Lompat ke isi

Upil

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 30 Desember 2018 06.13 oleh Veracious (bicara | kontrib)
Gumpalan upil

Upil atau mukus hidung kering atau ingus kering terdapat pada hidung dan merupakan hasil pengeringan mukus koloid kental (yang dikenal sebagai ingus) secara normal.[1] Dalam bahasa Inggris Amerika, upil dikenal dengan sebutan boogies[2] atau bogeys. Tindakan mengorek lubang hidung untuk mengeluarkan upil disebut dengan mengupil.

Pembentukan

Dinding lateral rongga hidung, memperlihatkan vestibula tempat upil biasa ditemukan.

Membran mukosa pada rongga hidung terus-menerus memproduksi mukus basah (atau ingus) yang melumeri rongga hidung dan menyingkirkan debu atau patogen yang masuk ke hidung melalui udara. Silia juga melapisi rongga untuk menggerakkan mukus dari rongga hidung menuju faring. Tidak semua mukus dapat dialirkan oleh silia, dan mukus tersebut terjebak di dalam hidung. Semakin dekat mukus dari lubang hidung dan semakin sedikit kelembaban udara yang diterimanya, maka semakin besar kemungkinannya untuk mengering dan menjadi upil.

Makan upil

Stefan Gates dalam bukunya Gastronaut membahas mengenai pengkonsumsian mukus, ia mengungkapkan bahwa 44% orang yang telah ia tanyai mengaku telah memakan upil mereka ketika dewasa dan berkata bahwa mereka menyukainya.[3] Karena penyaring mukus bersifat kontaminan terhadap udara, memakannya bisa dikatakan tidak sehat; Gates berkomentar: "tubuh kita telah dirancang untuk mengonsumsi ingus", karena ingus tertelan setelah dialirkan ke tenggorokan oleh silia.[3] Friedrich Bischinger, seorang ahli pulmonologi di Privatklinik Hochrum Innsbruck,[4] mengatakan bahwa mengupil dan memakan upil bisa bermanfaat bagi sistem kekebalan tubuh.[5][6]

Lihat juga

Referensi

  1. ^ "What's a Booger?". KidsHealth. 
  2. ^ "Definition of bogey - Oxford Dictionaries (British & World English)". Askoxford.com. Diakses tanggal 2012-08-12. 
  3. ^ a b Stefan Gates, Gastronaut: Adventures in Food for the Romantic, the Foolhardy, and the Brave, 2006, ISBN 0-15-603097-7 (paperback), "Boogers", pp. 68, 69
  4. ^ "Dr. Bischinger Friedrich: Lungenkrankheiten" (dalam bahasa German). Privatklinik Hochrum. Diakses tanggal 2008-12-07. 
  5. ^ "Top doc backs picking your nose and eating it". Ananova. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2005-02-06. Diakses tanggal 2008-12-07. 
  6. ^ Bankhofer, Hademar (2007). "Nasenbohren" (PDF). Gesundheit kennt keine Tabus (dalam bahasa German). München: Südwest. hlm. 10–15. ISBN 978-3-517-08373-5. OCLC 185006183. Diakses tanggal 2008-12-07.  Theodore Pabst went several weeks surviving on nothing but snot, and believed it had cleansed his body of contaminants that are found in our environment today.