Lompat ke isi

Perempuan Samaria di sumur Yakub

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 16 Maret 2017 09.14 oleh Maren Kitatau (bicara | kontrib) (Interpretasi: Maren Kitatau)
Amanat Air Hidup antara Yesus dan Wanita Samaria di Sumur karya Angelika Kauffmann, abad ke 17–18
Photine, wanita Samaria, bertemu Yesus (ikon Timur)

Perempuan Samaria di sumur Yakub adalah sebuah figur dari Injil Yohanes, dalam Yohanes 4:4–26. Dalam tradisi Gereja Ortodoks Timur, ia dianggap sebagai seorang santa, yang dinamai Photine atau Photini/Photina (dari kata φως yang artinya "terang").

Catatan Alkitab

Menurut Yohanes 4:4-26:

Ia harus melintasi daerah Samaria. Maka sampailah Ia ke sebuah kota di Samaria, yang bernama Sikhar dekat tanah yang diberikan Yakub dahulu kepada anaknya, Yusuf. Di situ terdapat sumur Yakub. Yesus sangat letih oleh perjalanan, karena itu Ia duduk di pinggir sumur itu. Hari kira-kira pukul dua belas.

Maka datanglah seorang perempuan Samaria hendak menimba air. Kata Yesus kepadanya: "Berilah Aku minum." Sebab murid-murid-Nya telah pergi ke kota membeli makanan. Maka kata perempuan Samaria itu kepada-Nya: "Masakan Engkau, seorang Yahudi, minta minum kepadaku, seorang Samaria?" (Sebab orang Yahudi tidak bergaul dengan orang Samaria.) Jawab Yesus kepadanya: "Jikalau engkau tahu tentang karunia Allah dan siapakah Dia yang berkata kepadamu: Berilah Aku minum! niscaya engkau telah meminta kepada-Nya dan Ia telah memberikan kepadamu air hidup." Kata perempuan itu kepada-Nya: "Tuhan, Engkau tidak punya timba dan sumur ini amat dalam; dari manakah Engkau memperoleh air hidup itu? Adakah Engkau lebih besar dari pada bapa kami Yakub, yang memberikan sumur ini kepada kami dan yang telah minum sendiri dari dalamnya, ia serta anak-anaknya dan ternaknya?" Jawab Yesus kepadanya: "Barangsiapa minum air ini, ia akan haus lagi, tetapi barangsiapa minum air yang akan Kuberikan kepadanya, ia tidak akan haus untuk selama-lamanya. Sebaliknya air yang akan Kuberikan kepadanya, akan menjadi mata air di dalam dirinya, yang terus-menerus memancar sampai kepada hidup yang kekal." Kata perempuan itu kepada-Nya: "Tuhan, berikanlah aku air itu, supaya aku tidak haus dan tidak usah datang lagi ke sini untuk menimba air."

Kata Yesus kepadanya: "Pergilah, panggillah suamimu dan datang ke sini." Kata perempuan itu: "Aku tidak mempunyai suami." Kata Yesus kepadanya: "Tepat katamu, bahwa engkau tidak mempunyai suami, sebab engkau sudah mempunyai lima suami dan yang ada sekarang padamu, bukanlah suamimu. Dalam hal ini engkau berkata benar." Kata perempuan itu kepada-Nya: "Tuhan, nyata sekarang padaku, bahwa Engkau seorang nabi. Nenek moyang kami menyembah di atas gunung ini, tetapi kamu katakan, bahwa Yerusalemlah tempat orang menyembah." Kata Yesus kepadanya: "Percayalah kepada-Ku, hai perempuan, saatnya akan tiba, bahwa kamu akan menyembah Bapa bukan di gunung ini dan bukan juga di Yerusalem. Kamu menyembah apa yang tidak kamu kenal, kami menyembah apa yang kami kenal, sebab keselamatan datang dari bangsa Yahudi. Tetapi saatnya akan datang dan sudah tiba sekarang, bahwa penyembah-penyembah benar akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran; sebab Bapa menghendaki penyembah-penyembah demikian. Allah itu Roh dan barangsiapa menyembah Dia, harus menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran." Jawab perempuan itu kepada-Nya: "Aku tahu, bahwa Mesias akan datang, yang disebut juga Kristus; apabila Ia datang, Ia akan memberitakan segala sesuatu kepada kami." Kata Yesus kepadanya: "Akulah Dia, yang sedang berkata-kata dengan engkau."[1]

Interpretasi

Pendahuluan:

Yesus mengharuskan diri-Nya melintasi Samaria menuju pulang ke Galilea dari Yudea. Ini lebih tegas dlm Bah.Inggris pd Ay.4, dikatakan: And he must needs go through Samaria. Yesus adalah org Yahudi (Israel-Selatan), tanah pusakanya Yudea, tapi Dia dikenal juga sbg org Nazaret (Israel-Utara) di tanah marga Zebulon, tempat Dia dibesarkan dan tempat paling lama Dia melayani adalah di Galilea, tanah pusaka marga Naftali. Wilayah Selatan lebih diwakili dgn nama Yudea, ibu kotanya Jerusalem, wilayah Utara lebih dikenal dgn nama Samaria, ibu kutonya Samaria, yg didirikan oleh raja Omri, raja yg lebih jahat dari pada Yerobeam. Tanah Samaria itu berada di tanah pusaka marga Efraim dan marga Manasye yg pd awal2-nya melintang dari Lembah Yordan Timur sampai dgn Laut Mediteranian.  Setengah marga Manasyeh ada di Timur Sungai Yordan dan setengahnya lagi ada di Barat. Tanah pusaka marga Efraim terletak di antara tanah Manasye di Utara dan tanah Yudea di Selatan.

Sejak jaman Hakim-hakim hingga Raja-raja suku Efraim dan Manasye selalu reseh, bahkan Yesaya 9:21 menulis: Manasye memakan Efraim, dan Efraim memakan Manasye, dan bersama-sama mereka melawan Yehuda. Pernah juga Samaria menjadi boneka Asyria (Syria itu sisa2nya), membantu berperang melawan Yerusalem. Pernah kemudian Imam2 Yudea memerintahkan bakar Bait Suci org Samaria, dst. Singkat cerita, sejak org Samaria diangkut ke Asyria dan penduduknya diganti oleh suku bangsa asing, maka Yahudi menganggap mereka itu bukan manusia lagi menurut. Mengucapkan kata “Samaria” saja Yahudi tak sudi, contoh: Lebih baik menyebut mereka dgn kalimat panjang ketimbang berkata singkat, “org Samaria” [Lukas 10:37]. Demikian juga jika org.Yahudi bepergian ke Utara, lebih baik melalui jalan panjang melingkar turun ke Lembah Yordan, lalu ke Jeriko, menyusur tepi Sungai Yordan, barulah naik mendaki ke Galilea dari pada melintas jalan pendek melalui tanah Samaria.Yesus pun pernah melarang muridnya masuk ke kota Samaria ketika mereka diutus utk latihan melayani [Mat.10:5]. Tapi kali ini Dia mengharuskan diri-Nya melintasi Samaria

Sekarang di jaman modern ini pun, wilayah itu masih tetap ada perseteruan. Ada sengketa sejarah kerajaan Israel dan pendudukan Israel pd perang 1967 dgn penduduk lama Arab-Palestina yg hampir 2000 thn mendiami tanah itu sejak bangsa Yahudi kabur, mencar entah kemana, karena gagal memberontak thp Romawi pd thn 70. Bangsa ini baru berkumpul kembali sbg bangsa yg memelihara bahasa dan budaya Yahudi secara ketat dan kemudian negara Israel merdeka pd tgl 14 Mei 1948. Kini wilayah sengketa itu dipagari tembok tinggi dan dikenal dgn wilayah tepi Barat Sungai Yordan. Wilayah itu mulai dari wilayah pegunungan Yudea di selatan Yerusalem, lalu kota Hebron, Betlehem, Jerusalem Timur,Yeriko, Silo, Ramallah (Ibu Kotanya), dan sepanjang Lembah Yordan, lalu Betel s/d Sikhem (nama sekarang Nablus) di Utara, dekat dgn tempat dialog sumur ini terjadi.

Penjelasan Ayat:

Ay.5-8

Maka sampailah Ia ke sebuah kota di Samaria, yg bernama Sikhar dekat tanah yg diberikan Yakub dahulu kpd anaknya, Yusuf. Di situ terdapat sumur Yakub. Yesus sangat letih oleh perjalanan, karena itu Ia duduk di pinggir sumur itu. Hari kira2 pukul dua belas. Maka datanglah se-org perempuan Samaria hendak menimba air.

Kata Yesus kpd-nya: "Berilah Aku minum."

Sebab murid2-Nya telah pergi ke kota membeli makanan.

Ini permintaan yg wajar dan murah, dan jika diberi berarti ada budaya ramah dan bisa lanjut ber-cakap2 bertukar informasi atau minta petunjuk.

Ada tiga kisah menarik ttg dialog di sumur, perjumpaan dgn perempuan di waktu petang:

  1. Ketika hamba Abraham lelah dan setelah berdoa kpd Tuhan tuan-nya minta tunjukkan perempuan yg pas utk menjadi istri Ishak, anak tuannya.Lalu suprais, jumpa dgn yg pas, yaitu Ribka [Kej.24].
  2. Ketika Yakub dlm pelariannya men-cari2 rumah Laban (Tulang-nya) utk tempat berlindung dr kejaran Abangnya. Lalu suprais, malah jumpa dgn Rahel, pariban-nya [Kej.29].
  3. Dan inilah kisah dialog di sumur yg ke-tiga, antara Yahudi dgn perempuan Samaria yg mulanya sarkastis dan akhirnya suprais jumpa Mesias.

Ay.9

Maka kata perempuan Samaria itu kpd-Nya:

"Masakan Engkau, se-org Yahudi, minta minum kpd-ku, se-org Samaria?"

(Sebab org Yahudi tidak bergaul dgn org Samaria.)

Ini suatu penolakan yg ketus dari seorang perempuan kpd laki2 yg baru dikenalnya. Dia pasti tahu, bw, antara Yudea dgn Samaria terlalu banyak sejarah pahit adu kebenaran yg sangat menyakitkan. Maka jawaban perempuan Samaria itu bagai traumatis, sinis, spt ingin “men-shak-mat” lelaki Yahudi yg baru dijumpainya itu. Kita tidak tau intonasi suaranya, tapi jika di-dramatisir kira2 begini: "Koq, Yahudi minta minum sama musuh? ... malu dong!" , katanya kira2. Kita tidak tau juga raut wajah suara itu, tapi  mungkin dia cerdas, tapi judes, padahal cantik. Diketahui kemudian, ada 5-lelaki berantri menjadi suaminya, berarti cantik. Kelima lelaki itu ditendang cerai satu2, berarti judes. Lelaki yg ke-6 masih dirahasiakan.

Dari mana perempuan itu langsung tahu, bw Dia org Yahudi? Kemungkinan besar dari pakaian-Nya, atau kerudung doa-Nya, atau aksesori lainnya. Menurut Bil.15.38, Yahudi hrs membuat jumbai2 pd punca baju mereka, turun-temurun, dan dibubuhi benang ungu kebiru-biruan.

Ay.10-11

Jawab Yesus kpd-nya: "Jikalau engkau tahu tentang karunia Allah dan siapakah Dia yg berkata kpd-mu: Berilah Aku minum! niscaya engkau telah meminta kpd-Nya dan Ia telah memberikan kpd-mu air hidup."

Yesus mengalihkan dialog dari minum yg alami ke minum yg rohani, “air hidup”, karena dgn jawaban yg sarkastik spt itu sudah pasti takrela memberi-Nya minum. Org Samaria pasti sudah banyak diajarkan  membenci Yahudi, karena memang ada sejarah kelam yg panjang antara bangsa Samaria vs bangsa Yudea. Maka minum yg alami itu nggak bakal diberikannya dan Yesus pun kuat tak minum tak makan. [lih. Ay.34]

Ay.11

Kata perempuan itu kpd-Nya: "Tuhan, Engkau tidak punya timba dan sumur ini amat dalam;

dari manakah Engkau memperoleh air hidup itu?

Sekilas dia sinis menebak siapakah “Dia” yg dimaksud Yesus, maka jawabannya dimulai dgn “Tuhan”. Tapi air hidup itu dia artikan secara literal, sbg air yg mengalir, spt air sungai, air ledeng, air pompa. Maka argumen sarkastik-nya keluar lagi: “Engkau tidak punya timba...", ini berarti sama dgn mengatakan timbanya pun nggak rela dipinjamkan, apa lagi menimbakan air agar hidup Yahudi ini. Lalu utk melapisi pengertian metafora “air hidup” itu dia siniskan lagi itu dgn bertanya sombong:

Adakah Engkau lebih besar dari pd bapa kami Yakub,

yg memberikan sumur ini kpd kami dan

yg telah “minum sendiri” dari dlm-nya,

ia serta anak2-nya dan ternak-nya?" [Ay.12]

Ternyata perempuan Samaria itu cerdas,

Dan mandiri dan mulai bicara rohani.

Ay.13-15

Jawab Yesus kpd-nya:

"Barangsiapa minum air ini, ia akan haus lagi,tetapi barangsiapa minum air yg akan Kuberikan kpd-nya, ia tidak akan haus utk selama2-nya. Sebaliknya air yg akan Kuberikan kpd-nya, akan menjadi mata air di dlm dirinya, yg terus-menerus memancar sampai kpd hidup yg kekal."

Kata perempuan itu kpd-Nya:

"Tuhan, berikanlah aku air itu, supaya aku tidak haus dan tidak usah datang lagi ke sini utk menimba air."

Yesus melanjutkan ke-terus-terangan-Nya ttg yg rohani dan perempuan itu mendengar kata “hidup kekal” lalu berlagak memohon kpd-Nya dgn sekali lagi berkata “Tuhan”, sambil meledek, “Bagi dong air itu, agar aku tak haus lagi, tak capek lagi nimba air”. Ini bisa ditebak, perempuan itu maunya sedap2-an.

Dan mungkin Yesus berharap cukuplah dulu dialog ini sampai pd permohonan yg sembarangan itu, sbg awal yg baik utk membalikkan keadaan dan mengembangkan pengertian apa itu haus dan siapa yg “haus” itu. Maka kata Yesus kpd-nya:”Pergilah, panggillah suamimu dan datang ke sini." [Ay.16]

Ay.17-18

Kata perempuan itu:

"Aku tidak mempunyai suami."

Kata Yesus kpd-nya:

"Tepat katamu, bw engkau tidak mempunyai suami,

sebab engkau sudah mempunyai lima suami dan

yg ada sekarang pd-mu, bukanlah suamimu.

Dlm hal ini engkau berkata benar."

Yesus bagai memuji kejujuran perkataan perempuan itu pd kali ini. Tapi, dgn mendengar keakuratan pengetahuan Yesus pd hal pribadi yg tersembunyi, perempuan itu tentu terkejut dd dlm lubuk. Boleh kita bayangkan juga dahinya mengerenyit dan matanya mulai fokus, tertegun, bw Yahudi ini bukan org sembarangan. Dia tahu hal-hal pribadi yg kelam dan tidak marah walau sudah berkali diledekin.

Kini perempuan itu menjadi salah tingkah atas dosa-perbuatannya, kegagalan rumah tangganya yg selalu kawin-cerai, kemaluan mempermaikan dirinya dan atau diipermainkan oleh 5 lelaki dan lelaki yg ke-6 ini pun ketebak entah suami siapa pula yg bermain atau dipermainkannya. Lalu perempuan itu menjadi sungguh haus jiwanya, jenuh duniawinya, terasa kacau hidupnya,  meng-ingat2 dosa-gairahnya, dan mungkin tiba2 mengingat satu Tefilin [Maz.63:2] ini:

Ya Allah,

Engkaulah Allahku,

aku mencari Engkau,

“jiwaku haus kpd-Mu”,

tubuhku rindu kepada-Mu,

spt tanah kering tandus, tiada berair.

Ay.19-20

Maka kata perempuan itu kpd-Nya:

"Tuhan, nyata sekarang pd-ku, bw Engkau se-org nabi.

Nenek moyang kami menyembah di atas gunung ini,

tetapi kamu katakan, bw Yerusalemlah tempat org menyembah."

Ini kata “Tuhan” yg ke-3 yg keluar dari mulutnya dan ini baru rada benar, karna perempuan itu mulai nawar dgn serius utk memuaskan dahaga rohaninya dlm hal menyembah Allah yg benar. Persoalan menyembah adalah persoalan kehausan rohani yg sudah lama. Suku Ruben, Gad dan Manasye adalah yg per-tama2 membuat Mezbah di Gilead, di sebelah Timur Sungai Yordan. Hal itu diprotes dan diributkan oleh saudara2-nya yg lain, dan hampir terjadi perang saudara, karna Tabut Perjanjian ada di Silo, Samaria. Lalu kemudian adalah Bait Suci di Samaria dan ada lagi di Yerusalem yg menjadi polemik bangsa bersaudara yg berkepanjangan pd jaman itu. Sebenarnya jaman sekarang pun tampak masih begitu dlm hal menyembah Allah yg benar. Adalah Ahli Kitab, paling tahu mana Tuhan yg benar. Ahli Kitab itu dibenci, lalu timbul Ahli Agama, yg berarti Ahli Kitab-kitab tentu. Maka kelakar-ku:“Jika ahli kitab itu paling tahu, maka ahli agama ini  paling-paling ...”

“Nenek kami bilang menyembah Allah di gunung ini, mengapa Yahudi bilang hrs di Yerusalem?”, tawar perempuan Samaria itu kpd Yesus. Dan memang, gunung2 sejak lama telah menjadi tempat peribadatan, tempat perlindungan, tempat persembunyian atau keselamatan. Mungkin semua agama-suku pun punya tempat pemujaan di gunung2 atau di bukit2, atau di tempat yg ditinggikan, spt Pirami Mesir misalnya. Atau Borobudur yg terkubur hampir 1000 thn oleh debu letusan gunung Merapi, 

itu berasal dari kata boroh = tempat ibadah; beduhur = tempat yg tinggi.

Ay.21

Kata Yesus kpd-nya:

"Percayalah kpd-Ku, hai perempuan, saatnya akan tiba,

bw kamu akan menyembah Bapa bukan di gunung ini dan bukan juga di Yerusalem.

Ya! Perempuan itu hrs percaya, saatnya akan tiba, ini berarti sebentar lagi. Sebentar lagi Yesus akan disalib, mati dan dikuburkan, bangkit dari antara org mati, lalu naik kesurga, barulah semua bangsa tahu apa yg kerap Dia katakan, “Akulah Dia”, yg penuh kasih-karunia dan kebenaran, berkuasa menghapus dosa dan berkuasa memberi hidup kekal bagi mereka yg percaya.

Ay. 22

Kamu menyembah apa yg tidak kamu kenal,

kami menyembah apa yg kami kenal,

sebab keselamatan datang dr bangsa Yahudi.

Memang, dr semua suku bangsa Israel, hanya bangsa Yahudi yg sungguh terus menjaga kualitas bahasa dan budaya bangsanya, bahkan pemurniannya pun ekstrim [Ezra 10:3]. Yahudi selalu ada di pangkal dan di ujung permasalahan dunia. Melalui mereka juga didatangkan pembaharuan sabda, mulai dr sabda alam, ke sabda budaya hingga pd sabda agama yg benar. Semua itu telah dinobuatkan Allah.

Maz.147:19-20

Ia memberitakan firman-Nya kepada Yakub,

Ketetapan2-Nya dan hukum2-Nya kpd Israel.

Ia tidak berbuat demikian kpd segala bangsa,

dan hukum2-Nya tidak mereka kenal. Haleluya!

Ay.23-24

Tetapi saat-nya akan datang dan sudah tiba sekarang, bahwa penyembah2 benar akan menyembah Bapa dlm roh dan kebenaran; sebab Bapa menghendaki penyembah2 demikian. Allah itu Roh dan barangsiapa menyembah Dia, hrs menyembah-Nya dlm roh dan kebenaran."

Ayat ini agak komplek.

Mungkin dgn merenungkan kata “nya” kita dpt juga yg jelas,

Siapa yg akan datang dan siapa yg sudah tiba sekarang,

Siapa itu Roh dan apa atau siapa pula itu kebenaran?

Yoh.3 mengatakan, yg lahir dari Roh adalah roh, yg lahir dari danging adalah daging, maka yg dihasilkan oleh kebenaran pastilah kebenaran. Roh itu kuat dan penurut, daging ini lemah, maka penuntut. Roh hanya berhubungan dgn roh dan daging dgn daging. Menyembah Allah dgn mengutamakan daging menjadi tidak relevan bagi Allah yg adalah Roh. Roh Kudus ialah Roh Kebenaran dan Yesus ialah kebenaran itu. Bapa ialah yg mengutus Roh Kudus kpd kita di dlm nama Yesus utk mengajari kita memahami Firman-Nya. Oleh karena itu kita berdoa kpd Bapa di dlm nama Yesus Kristus Tuhan kita. Dan kita sadar, hanya roh yg digerakkan oleh Roh Kudus yg mengatakan, bw Yesus ialah Tuhan.  Jadi “nya” yg akan datang di atas boleh juga kurenungkan sbg Roh Kebenaran. Dan yg sudah tiba sekarang (di sumur itu) ialah kebenaran itu sendiri, Yesus Kristus.

Ay.25-26

Jawab perempuan itu kpd-Nya:

"Aku tahu, bahwa Mesias akan datang, yg disebut juga Kristus;

apabila Ia datang, Ia akan memberitakan segala sesuatu kpd kami."

Kata Yesus kpd-nya:

"Akulah Dia, yg sedang ber-kata2 dgn engkau."

Tampak, bw pernyataan perempuan itu semakin dalam dan cerdas dan benar, maka kehausan rohaninya bertambah, maka Mesias dirindukannya, Mesias akan memberitakan segala sesuatu kpdnya. Mendengar jawaban Yesus, “Akulah Dia”,  tentu dia terkejut lagi dan lagi dr dlm. Maka Yesus telah menjadi berita suka-cita di dlm dirinya dan se-isi kampungnya. Maka,Yesus hrs telah menjadi sumber air hidup baginya dan bagi kita semua.

-

Yoh.7:37-38

"Barangsiapa haus, baiklah ia datang kpd-Ku dan minum! (red: darah-Nya).

Barangsiapa percaya kpd-Ku, akan mengalir aliran-aliran air hidup." (red: dan menghidupkan)

Percalah kita, bahwa

Hanya yg hidup yg dapat menghidupkan.

Pd setiap yg hidup selalu ada interaksi.

Interaksi di dlm-nya dan keluar-nya.

Contoh kecil yg duniawi pd batre yg masih hidup.

Itu ada reaksi kimia di-dlm cel-nya antara (+) dan (-).

Hanya batre hidup itu yg bisa berinteraksi menghidupkan.

-

Soal air.

Air pada bejana (tempat) yg berhubungan selalu hidup mengalir mengisi tempat yg lebih rendah menjadi sama rata, adil. Pengertian literal perempuan Samaria ttg “air hidup” sama dgn pengertian skeptis Nikodemus ttg “lahir kembali” [Yoh.3]. Kata Yesus:Jika seorang tidak dilahirkan dari air dan Roh, ia tidak dpt masuk ke dlm Kerajaan Allah. Nikodemus bingung, apa itu lahir kembali! Lalu dunia roh diliteralkan Yesus sbg angin yg alami: spt angin tidak kau ketahui dari mana ia datang atau ke mana ia pergi. Maka Nikodemus, org pintar, pengajar Yahudi itu hrs berpikir lagi dan kita pun hrs terus-menerus memikirkan apa yg dipikirkan Tuhan, yaitu hal2 yg melampaui akal. Roh Kudus pasti mengajari kita utk mengerti dan mengenali segala sesuatu.

Jika kita kembali ke awal, nampaknya angin dan air sejak semula sudah menjadi sentral pemikiran sbg pintu masuk yg meyakinkan ke dalam seluruh isi Alkitab. Bumi belum berbentuk dan kosong ( wujud angin); gelap gulita menutupi samudera raya (angin tak tampak), dan Roh Allah me-layang2 (sifat angin) di atas permukaan air (sumber kehidupan).[Kej.1:2]. Lalu ada samudera yg dipisahkan Allah menjadi air di atas (uap) dan air di bawah (laut). Uapa mewakili sungai yg menyuburkan hidup, laut mewakili kekacauan karna kerap bergelombang, tetapi Allah tetap ada bersemayam juga sbg Raja walau di atas air bah sekali pun [Maz.29:10].

Pemikiran akan kekuasaan Tuhan bisa juga dilukiskannya, sbg:

Angin menghidupkan air laut naik ke gunung (uap-kondensasi)

Gunung menghidupkan air sungai turun ke laut (aliran-grafitasi)

-

Jadi, bagai mana kita segera paham menghayati kedahsyatan roh yg maya,

Jika kedahsyatan air dan angin yg nyata pun belum sungguh kita hayati

Baik hal daya rusak-nya maupun daya hidup-nya. Maka teruslah pikir.

-

Syair Maz.147:15-18 ini pun layak dipikir

utk menekankan pertumbuhan di  dlm air hidup:

Ia menyampaikan perintah-Nya ke bumi; dengan segera firman-Nya berlari.

Ia menurunkan salju seperti bulu domba dan menghamburkan embun beku seperti abu.

Ia melemparkan air batu seperti pecahan2 kaca. Siapa tahan berdiri menghadapi dingin-Nya?

Ia menyampaikan firman-Nya, lalu mencairkan semuanya, Ia meniupkan angin-Nya, maka air mengalir.

Amin!

Rujukan kebudayaan

Dalam seni rupa visual

Dalam musik

Lihat pula

Catatan

Referensi yang tak beranotasi