Lompat ke isi

Uang kertas rupiah

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 21 April 2022 21.33 oleh 139.195.92.241 (bicara) (→‎Seri bunga dan unggas (1959): perbaikan kesalahan identifikasi spesies bunga pada Rp5.)
Mata uang rupiah yang dikeluarkan Bank Indonesia tahun emisi 2016.
Koleksi rupiah pecahan 50.000 rupiah asli.

Uang kertas pertama kali digunakan di kepulauan Indonesia oleh Perusahaan Hindia Timur Belanda, surat kredit dari rijksdaalder berasal antara tahun 1783 dan tahun 1811. Kertas kredit Gulden Hindia Belanda diikuti pada tahun 1815, dan dari tahun 1827 menjadi uang kertas gulden dari De Javasche Bank. Denominasi yang lebih rendah (di bawah 5 gulden) yang dikeluarkan oleh pemerintah pada 1919-1920 dan 1939-1940, karena kekurangan logam untuk perang, tetapi sebaliknya sehari-hari transaksi dilakukan dengan menggunakan koin.

Uang kertas gulden dikeluarkan oleh 'Pemerintah Jepang' selama pendudukan dari tahun 1942, menjadi 'roepiah' pada tahun 1943.

Uang kertas yang sebenarnya rupiah baru diterbitkan pada tahun 1946, selama perang kemerdekaan dengan Belanda, setelah deklarasi kemerdekaan sepihak oleh Indonesia pada akhir Perang Dunia II pada tanggal 17 Agustus 1945. Uang ini dikenal sebagai 'Oeang Republik Indonesia'

Oeang Republik Indonesia (ORI)

Oeang Republik Indonesia (ORI) adalah mata uang pertama yang dimiliki Republik Indonesia setelah merdeka. Pemerintah memandang perlu untuk mengeluarkan uang sendiri yang tidak hanya berfungsi sebagai alat pembayaran yang sah tapi juga sebagai lambang utama negara merdeka.

Meski masa peredaran ORI cukup singkat, namun ORI telah diterima di seluruh wilayah Republik Indonesia dan ikut menggelorakan semangat perlawanan terhadap penjajah. Pada Mei 1946, saat suasana di Jakarta genting, maka Pemerintah RI memutuskan untuk melanjutkan pencetakan ORI di daerah pedalaman, seperti di Yogyakarta, Surakarta, dan Malang.

Namun peredaran ORI tersebut sangat terbatas dan tidak mencakup seluruh wilayah Republik Indonesia. Di Sumatra yang beredar adalah mata uang Jepang. Pada tanggal 8 April 1947, Gubernur Provinsi Sumatra mengeluarkan uang kertas URIPS-Uang Republik Indonesia Provinsi Sumatra.

Seri ORI I (1945-1947)

Pada tanggal 17 Oktober 1945, tepat dua bulan setelah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia, diluncurkanlah "Oeang Republik Indonesia" (ORI) untuk pertama kalinya. Namun, belum sepenuhnya diedarkan. Baru pada tanggal 10 Oktober 1946, ORI mulai diedarkan untuk pertama kalinya di Pulau Jawa.

Bagian Depan Bagian Belakang Pecahan Ukuran Warna Dominan Gambar Depan Gambar Belakang Tanda Tangan Tanggal Pengeluaran Tanggal Peredaran Tanggal Penarikan Kembali
Berkas:1 Sen 1945.jpg 1 Sen 97 × 45 mm Hijau Keris Tulisan legal, Batik A. A. Maramis 17 Oktober 1945 10 Oktober 1946 1 Mei 1950
5 Sen 100 × 50 mm Coklat Batik
10 Sen 105 × 55 mm
Rp 1/2 120 × 60 mm Hijau
Rp1 138 × 65 mm Ir. Soekarno Gunung Berapi
Rp5 148 × 71 mm Abu-Abu Tulisan legal, Batik
Rp10 160 × 77 mm Biru
Rp100 174 × 86 mm

Seri ORI II (1947-1948)

ORI seri kedua diluncurkan di Yogyakarta pada tanggal 1 Januari 1947, ketika ibu kota dan pusat pemerintahan Republik Indonesia dipindahkan ke Yogyakarta.

Gambar Utama Pecahan Warna Dominan Gambar Depan Gambar Belakang Tanda Tangan Tanggal Pengeluaran dan Peredaran Tanggal Penarikan Kembali
Rp5 Hijau Ir. Soekarno Tulisan legal, Batik Sjafruddin Prawiranegara 1 Januari 1947 1 Mei 1950
Rp10
Rp25 Coklat Kerbau
Rp100 Biru Tulisan legal, Batik

Seri ORI III (1947-1950)

Seri ini merupakan kelanjutan dari Seri ORI kedua, dan merupakan seri yang cukup jarang ditemukan, sebab jumlah peredarannya terbatas.

Bagian Depan Bagian Belakang Pecahan Ukuran Warna Dominan Gambar Depan Gambar Belakang Tanda Tangan Tanggal Pengeluaran Tanggal Peredaran Tanggal Penarikan Kembali
Rp1/2 104 x 55 mm Coklat Harga dan Otoritas Tulisan legal, Harga A. A. Maramis 26 Juli 1947 26 Juli 1947 1 Mei 1950
Rp2 1/2 124 x 65 mm Ungu tua Harga dan otoritas Teks legal, harga A. A. Maramis 26 Juli 1947 26 Juli 1947 1 Mei 1950
Rp25 170 x 83 mm Hijau Soekarno dan pemandangan Banteng mengamuk A. A. Maramis 26 Juli 1947 26 Juli 1947 1 Mei 1950
Rp50 143 x 83 mm Coklat Soekarno dan penyadap karet Teks legal, ornamen A. A. Maramis 26 Juli 1947 26 Juli 1947 1 Mei 1950
Rp100 172 x 85 mm Coklat/Merah Soekarno dan Keris Teks legal, harga A. A. Maramis 26 Juli 1947 26 Juli 1947 1 Mei 1950
Rp100 150 x 84 mm Coklat Soekarno dan perkebunan tembakau Teks legal, harga A. A. Maramis 26 Juli 1947 26 Juli 1947 1 Mei 1950
Rp250 154 x 94 mm Coklat Soekarno dan petani Teks legal, harga A. A. Maramis 26 Juli 1947 26 Juli 1947 1 Mei 1950

Seri ORI IV (1948)

Seri ini merupakan kelanjutan dari Seri ORI ketiga, dan merupakan seri yang sangat sulit ditemukan, sebab jumlah peredarannya terbatas. Pada seri ini pula, hampir semua nominalnya bersifat ganjil atau jarang ditemukan dalam nominal biasa yang diketahui masyarakat. Uang ini ditandatangani di Yogyakarta oleh Mohammad Hatta pada 23 Agustus 1948

Bagian Depan Bagian Belakang Pecahan Ukuran Warna Dominan Gambar Depan Gambar Belakang Tanda Tangan Tanggal Pengeluaran Tanggal Peredaran Tanggal Penarikan Kembali
Rp40 138 x 40 mm Hijau Soekarno dengan penenun Tulisan legal, Harga Mohammad Hatta 23 Agustus 1948 23 Agustus 1948 tidak diketahui
Rp75 150 x 88 mm Cokelat Soekarno dengan pandai besi Teks legal, harga Mohammad Hatta 23 Agustus 1948 23 Agustus 1948 tidak diketahui
Rp100 148 x 80 mm Coklat dan Merah Soekarno dan perkebunan tembakau Teks legal, harga Mohammad Hatta 23 Agustus 1948 23 Agustus 1948 tidak diketahui
Rp400 158 x 105 mm Hijau Soekarno dan Pohon Tebu Teks legal, ornamen Mohammad Hatta 23 Agustus 1948 23 Agustus 1948 tidak diketahui
tidak diketahui Rp600 164 x 105 mm Kuning Soekarno dan lambang RI tidak diketahui Mohammad Hatta tidak diedarkan tidak diedarkan tidak diketahui

Seri ORI Baru (1949)

Seri ORI Baru merupakan seri yang juga dikeluarkan di Yogyakarta tetapi ditandatangani oleh Lukman Hakim. Seri ini sulit ditemukan, dan jumlah edarnya sangat terbatas

Bagian Depan Bagian Belakang Pecahan Ukuran Warna Dominan Gambar Depan Gambar Belakang Tanda Tangan Tanggal Pengeluaran Tanggal Peredaran Tanggal Penarikan Kembali


Rp10 Sen 102 x 61 mm Biru-Coklat
Merah-Hijau
Harga dan otoritas Teks undang-udang Loekman Hakim 17 Agustus 1949 17 Agustus 1949 tidak diketahui


Rp1/2 101 x 83 mm Merah-Hijau
Biru muda-Ungu
Harga dan teratai Pohon beringin Loekman Hakim 17 Agustus 1949 17 Agustus 1949 tidak diketahui


Rp1 110 x 68 mm Ungu
Hijau (Proof)
Otoritas dan Harga Harga dan ornamen Loekman Hakim 17 Agustus 1949 17 Agustus 1949 tidak diketahui

Hitam

Cokelat
Rp10 127 x 79 mm Hitam
Coklat
Soekarno, daun pisang, dna padi Corak sayap Loekman Hakim 17 Agustus 1949 17 Agustus 1949 tidak diketahui
Rp100 152 x 95 mm Biru Soekarno Teks undang-undang, Harga Loekman Hakim 17 Agustus 1949 17 Agustus 1949 tidak diketahui
Bagian Depan Bagian Belakang Pecahan Ukuran Warna Dominan Gambar Depan Gambar Belakang Tanda Tangan Tanggal Pengeluaran Tanggal Peredaran Tanggal Penarikan Kembali
Rp5 136 x 44 mm Merah Soekarno, tulisan legal Undang-undang dan pemandangan alam Syafruddin Prawiranegara 1 Januari 1950 1 Januari 1950 17 Agustus 1950
Rp10 136 x 64 mm Hitam Soekarno, tulisan legal Undang-undang dan pemandangan alam Syafruddin Prawiranegara 1 Januari 1950 1 Januari 1950 17 Agustus 1950

Seri pemandangan alam I (1951)

ORI seri ketiga diluncurkan pada tahun 1951 sebagai nasionalisasi dari De Javasche Bank. Ditandatangani oleh Sjafruddin Prawiranegara (1951) dan Soemitro Djojohadikoesoemo (1953)

Gambar Utama Pecahan Ukuran Warna Dominan Gambar Depan Gambar Belakang Tanda Tangan Tahun Pengeluaran dan Peredaran
Rp1 127 × 66 mm Biru Pantai dan Sawah Pegunungan Sjafruddin Prawiranegara 1951
Rp2½ Merah dan Hijau Pantai dan Pohon Kelapa Garuda Pancasila

Seri pemandangan alam II (1953)

Bagian Depan Bagian Belakang Pecahan Ukuran Warna Dominan Gambar Depan Gambar Belakang Tanda Tangan Tahun Pengeluaran dan Peredaran
Rp1 127 × 66 mm Biru Pantai dan Sawah Pegunungan Soemitro Djojohadikoesoemo 1953
Rp2½ Merah dan Hijau Pantai dan Pohon Kelapa Garuda Pancasila

Seri Suku Bangsa I dan II (1954-1956, sebagai uang negara)

Meskipun Bank Indonesia telah terbentuk pada tahun 1952, namun peredaran ORI masih terus berlanjut. Ditandatangani oleh Ong Eng Die (1954) dan Jusuf Wibisono (1956).

Bagian Depan Bagian Belakang Pecahan Ukuran Warna Dominan Gambar Depan Gambar Belakang Tanda Tangan Tahun Pengeluaran dan Peredaran
Rp1 130 × 60 mm Biru Wanita Garuda Pancasila Ong Eng Die 1954
Rp2½ Merah dan Hijau Pria
Bagian Depan Bagian Belakang Pecahan Ukuran Warna Dominan Gambar Depan Gambar Belakang Tanda Tangan Tahun Pengeluaran dan Peredaran
Rp1 130 × 60 mm Biru Wanita Garuda Pancasila Jusuf Wibisono 1956
Rp2½ Merah dan Hijau Pria

Uang kertas Bank Indonesia

Seri Kebudayaan (1952)

Uang kertas pertama Bank Indonesia dikeluarkan pada tahun 1952 dengan pecahan Rp5, Rp10, Rp25, Rp50, Rp100, Rp500, dan Rp1.000 dengan tanda tangan Sjafruddin Prawiranegara dan Indra Kasuma.

Bagian Depan Bagian Belakang Pecahan Warna Dominan Gambar Depan Gambar Belakang Tanda Tangan Tahun Pengeluaran Tahun Penarikan Kembali
Rp5 Biru R.A. Kartini Batik Sjafruddin Prawiranegara dan Indra Kasuma 1952 1962
Rp10 Coklat Patung Batik Sjafruddin Prawiranegara dan Indra Kasuma 1952 1962
Rp25 Biru Pohon Batik Sjafruddin Prawiranegara dan Indra Kasuma 1952 1962
Rp50 Hijau Pohon dan burung Batik Sjafruddin Prawiranegara dan Indra Kasuma 1952 1962
Rp100 Coklat Pangeran Diponegoro Batik Sjafruddin Prawiranegara dan Indra Kasuma 1952 1962
Rp500 Hijau, Coklat Relief Batik Sjafruddin Prawiranegara dan Indra Kasuma 1952 1962
Rp1.000 Hijau, Coklat Patung Batik Sjafruddin Prawiranegara dan Indra Kasuma 1952 1962

Seri hewan (1957)

Uang kertas kedua Bank Indonesia dengan seri hewan diluncurkan pada tahun 1957 dengan tanda tangan Sjafruddin Prawiranegara dan Sabaroedin, dengan pecahan baru, Rp5.000. Kecuali pada pecahan Rp2.500, tanda tangan gubernur oleh Loekman Hakim.


Bagian Depan Bagian Belakang Pecahan Warna Dominan Gambar Depan Gambar Belakang Tanda Air Tanda Tangan Tahun Pengeluaran Tahun Penarikan Kembali
Rp5 Hijau Orang utan Candi Prambanan Pangeran Diponegoro Sjafruddin Prawiranegara dan Sabaroedin 1957 1965
Rp10 Coklat Rusa Jawa Perahu Naga Pangeran Diponegoro Sjafruddin Prawiranegara dan Sabaroedin 1957 1965
Rp25 Coklat Badak Jawa Rumah Adat Tapanuli Pangeran Diponegoro Sjafruddin Prawiranegara dan Sabaroedin 1957 1965
Rp50 Merah Buaya Masjid Raya Medan Pangeran Diponegoro Sjafruddin Prawiranegara dan Sabaroedin 1957 1965
Rp100 Hijau Tupai Istana Bogor Pangeran Diponegoro Sjafruddin Prawiranegara dan Sabaroedin 1957 1965
Rp500 Coklat Harimau Sumatra Sawah Pangeran Diponegoro Sjafruddin Prawiranegara dan Sabaroedin 1957 1965
Rp1.000 Coklat Gajah Nelayan Pangeran Diponegoro Sjafruddin Prawiranegara dan Sabaroedin 1957 1965
Rp2.500 Hijau Komodo Sungai Martapura Pangeran Diponegoro Loekman Hakim dan Sabaroedin 1957 1965
Rp5.000 Merah Banteng Kapal pesiar Pangeran Diponegoro Sjafruddin Prawiranegara dan Sabaroedin 1957 1965

Seri pekerja (1958)

Seri ini merupakan seri keempat uang kertas Bank Indonesia dan dicetak oleh Pertjetakan Kebajoran. Sebenarnya, uang kertas seri ini pertama kali diluncurkan pada tahun 1958 (pecahan Rp5-Rp5.000).

Bagian Depan Bagian Belakang Pecahan Warna Dominan Gambar Depan Gambar Belakang Tanda Air Tanda Tangan Tahun Pengeluaran Tahun Penarikan Kembali
Rp5 Coklat Pembuat batik Rumah Adat Jawa Tengah Kepala Banteng Loekman Hakim dan Sabaroedin 1958 1966
Rp10 Coklat Pembuat patung Rumah Adat Bali Kepala Banteng Loekman Hakim dan Sabaroedin 1958 1966
Rp25 Hijau Pengrajin ulos Rumah Adat Sumatra Utara Kepala Banteng Loekman Hakim dan Sabaroedin 1958 1966
Rp50 Coklat Pemintal benang Rumah Adat Timor Kepala Banteng Loekman Hakim dan Sabaroedin 1958 1966
Rp100 Coklat Penebangan pohon Rumah Adat Kalimantan Kepala Banteng Loekman Hakim dan Sabaroedin 1958 1966
Rp500 Coklat Pembelahan buah kelapa Rumah Adat Minahasa Kepala Banteng Loekman Hakim dan Sabaroedin 1958 1966
Rp1.000 Violet Pengrajin perak Rumah Adat Sumatra Barat Kepala Banteng Loekman Hakim dan Sabaroedin 1958 1966
Rp1.000 Merah Pengrajin perak Rumah Adat Sumatra Barat Garuda Pancasila Loekman Hakim dan Sabaroedin 1958 1966
Rp5.000 Hijau Petani Sawah Kepala Banteng Loekman Hakim dan Sabaroedin 1958 1966
Rp5.000 Merah Petani Sawah Garuda Pancasila Loekman Hakim dan Sabaroedin 1958 1966

Seri bunga dan unggas (1959)

Seri ini merupakan seri ketiga uang kertas Bank Indonesia dan dicetak oleh Thomas De La Rue (TDLR) Co. Ltd., Inggris. Uang kertas seri ini sangat diminati oleh kolektor karena gambarnya yang menarik.

Bagian Depan Bagian Belakang Pecahan Warna Dominan Gambar Depan Gambar Belakang Tanda Air Tanda Tangan Tahun Pengeluaran Tahun Penarikan Kembali
Rp5 Biru Wijaya kusuma Epiphyllum oxypetalum Garuda Pancasila Loekman Hakim dan Sabaroedin 1959 1967
Rp10 Merah Hoya Kakatua Garuda Pancasila Loekman Hakim dan Sabaroedin 1959 1967
Rp25 Hijau Seroja Kuntul besar Garuda Pancasila Loekman Hakim dan Sabaroedin 1959 1967
Rp50 Coklat Bunga matahari Elang-laut dada-putih Garuda Pancasila Loekman Hakim dan Sabaroedin 1959 1967
Rp100 Coklat Patma raksasa Rangkong badak Garuda Pancasila Loekman Hakim dan Sabaroedin 1959 1967
Rp500 Biru Bougenville Ayam-hutan hijau Garuda Pancasila Loekman Hakim dan Sabaroedin 1959 1967
Rp1.000 Coklat Melati Burung Cenderawasih Garuda Pancasila Loekman Hakim dan Sabaroedin 1959 1967
Rp2.500 Oranye Bunga Kuau Raja Garuda Pancasila Loekman Hakim dan Sabaroedin 1959 1967
tidak diketahui Rp5.000 Coklat Bunga pada bagian tengah di antara dua Gapura Bali (tidak diketahui) Garuda Pancasila Loekman Hakim dan Sabaroedin 1959 1967

Seri Pekerja II (1963-1964)

Beberapa pecahan uang kertas seri pekerja, dimulai dari Rp10 hingga Rp10.000 mengalami perombakan. Tetapi, gambar pada bagian depan dan belakangnya masih sama seperti pada tahun 1958.

Bagian Depan Bagian Belakang Pecahan Warna Dominan Gambar Depan Gambar Belakang Tanda Air Tanda Tangan Tahun Pengeluaran Tahun Penarikan Kembali
Rp10 Abu-abu Pembuat patung Rumah Adat Bali Garuda Pancasila Soemarno dan Hertatijanto 1963 1966
Rp25 Abu-abu Pengrajin ulos Rumah Adat Sumatra Utara Garuda Pancasila Jusuf Muda Dalam dan Hertatijanto 1964 1966
Rp50 Coklat Pemintal benang Rumah Adat Timor Garuda Pancasila Jusuf Muda Dalam dan Hertatijanto 1964 1966


Rp100 Coklat (versi pertama)
Biru (versi kedua)
Penebangan pohon Rumah Adat Kalimantan Garuda Pancasila Jusuf Muda Dalam dan Hertatijanto 1964 1966


Rp10.000 Hijau Nelayan Sungai Barito Kepala Banteng
Garuda Pancasila
Jusuf Muda Dalam dan Hertatijanto 1964 1966
Rp10.000 Merah Nelayan Sungai Barito Garuda Pancasila Jusuf Muda Dalam dan Hertatijanto 1964 1966