Lompat ke isi

Reaktor

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 18 April 2007 03.20 oleh Voices (bicara | kontrib)

Reaktor adalah suatu alat proses tempat dimana terjadinya reaksi kimia berlangsung. Dengan terjadinya reaksi kimia inilah suatu bahan berubah ke bentuk bahan lainnya, perubahannya ada yang terjadi secara spontan alias terjadi dengan sendirinya atau bisa juga butuh bantuan seperti panas. Perubahan yang dimaksud adalah perubahan kimia, bukan perubahan fisika seperti misalnya dari air (cair) menjadi es (padat). Reaktor kimia berbeda dengan reaktor nuklir dalam beberapa hal, misalnya dalam perhitungan reaktor kimia tidak dimasukkan perhitungan pengurangan massa seperti yang terjadi pada reaktor nuklir yang memang semakin banyak massa yang berkurang maka makin banyak pula yang terbentuk menjadi energi, sesuai dengan rumus e=mc2. Reaktor sama dengan alat-alat dasar lainnya dalam industri kimia memiliki banyak jenis (yang semuanya tidak bisa disamakan dengan reaktor nuklir) dua kategori utama adalah :

  1. PFR (Plug Flow Reactor) adalah reaktor yang terdiri dari selongsong atau kumpulan selongsong dimana reaksi terjadi. Umumnya reaksi fasa gas memakai jenis reaktor ini.
  2. CSTR (Continous Stirred Tank Reactor) berupa bejana berpengaduk yang didalamnya reaksi berlangsung. Umumnya reaktan dalam fasa cair, bisa dilengkapi pemanas ataupun koil pendingin.

Dan beberapa jenis lainnya yang sangat banyak, seperti bubble reactor, fixed bed reactor, fluidized bed reactor dan slurry reactor dan tentunya juga reaktor nuklir (harus diingat ini bukan reaktor dengan basis reaksi kimia seperti contoh sebelumnya)

Aksesoris Reaktor

Untuk mendukung agar reaktor dapat berfungsi maksimal dan aman terkendali, maka diperlukan beberapa alat tambahan.Beberapa contoh dari aksesoris tersebut umumnya adalah :

  1. Level Controller (LC), suatu alat yang menjaga agar volum (isi) reaktor tetap terjaga, tidak kehabisan reaktan ataupun kelebihan yang dapat menyebabkan kenaikan tekanan. Cara kerja dari alat ini adalah dengan terus mendeteksi ketinggian permukaan bahan dalam reaktor, jika kurang dari toleransi yang diberikan (set point) maka kran keluaran (output) akan mengecil sampai ketinggian mencapai tinggi yang telah di set. Sebaliknya jika melebihi kran keluaran akan dibuka lebih lebar untuk mengurangi bahan dalam reaktor.
  2. Pressure Controller (PC), Suatu alat yang bertugas untuk menjaga agar tekanan dalam reaktor masih berada pada kisaran yang ditetapkan. Biasanya diterapkan pada reaktor yang memakai reaktan berfasa gas. Cara kerjanya mirip dengan LC yaitu dengan membuka dan menutup kran.
  3. Temperature Controller (TC), suatu alat yang bertugas agar suhu di dalam reaktor masih berada dalam kisaran suhu operasinya. TC juga bekerja dengan membuka dan menutup kran, namun kran yang diintervensi adalah kran utilitas. Misalnya CSTR berpemanas, jika suhu drop maka kran koil uap panas (steam) akan diperbesar sehingga steam yang mauk akan lebih banyak yang akhirnya suplai panas pun bertambah dan akhirnya suhu reaktor akan bertambah dan suhu reaktor pun dapat kembali ke suhu yang normal. Sebaliknya jika suhu reaktor bertambah.