Zelotisme
Zelotisme berasal dari akar kata Yunani, zelos yang berarti hasrat, keinginan, minat besar untuk meraih, mencapai, mendapatkan, atau merebut sesuatu.[1] Zelos berkembang menjadi zelotes, yang berarti orang yang memiliki hasrat, keinginan, minat besar untuk meraih dan mencapai sesuatu.[1] Ada berbagai hal yang mau dicapai, sesuai dengan isi hasrat, keinginan, dan minat orang yang mau mencapainya.[1] Karena itu, bentuknya dapat terbentang mulai dari hal yang memenuhi kebutuhan tingkat pertama sampai kebutuhan tingkat kelima, menurut hierarkhi kebutuhan Abraham Maslow: dari soal makan, minum, seks, sampai realisasi dan pengembangan diri.[1]
Dari kata zelotes, berkembanglah istilah zelotisme, yang berarti aliran, paham, pendirian, atau keyakinan yang mendasarkan diri pada hasrat, keinginan, minat besar untuk mencapai sesuatu.[1] Pada abad pertama sebelum masehi di Palestina ada sekelompok orang penganut zelotisme.[1][2] Mereka adalah orang-orang Yahudi yang menggabungkan kesetiaan terhadap agama dan perlawanan militan terhadap penjajahan Romawi.[1] Dari semangat itu, muncullah sikap menentang, melawan, dan memusuhi orang-orang Yahudi lain, entah secara nyata atau hanya dipandang propenjajah Romawi.[1]
Dewasa ini, zelotisme menjadi istilah umum untuk menyebut aliran, paham, pendirian, atau keyakinan yang menjiwai seseorang atau sekelompok orang untuk mengejar sesuatu.[1] Namun, seperti di Palestina pada abad pertama itu, zelotisme juga dapat menjadi sikap yang secara berlebih-lebihan mengejar tujuan dan cita-cita sendiri, sehingga menjadi fanatik.[1] Zelotisme dapat menjadi pendirian dan sikap pribadi, juga paham dan aliran yang dianut oleh sekelompok orang.[1]