Lompat ke isi

Runtuhnya bursa efek

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 13 November 2022 13.13 oleh Bot5958 (bicara | kontrib) (Perbaikan untuk PW:CW (Fokus: Minor/komestika; 1, 48, 64) + genfixes)
Grafik Gross Domestic Product (GDP) dari beberapa negara selama periode Depresi Besar1929.

Runtuhnya bursa efek adalah peristiwa jatuhnya atau turunnya indeks harga saham dalam bursa saham, hal ini dapat disebabkan oleh penjualan panik (panic selling) maupun faktor ekonomi dan politik lainnya. Kejatuhan bursa saham ini dapat mengakibatkan krisis ekonomi besar, khususnya bagi kaum pemodal. Dalam kondisi ini pasar saham mengalami penurunan signifikan (bearish) 10% dari level tertingginya dalam waktu yang lama.[1]

Penyebab

Sebuah billboard yang menunjukkan tingginya pengangguran selama masa Depresi Besar 1929.

Jatuhnya bursa efek dapat disebabkan oleh berbagai faktor, baik faktor manusia seperti penjualan panik, krisis politik, hingga perang. Sementara untuk faktor non-manusia seperti pandemi penyakit, bencana alam atau bahkan suatu kecelakaan transportasi yang menyorot perhatian publik juga dapat membuat pasar saham anjlok. Namun yang paling sering terjadi justru adalah faktor manusia, terutama penjualan panik saat menghadapi (bullish).[1]

Akibat

Akibat nyata yang terjadi dari kejatuhan bursa efek adalah resesi ekonomi. Hal ini terjadi karena pasar saham adalah media bagi perusahaan untuk mendapatkan suntikan dana agar mampu berkembang. Jika pasar saham anjlok maka perusahaan akan kekurangan kemampuan untuk beroperasi atau memproduksi barang dan jasa, sehingga perusahaan terpaksa akan memangkas jumlah pegawainya atau pemutusan hubungan kerja (PHK). Puncak dari kekacauan ini adalah meningkatnya pengangguran dan mendorong tingginya angka kemiskinan.[1]

Pencegahan dan Penanggulangan

Sejak Depresi Besar pada 1929, pasar saham terus berinovasi seiring berkembangnya teknologi. Para pelaku sahah mulai menggunakan teknologi komputer, di mana dengan teknologi mereka dapat menghitung risiko yang terjadi dengan algoritme komputer. Para analis pasar kemudian mengadopsi kemampuan algoritma komputer ini untuk mencegah investor melakukan kekeliriuan manusiawi yang dapat menimbulkan kerugian bagi pasar saham.[1]

Saat pasar saham jatuh untuk waktu yang lama, banyak investor kemudian secara panik menjual saham mereka untuk menghindari kerugian yang lebih besar. Namun hal itu justru akan membuat kekacauan semakin parah. Hal yang seharusnya dilakukan oleh para investor saham adalah memperbaiki portofolio mereka setelah resesi dengan mengalihkan investasinya ke produk non-saham, seperti emas, perak atau bahkan cryptocurrency seperti Bitcoin.[2]

Referensi

  1. ^ a b c d "Kecelakaan Pasar Saham: Definisi, Penyebab, dan Efek". portalfamososbr.com. Diakses tanggal 2021-10-31. 
  2. ^ Sidik, Syahrizal. "Warning Robert Kiyosaki, Pasar Keuangan Rontok di Oktober". CNBC Indonesia. Diakses tanggal 2021-11-02.