) "Catechism of the Catholic Church". Vatican archives. 2005,2009 Libreria Editrice Vaticana. Diakses tanggal 2009-01-01. 
  111. ^ a b c Juan Domínguez: 2005
  112. ^ (Inggris) "Pope John Paul II and Communism". Public domain text. May be distributed freely. No rights reserved. Diakses tanggal 2009-01-01. 
  113. ^ (Inggris) Mark Riebling. "Mark Riebling, "Reagan's Pope: The Cold War Alliance of Ronald Reagan and Pope John Paul II." ''National Review'', April 7, 2005". Article.nationalreview.com. Diakses tanggal 2010-09-12. 
  114. ^ (Inggris) "Pope John Paul II and the Fall of the Berlin Wall". 20075,2009 Tejvan Pettinger, Oxford, UK. Diakses tanggal 2009-01-01. 
  115. ^ (Inggris) "Bush, Pope, jailed Israeli among 2004 Nobel Peace Prize nominees". USA Today World, a division of Gannett Co. Inc. Copyright 2005 The Associated Press. 13 February 2004. Diakses tanggal 2009-01-01.  Hapus pranala luar di parameter |work= (bantuan)
  116. ^ a b c (Inggris) "The Official Site of the Presidential Medal of Freedom". 2007,2009 Medal of Freedom.com. Diakses tanggal 2009-01-01. 
  117. ^ a b c (Inggris) Küng, Hans (26 March 2005). "The Pope's Contradictions". 2005,2009 Spiegel Online. Diakses tanggal 2009-01-01.  Hapus pranala luar di parameter |publisher= (bantuan)
  118. ^ (Inggris)"Pope John Paul II Visits the U.S., 1977 Year in Review." Upi.com. Diakses tanggal 2010-09-12. 
  119. ^ (Inggris) "John Paul II-The Millennial Pope" Synopsis "Pope John Paul II-The Millennial Pope" Frontline
  120. ^ (Inggris) "'On my knees I beg you to turn away from violence'" The Irish Times Retrieved 1 May 2011
  121. ^ a b (Inggris) Garvin, Glenn (18 July 1999). "Hostility to the U.S. a costly mistake". 1999-2009 The Miami Herald. Diakses tanggal 2009-01-01. 
  122. ^ Yohanes Paulus II, "Address to the Diplomatic Corps," Vatican, 13 Januari 2003. 2007-02-07.
  123. ^ a b (Inggris) "Message to Pontifical Academy of Sciences 22 October 1996". 1997-2009 Catholic Information Network (CIN). 24 October 1997. Diakses tanggal 2009-01-01.  Hapus pranala luar di parameter |publisher= (bantuan)
  124. ^ (Inggris) Linder, Doug (13 April 2004). "The Vatican's View of Evolution: The Story of Two Popes". 2005-2009 University Missouri-Kansas City School of Law. Diakses tanggal 2009-01-01.  Hapus pranala luar di parameter |publisher= (bantuan)
  125. ^ a b (Inggris) "Magisterium Is Concerned with Question of Evolution For It Involves Conception of Man". 1996-2009 National Centre for Science Education. 24 October 1996. Diakses tanggal 2009-01-01.  Hapus pranala luar di parameter |publisher= (bantuan)
  126. ^ a b (Inggris) Tagliabue, John (25 October 1996). "Pope Bolsters Church Support for Evolution". The New York Times. Diakses tanggal 2009-01-01. 
  127. ^ (Inggris) Weigel, George (2001). The Truth of Catholicism. New York, NY: Harper Collins. hlm. 3. ISBN 0-06-621330-4. 
  128. ^ (Inggris) "Cardinal Ratti New Pope as Pius XI". The New York Times. 7 February 1922. Diakses tanggal 2009-01-01. 
  129. ^ (Inggris) "Cardinal Ratti New Pope as Pius XI, Full Article" (PDF). The New York Times. 7 February 1922. Diakses tanggal 2009-01-01. 
  130. ^ (Inggris) Stourton, Edward. John Paul II: Man of History. London 2006 Hodder & Stoughton. p. 250.
  131. ^ (Inggris) Stourton, Edward. John Paul II: Man of History. London Hodder & Stoughton. p. 250.
  132. ^ (Inggris) "Pope has Parkinson's disease - surgeon". BBC News. 3 January 2001. Diakses tanggal 2009-01-01. 
  133. ^ (Inggris) Judd, Terri (4 January 2001). "Doctor admits the Pope has Parkinson's disease". The Independent. London. Diakses tanggal 2009-01-01. 
  134. ^ a b (Inggris) Pisa, Nick (18 March 2006). "Vatican hid Pope's Parkinson's disease diagnosis for 12 years". Daily Telegraph. London. Diakses tanggal 2009-01-01. 
  135. ^ (Inggris) BBC World News Channel: 2005, 'Cured' Pope returns to Vatican
  136. ^ (Inggris) "John Paul II near death: Vatican". CBC Radio Canada. 2 April 2005. Diakses tanggal 2009-01-01. 
  137. ^ (Inggris) Frail Pope suffers heart failure: 2005, Page 1
  138. ^ (Inggris) "Frail Pope suffers heart failure," BBC News, 1 April 2005. Retrieved 2006-06-11.
  139. ^ a b (Inggris) "Final Days, Last Words of Pope John Paul II". Catholic World News (CWN). 20 September 2005. Diakses tanggal 2009-01-01. 
  140. ^ a b "John Paul's last words revealed". 2005-2009 BBC News. 18 April 2005. Diakses tanggal 2009-01-01.  Hapus pranala luar di parameter |publisher= (bantuan)
  141. ^ "The Feast Of Mercy". Divine Mercy in My Soul. 1987 - 2009 Congregation of Marians of the Immaculate Conception. Diakses tanggal 2009-01-01. 
  142. ^ Navarro-Valls, Joaquin (2 April 2005) - The Holy See 2005
  143. ^ a b (Inggris) Stourton, Edward (2006). John Paul II: Man of History. London: Hodder & Stoughton. hlm. 320. ISBN 0340908165. 
  144. ^ a b c d e f (Inggris) Weeke, Stephen (31 March 2006). "Perhaps 'Saint John Paul the Great?'". 2006-2009 msnbc World News. Diakses tanggal 2009-01-01.  Hapus pranala luar di parameter |publisher= (bantuan)
  145. ^ a b c (Inggris) Saunders, Fr. William. "John Paul the Great". CatholicHerald.Com. 2005 Arlington Catholic Herald. Diakses tanggal 2009-01-01.  Hapus pranala luar di parameter |work= (bantuan)
  146. ^ (Inggris) O'Reilly, David (4 April 2005). "Papal Legacy: Will history use name John Paul the Great?". Knight Ridder Newspapers. Detroit Free Press. Pope John Paul the Great was a name suggested by many for Karol Józef Wojtyła. Through all its long history, the Catholic Church has conferred the posthumous title of "Great" on just two popes: Leo I and Gregory I, both of whom reigned in the first thousand years of Christianity 
  147. ^ (Inggris) Murphy, Brian (5 April 2005). "Faithful hold key to 'the Great' honour for John Paul". Associated Press. 
  148. ^ (Inggris) Noonan, Peggy (2 August 2002). "John Paul the Great: What the 12 million know--and I found out too". The Wall Street Journal. 2002, 2009 Dow Jones & Company. Diakses tanggal 2009-01-01. 
  149. ^ (Inggris) Noonan, Peggy (November 2005). John Paul the Great: Remembering a Spiritual Father. New York: Penguin Group (USA). ISBN 9780670037483. Diakses tanggal 2009-01-01. 
  150. ^ (Inggris) "Text: Benedict XVI's first speech". 2005 BBC. 19 April 2005. Diakses tanggal 2009-01-01. Dear brothers and sisters, after the great Pope John Paul II, the cardinals have elected me, a simple and humble worker in the Lord's vineyard. The fact that the Lord can work and act even with insufficient means consoles me, and above all I entrust myself to your prayers. In the joy of the resurrected Lord, we go on with his help. He is going to help us and Mary will be on our side. Thank you. 
  151. ^ (Inggris)"Eucharistic Concelebration for the Repose of the Soul of Pope John Paul II: Homily of Card. Angelo Sodano". The Holy See. 3 April 2005. Diakses tanggal 2009-01-01. 
  152. ^ (Inggris)"Pastoral Visit by Pope Benedict XVI to Poland 2006: Address by the Holy Father". Libreria Editrice Vaticana]. 25 May 2006. Diakses tanggal 2009-01-01. 
  153. ^ (Inggris) "The Southern Cross: John Paul the Great". The Southern Cross 2008 by Posmay Media. Diakses tanggal 2009-01-01. 
  154. ^ a b c d e (Inggris) Hooper, John (29 March 2007). "Mystery nun the key to Pope John Paul II's case for Sainthood". London: 2007-2009 Guardian News and Media Limited. Diakses tanggal 2009-01-01. 
  155. ^ (Inggris) Gould, Peter (13 May 2005). "BBC News: On the fast track to Sainthood". MMVIII BBC. Diakses tanggal 2009-01-01. 
  156. ^ (Inggris) Owen, Richard. "Hopes raised for Pope John Paul II's beatification -Times Online". London: timesonline.co.uk. Diakses tanggal 2009-01-01. 
  157. ^ (Inggris) "Response of His Holiness Benedict XVI for the examination of the cause for beatification and canonisation of the servant of God John Paul II". Vatican News. 2005-2009 ‘Libreria Editrice Vaticana’. 9 May 2005. Diakses tanggal 2009-01-01. 
  158. ^ a b (Inggris) "John Paul II on fast track for canonisation - Framingham, MA - The MetroWest Daily News". www.metrowestdailynews.com. Diakses tanggal 2009-01-01. 
  159. ^ (Inggris) "John Paul II's Cause for Beatification Opens in Vatican City". ZENIT. Innovative Media, Inc. 28 June 2005. Diakses tanggal 2009-01-01. 
  160. ^ (Inggris) Kavanaugh, Jennifer (3 April 2007). "John Paul II on 'fast track' for Canonisation". GateHouse Media, Inc. Diakses tanggal 2009-01-01. 
  161. ^ (Inggris) "Pope Benedict forgoes waiting period, begins John Paul II beatification process" Catholic News Agency 13 May 2005 Retrieved 1 May 2011
  162. ^ a b c d e f (Inggris) Vicariato di Roma:A nun tells her story…. 2009
  163. ^ (Inggris) "Vatican may have found Pope John Paul's 'miracle'". includes material from Agence France-Presse (AFP), APTN, Reuters, CNN and the BBC World Service. 2007 ABC (Australia). 31 January 2006. Diakses tanggal 2009-01-01. 
  164. ^ (Inggris) "Miracle attributed to John Paul II involved Parkinson's disease". Catholic World News (CWN). 2009 Trinity Communications. 30 January 2006. Diakses tanggal 2009-01-01. 
  165. ^ (Inggris) "Nun Who Claims Cure by John Paul II Emerges to Make Her Case". The New York Times. Agence France-Presse. 30 March 2007. Diakses tanggal 2009-01-01. 
  166. ^ a b c d (Inggris) "French nun says life has changed since she was healed thanks to JPII". 2007,2009 Catholic News Service/U.S. Conference of Catholic Bishops. Diakses tanggal 2009-01-01.  Kesalahan pengutipan: Tanda <ref> tidak sah; nama "Miracle" didefinisikan berulang dengan isi berbeda
  167. ^ a b (Inggris) Willan, Philip. "No more shortcuts on Pope John Paul's road to Sainthood". Sunday Herald. Diakses tanggal 2009-01-01. 
  168. ^ (Inggris) "900,000 gather for Mass with Pope Benedict". International Herald Tribune. 28 May 2006. Diakses tanggal 2009-01-01. 
  169. ^ a b (Inggris) Westcott, Kathryn (2 April 2007). "Vatican under pressure in John Paul push". 20017-2009 BBC News. Diakses tanggal 2009-01-01.  Hapus pranala luar di parameter |publisher= (bantuan)
  170. ^ (Inggris) Moore, Malcolm (25 September 2007). "Clamour for free Pope John Paul II relics". London: 2007-2009 The Telegraph Media Group Limited. Diakses tanggal 2009-01-01.  Hapus pranala luar di parameter |publisher= (bantuan)
  171. ^ (Inggris) "Cause for Beatification and Canonization of The Servant of God: John Paul II". 2005-2009 Vicariato di Roma - III Piano Postulazione Piazza San Giovanni in Laterano, 6/A 00184 Roma. Diakses tanggal 2009-01-01. 
  172. ^ a b (Inggris) "Boy Walks after Praying at John Paul II's Grave - World - Javno". www.javno.com. Diakses tanggal 2009-01-01. 
  173. ^ a b (Inggris) "Wheelchair-boy 'miraculously walks again' at memorial visit to tomb of Pope John Paul II". Mail Online. London. Diakses tanggal 2009-01-01. 
  174. ^ a b (Inggris) "Blessed John Paul II? - Catholic.net". ncregister.com. Diakses tanggal 2011-03-07. 
  175. ^ a b (Inggris) "Child 'able to walk again' after praying at pope's tomb". Catholic Herald. Diakses tanggal 2011-05-01. 
  176. ^ a b (Inggris) "Wheelchair-Bound Boy Walks Again After Visit to Pope John Paul II Tomb". www.huliq.com. Diakses tanggal 2009-01-01.  Teks " HULIQ " akan diabaikan (bantuan)
  177. ^ a b (Inggris) "Wheelchair Boy 'Can Walk Thanks to Pope' [Eire Region] - Daily Mail - vLex United Kingdom". vlex.co.uk. Diakses tanggal 2009-01-01. 
  178. ^ a b c (Inggris) "Pope John Paul II's Sainthood on Fast Track - The World Newser". blogs.abcnews.com. Diakses tanggal 2009-11-18. 
  179. ^ a b c d (Inggris) "Catholic Culture : Latest Headlines : Beatification looms closer for John Paul II". www.catholicculture.org. Diakses tanggal 2009-11-18. 
  180. ^ (Inggris) "Pope John Paul II's body exhumed ahead of beatification". MSNBC. MSNBC. Diakses tanggal 30 April 2011. 
  181. ^ (Inggris) "Gold coin marks beatification of John Paul II" Yahoo! Finance 30 March 2011 Retrieved 1 May 2011
  182. ^ (Inggris) "Matteo Setti Official Site". Diakses tanggal 30 April 2011. 

Pranala luar


Didahului oleh:
Yohanes Paulus I
Paus
1978 - 2005
Diteruskan oleh:
Benediktus XVI

Templat:Link FA Templat:Link FA Templat:Link FA Templat:Link FA Templat:Link FA Templat:Link FA Templat:Link FA