Lompat ke isi

GKR Pembayun

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 14 Januari 2014 17.00 oleh 22Kartika (bicara | kontrib)

GKR Pembayun adalah putri sulung dari Hamengkubuwono X dan GKR Hemas. Dia dilahirkan dengan nama Gusti Raden Ajeng Nurmalitasari di Bogor pada 24 Februari 1972. Setelah menikah dengan Nieko Messa Yudha (Kanjeng Pangeran Haryo Wironegoro) pada 28 Mei 2002, dia berganti nama menjadi Gusti Kanjeng Ratu Pembayun. Pernikahan mereka dikarunia dua orang anak, yaitu RAj. Artie Ayya Fatimasari dan RM Drasthya Wironegoro.

Selain aktif dalam berbagai organisasi sosial dan kemasyarakatan, GKR Pembayun menjabat sebagai Direktur PT. Yogyakarta Tembakau Indonesia (perusahaan rokok kretek yang dibangun untuk mengurangi angka pengangguran di Bantul) dan PT. Yarsilk Gora Mahottama, serta Komisaris Utama PT Madubaru.[1] Dia juga bergabung dengan Pusat Penyelamatan Satwa Jogya (PPSJ) Kulonprogo, Yogyakarta, untuk menyelamatkan satwa, khususnya orang utan.[2][3] Sebagai aktivis di bidang sosial, GKR Pembayun pernah mendapatkan penghargaan "Wanita Tak Terpatahkan" (Sunsilk Unbreakable Woman) atas usahanya untuk memberdayakan perempuan di desa-desa.[4]

Referensi

Pranala Luar