Lompat ke isi

Dinasti Timuriyah

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Kekaisaran Timuriyah

ىگوركان
Gurkānī
1370–1526
Bendera Kekaisaran Timuriyah
Bendera
Timuriyah pada puncak kejayaannya
Timuriyah pada puncak kejayaannya
StatusKekaisaran
Ibu kotaSamarkand
Bahasa yang umum digunakanPersia
Agama
Islam
PemerintahanMonarki
Penguasa 
• 1370–1405
Tamerlane
• 1506–1507
Muzaffar Hussayn
Era SejarahAbad pertengahan
• Didirikan oleh Tamerlane
1370
• Samarkand ditaklukan oleh Uzbek dibawah Muhammad Shaybani
1509
• Herat ditaklukan oleh Shaybani
1507
• Dibubarkan
1526
Didahului oleh
Digantikan oleh
Kekhanan Chagatai
Kara Koyunlu
Sarbadars
Gerombolan Emas
Kekhanan Bukhara
dnsDinasti
Safawiyah
kslKesultanan
Mughal
Kekhanan Khiva
Sunting kotak info
Sunting kotak info • Lihat • Bicara
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini

Timuriyah adalah dinasti Islam Sunni[1] di Asia Tengah yang meliputi seluruh Asia Tengah, Iran, Afganistan dan Pakistan, dan juga sebagian dari India, Mesopotamia dan Kaukasus. Kekaisaran ini didirikan oleh penakluk legendaris Timur Lenk pada abad ke-14.

Asal Mula

Asal mula Dinasti Timuriyah kembali ke konfederasi nomaden Mongolia yang dikenal sebagai Barlas. Yang merupakan sisa-sisa tentara Mongol milik Jenghis Khan.[2][3][4]Setelah menaklukkan Asia Tengah, Barlas menetap di Turketan (yang kemudian dikenal sebagai Mogulistan - Tanah Mongol) dan bercampur dengan orang Turki yang berbahasa lokal , sehingga pada pemerintahan Timuriyah Barlas di-Turkisasi kan dalam hal bahasa dan kebiasaan.

Selain itu, dengan mengadopsi Islam, Turki Asia Tengah mengadopsi budaya sastra dan tinggi Persia[5] yang mendominasi Asia Tengah sejak awal pengaruh Islam. Sastra Persia berpengaruh dalam asimilasi elit Timuriyah dengan budaya kesopan-santunan Persia-Islam.[6]

Timur Lenk adalah seorang muslim yang mengagumi tarekat Naqsabandiyah yang berkembang di wilayah Transoxiana.[7] Akan tetapi, ulama yang menjadi penasihat bidang keislaman adalah Abdul Jabar Khwarazmi, yang seorang Sunni Mazhab Hanafi. DI kota Tirmidz, Timur mendapat didikan dari Sayyid Baraka yang juga merupakan seorang ulama dan Ahlul Bayt.[8][9][10][11][12]

Ekspansi Dinasti Timuriyah

Tamerlane atau Timur Lenk yang berarti Timur si Pincang merupakan keturunan Mongol yang sudah masuk Islam, dia berhasil mengalahkan Tughluk Temur dan Ilyas Khoja, dan kemudian dia juga melawan Amir Hussain (iparnya sendiri). Dan dia memproklamirkan dirinya sebagai penguasa tunggal di Transoxiana, pelanjut Chagatai dari keturunan Jengis Khan.

Sang penakluk ini lahir dekat Kesh (sekarang Khakhrisyabz, kota hijau, Uzbekistan), sebelah selatan Samarkand di Transoxiana, pada tanggal 8 April 1336 M/25 Sya'ban 736 H, dan meninggal di Otrar pada tahun 1404 M. Ayahnya bernama Taragai, kepala Suku Barlas, keturunan Karachar Noyan yang menjadi menteri dan kerabat Jagatai, putera Jengis Khan. Suku Barlas mengikuti Jagatai mengembara ke arah barat dan menetap di Samarkand. Taragai menjadi gubernur Kesh. Keluarganya mengaku keturunan Jengis Khan sendiri.

Sejak usia masih sangat muda, keberanian dan keperkasaannya yang luar biasa sudah terlihat. Ia sering diberi tugas untuk menjinakkan kuda-kuda binal yang sulit ditunggangi dan memburu binatang-binatang liar. Sewaktu berumur 12 tahun, ia sudah terlibat dalam banyak peperangan dan menunjukkan kehebatan dan keberanian yang mengangkat dan mengharumkan namanya di kalangan bangsanya. Akan tetapi, baru setelah ayahnya meninggal, sejarah keperkasaannya bermula setelah Jagatai wafat, masing-masing Amir melepaskan diri dari pemerintahan pusat. Timur Lenk mengabdikan diri pada Gubernur Transoxiana, Amir Qazaghan Ketika Qazaghan meninggal dunia, datang serbuan dari Tughluq Temur Khan, pemimpin

  1. ^ Maria E. Subtelny, ''Timurids in Transition: Turko-Persian Politics and Acculturation in Medieval Persia'', Vol. 7, (Brill, 2007), 201.
  2. ^ B.F. Manz, "Tīmūr Lang", di Encyclopaedia Islam, Online Edition, 2006
  3. ^ "Timur", The Columbia Encyclopedia, Sixth Edition, 2001-05 Columbia University Press, (LINK)
  4. ^ "Consolidation & expansion of the Indo-Timurids", in Encyclopædia Britannica, (LINK)
  5. ^ B. Spuler, "Central Asia in the Mongol and Timurid periods", published in Encyclopædia Iranica, Online Edition, 2006/7, (LINK): "... Like his father, Olōğ Beg was entirely integrated into the Persian Islamic cultural circles, and during his reign Persian predominated as the language of high culture, a status that it retained in the region of Samarqand until the Russian revolution 1917 [...] Ḥoseyn Bāyqarā encouraged the development of Persian literature and literary talent in every way possible ..."
  6. ^ David J. Roxburgh. The Persian Album, 1400-1600: From Dispersal to Collection. Yale University Press, 2005. pg 130: "Persian literature, especially poetry, occupied a central in the process of assimilation of Timurid elite to the Perso-Islamicate courtly culture, and so it is not surprising to find Baysanghur commissioned a new edition of Firdawsi's Shanama
  7. ^ Beatrice Forbes Manz (25 March 1999). The Rise and Rule of Tamerlane. Cambridge University Press. pp. 17–. ISBN 978-0-521-63384-0.
  8. ^ "The Descendants of Sayyid Ata and the Rank of Naqīb in Central Asia" by DevinDeWeese Journal of the American Oriental Society, Vol. 115, No. 4 (Oct. – Dec., 1995), pp. 612–634
  9. ^ Four studies on the history of Central Asia, Volume 1 By Vasilij Vladimirovič Bartold p.19
  10. ^ Islamic art By Barbara Brend p.130
  11. ^ Vasilij Vladimirovič Bartold. Four studies on the history of Central Asia, Volume 1. E.J. Brill; 1962. p. 19.
  12. ^ V.V. Barthold. Four Studies on Central Asia. E.J. Brill archives; 1956. p. 59.