Lompat ke isi

Sultan Palembang

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 15 September 2023 12.34 oleh Daeng Hanif (bicara | kontrib)

Sultan Palembang adalah gelaran turun temurun bagi para penguasa Kesultanan Palembang Darussalam. Gelaran mula dipakai pada masa Sri Sultan Susuhunan Abdurrahman Khalifatul Mukminin Sayyidul Imam sebagai Sultan Pertama pada 1659. Saat ini pemegang gelar sudah terdapat 10 orang. . Meskipun saat ini Sultan Palembang tidak lagi memiliki peran politik, Sultan tampil sebagai simbol adat dan pemersatu Kesultanan Palembang Darussalam.

DAFTAR SULTAN PALEMBANG
No Periode Nama Penguasa Foto Keterangan
- 1455-1659
Masih berupa Kerajaan Palembang yang dipimpin oleh 11 raja+1 adipati
1 1659-1704 (Pendiri Kesultanan Palembang Darussalam)

Kyai Mas Endi, Pangeran Arya Kesuma Abdurrohim

Sultan Palembang Darussalam I (Pertama)

Sultan Susuhunan Abdurrahman Khalifatul Mukminin Sayidul Imam Bin Pangeran Sedo Ing Pesarean

2 1704-1709 Sultan Palembang Darussalam Ke-

-ua) Sultan Muhammad Mansyur Jayo ing Lago Bin Sultan Susuhunan Abdurrahman Khalifatul Mukminin Sayidul Imam

3 1714-1724 Sultan Palembang Darussalam Ke-III

Sultan Agung Komaruddin Sri Teruno Bin Sultan Susuhunan Abdurrahman Khalifatul Mukminin Sayidul Imam

4 1724-1758 Sultan Palembang Darussalam Ke-IV

Sultan Mahmud Badaruddin Jayo Wikramo Bin Sultan Muhammad Mansyur Jayo ing Lago

5 1758-1776 Sultan Palembang Darussalam Ke-V

Sultan Susuhunan Ahmad Najamuddin Adi Kesumo Bin Sultan Mahmud Badaruddin Jayo Wikramo

6 1776-1803 Sultan Palembang Darussalam Ke-VI

Sultan Muhammad Bahauddin bin Sultan Ahmad Najamuddin I Adi Kesumo

Angka Romawi dalam buatan Versi Belanda tapi yang ada dalam Sejarah dan Stambom Kesultanan Palembang Darussalam adalah Sultan Susuhunan Mahmud Badaruddin Bin Sultan Muhammad Baha'udhin(Sultan Susuhunan Mahmud Badaruddin dalam Versi Belanda disebut : SMB II )
7 1803-1821 Sultan Palembang Darussalam Ke-VII

Sultan Susuhunan Mahmud Badaruddin Bin Sultan Muhammad Bahauddin

(Versi manuskrib Belanda menyebut Sultan Mahmud Badaruddin II ,SMB II)

Angka Romawi sebagai penanda saja karena ada nama yang sama, tidak mengubah nama, misal Sultan Mahmud Baaruddin I. Dalam kaidah Bahasa Indonesia angka romawi (I) tersebut dibaca ke dua atau ke -1.
8 1813-1817 Sultan Palembang Darussalam Ke-VIII

Sultan Susuhunan Husin Dhiauddin Bin Sultan Muhammad Bahauddin

(Versi Inggris/Belanda Menyebut : Sultan Ahmad Najamuddin II)

9 1819-1821 Sultan Palembang Darussalam Ke-IX

(Versi Inggris/Belanda menyebut

Sultan Ahmad Najamuddin Pangeran Ratu Bin Sultan Susuhunan Mahmud Badaruddin

10 1821-1823 Sultan Palembang Darussalam Ke-X

Sultan Ahmad Najamuddin Prabu Anom Bin Sultan Susuhunan Husin Dhiauddin

7 Oktober 1823 Menurut Catatan dari trah zuriat Pangeran Ratu:Kesultanan Palembang Darussalam (Vakum) 7 Oktober 1823 karena tidak mau takluk pada kolonial Belanda dan juga menolak untuk diangkat menjadi Sultan boneka oleh penjajah, dan 4 Sultan Palembang Darussalam dibuang yaitu Sultan Susuhunan Mahmud Badaruddin Bin Sultan Muhammad Bahauddin dan Putra Mahkota Sultan Muhamad Tjing Djamaludin wangsa martaradja wijaya negara yg sebelumnya bergelar Pangeran Achmad Bolonson wangsa Martaradja Wijaya Negara Pangeran Ratu Ibn Susuhunan Mahmud Badaroeddin pada tanggal 4 Syawal 1236 H dibuang ke Manado, Kemudian Bulan Jumaidil akhir 1240 Sultan Suhunan Husin Dhiauddin Bin Sultan Muhammad Bahauddin dibuang Kolonial Belanda Ke Batavia yg sekarang kota jakarta, Serta Tahun 1241 H, Sultan Ahmad Najamuddin Prabu Anom Bin Sultan Susuhunan Husin Dhiauddin ditangkap dan di Buang oleh Kolonial Belanda ke Banda, Kemudian dibuang lagi ke Manado, sampai sekarang Makam Sultan Ahmad Najamuddin Prabu Anom belum ditemukan
Sekarang (Sebagai simbol adat)
11 2006 - sekarang Sultan Palembang Darussalam Ke-XI

Sri Sultan Iskandar Mahmud Badaruddin Bin Raden Haji Muhammad Harun