Lompat ke isi

Idris

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 6 Februari 2020 04.35 oleh Hafidh Wahyu P (bicara | kontrib) (Merombak artikel)

Idris
إدريس
Kaligrafi Idris 'alaihis-salam (keselamatan atasnya)
Nama lainHenokh
Gelar
AnakIrad
Orang tuaYared (ayah)

Idris (bahasa Arab: إدريس, translit. Idrīs) adalah tokoh yang namanya disebut dalam Al-Qur'an. Dalam daftar 25 nabi dalam Islam, nama Idris biasanya ditempatkan di urutan kedua, setelah Adam dan sebelum Nuh. Dia kerap disamakan dengan tokoh dalam Alkitab bernama Henokh yang merupakan kakek buyut Nuh. Meski demikian, ada juga pendapat yang menyatakan bahwa Idris adalah tokoh yang lain.

Nama Idris disebutkan dua kali dalam Al-Qur'an, tetapi kisahnya tidak diceritakan secara jelas. Dikatakan bahwa dia lahir dan tinggal di Babil, sedangkan pendapat lain menyatakan bahwa Idris lahir di daerah Munaf, Mesir.

Nama

Nama "Idris" dijelaskan kemungkinan memiliki arti "penerjemah."[1] Sebagian sumber menyatakan bahwa dia disebut Idris dalam bahasa Arab karena ketekunannya dalam mempelajari ajaran-ajaran dari Adam dan Syits.[2] Beberapa penafsir Al-Qur'an seperti Al-Baizawi menyatakan bahwa Idris diambil dari kata bahasa Arab dars "untuk mengajarkan" wahyu Ilahi.[3] Menurut Az-Zamakhsyari, kata Idris bukan nama yang berasal dari bahasa Arab.

Kehidupan

Idris disebutkan dua kali dalam Al-Qur'an, yakni pada surah Maryam (19): 56-57 dan Al-Anbiya' (21): 85-86. Allah memuji Idris dan menyifatinya sebagai orang yang jujur.[4]

Ibnu Ishaq menyatakan bahwa Idris adalah orang pertama yang mengenalkan tulis-menulis menggunakan pena.[4][5] Menurut Ibnu Ishaq, Nabi Idris adalah orang yang pertama kali menulis dengan pena, menjahit baju dan memakainya, dan manusia yang mengerti masalah medis.[6] Dikatakan bahwa dia merupakan orang pertama yang meneliti pergerakan bintang, juga menetapkan berat dan ukuran.[7]

Ada pendapat menyatakan bahwa Idris awalnya lahir di Babil. Namun saat penduduk di sana mulai banyak melakukan dosa, dia dan pengikutnya hijrah ke Mesir.[8]

Ibnu Abbas berkata,

"Dawud adalah seorang pembuat perisai, Adam seorang petani, Nuh seorang tukang kayu, Idris seorang penjahit dan Musa adalah penggembala."

— Al-Hakim[9]

Sebagian mengatakan bahwa Idris dijuluki sebagai "Asad al-asad" (singa dari segala singa) karena keberanian dan kegagahannya, sedangkan di dalam kisah lain, Idris diberi julukan "Harmasu al-Haramisah"[10] (ahlinya perbintangan)[11]

Riwayat masyhur menyatakan bahwa Idris wafat di langit keempat. Suatu saat Idris mengatakan pada salah satu malaikat, "Sesungguhnya Allah telah menurunkan wahyu kepadaku berupa ini dan itu. Maka sampaikanlah kepada malaikat maut agar dia menunda ajalku, sehingga aku bisa menambah amalku." Malaikat tersebut membawa Idris menuju langit. Di langit keempat, mereka bertemu dengan malaikat maut. Malaikat tersebut menyampaikan pesan Idris kepada malaikat maut. Malaikat maut bertanya, "Lantas di mana Idris sekarang?" Dia menjawab, "Dia berada di atas punggungku." Malaikat maut berkata, "Sungguh menakjubkan. Sesungguhnya engkaulah yang diutus, tapi dikatakan kepadaku, 'Cabutlah Idris di langit keempat,' sehingga aku katakan, 'Bagaimana mungkin aku mencabut ruhnya di langit keempat, sementara dia berada di bumi?'" Lalu malaikat maut mencabut nyawa Idris di langit keempat. Itulah yang dimaksud dengan firman Allah, "Dan Kami telah mengangkatnya ke martabat yang tinggi."[12]

Hadits isra' mi'raj

Dalam hadits mengenai isra' mi'raj, diterangkan bahwa Nabi Muhammad bertemu dengan Idris di langit keempat. Diriwayatkan dari 'Abbas bin Malik,

"... Gerbang telah terbuka, dan ketika aku (Muhammad) pergi ke langit keempat, di sana aku melihat Idris. Jibril berkata (kepadaku), 'Ini adalah Idris. Berilah dia salammu.' Maka aku mengucapkan salam kepadanya, dan ia mengucapkan, 'Selamat datang, wahai saudaraku yang alim dan nabi yang saleh' sebagai balasan salamnya kepadaku."

Rujukan

  1. ^ Encyclopedia of Islam, Infobase Publishing, 2009, hlm. 344: "It probably originated as a term in ancient Hebrew for "interpreter"..."
  2. ^ Encyclopedia of Islam, Juan Eduardo Campo, Infobase Publishing, 2009, hlm. 344
  3. ^ A Dictionary of Islam, T.P. Hughes, Ashraf Printing Press, repr. 1989, hlm. 192
  4. ^ a b Ibnu Katsir 2014, hlm. 81.
  5. ^ "Kisah Menakjunkan 25 Nabi-Peta Sejarah Nabi dan Rasul dalam Al Qur'an," Bab: "Nabi Adam dan Keturunannya," hal. 16, karya Ariany Syurfah, M.Hum, M.Ag. di Books.Google.com
  6. ^ Ibnu Ishaq menyebutkan bahwa dia adalah orang pertama yang menulis dengan pena, dan manusia pertama yang menjahit baju dan memakainya. Sedangkan manusia sebelumnya memakai pakaian dari kulit binatang. Dia juga adalah orang pertama yang mengerti masalah medis. (Lihat Al Mawsu’ah Al Arabiyah Al Alamiyah 1/379).
  7. ^ Lives of the Prophets, Leila Azzam
  8. ^ http://www.alsunna.org/Islamic-History-of-the-Prophets-of-God-aalanbyaaa.html#gsc.tab=0
  9. ^ Work and Earning Livelihood
  10. ^ "Cerita 25 Nabi dan Rasul," Bab: "Nabi Idris," hal.16, karya Yudho P. di Books.Google.com
  11. ^ Kisah Para Nabi & Rasul, Kisah Nabi Idris hal. 91-92, karya Ibnu Katsir, cetakan ke-5 September 2011, Pustaka as-Sunnah.
  12. ^ Ibnu Katsir 2014, hlm. 82.

Daftar pustaka