Lompat ke isi

Sepuluh Perintah Allah

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Sepuluh Perintah Allah, Sepuluh Firman Allah, atau Dasa Titah adalah daftar perintah agama dan moral,yang merupakan sepuluh perintah yang ditulis oleh Tuhan dan diberikan kepada bangsa Israel melalui perantaraan Musa di gunung Sinai dalam bentuk dua tablet batu. Perintah-perintah tersebut memiliki keistimewaan yang terkenal dalam agama Yahudi dan Kristen. Frasa 'Sepuluh Perintah' secara biasa menunjuk kepada bacaan yang sangat serupa dalam Keluaran 20:2-17 dan Ulangan 5:6-21. Sebagian membedakan 'Etiket Dekalog' dengan seri Sepuluh Perintah dalam Keluaran 34 yang dinamakan 'Ritual Dekalog'.

Teks Sepuluh Perintah Allah

Sepuluh Perintah Tuhan ini terdapat juga di dalam Kitab Ulangan 5:6-21. Versi Ulangan mengandung sedikit perbedaan dibandingkan dengan versi Keluaran. Dalam Kitab Keluaran dikatakan bahwa perintah untuk merayakan hari Sabat didasarkan pada irama kerja TUHAN Allah sendiri. TUHAN Allah sendiri bekerja selama enam hari dalam menciptakan langit, bumi dan segala isinya, dan pada hari yang ketujuh TUHAN berhenti bekerja dan memberkati hari itu (Keluaran 20:10-11). Sementara itu dalam Kitab Ulangan, hari Sabat harus dirayakan untuk memberikan kesempatan beristirahat kepada setiap hewan yang ada karena bangsa Israel sendiri pun dulunya adalah bangsa budak yang kemudian diberikan kebebasan oleh Allah. Karena itu, sekarang Israel pun dilarang memperbudak orang lain, dan makhluk lainnya (Ulangan 5:14-15).

Pembagian sepuluh perintah Allah

Bacaan Perintah Allah dalam Keluaran mengandung lebih dari 10 pernyataan-penyataan wajib, secara total 14 atau 15 dalam keseluruhan. Tetapi, Kitab Suci sendiri menunjukkan perhitungan "10", mengunakan frase 'aserethad'varim diartikan sebagai 10 kata, pernyataan, atau benda. Agama-agama yang bermacam-macam membagi perintah-perintah tersebut secara berbeda. Tabel berikut menunjukkan perbedaan-perbedaan tersebut.

Pembagian Sepuluh Perintah Allah menurut agama/denominasi
Perintah Yahudi Ortodoks Katolik Roma, Lutheran* Anglikan, Reformasi, dan Protestan Lain
Akulah TUHAN, Allahmu 1 1 1 kata pengantar
Jangan ada padamu allah lain di hadapan-Ku. 2 1
Jangan membuat bagimu patung 2 2
Jangan menyebut nama TUHAN, Allahmu, dengan tidak hormat 3 3 2 3
Kuduskanlah hari Tuhan 4 4 3 4
Hormatilah ayahmu dan ibumu 5 5 4 5
Jangan membunuh 6 6 5 6
Jangan berzinah 7 7 6 7
Jangan mencuri 8 8 7 8
Jangan mengucapkan saksi dusta tentang sesamamu 9 9 8 9
Jangan mengingini isteri sesamamu. 10 10 9 10
Jangan mengingini milik sesamamu 10

Note: * Beberapa gereja-gereja Lutheran mengunakan pembagian yang sedikit berbeda pada perintah ke 9 dan 10: 9. Janganlah mengingini rumah sesamamu; 10 Janganlah mengingini istri sesamamu, atau hambanya laki-laki, atau hambanya perempuan, atau lembunya, atau keledainya, atau apapun yang dipunyai sesamamu. [1]

Katolik Roma dan Lutheran

Pembagian Sepuluh Perintah Allah di kalangan Katolik Roma dan Lutheran mengikuti pembagian yang ditetapkan oleh Santo Agustinus mengikuti tulisan sinagoga pada waktu itu. Ketiga perintah pertama mengatur hubungan Allah dan manusia. Perintah keempat sampai kedelapan mengatur hubungan manusia dengan sesama. Dua perintah terakhir mengatur pikiran pribadi. Informasi tambahan lebih lanjut mengenai Sepuluh Perintah Allah dapat di baca dalam Katekismus Gereja Katolik(1994), seksi 2052-2552.

Teks resmi Sepuluh Perintah Allah untuk Gereja Katolik adalah sebagai berikut[2]:

Akulah Tuhan, Allahmu,
  1. Jangan menyembah berhala, berbaktilah kepada-Ku saja, dan cintailah Aku lebih dari segala sesuatu.
  2. Jangan menyebut Nama Tuhan Allahmu dengan tidak hormat.
  3. Kuduskanlah hari Tuhan.
  4. Hormatilah ibu-bapamu.
  5. Jangan membunuh.
  6. Jangan berzinah.
  7. Jangan mencuri.
  8. Jangan bersaksi dusta tentang sesamamu.
  9. Jangan mengingini istri sesamamu.
  10. Jangan mengingini milik sesamamu secara tidak adil.

Pandangan Protestan

Bagian pertama sampai keempat mengatur tentang hubungan manusia dengan Tuhan, sedangkan perintah kelima sampai kesepuluh mengatur hubungan manusia dengan sesama. Berikut isi kesepuluh perintah tersebut:

  1. Jangan ada padamu allah lain di hadapan-Ku (Keluaran 20:3)
  2. Jangan membuat bagimu patung yang menyerupai apapun yang ada di langit di atas, atau yang ada di bumi di bawah, atau yang ada di dalam air di bawah bumi. Jangan sujud menyembah kepadanya atau beribadah kepadanya, sebab Aku, TUHAN, Allahmu, adalah Allah yang cemburu, yang membalaskan kesalahan bapa kepada anak-anaknya, kepada keturunan yang ketiga dan keempat dari orang-orang yang membenci Aku, tetapi menunjukkan kasih setia kepada beribu-ribu orang, yaitu mereka yang mengasihi Aku dan yang berpegang pada perintah-perintahKu. (Keluaran 20:4-6)
  3. Jangan menyebut nama TUHAN, Allahmu, dengan sembarangan, sebab TUHAN akan memandang bersalah orang yang menyebut namaNya dengan sembarangan (Keluaran 20:7)
  4. Ingatlah dan kuduskanlah hari Sabat: enam hari lamanya engkau akan bekerja dan melakukan segala pekerjaanmu, tetapi hari ketujuh adalah hari Sabat TUHAN, Allahmu; maka jangan melakukan sesuatu pekerjaan, engkau atau anakmu laki-laki, atau anakmu perempuan, atau hambamu laki-laki, atau hambamu perempuan, atau hewanmu atau orang asing yang di tempat kediamanmu. Sebab enam hari lamanya TUHAN menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya, dan Ia berhenti pada hari ketujuh; itulah sebabnya TUHAN memberkati hari Sabat dan menguduskannya. (Keluaran 20:8-11)
  5. Hormatilah ayahmu dan ibumu, supaya lanjut umurmu di tahan yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu (Keluaran 20:12)
  6. Jangan membunuh (Keluaran 20:13)
  7. Jangan berzinah (Keluaran 20:14)
  8. Jangan mencuri (Keluaran 20:15)
  9. Jangan mengucapkan saksi dusta tentang sesamamu (Keluaran 20:16)
  10. Jangan mengingini rumah sesamamu; jangan mengingini istrinya, atau hambanya laki-laki, atau hambanya perempuan, atau lembunya, atau keledainya, atau apapun yang dipunyai sesamamu (Keluaran 20:17)


Bacaan lebih lanjut

  • Friedman, Richard E. Who Wrote The Bible?, Harper and Row, NY, USA, 1987.
  • Kaufmann, Yehezkel, Greenberg, Moishe (translator) The Religion of Israel, from Its Beginnings to the Babylonian Exile, University of Chicago Press, 1960.
  • Mendenhall, George E. The Tenth Generation: The Origins of the Biblical Tradition, The Johns Hopkins University Press, 1973.
  • Mendenhall, George E. Ancient Israel's Faith and History: An Introduction to the Bible in Context, Westminster John Knox Press, 2001.

Lihat pula

Referensi

  1. ^ Catechism Christian Doctrine of the Evangelical Lutheran Church of Finland (Evangelical Lutheran Church of Finland Church Council Helsinki 2000) [1]PDF (126 KiB)
  2. ^ Puji Syukur, halaman 5. Keuskupan Agung Jakarta, 2005.

Pranala luar