Maladewa
Republik Maladewa | |
---|---|
Semboyan: — | |
Ibu kota | Malé 4°10′N 73°30′E / 4.167°N 73.500°E |
Bahasa resmi | |
Kelompok etnik (2019) |
|
Agama |
|
Demonim | Bangsa Maladewa |
Pemerintahan | Kesatuan presidensial republik konstitusional |
• Presiden | Mohamed Muizzu |
Hussain Mohamed Latheef | |
Legislatif | ރައްޔިތުންގެ މަޖިލިސް Rayyithunge Majilis |
Kemerdekaan dari Britania Raya | |
26 Juli 1965 | |
• Dibentuk republik | 11 November 1968 |
• Konstitusi saat ini | 7 Agustus 2008 |
Luas | |
- Total | 300 km2 (187) |
Penduduk | |
- Perkiraan 2022 | 579.330 atau 392.040 [1] (178) |
- Sensus Penduduk 2014 | 437.535 atau 339.761 [1] |
1.102,5/km2 (8) | |
PDB (KKB) | 2022 |
- Total | $11,385 miliar[2] (162) |
$29.133 [2] (62) | |
PDB (nominal) | 2022 |
- Total | $5,502 miliar[2] (158) |
$14.078[2] (65) | |
Gini (2017) | 31,3[3] sedang |
IPM (2021) | 0,747[4] tinggi · 103 |
Mata uang | Rufiyaa Maladewa (Rf) ( MVR ) Dolar Amerika Serikat ($) (Digunakan di pulau resor Maladewa) ( USD ) |
Zona waktu | Waktu Maladewa (MVT) (UTC+5) |
Lajur kemudi | kiri |
Kode telepon | +960 |
Kode ISO 3166 | MV |
Ranah Internet | .mv |
| |
Republik Maladewa adalah sebuah negara kepulauan yang terdiri dari kumpulan atol (suatu pulau koral yang mengelilingi sebuah laguna) di Samudra Hindia. Maladewa terletak di sebelah selatan-barat daya India, sekitar 700 km sebelah barat daya Sri Lanka. Negara ini memiliki 26 atol yang terbagi menjadi 20 atol administratif dan 1 kota. Negara ini merupakan negara dengan populasi dan luas wilayah terkecil di kawasan Asia.[5] Tinggi rata-rata permukaan tanah di Maladewa adalah 1.5 meter di atas permukaan laut, hal ini menjadikannya negara dengan permukaan terendah di seluruh dunia.[5] Puncak tertinggi Maladewa hanya 2.3 meter di atas permukaan laut sehingga negara ini juga dikenal sebagai negara yang memiliki puncak tertinggi paling rendah di dunia.[5] Keadaan ekonomi Maladewa bergantung pada dua sektor utama, yaitu pariwisata dan perikanan.[6] Negara ini sangat dikenal memiliki banyak pantai yang indah dan pemandangan bawah laut yang menarik ± 700.000 turis setiap tahunnya.[6] Penangkapan dan pengolahan ikan menjadikan Maladewa salah satu ekportir ikan ke beberapa negara Asia dan Eropa.[6]
Asal Muasal Nama Maladewa
Nama Maladewa mungkin berasal dari bahasa Sanskerta mālā (untaian/kalungan) dan dvīpa (pulau), atau මාල දිවයින Maala Divaina ("Untaian Pulau-pulau") dalam bahasa Sinhala. Orang Maladewa disebut Dhivehin. Istilah Dheeb/Deeb (Bahasa Dhivehi kuno, terkait dengan istilah Sanskerta dvīpa (द्वीप)) yang artinya "pulau", dan Dhives (Dhivehin) yang berarti "orang pulau" (seperti halnya Maldivians). Selama masa kolonial, orang-orang Belanda menyebut penduduk negeri ini sebagai Maldivische Eilanden dalam catatan-catatan mereka, sedangkan Maldive Islands adalah versi lidah orang-orang Inggris, yang selanjutnya menjadi nama yang umum dipakai yaitu "Maldives".[perlu referensi]
Babad Sri Lanka kuno Mahawamsa menyebut kepulauan ini sebagai Mahiladiva ("Island of Women/Pulau Perempuan", महिलादिभ) dalam bahasa Pali, yang mungkin merupakan salah pengucapan dari istilah Sanskerta yang berarti "kalung bunga".
Hogendorn berteori bahwa nama Maladewa berasal dari istilah Sanskerta mālādvīpa (मालाद्वीप), yang artinya "garland of islands/untaian pulau-pulau". Dalam bahasa Malayalam, diucapkan sebagai Maladweepu (മാലദ്വീപ്). Dalam bahasa Tamil, diucapkan sebagai MalaiTheevu (மாலைத்தீவு). Meskipun nama-nama ini tidak disebutkan dalam literatur manapun, namun naskah-naskah klasik berbahasa Sanskerta yang berasal dari periode Vedic menyebutkan "Hundred Thousand Islands/Kepualuan Ratusan Ribu" (Lakshadweepa), nama generik yang mencakup tidak hanya Maladewa, tetapi juga Laccadives, Kepulauan Aminidivi, Minicoy dan Kepulauan Chagos.
Beberapa penjelajah kuno seperti Ibn Batuta menyebut kepulauan ini Mahal Dibiyat (محل دبيأت) dari kata Arab Mahal ("place/tempat"), yang semestinya berasal dari cara pengucapan pengelana-pengelana Berber terhadap nama tempat tersebut, melintasi wilayah India Utara Muslim, di mana istilah-istilah Perso-Arabic dikenal dalam kosa kata lokal. Nama inilah yang sekarang dicantumkan di dalam simbol resmi negara Maladewa. Nama klasik Persia/Arab untuk Maladewa adalah Dibajat.
Sejarah
Sejarah awal negara ini tidak diketahui secara pasti. Menurut legenda, seorang pangeran Sinhalese (Indo-Aryan) yang bernama KoiMale terdampar bersama pasangannya, seorang putri dari Raja Sri Lanka, di Maladewa dan menetap di sana sebagai sultan pertama.[6] Selama berabad-abad, kepulauan ini dikunjungi oleh pelaut dari Arab dan India. Pada abad ke-16, bangsa Portugis menjajah kepulauan ini selama 15 tahun (1558-73) sebelum akhirnya direbut kembali oleh Muhammad Thakurufar Al-Azam.[6]
Sejak tahun 1887 hingga kemerdekaan Maladewa pada 26 Juli 1965, negara ini menjadi bagian dari perwalian Inggris. Sejak tahun 1153 hingga 1968, negara ini berbentuk kesultanan Islam yang independen.[6] Setelah memperoleh kemerdekaan dari Inggris, bentuk pemerintahan kesultanan hanya bertahan selama tiga tahun dan kemudian dihapuskan serta diganti menjadi republik.[6]
Beberapa bencana alam besar pernah melanda kepulauan ini, di antaranya adalah gelombang tinggi yang membanjiri beberapa pulau pada April 1987.[6] Pada Desember 2004, tsunami Samudera Hindia menggenangi sejumlah pulau dan mengkontaminasi sumber air, merusak rumah, tanah, dan persediaan air tanah.[6]
Penduduk
Penduduk Maladewa disebut orang Divehi.[7] Mereka menamakan negara mereka Divehi rājje yang berarti Kerajaan Kepulauan.[7] Secara etnografi, orang Divehi dibagi menjadi tiga kelompok yaitu kelompok utama penduduk Maldives yang menempati IhavandippuỊu (Haa Alif) hingga Haddummati (Laamu), kelompok selatan Maladewa yang mendiami tiga atol paling selatan di ekuator, dan penduduk Minicoy yang menempati pulau sepanjang 10 km dibawah administrasi India.[7] Berdasarkan etnisnya, penduduk Maladewa dibagi menjadi 4, yaitu Sinhalese, DravidiaBangsa Dravida, Arab, dan Afrika berkulit hitam. Hanya ada satu etnik minoritas di negara ini, yaitu Suku Indian.[8]
Perekonomian
Selain sektor pariwisata yang menjadi tulang punggung perekonomian Maladewa, kegiatan ekspor ikan tuna juga menjadi salah satu pendapatan penting negara ini.[6] Sebanyak 90% dari total produk perikanan yang diekspor oleh Maladewa merupakan produk tuna segar, tuna kering, tuna beku, tuna yang diasinkan, dan tuna kaleng.[6]
Kondisi tanah Maladewa yang kurang subur menyebabkan hasil tanam di negara ini sangat terbatas, hanya beberapa tanaman seperti kelapa, pisang, sukun, pepaya, mangga, talas, ubi, dan bawang yang dapat tumbuh di area negara ini.[6] Hal ini juga menyebabkan sebagian besar makanan harus diimpor dari luar negeri.[6]
Industri di negara ini terdiri dari pembuatan kapal, kerajinan tangan, pengalengan tuna, serta produksi pipa PVC, sabun, mebel, dan produk makanan.[6] Beberapa negara yang berhubungan baik dalam perekonomian Maladewa adalah Jepang, Sri Lanka, Thailand, dan Amerika Serikat.[8]
Pemerintahan
Pembagian administratif
Maladewa memiliki 7 provinsi masing-masing terdiri dari divisi administrasi berikut (ibukota Malé adalah divisi pemerintahan mereka sendiri):
- Provinsi Mathi-Uthuru; terdiri dari Atol Haa Alif, Atol Haa Dhaalu dan Atol Shaviyani.
- Provinsi Uthuru; terdiri dari Atol Noonu, Atol Raa, Atol Baa dan Atol Lhaviyani.
- Provinsi Medhu-Uthuru; terdiri dari Atol Kaafu, Atol Alifu Alifu, Atol Alifu Dhaalu dan Atol Vaavu
- Provinsi Medhu; terdiri dari Atol Meemu, Atol Faafu dan Atol Dhaalu.
- Provinsi Medhu-Dhekunu; terdiri dari Atol Thaa dan Atol Laamu.
- Provinsi Mathi-Dhekunu; terdiri dari Atol Gaafu Alifu dan Atol Gaafu Dhaalu.
- Provinsi Dhekunu; terdiri dari Gnaviyani Atol dan Kota Addu.
Prestasi
- Maladewa berhasil mencetak sebuah rekor menyelam (scuba diving) tahun 2006 dalam hal jumlah penyelam yang paling banyak berpatisipasi dalam sekali menyelam, dengan total 958 penyelam yang masuk ke dalam air sekaligus pada saat yang bersamaan. Rekor ini diambil alih oleh Indonesia tahun 2009.
- Maladewa adalah negara pertama yang membuka sebuah kedutaan virtual, di dunia maya Second Life pada tanggal 22 Mei2007.[9][10]
- Maladewa adalah negara pertama yang mengadakan rapat kabinet di bawah air. Rapat kabinet dipimpin oleh presiden Mohamed Nasheed. Dalam rapat, presiden, wakil presiden, dan para kabinet menandatangani sebuah deklarasi yang bertujuan untuk mengadakan aksi global terhadap perubahan iklim, di depan Konferensi Iklim PBB di Kopenhagen. Rapat itu merupakan salah satu bagian dari kampanye besar-besaran oleh "international environmental NGO 350.org".[11]
Lihat pula
Referensi
- ^ a b "Maldives Population Projections 2014–2054". statisticsmaldives.gov.mv. National Bureau of Statistics. Diarsipkan dari versi asli tanggal 14 January 2021. Diakses tanggal 24 May 2020.
- ^ a b c d "Report for Selected Countries and Subjects". IMF (dalam bahasa Inggris).
- ^ "Gini Index coefficient". CIA World Factbook. Diakses tanggal 16 July 2021.
- ^ Human Development Report 2020 The Next Frontier: Human Development and the Anthropocene (PDF). United Nations Development Programme. 15 December 2020. hlm. 343–346. ISBN 978-92-1-126442-5. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2 January 2021. Diakses tanggal 16 December 2020.
- ^ a b c Maldives Disaster Knowledge Network. Country Profile:Maldives. 2009. Diakses 30 Desember 2011.
- ^ a b c d e f g h i j k l m n US Department of State. Background Note: Maldives. 7 April 2011 Diakses 30 Desember 2011.
- ^ a b c Culture Summary by:Xavier Romero-Frías. Maldives - Ethnography., Diakses pada 30 Desember 2011.
- ^ a b Atlapedia Online. Republic of Maldives. Diakses 30 Desember 2011.
- ^ Page, Jeremy (2007-05-27). "Tiny island nation opens the first real embassy in virtual world". The Times. London.
- ^ "Maldives Unveils Worlds First Virtual Embassy" (Siaran pers). Ministry of Foreign Affairs. 2007-05-22.
- ^ World’s first ever underwater cabinet meeting concludes in the Maldives
Pranala luar
- (Inggris) Maladewa
- (Inggris) Situs resmi
- (Inggris) Situs resmi Kepresidenan
- (Inggris) Situs resmi pariwisata
- Maldives di CIA World Factbook.
- Maldives from UCB Libraries GovPubs
- Maladewa di Curlie (dari DMOZ)
- Maldives from the BBC News
- Peta Maldives di Wikimedia Atlas
- Key Development Forecasts for the Maldives from International Futures
- Constitution of the Republic of Maldives