Lompat ke isi

Ilmu kedokteran nano

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 2 Januari 2023 07.33 oleh Arya-Bot (bicara | kontrib) (Referensi: clean up)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)
Ilustrasi bagaimana partikel nano "mengincar" sel kanker untuk kemudian digunakan sebagai visualisasi, terapi, dan penyembuhan kanker.

Ilmu kedokteran nano (nanomedicine) adalah aplikasi medis dari teknologi nano. Istilah nanomedicine sendiri dapat berarti obat-obatan yang dibentuk dalam skala nano. Ilmu kedokteran nano mencakup aplikasi medis dari material nano hingga biosensor nano. Satu pertentangan terhadap ilmu kedokteran nano yaitu mengenai toksisitas dan dampak lingkungan dari material nano.

Aplikasi kedokteran dari material nano

[sunting | sunting sumber]

Dua bentuk penggunaan material nano sebagai obat-obatan sudah diuji pada tikus percobaan, yaitu berupa selubung nano emas (gold nanoshell) yang digunakan untuk mendiagnosa dan mengobati kanker, dan liposom sebagai pembantu (adjuvant) vaksin dan sarana untuk menghantarkan obat.[1][2] Detoksifikasi juga aplikasi lain dari nanomedicine yang telah diuji di tikus percobaan.[3] Material dan teknologi nano memungkinkan implan untuk dibuat berukuran sangat kecil dan mencegah penolakan oleh tubuh.[4]

Fungsi penghantaran obat (drug delivery) menjadi lebih baik karena material nano saat ini mampu dimodifikasi secara detail sehingga mampu diatur untuk melepas obat ketika menyentuh benda tertentu, seperti sel kanker. Hal ini diperlukan agar konsumsi obat-obatan tidak menimbulkan efek samping berlebih.[5][6]

Kemampuan material nano untuk berinteraksi pada sel tertentu menjadikannya bermanfaat dalam banyak hal, termasuk visualisasi di bidang kedokteran. Zat pewarna (dye) yang terbuat dari senyawa tertentu dapat dibuat bereaksi dengan sel penyakit seperti sel kanker, yang kemudian menghasilkan perpendaran (fluoresensi) untuk memudahkan pendeteksian.[7]

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ "Nanospectra Biosciences inc. Publications". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-07-15. Diakses tanggal 2013-07-23. 
  2. ^ Mozafari, M.R. (ed), 2006. Nanocarrier Technologies: Frontiers of Nanotherapy (Chapters 1 and 2) pages 10–11.
  3. ^ Bertrand N, Bouvet C, Moreau P and Leroux JC. (2010). "Transmembrane pH-Gradient Liposomes To Treat Cardiovascular Drug Intoxication". ACS Nano 4 (12): 7552–7558.
  4. ^ Boisseau, P.; Loubaton, B. (2011). "Nanomedicine, nanotechnology in medicine". Comptes Rendus Physique 12 (7): 620.
  5. ^ LaVan DA, McGuire T, Langer R. (2003). "Small-scale systems for in vivo drug delivery". Nat Biotechnol. 21 (10): 1184–1191.
  6. ^ Cavalcanti A, Shirinzadeh B, Freitas RA Jr, Hogg T. (2008). "Nanorobot architecture for medical target identification". Nanotechnology 19.
  7. ^ Coffey, Rebecca (August 2012). "20 Things You Didn't Know About Nanotechnology". Discover 31 (6): 96.