Lompat ke isi

Sinovac Biotech

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 12 Januari 2021 17.44 oleh NouVa (bicara | kontrib)
Sinovac Biotech
Publik
Kode emitenNasdaqSVA
(American Depository Receipts)
Didirikan1999; 25 tahun lalu (1999)
PendiriYin Weidong[1]
Kantor pusat,
Situs webhttp://www.sinovac.com/
Sinovac Biotech
Hanzi sederhana: 北京科兴生物制品有限公司
Hanzi tradisional: 北京科興生物製品有限公司
Sinovac Biotech
Hanzi tradisional: 北京科興生物製品有限公司
Hanzi sederhana: 北京科兴生物制品有限公司

Sinovac Biotech Ltd. (Hanzi: 北京科兴生物制品有限公司, NasdaqSVA) adalah sebuah perusahaan biofarmasi yang berfokus pada riset, pengembangan, pembuatan dan komersialisasi vaksin-vaksin yang mencegah penyakit menular manusia. Perusahaan tersebut bermarkas di Beijing, Tiongkok. Pada pertengahan April 2020, Tiongkok menyepakati pengujian klinis terhadap calon vaksin COVID-19 yang dikembangkan oleh Sinovac.[2] Sinovac memiliki lima lokasi di seluruh China yang memiliki fasilitas R&D dan manufaktur. Manufaktur tersebut adalah Changping Vaccine Production Site, Tangshan Yian Biological Engineering Co., Ltd., Sinovac Biotech Co.Ltd., dan di Sinovac Research & Development Co.,Ltd, dan Sinovac Vaccine Technology Co.,Ltd.[3]

Vaksin sinovac

Vaksin sinovac adalah salah satu vaksin COVID-19 yang diproduksi oleh perusahaan biofarmasi, Sinovac Biotech Ltd. Vaksin COVID-19 buatan Sinovac Biotech dibuat dengan platform atau metode virus yang telah dilemahkan (inactivated virus). Saat virus dimatikan lalu partikelnya dipakai untuk membangkitkan imun tubuh sehingga tubuh bisa belajar mengenali virus penyebab COVID-19, SARS-COV-2, tanpa harus menghadapi risiko infeksi serius. Vaksin ini diberikan dalam dua dosis atau perlu dua kali suntikan.[4]

Perkembangan uji klinis

Uji klinis tahap I dan II vaksin COVID-19 Sinovac Biotech telah dilakukan pada bulan April hingga Mei 2020 lalu. Hasilnya telah dipublikasi di jurnal ilmiah The Lancet pada 17 November dengan kesimpulan bisa dilanjutkan ke uji klinis tahap III. Vaksin COVID-19 Sinovac Biotech lalu menjalani uji klinis III di beberapa negara, termasuk Indonesia. Tim peneliti dari Universitas Padjadjaran yang dipimpin oleh Profesor Kusnandi Rusmil ditunjuk untuk menjalankan uji klinis ini.[4]

Dalam editorial di harian Ming Pao, peneliti vaksin Tao Lina, yang turut meneliti dampak dari vaksin Sinopharm, menyimpulkan bahwa Sinopharm adalah "vaksin yang paling tidak aman" setelah mendapati bahwa lebih dari 70 efek samping yang mungkin bereaksi setelah penginjeksian vaksin, semisal sakit kepala, tekanan darah tinggi dan penglihatan yang kabur. Dia juga menyoroti tentang masalah tuntutan hukum untuk ganti rugi yang bisa diakibatkan dari vaksin ini.[5]

Emergency use authorization (EUA)

Meski uji klinis vaksin COVID-19 buatan Sinovac Biotech belum benar-benar selesai, vaksin dapat digunakan bila mendapat izin darurat atau Emergency Use Authorization (EUA) dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Kepala BPOM, Penny K Lukito, menjelaskan EUA bisa diberikan dengan mempertimbangkan data-data yang sudah tersedia terkait keamanan dan efektivitas vaksin. Sejauh ini masih ada data dari vaksin COVID-19 Sinovac Biopharm yang perlu dilengkapi sehingga izin belum bisa diberikan.[4]

Lihat pula

Referensi

  1. ^ "China's Vaccine Front-Runner Aims to Beat Covid the Old-Fashioned Way". Bloomberg (dalam bahasa Inggris). 24 August 2020. 
  2. ^ Zhang Zhihao (15 April 2020). "Three COVID-19 vaccines approved for clinical trials". China Daily. Diakses tanggal 23 April 2020. 
  3. ^ Farisa, Fitria (18-12-2020). "Penjelasan BPOM soal Penerbitan Izin Edar Vaksin Sinovac". kompas.com. Diakses tanggal 19-12-2020. 
  4. ^ a b c Anwar, Firdaus. "Mengenal Vaksin COVID-19 Sinovac Biotech, Vaksin Corona Pertama di Indonesia". detikHealth. Diakses tanggal 2020-12-19. 
  5. ^ "China's Sinopharm vaccine 'most unsafe in world' with 73 side effects". Taiwan News (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2021-01-13. 

Pranala luar