Lompat ke isi

Djaga Depari

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 7 Juni 2019 20.54 oleh LaninBot (bicara | kontrib) (namun (di tengah kalimat) → tetapi)
Djaga Depari
Informasi pribadi
Lahir(1922-05-05)5 Mei 1922
Belanda Seberaya, Karo, Hindia Belanda
Meninggal15 Juli 1963(1963-07-15) (umur 41)
Indonesia Sumatra Utara, Indonesia
KebangsaanIndonesia Indonesia
Profesipencipta lagu, penulis
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini

Djaga Sembiring Depari adalah komponis nasional Indonesia asal Karo. Ia dilahirkan pada 5 Mei 1922 dari keluarga Ngembar Sembiring Depari dan Siras Br. Karo Sekali. di desa Seberaya, Karolanden (sekarang Kabupaten Karo), Sumatra Utara).

Ia tidak pernah mengecap pendidikan musik formal, tetapi pandai bermain biola dan mengarang lagu serta syair-syair yang menyentuh dan indah, serta mampu membakar semangat masyarakat Karo untuk ikut serta dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Lagu-lagunya antara lain adalah Erkata Bedil, Sora Mido, Piso Surit, I juma-juma i padang sambo, Pio-pio, USDEK (Undang-undang Dasar 1945 - Sosialisme Indonesia - Demokrasi Terpimpin - Ekonomi Terpimpin - Kepribadian Nasional), Taneh Karo Simalem, Terang Bulan, Sanggar-sanggar, Nangkih Deleng Sibayak, Mejuah-juah, dan lain-lain. Dan, diperkirakan ratusan lagu lainnya yang pernah dihasilkan dari tangannya.

Djaga Depari selalu dikaitkan dengan syair-syair yang indah dan romantis yang menceritakan alam, kehidupan masyarakat, dan percintaan, tetapi sesungguhnya ia juga banyak mengarang lagu dan syair yang bertemakan perjuangan (patriotisme). Bahkan, dapat dikatakan kalau Djaga Depari adalah perpanjangan hati dan lidah dari Djamin Ginting sebagai panglima (pemimpin perang di lapangan). Karena, syair-syairnya mampu mengajak para pemuda untuk setia memperjuangkan Republik Indonesia.

Berkat kepiawaian Djaga Depari menciptakan lagu-lagu berbasis lagu Karo dalam meningkatkan moralitas masyarakat Karo untuk berjuang merebut kemerdekaan dari tangan penjajah pada masa lalu, sehingga sang maestro dianugrahkan gelar sebagai komponis nasional Indonesia, dan kini untuk lebih mengenang jasa-jasa dia, maka dibangun sebuah monumen Djaga Depari, di Persimpangan antara Jl Patimura, Jl. Sultan Iskandar Muda dan Jl. Letjen Djamin Ginting Medan.

Referensi