Lompat ke isi

Andreas Kim Tae-gon

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 23 Oktober 2008 07.22 oleh Wildcat (bicara | kontrib) (←Membuat halaman berisi '{{Infobox Saint |name= Saint Andrew Kim |birth_date= {{birth date|1821|8|21|mf=y}} |death_date= {{death date and age|1846|9|16|1821|8|21|mf=y}} |feast_day= 20 September (...')
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)
Saint Andrew Kim
Statue of Saint Andrew Kim Tae-gon
located in the yard of Myeongdong Cathedral
Lahir(1821-08-21)21 Agustus 1821
Meninggal16 September 1846(1846-09-16) (umur 25)
Dihormati diCatholic Church
Beatifikasi1925
Kanonisasi6 May 1984 oleh Pope John Paul II
Tempat ziarahChŏltusan (Martyr's Mound), Seoul, South Korea
Pesta20 September (Roman calendar)
PelindungKorean Clergy

Andrew Kim Taegon (김대건 안드레아) adalah imam Katolik keturunan Korea pertama. Di akhir abad ke-18, agama Katolik Roma di Korea mulai "secara sangat perlahan mengakar",[1] dan diperkenalkan oleh para umat awam. Baru pada tahun 1836 Korea menerima kedatangan para misionaris yang ditahbiskan (yakni para anggota Komunitas Misi Luar Negeri Paris - Paris Foreign Mission Society),[2] dimana para misionaris ini mendapati bahwa orang-orang Korea telah memeluk agama Katolik.

Terlahir di tengah keluarga terpandang masyarakat Korea saat itu (yangban), orang tua Kim Taegon berubah memeluk agama Katolik dan ayahnya kemudian dihukum mati karena menjadi Kristiani - suatu tindakan terlarang di Korea yang sangat kental Konfusianisme-nya saat itu. Kim Taegon belajar di sebuah seminari di Makau dan ditahbiskan menjadi seorang imam di Shanghai setelah enam tahun. Ia kemudian kembali ke Korea untuk berkhotbah dan menyebarkan Injil. Selama masa Dinasti Joseon, agama Kristiani ditindas keras dan banyak umat Kristiasni yang disiksa dan dibunuh. Umat Katolik harus secara tertutup mempraktekkan iman mereka. Kim Taegon adalah salah satu dari beberapa ribu umat Kristiani yang dihukum mati selama masa ini. Di tahun 1846, dalam usia 25 tahun, ia disiksa dan dihukum pancung. Kata-kata terakhirnya adalah:

"ini adalah waktu terakhir dari hidupku, dengarkan aku baik-baik: bila aku pernah berkomunikasi dengan orang asing, maka hal ini terjadi untuk agama dan Tuhan-ku. Adalah untuk-Nya aku ini mati. Kehidupan abadiku baru mulai. Jadilah orang Kristiani bila engkau berharap untuk bahagia setelah meninggal dunia, karena Tuhan memiliki hukuman abadi bagi mereka yang menolak untuk mengenal-Nya."[3]

Pada tanggal 6 Mei 1984 Paus Yohanes Paulus II mengkanonisasi Andrew Kim Taegon bersama dengan 102 orang martir Korea laonnya, termasuk diantaranya Paul Chong Hasang. Hari raya penghormatan kepada mereka adalah tanggal 20 September.

Referensi

  1. ^ Michael Walsh, ed. "Butler's Lives of the Saints" (HarperCollins Publishers: New York, 1991), pp. 297.
  2. ^ The Liturgy of the Hours Supplement. Catholic Book Publishing Co.: New York, 1992. pp. 17-18.
  3. ^ http://books.google.com/books?id=QMUCAAAAQAAJ&pg=PA87&dq=%22barbara+ko%22#PPA118,M1

Pranala luar