Lompat ke isi

Bahasa Minangkabau

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 18 Oktober 2021 04.14 oleh Ibnvk (bicara | kontrib)
Bahasa Minangkabau
BPS: 0028 4
Baso Minangkabau  (Minangkabau)
باسو ميناڠكاباو
Dituturkan di
Wilayah
  •  ASEAN
  •  EU
  • EtnisMinangkabau
    Penutur
    ± 6.5 juta[1]
    Dialek
    • Dialek Minangkabau
      • Batusangka
      • Bukik (Agam)
      • Kalumbuk (Padang)
      • Lintau
      • Solok
      • Solok Selatan
      • Sungai Lansek (Sijunjung)
      • Singkarak
      • Padang Panjang
      • Payokumbuah
      • Pasaman
      • Piaman
      • Pasisia
      • Lintau
      • Rao
      • Kampar (Subdialek Payokumbuah)
      • Pondok (Tionghoa Padang)
      • Kuantan
      • Muko-muko (Bengkulu)
      • Aneuk Jamee
      • Kurinci Sungai Panuah
      • Nogori Sembilan
      • Bahaso Tansi (Minang kreol)
      • Bahasa Indomi (?)
    Modern:

    Historis:

    SumberIndonesia Pedoman Umum Ejaan Bahasa Minangkabau[2]
    Status resmi
    Diakui sebagai
    bahasa minoritas di
    Diatur olehIndonesia Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa
    Kode bahasa
    ISO 639-2min
    ISO 639-3min
    Glottologmina1268[3]
    IETFmin
    BPS (2010)0028 4
    Status pemertahanan
    C10
    Kategori 10
    Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa telah punah (Extinct)
    C9
    Kategori 9
    Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa sudah ditinggalkan dan hanya segelintir yang menuturkannya (Dormant)
    C8b
    Kategori 8b
    Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa hampir punah (Nearly extinct)
    C8a
    Kategori 8a
    Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa sangat sedikit dituturkan dan terancam berat untuk punah (Moribund)
    C7
    Kategori 7
    Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa mulai mengalami penurunan ataupun penutur mulai berpindah menggunakan bahasa lain (Shifting)
    C6b
    Kategori 6b
    Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa mulai terancam (Threatened)
    C6a
    Kategori 6a
    Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa masih cukup banyak dituturkan (Vigorous)
    C5
    Kategori 5
    Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa mengalami pertumbuhan populasi penutur (Developing)
    C4
    Kategori 4
    Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa digunakan dalam institusi pendidikan (Educational)
    C3
    Kategori 3
    Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa digunakan cukup luas (Wider Communication)
    C2
    Kategori 2
    Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa yang digunakan di berbagai wilayah (Provincial)
    C1
    Kategori 1
    Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa nasional maupun bahasa resmi dari suatu negara (National)
    C0
    Kategori 0
    Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa merupakan bahasa pengantar internasional ataupun bahasa yang digunakan pada kancah antar bangsa (International)
    10
    9
    8
    7
    6
    5
    4
    3
    2
    1
    0
    EGIDS SIL EthnologueC5 Developing
    Bahasa Minangkabau dikategorikan sebagai C5 Developing menurut SIL Ethnologue, artinya bahasa ini mengalami peningkatan jumlah penutur dari waktu ke waktu
    Referensi: [4]

    Lokasi penuturan
    The Minangkabau origin place
    Wilayah dimana bahasa Minangkabau dituturkan secara dominan (pulau Sumatra bagian Barat; mencakup wilayah Sumatra Barat, sebagian Sumatra Utara, dan sebagian Bengkulu)
    Peta
    Peta
    Perkiraan persebaran penuturan bahasa ini.
    Koordinat: 0°54′0″S 100°26′24″E / 0.90000°S 100.44000°E / -0.90000; 100.44000 Sunting ini di Wikidata
    Artikel ini mengandung simbol fonetik IPA. Tanpa bantuan render yang baik, Anda akan melihat tanda tanya, kotak, atau simbol lain, bukan karakter Unicode. Untuk pengenalan mengenai simbol IPA, lihat Bantuan:IPA.
     Portal Bahasa
    L • B • PW   
    Sunting kotak info  Lihat butir Wikidata  Info templat

    Bahasa Minangkabau (bahasa Minangkabau: Baso Minangkabau; Aksara Jawi: باسو ميناڠكاباو; bahasa Inggris: Minangkabau language) adalah bahasa daerah atau bahasa etnis (bahasa Inggris: native or indigenous language) yang dituturkan oleh Suku Minangkabau yang berasal dari wilayah Dataran Tinggi Minangkabau di Sumatra Barat.[5] Melalui diaspora masyarakat bersuku Minangkabau, bahasa ini juga dituturkan di beberapa wilayah lain terutama di daerah-daerah sekitar Sumatra Barat terutama di Sumatra Utara, Jambi, Bengkulu, sebagian Aceh, sebagian Riau, serta di wilayah luar negeri meliputi Negeri Sembilan di Semenanjung Kra, Singapura, Australia, dan Belanda.

    Bahasa Minangkabau merupakan salah satu bahasa yang terdapat dalam rumpun bahasa Minangkabauik yang bercabang dari rumpun Malayo-Sumbawa (alias 'rumpun bahasa Indonesia Barat') yang diturunkan dari rumpun Malayo-Polinesia yang merupakan cabang dari rumpun bahasa Austronesia.[6][7]

    Daerah sebar tutur

    Secara historis, daerah sebar tutur Bahasa Minangkabau meliputi bekas wilayah kekuasaan Kerajaan Pagaruyung yang berpusat di pedalaman Minangkabau. Batas-batasnya biasa dinyatakan dalam ungkapan Minang atau Tambo Minangkabau berikut ini:

    Dari Sikilang Aia Bangih
    Hinggo Taratak Aia Hitam
    Dari Durian Ditakuak Rajo
    Hinggo Aia Babaliak Mudiak

    Walaupun dari sisi harafiahnya, batas-batas yang disebutkan tersebut merupakan sesuatu yang abstrak, sehingga dapat dikatakan batas yang tidak pasti juga. Namun kemudian ada pendapat bahwa kawasan tersebut diperkirakan antara lain, Sikilang Aia Bangih adalah batas utara, sekarang di kabupaten Pasaman Barat yang berbatasan dengan Kabupaten Mandailing Natal, Sumatra Utara. Taratak Aia Hitam adalah Bengkulu. Durian Ditakuak Rajo adalah Kabupaten Bungo, Jambi. Yang terakhir, Aia Babaliak Mudiak adalah wilayah Kabupaten Pelalawan, Riau.

    Bahasa Minangkabau juga menjadi bahasa lingua franca di kawasan pantai barat Sumatra Utara, bahkan menjangkau lebih jauh hingga pesisir barat Aceh.[8] Di Aceh, penutur Bahasa Minang disebut sebagai Bahasa Jamee, sedangkan di pantai barat Sumatra Utara dikenal sebagai Bahasa Pesisir. Selain itu, Bahasa Minangkabau juga dituturkan oleh masyarakat Negeri Sembilan, Malaysia yang nenek moyangnya merupakan pendatang asal Minangkabau sejak abad ke-14. Dialek Bahasa Minangkabau di Negeri Sembilan ini disebut Baso Nogoghi.

    Dialek

    Bahasa Minang memiliki banyak dialek, bahkan antarkampung yang dipisahkan oleh sungai sekali pun dapat mempunyai dialek yang berbeda. Menurut Nadra, di wilayah Sumatra Barat bahasa Minang dapat dibagi dalam tujuh dialek, yaitu:[9]

    1. Rao-Mapat Tunggul
    2. Muara Sungai Lolo
    3. Pangkalan Lubuak Alai
    4. Payakumbuh
    5. Agam-Tanah Datar
    6. Pancung Soal
    7. Koto Baru

    Selain itu, masing-masing dialek Payakumbuh, Agam-Tanah Data, dan Pancung Soal masih dapat dibagi lagi ke dalam sub-dialek.[10] Tamsin Medan berpendapat bahwa perbedaan yang sangat menonjol adalah dialek yang dituturkan di Pesisir Selatan, Sumatra Barat dan dialek di Mukomuko, Bengkulu.[11][12]

    Dialek bahasa Minang yang dituturkan oleh sebagian penduduk di sepanjang pesisir barat Pulau Sumatra mulai dari Mandailing Natal, Sibolga, hingga Barus di Sumatra Utara juga disebut dengan nama bahaso Pasisi (bahasa Pesisir); sedangkan dialek bahasa Minang yang dituturkan di Singkil, Simeulue, Aceh Selatan, Aceh Barat Daya, dan Meulaboh juga disebut dengan bahaso Aneuk Jamee (sering disingkat Jamee).[13]

    Bahasa Minangkabau yang ada di Provinsi Riau terdiri dari lima dialek,[14] di antaranya:

    1. Dialek Rokan, dipakai di Kabupaten Rokan Hilir dan Rokan Hulu
    2. Dialek Kampar juga disebut sebagai bahaso Ocu, dipakai di Kabupaten Rokan Hilir, Rokan Hulu, Kampar, Kota Pekanbaru, Pelalawan, Kuantan Singingi (Kuansing), dan Indragiri Hulu
    3. Dialek Basilam, dipakai di Kabupaten Rokan Hilir
    4. Dialek Indragiri, dipakai di Kabupaten Indragiri Hulu dan Indragiri Hilir
    5. Dialek Kuantan, dipakai di Kabupaten Kuantan Singingi

    Dialek-dialek bahasa Minangkabau yang berada di Provinsi Riau dalam perkembangannya mendapat pengaruh dari bahasa Melayu di sekitarnya. Sehingga dialek-dialek tersebut sering dianggap sebagai bahasa Melayu Riau atau oleh sebagian masyarakat pengguna dialek tersebut mengganggapnya sebagai bahasa tersendiri.[15][16]

    Sebagai contoh, berikut ini adalah perbandingan perbedaan antara beberapa dialek bahasa Minangkabau:

    Bahasa Indonesia Apa katanya kepadamu?
    Bahasa Minangkabau "baku" A keceknyo ka kau?
    Mandahiling Kuti Anyie Apo kecek o kö gau?
    Payakumbuh A kecek e ka kau?
    Padang Panjang Apo keceknyo ka kau?
    Pariaman A kato e bakeh kau?
    Ludai A kecek o ka rau?
    Sungai Batang Ea janyo ke kau?
    Kurai A jano kale gau?
    Kuranji Apo kecek e ka kau?
    Kampar, Riau Apo sobuin e kek ang?
    Salimpaung Batusangkar Poh ceknyoh kah khau duh?
    Rao-Rao Batusangkar Aa keceknyo ka awu tu?
    Aneuk Jamee, Aceh Apo kecek ka waang?
    Negeri Sembilan, Malaysia Apo yang di koba dek eh?

    Untuk komunikasi antar penutur bahasa Minangkabau yang sedemikian beragam ini, akhirnya dipergunakanlah bahasa Minangkabau Umum (baku). Bahasa Minangkabau Umum merupakan dialek yang dipakai diperkotaan seperti di Padang atau kota-kota lainnya, di mana sudah tidak ada dialek daerah yang menonjol akibat percampuran berbagai dialek yang ada sehingga dipertuturkan dalam komunikasi sehari-hari antar orang Minang dan juga kesusasteraan.[17] Bahasa Minangkabau Umum ini juga disebut sebagai dialek Padang yang biasa disebut Bahaso Padang atau Bahaso Urang Awak.[18]

    Karya sastra

    Karya sastra tradisional berbahasa Minang memiliki persamaan bentuk dengan karya sastra tradisional berbahasa Melayu pada umumnya, yaitu berbentuk prosa, cerita rakyat, dan hikayat. Penyampaiannya biasa dilakukan dalam bentuk cerita (kaba) atau dinyanyikan (dendang). Adapula karya sastra yang digunakan untuk prosesi adat Minang, seperti pepatah-petitih dan persembahan (pasambahan). Pepatah-petitih dan persembahan banyak menggunakan kata-kata kiasan. Agar tidak kehilangan makna, karya sastra jenis ini tidak bisa diterjemahkan ke dalam bahasa lain. Oleh karenanya sangat sedikit sekali orang yang menguasai karya sastra ini, yang hanya terbatas pada ninik mamak dan pemuka adat.[19]

    Alfabet

    Vokal

    A À E I O U

    Konsonan

    B C D G H J K L M N P R S T W Y
    Diftong
    • Ng
    • Ny

    Hubungan dengan bahasa lain

    Orang Minangkabau umumnya berpendapat banyak persamaan antara Bahasa Minangkabau dengan Bahasa Melayu dan Bahasa Indonesia. Marah Roesli dalam Peladjaran Bahasa Minangkabau menyebutkan pada umumnya perbedaan antara Bahasa Minangkabau dan Bahasa Indonesia adalah pada perbedaan lafal, selain perbedaan beberapa kata.

    Bahasa Melayu dan Indonesia

    Bahasa Minangkabau merupakan salah satu bahasa daerah yang banyak memberikan sumbangan terhadap kosakata Bahasa Indonesia. Hal ini disebabkan karena banyaknya sarjana Minang yang berkontribusi dalam pembentukan Bahasa Melayu baku yang kelak menjadi Bahasa Indonesia.[20] Selain itu, peran para sastrawan Minang yang banyak menulis karya-karya sastra terkemuka pada masa awal kemerdekaan, juga menjadi faktor besarnya interferensi Bahasa Minangkabau terhadap Bahasa Indonesia. Mereka banyak memasukkan kosakata Minang ke dalam Bahasa Indonesia baku, terutama kosakata yang tidak memiliki padanannya di dalam Bahasa Indonesia.[21][22]

    Pada tahun 1966, dari semua kosakata non-Melayu dalam Kamus Bahasa Indonesia, Bahasa Minangkabau mencakup 38% dari keseluruhannya. Angka ini merupakan yang tertinggi dibanding bahasa daerah lain, seperti Bahasa Jawa (27,5%) dan Bahasa Sunda (2,5%). Meskipun dalam perkembangannya, jumlah kosakata Minangkabau cenderung menurun dibandingkan interferensi kedua bahasa daerah tersebut.[23]

    Abdul Gaffar Ruskhan dalam makalah yang disampaikannya di Sarasehan Bahasa Minangkabau menyampaikan pola perubahan kata dari Bahasa Indonesia ke Bahasa Minangkabau sebagai berikut:

    1. Bunyi akhir BI -ul à-ua: bandul àbandua
    2. Bunyi akhir BI -ut à-uik: rumput àrumpuik
    3. Bunyi akhir BI -us à-uih: putus àputuih
    4. Bunyi akhir BI -is à-ih: baris àbarih
    5. Bunyi akhir BI -it à-ik: sakit àsakik
    6. Bunyi akhir BI -as à-eh: batas àbateh
    7. Bunyi akhir BI -ap à-ok: atap àatok
    8. Bunyi akhir BI -at à-ek: rapat àrapek
    9. Bunyi akhir BI -at (dari Arab) à-aik: adat àadaik
    10. Bunyi akhir BI -al/-ar à-a: jual àjua, kabar àkaba
    11. Bunyi akhir BI -a à-o: kuda àkudo
    12. Bunyi -e (pepet) à-a: beban àbaban
    13. Awalan ter-, ber-, per- à ta-, ba-, pa-: berlari, termakan, perdalam à balari, tamakan, padalam[24]

    Lafal

    Contoh-contoh perbedaan lafal Bahasa Melayu dan Bahasa Indonesia dengan Bahasa Minangkabau adalah sebagai berikut:

    Akhiran Menjadi Contoh
    a o nama—namo, kuda—kudo, cara—caro
    al dan ar a jual—jua, kabar—kaba, kapal—kapa
    as eh atau aih batas—bateh, alas—aleh, balas—baleh
    at ek atau aik dapat—dapek, kawat—kawek, surat—surek, dekat–dekek
    ap ok lembap—lambok, gelap—galok, kurap—kurok, atap—atok
    ih iah atau io kasih—kasiahkasio, putih—putiahputio, pilih—piliahpilio
    ing iang atau iong kucing—kuciangkuciong, saling—saliangsaliong, gading—gadianggadiong
    ir ia atau ie atau iu atau iegh atau iar atau iah air—aia, pasir—pasia, lahir—lahia
    is ih baris—barih, manis—manih, alis—alih
    it ik sakit—sakik, kulit—kulik, jahit—jahik, sulit–sulik
    uh uah atau uo tujuh—tujuah, patuh—patuah
    uk uak atau uok untuk—untuak, buruk—buruak, busuk—busuak
    ung uang atau uong langsung—langsuang, hidung—hiduang, untung—untuang
    ur ua atau u cukur—cukua, kasur—kasua, angsur—ansua
    us uih putus—putuih, halus—haluih, bungkus—bungkuih
    ut uik rumput—rumpuik, ikut—ikuik, takut—takuik
    • Selain perbedaan akhiran, imbuhan awalan seperti me-, ber-, ter-, ke-, pe- dan se- dalam bahasa Minang menjadi ma-, ba-, ta-, ka-, pa-, dan sa-. Contohnya meminum, berlari, terlambat, kesalahan, penakut, dan setiap dalam bahasa Minang menjadi maminum, balari, talambek, kasalahan, panakuik, dan satiok.
    • Sementara itu, imbuhan akhiran seperti -kan dan -nya dalam bahasa Minang menjadi -an dan -nyo. Contohnya memusnahkan dan selamanya dalam bahasa Minang menjadi mamusnahan dan salamonyo.[25]
    • Perbedaan lainnya adalah setiap suku kata pertama yang mengandung huruf "e" dalam bahasa Minang menjadi huruf "a". Contohnya selama dan percaya dalam bahasa Minang menjadi salamo dan parcayo.

    Kosa kata

    Persamaan Bahasa Minangkabau dengan berbagai bahasa lain dari rumpun Melayu dapat dilihat misalnya dalam perbandingan kosakata berikut:

    Bahasa Indonesia apa laut lihat kucing pergi ular keras manis lutut
    Bahasa Minangkabau apo lauiʔ liaiʔ/caliaʔ kuciang pai ula kareh manih lutuiʔ
    Bahasa Pekal apo lawik liek kucing lalui ulah kehas manis lutuik
    Bahasa Urak Lawoi' nama lawoiʔ lihaiʔ mi'aw pi ulal kras maneh lutoiʔ

    Frasa

    Bahasa Minangkabau: Sadang kayu di rimbo tak samo tinggi, kok kunun manusia (peribahasa)
    Bahasa Indonesia: Sedangkan pohon di hutan tidak sama tinggi, apa lagi manusia
    Bahasa Minangkabau: Co a koncek baranang co itu inyo (peribahasa)
    Bahasa Indonesia: Bagaimana katak berenang, seperti itulah dia.
    Bahasa Minangkabau: Indak buliah mambuang sarok di siko!
    Bahasa Indonesia: Tidak boleh membuang sampah di sini!
    Bahasa Minangkabau: Bungo indak satangkai, kumbang indak sa ikua (peribahasa)
    Bahasa Indonesia: Bunga tidak setangkai, kumbang tidak seekor
    Bahasa Minangkabau: A tu nan ang karajoan?
    Bahasa Indonesia: Apa yang sedang kamu kerjakan?

    kata Apa dalam Bahasa Minangkabau yaitu Apo tetapi lebih sering disingkat dengan kata A

    Penamaan dokumen hukum

    Sebagai contoh, perbedaan dapat dilihat dalam versi masing-masing dari Pernyataan Umum tentang Hak-Hak Asasi Manusia:

    Bahasa Inggris Bahasa Indonesia Bahasa Melayu (Baku) Bahasa Minangkabau
    Universal Declaration of Human Rights Pernyataan Umum tentang Hak-Hak Asasi Manusia Perisytiharan Hak Asasi Manusia Sejagat Deklarasi Sadunia Hak-Hak Asasi Manusia
    Article 1 Pasal 1 Perkara 1. Pasal 1
    All human beings are born free and equal in dignity and rights. They are endowed with reason and conscience and should act towards one another in a spirit of brotherhood. Semua orang dilahirkan merdeka dan mempunyai martabat dan hak-hak yang sama. Mereka dikaruniai akal dan hati nurani dan hendaknya bergaul satu sama lain dalam semangat persaudaraan. Semua manusia dilahirkan bebas dan samarata dari segi kemuliaan dan hak-hak. Mereka mempunyai pemikiran dan perasaan hati dan hendaklah bertindak di antara satu sama lain dengan semangat persaudaraan. Sadoalah urang dilahiaan mardeka jo punyo martabaik sarato hak-hak nan samo. Inyo dikaruniai aka jo hati nurani, supayo nan ciek jo nan lain bagaua dalam samangaik badunsanak.

    Kalimat positif dan kalimat negatif

    Kalimat negatif seperti dibuat bahasa Prancis.

    # Bahasa Indonesia Bahasa Minang Bahasa Prancis
    kalimat positif Subjek + Predikat + Objek Subjek + Predikat + Objek Subjek + Kata Kerja + Objek/Pelengkap
    kalimat negatif Subjek + tidak + Predikat + Objek Subjek + indak + Predikat + Objek + do Subjek + ne + Kata Kerja + pas + Objek/Pelengkap

    Contoh:

    1. Iko lamak (ini enak)
      1. Iko indak lamak do
    2. Ba a (bagaimana)
      1. Ndak ba a do

    Kalimat pertanyaan

    Bahasa Indonesia Bahasa Minang
    Apa Apo/A
    Bagaimana Bagaimano/Ba a
    Berapa Barapo/Bara
    Di mana Dimano/Dima
    Kemana Kamano/Kama
    Dari mana Dari mano/Dari ma
    Mana Mano/Ma
    Siapa Siapo/Sia
    Mengapa Mangapo/Manga/Dek a
    Kapan Bilo

    Kalimat petunjuk

    Bahasa Indonesia Bahasa Minang
    Ini Iko/Ko
    Itu Itu/Tu
    Sini Siko
    Situ Situ
    Sana Sinan

    Kata pengganti

    Saya Ambo, Denai, Awak, Aden
    Kamu Sanak (Formal), Awak (Formal), Ang (Laki-laki)
    Kau (Perempuan)
    Dia Inyo

    Bilangan

    Bahasa Indonesia Bahasa Minang
    Satu Ciek
    Dua Duo
    Tiga Tigo
    Empat Ampek
    Lima Limo
    Enam Anam
    Tujuh Tujuah
    Delapan Salapan
    Sembilan Sambilan
    Sepuluh Sapuluah
    Sebelas Sabaleh
    Seratus Saratuih
    Seribu Saribu

    Silsilah keluarga

    Bahasa Indonesia Bahasa Minang
    Kakek Pak Gaek, Antan, Angku, Inyiak, Gayiek, Datuak
    Nenek Mak Gaek, Enek, Anduang, Inyiak, Niniak, Uwo
    Ayah Apak, Abak
    Ibu Amak, Mandeh, Biyai, Bundo
    Paman Mamak, Pak Tuo, Pak Angah, Pak Adang, Pak Etek, Pak Anjang
    Bibi Etek, Ande, Amay, Uncu
    Kakak Laki-laki Uda, Ajo, Udo, Uan, Abang
    Kakak Perempuan Uni, Kakak

    Lihat pula

    Referensi

    1. ^ Moeliono, A.M., (2000), Kajian serba linguistik: untuk Anton Moeliono, pereksa bahasa, BPK Gunung Mulia, ISBN 979-687-004-5.
    2. ^ "Pedoman Umum Ejaan Bahasa Minangkabau". Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. 
    3. ^ Hammarström, Harald; Forkel, Robert; Haspelmath, Martin, ed. (2023). "Minangkabau". Glottolog 4.8. Jena, Jerman: Max Planck Institute for the Science of Human History. 
    4. ^ "Bahasa Minangkabau". www.ethnologue.com (dalam bahasa Inggris). SIL Ethnologue. 
    5. ^ Darrell T. Tryon, Comparative Austronesian Dictionary: An Introduction to Austronesian Studies, Walter de Gruyter & Co, Berlin, 1994
    6. ^ "Minangkabauic". The Southeast Asian Linguistics Society Special Publication (dalam bahasa Inggris). Honolulu, Hawai'i: University of Hawai'i Press. 2019. [Rumpun bahasa Minangkabauik] 
    7. ^ "Minangkabau language" [Bahasa Minangkabau]. Glottolog 4.4 (dalam bahasa Inggris). 
    8. ^ Koentjaraningrat, Manusia dan Kebudayaan di Indonesia, Djambatan, 1971
    9. ^ Nadra 2006.
    10. ^ Nadra 1997.
    11. ^ Medan, Tamsin, (1985), Bahasa Minangkabau dialek Kubuang Tigo Baleh, Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
    12. ^ Nadra, (2006), Rekonstruksi bahasa Minangkabau, Andalas University Press, ISBN 979-3364-55-6.
    13. ^ "AZIZ, Zulfadli A.; AMERY, Robert. A survey on the status of the local languages of Pulau Simeulue and Pulau Banyak and their use within the community. In: Proceedings of English Education International Conference. 2016. p. 487-490". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-12-15. Diakses tanggal 2018-08-12. 
    14. ^ Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikbud RI. Bahasa Minangkabau di Provinsi Riau. Pada: Bahasa dan Peta Bahasa di Indonesia. 2017 [1] Diarsipkan 2018-08-12 di Wayback Machine.
    15. ^ Saidat Dahlan, Saidat Dahlan and Anwar Syair, Anwar Syair and Abdullah Manan, Abdullah Manan and Amrin Sabrin, Amrin Sabrin (1985) Pemetaan Bahasa Daerah Riau dan Jambi (1985). Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Jakarta.[2]
    16. ^ Agus Sri Danardana, Agus Sri Danardana (2010) persebaran dan kekerabatan bahasa-bahasa di prov riau dan kep riau 149h. Balai Bahasa Provinsi Riau. ISBN 978-979-1104-46-3 [3]
    17. ^ Ayub A, Husin N, Muhardi M, Usman A H, & Yasin A. (1993). Tata Bahasa Minangkabau. Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Jakarta. ISBN 979-459-294-3
    18. ^ Moussay 1998, hlm. 24.
    19. ^ Edwar Jamaris, Pengantar Sastra Rakyat Minangkabau, Yayasan Obor Indonesia, 2001
    20. ^ S. Budisantoso, Masyarakat Melayu Riau dan Kebudayaannya, 1986
    21. ^ Martin Haspelmath, Uri Tadmor; Loanwords in the World's Languages: A Comparative Handbook; De Gruyter Mouton, 2009
    22. ^ Alif Danya Munsyi, 9 dari 10 Kata Bahasa Indonesia adalah Asing, KPG, 2003
    23. ^ Adeng Chaedar Alwasilah, Politik Bahasa dan Pendidikan, 1997
    24. ^ Ruskhan, Abdul Gaffar (2015). Penentuan Dialek Baku Bahasa Minangkabau Dalam Penulisan Daring. Bogor: Badan Bahasa. 
    25. ^ Edwar Djamaris, Beberapa masalah dalam penerjemahan naskah Sastra Minangkabau[pranala nonaktif permanen]

    Bacaan lanjutan

    1. Moussay, Gérard (1998). Rahayu S. Hidayat, ed. Tata Bahasa Minangkabau (judul asli: La Langue Minangkabau) (dalam bahasa Indonesia). Jakarta: Kepustakaan Popular Gramedia. ISBN 979-9023-16-5. 
    2. Eberhard, David M.; Simons, Gary F.; Fennig, Charles D. (2021). "Ethnologue: Languages of the World" (dalam bahasa Inggris). Dallas: SIL International. 

    Pranala luar