Kadipaten Kertosono (Yogyakarta)
Kadipaten Kertasana ꧋ꦑꦢꦶꦥꦠꦺꦤ꧀ꦑꦼꦂꦠꦱꦤ꧉ | |||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Kadipaten Mancanegara | |||||||||
1755–1830 | |||||||||
Ibu kota | Kutha Kertasana | ||||||||
Sejarah | |||||||||
Pemerintahan | |||||||||
• Jenis | Kadipaten Mancanegara Wilayah Timur | ||||||||
Sultan Yogyakarta | |||||||||
• 1755-1792 | Hamengkubuwana I | ||||||||
• 1828 - 1855 | Hamengkubuwana V | ||||||||
Era sejarah | Palihan Nagari | ||||||||
13 Februari 1755 | |||||||||
4 Juli 1830 | |||||||||
| |||||||||
Sekarang bagian dari | Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, Indonesia Kabupaten Kediri, Jawa Timur, Indonesia |
Kadipaten Kertosono (bahasa Jawa: ꧋ꦑꦢꦶꦥꦠꦺꦤ꧀ꦑꦼꦂꦠꦱꦤ꧉, translit. Kadipatèn Kertasana) adalah sebuah kadipaten mancanegara wilayah timur (mancanagara brang wetan) Kesultanan Yogyakarta yang didirikan berdasarkan Perjanjian Giyanti tahun 1775. Kadipaten Kertosono sebagai wilayah di bawah Kesultanan Yogyakarta berdiri sampai tahun 1830 bersamaan dengan kalahnya pihak Jawa pada Perang Jawa, sehingga sebagai konsekuensinya pada Perjanjian Sepreh, wilayah Kadipaten Kertosono diserahkan kepada pemerintah kolonial Hindia Belanda yang kemudian oleh pemerintah kolonial, wilayah Kertosono dimasukkan ke dalam Regenschaap Berbek dengan wilayah Papar dimasukkan ke dalam wilayah Regenschaap Kediri.
Pemerintahan
[sunting | sunting sumber]Dalam menjalankan roda pemerintahan, Kadipaten Kertosono dipimpin oleh seorang adipati yang ditunjuk langsung oleh Kesultanan Ngayogyakarta dan biasanya adipati berpangkat Kanjeng Raden Tumenggung. Seorang Adipati di samping bertugas menjalankan pemerintahan di wilayahnya juga diwajibkan menyerahkan secara langsung pajak kepada negara di Keraton Yogyakarta pada saat pisowanan agung. Ibukota Kadipaten Kertosono berada di Kuthalama (sekarang Pakuncen, Patianrowo)
Wilayah
[sunting | sunting sumber]Tidak ada catatan yang menyebutkan secara rinci wilayah-wilayah yang ada di Kadipaten Kertosono, namun diperkirakan wilayah Kadipaten Kertosono meliputi beberapa wilayah kecamatan modern di Kabupaten Nganjuk seperti Kertosono, Patianrowo, Gondang, Lengkong, Baron, Tanjunganom, Prambon, dan Ngronggot, serta Kecamatan Papar, Kediri.
Peninggalan
[sunting | sunting sumber]Beberapa peninggalan Kadipaten Kertosono dapat dijumpai di Pakuncen, Patianrowo, Nganjuk yang pada masa berdirinya Kadipaten Kertosono merupakan bagian dari Kutha Kertasana Lama sebagai ibukota kadipaten. Peninggalan-peninggalan tersebut diantaranya
- Kagungan Dalem Masjid Pakuncen, salah satu dari sedikit Masjid Kagungan Dalem Karaton Ngayogyakarta di Brang Wetan yang masih tersisa.
- Pasareyan Tumenggung Kopek, sebuah kompleks makam Tumenggung Kopek, dan sejumlah tokoh Kadipaten Kertosono. Kompleks makam ini berada dekat dengan Kagungan Dalem Masjid Pakuncen.
Tak jauh dari kompleks masjid dan makam tersebut terdapat sebuah persimpangan jalan dimana di tengahnya terdapat tugu yang dibangun masyarakat dengan gaya arsitektur menyerupai Tugu Pal Putih, tugu ini mengisyaratkan kentalnya pengaruh Yogyakarta di wilayah tersebut.