Lompat ke isi

Stasiun Palmerah

Koordinat: 6°12′27″S 106°47′52″E / 6.2073865°S 106.7976405°E / -6.2073865; 106.7976405
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Stasiun Palmerah
KAI Commuter
R02

Bagian timur bangunan baru Stasiun Palmerah dengan KRL Green Line melintas (23 Mei 2018)
Lokasi
Koordinat6°12′26.518″S 106°47′50.896″E / 6.20736611°S 106.79747111°E / -6.20736611; 106.79747111
Ketinggian+13 m
Operator
Letak
km 10+116 lintas AngkeTanah Abang
RangkasbitungMerak[1]
Jumlah peronDua peron sisi yang tinggi
Jumlah jalur2:
LayananKRL Commuter Line
Konstruksi
Jenis strukturAtas tanah
Informasi lain
Kode stasiun
KlasifikasiII[2]
Sejarah
Dibuka1 Oktober 1899[3]
Dibangun kembali2015
Elektrifikasi1992
Nama sebelumnyaHalte Paal Merah
Operasi layanan
Stasiun sebelumnya Stasiun berikutnya
Tanah Abang Commuter Line Rangkasbitung
Tanah Abang–Rangkasbitung
Kebayoran
Fasilitas dan teknis
FasilitasTangga naik/turun Musala Toilet Mesin tiket Pemesanan langsung di loket Isi baterai 
Lokasi pada peta
Peta
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini

Stasiun Palmerah (PLM) adalah stasiun kereta api kelas II yang terletak di Jalan Palmerah Timur, Gelora, Tanah Abang, Jakarta Pusat. Meskipun bernama Palmerah, stasiun ini tidak terletak di Kecamatan Palmerah, tetapi berada pada perbatasan antara Kecamatan Palmerah dengan Kecamatan Tanah Abang, Kota Jakarta Pusat. Stasiun yang terletak pada ketinggian +13 meter ini hanya melayani KRL Commuter Line.

Sejak 1 Agustus 2019, stasiun ini, bersama Stasiun Sudirman, UI, Cikini, dan Taman Kota, resmi menghapus penjualan kartu single trip (Tiket Harian Berjaminan/THB) untuk KRL Commuter Line. Hal ini karena mayoritas penumpang KRL Commuter Line sudah terbiasa menggunakan kartu multi trip maupun uang elektronik. Dengan cara ini, antrean panjang pembelian tiket KRL dapat dipangkas. Namun, pengguna jasa tetap dapat melakukan tap-in/tap-out dengan THB di stasiun ini.[4][5]

Sejarah

Palmerah adalah salah satu kecamatan di Jakarta yang letaknya sangat strategis. Nama Palmerah berasal dari patok-patok berwarna merah yang terletak di pinggir jalan di wilayah tersebut, dan masyarakat setempat kemudian menyebutnya Paal Merah. Patok-patok tersebut difungsikan sebagai penanda batas wilayah Batavia ke arah Bogor. Jalan ini dahulu sering dilewati oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda yang berkuasa saat itu ketika ia hendak mengendarai kereta kuda dari Batavia menuju Istana Bogor.[6]

Lambat laun wilayah Palmerah menjadi semakin ramai. Agar mobilitas penumpang dari Batavia menuju Rangkasbitung hingga kawasan Banten semakin lancar, maka pada tahun 1890-an, Staatsspoorwegen membangun jalur kereta api yang menghubungkan Duri dengan Rangkasbitung, melewati Tanah Abang. Proyek ini selesai pada tahun 1899, dan langsung dijalanakan kereta api yang melayani rute tersebut.[7][8]

Pada tahun 1992, jalur dan stasiun ini kemudian dielektrifikasi untuk mendukung perjalanan KRL Serpong Ekspres, yang disebut-sebut sebagai cikal bakal dari KRL Green Line.[2] Pada tahun 2013-2014, Kementerian Perhubungan Indonesia melakukan renovasi besar-besaran terhadap stasiun ini, sehingga kompleks stasiun Palmerah menjadi semakin luas dengan dua lantai. Proyek ini memakan dana Rp36 miliar dan baru selesai diresmikan pada tanggal 6 Juli 2015.[9] Penataan lebih lanjut dilakukan pada tahun 2020-2021 untuk mempererat integrasi antarmoda (utamanya Transjakarta) dan mempermudah akses pejalan kaki. Diresmikan pada 29 September 2021 bersamaan dengan proyek serupa di Tebet, penataan ini dilakukan di bawah payung PT Moda Integrasi Transportasi Jakarta, perusahaan patungan (joint venture) MRT Jakarta dan PT KAI.[10][11]

Bangunan dan tata letak

Awalnya, stasiun ini memiliki empat jalur kereta api dengan jalur 1 merupakan sepur lurus. Sejak beroperasinya jalur ganda di segmen Tanah Abang–Serpong per 4 Juli 2007, tata letak stasiun ini dirombak dengan mengubah jalur 2 eksisting sebagai sepur lurus baru arah Tanah Abang dan membongkar jalur 3 dan 4 sebagai sepur belok sehingga sejak saat itu jalurnya berkurang menjadi dua, namun memiliki wesel.[12] Bangunan lama stasiun ini, yang merupakan peninggalan Staatsspoorwegen, tetap dipertahankan sampai sekarang dan dijadikan cagar budaya oleh Unit Pusat Pelestarian dan Desain Arsitektur PT KAI.

G Bangunan utama stasiun
P
Lantai peron
Peron sisi, pintu terbuka di sebelah kanan
Jalur 1 (Kebayoran)      Commuter Line Rangkasbitung menuju Serpong/Tigaraksa/Rangkasbitung
Jalur 2      Commuter Line Rangkasbitung menuju Tanah Abang (Tanah Abang)
Peron sisi, pintu terbuka di sebelah kanan


Layanan kereta api

Komuter

Antarmoda pendukung

Jenis angkutan umum Trayek Tujuan
Bus kota Transjakarta 1B Stasiun Palmerah-Tosari
1F Stasiun Palmerah-Bundaran Senayan
8C Stasiun Tanah Abang-Pasar Kebayoran Lama
9E Jelambar-Pasar Kebayoran Lama

Galeri

Referensi

  1. ^ Subdit Jalan Rel dan Jembatan (2004). Buku Jarak Antarstasiun dan Perhentian. Bandung: PT Kereta Api (Persero). 
  2. ^ a b c Buku Informasi Direktorat Jenderal Perkeretaapian 2014 (PDF). Jakarta: Direktorat Jenderal Perkeretaapian, Kementerian Perhubungan Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 1 Januari 2020. 
  3. ^ Staatsspoorwegen (1921–1932). Verslag der Staatsspoor-en-Tramwegen in Nederlandsch-Indië 1921-1932. Batavia: Burgerlijke Openbare Werken. 
  4. ^ "KCI Hapus Kartu THB Di Lima Stasiun Ini Mulai 1 Agustus 2019". Warta Kota. Diakses tanggal 2019-08-02. 
  5. ^ Media, Kompas Cyber. "PT KCI Bakal Hapus Pembelian Tiket Harian KRL di 5 Stasiun". KOMPAS.com. Diakses tanggal 2019-08-02. 
  6. ^ H.M., Zaenuddin (2012). 212 Asal Usul Djakarta Tempo Doeloe. Ufuk Press.  sebagaimana dikutip dalam Maskur, Fatkhul (6 Januari 2015). "Tahukah Anda Nama Palmerah di Jakarta Barat?". Bisnis.com. Diakses tanggal 15 Oktober 2017. 
  7. ^ "Haltestempels Nederlands Indië: SS-WL". Studiegroep Zuid-West Pacific. Diakses tanggal 15 Oktober 2017. 
  8. ^ Oegema, J.J.G. (1982). De Stoomtractie op Java en Sumatra. Antwerpen: Kluwer Technische Boeken B.V. 
  9. ^ Rahayu, Juwita Trisna (6 Juli 2015). "Menhub resmikan Stasiun Palmerah dan jalur ganda". Antaranews.com. Diakses tanggal 15 Oktober 2017. 
  10. ^ Indonesia, C. N. N. "Anies Ingin Tambah 5 Stasiun Terpadu Baru, Biaya Capai Rp40 M". nasional. Diakses tanggal 2021-09-20. 
  11. ^ antaranews.com (2021-09-29). "Penataan Stasiun Tebet dan Palmerah wujudkan integrasi antarmoda". Antara News. Diakses tanggal 2021-09-29. 
  12. ^ "SBY Resmikan Stasiun Serpong, Lalu Lintas KA Tetap Normal". detiknews. Diakses tanggal 2017-10-18. 
Stasiun sebelumnya Piktogram dari KA Jarak Jauh Lintas Kereta Api Indonesia Stasiun berikutnya
Kebayoran
menuju Merak
Merak–Tanah Abang Tanah Abang
Terminus

6°12′27″S 106°47′52″E / 6.2073865°S 106.7976405°E / -6.2073865; 106.7976405{{#coordinates:}}: tidak bisa memiliki lebih dari satu tag utama per halaman