Lompat ke isi

Kapal perusak Jepang Akishimo

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 10 Januari 2024 11.17 oleh InternetArchiveBot (bicara | kontrib) (Add 1 book for Wikipedia:Pemastian (20240109)) #IABot (v2.0.9.5) (GreenC bot)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)
Akishimo sedang dibangun di Galangan Kapal Fujinagata, Osaka, February 1944.
Sejarah
Kekaisaran Jepang
Nama Akishimo
Pembangun Galangan Kapal Fujinagata
Pasang lunas 3 Mei 1943
Diluncurkan 5 Desember 1943
Selesai 11 Maret 1944
Dicoret 10 Januari 1945
Nasib Tenggelam pada 14 November 1944
Ciri-ciri umum
Kelas dan jenis Kapal perusak kelas-Yūgumo
Berat benaman 2.520 ton panjang (2.560 t)
Panjang 119,15 m (390 ft 11 in)
Lebar 10,8 m (35 ft 5 in)
Daya muat 3,75 m (12 ft 4 in)
Pendorong
Kecepatan 35 knot (40 mph; 65 km/h)
Awak kapal 228 orang
Senjata

Akishimo (秋霜, "Beku di musim gugur") adalah sebuah kapal perusak kelas Yūgumo milik Angkatan Laut Kekaisaran Jepang yang berlaga pada Perang Dunia II.

Rancangan

[sunting | sunting sumber]

Kelas Yūgumo merupakan penerus dari kelas Kagerō dengan sedikit peningkatan pada kemampuan anti-pesawat. Jumlah awak kapal yang dapat ditampung mencapai 228 orang. Mereka memiliki panjang keseluruhan 119,17 meter (391 ft 0 in) dengan lebar 10,8 meter (35 ft 5 in), dan berdaya muat 3,76 meter (12 ft 4 in).[1] Berat benaman mereka mencapai 2.110 ton metrik (2.080 ton panjang) untuk muat standar dan 2.560 ton metrik (2.520 ton panjang) untuk muat penuh.[2] Untuk bagian permesinan, mereka memiliki dua turbin uap bergir Kampon, yang masing-masing menggerakkan satu poros penggerak menggunakan uap yang berasal dari tiga pendidih tabung air Kampon. Turbin tersebut dapat mengeluarkan tenaga sebesar 52.000 tenaga kuda poros (39.000 kW), dan dapat mendorong kapal hingga kecepatan 35 knot (65 km/h; 40 mph).[3]

Persenjataan utama pada kapal perusak kelas Yūgumo berupa tiga buah meriam Tipe 3 berlaras ganda, dua buah di bagian belakang kapal secara superfiring dan satu buah di bagian depan superstruktur.[2] Meriam dapat dinaikkan sampai kemiringan 75° untuk menembaki pesawat terbang. Tetapi karena tembakan yang lambat, pergerakan laras yang lama, serta ketiadaan sistem pengendali tembakan meriam, membuat meriam utama mereka tidak bisa digunakan sebagai senapan anti-pesawat.[4] Masing-masing dari kapal kelas ini dengan empat Meriam anti-pesawat Tipe 96 25-milimeter (1,0 in) dengan laras ganda, dan terus ditambah seiring berjalannya perang. Kapal kelas ini juga dilengkapi dengan delapan tabung torpedo 610-milimeter (24,0 in) (4 lubang di sisi kiri dan kanan). Satu torpedo cadangan juga sudah dipasang di setiap tabung. Senjata anti-kapal selam mereka terdiri dari 36 buah peledak kedalaman serta dua buah peluncur peledak kedalaman.[2]

Karier dan nasib

[sunting | sunting sumber]

Saat berada dalam Pertempuran Teluk Leyte pada 23-26 Oktober 1944, Akishimo ditugaskan ke dalam Armada Serbu Pengalihan ke-1. Pada tanggal 23 Oktober, dia menyelamatkan 769 korban yang selamat dari kapal penjelajah Maya. Pada tanggal 24 Oktober, dia membantu kapal penjelajah Myōkō. Hari berikutnya Akishimo mengalami kerusakan ringan karena tabrakan dengan kapal perusak Shimakaze. Pada 26 Oktober dia menyelamatkan 328 korban yang selamat dari kapal penjelajah Noshiro.

Pada 10 November 1944, Akishimo mengawal pasukan konvoi TA No. 4 dari Manila ke Ormoc, Filipina. Dia mengalami kerusakan berat karena serangan udara oleh Pasukan Udara Angkatan Darat Amerika Serikat B-25 Mitchell saat melarikan diri; kapal itu terkena bom sehingga haluannya hancur serta merenggut nyawa 20 awak kapalnya dan 35 lainnya luka-luka. Kapal perusak itu kembali ke Manila dengan kecepata 16 kn (30 km/h; 18 mph), maka untuk Cavite Navy Yard pada 11 November untuk diperbaiki.

Pada 13 November, Akishimo terkena imbas dari serangan udara Amerika Serikat di Manila, bersama dengan kapal perusak Akebono di dermaga Cavite (14°35′N 120°55′E / 14.583°N 120.917°E / 14.583; 120.917). Serangan bom secara angsung menyebabkan kedua kapal tersebut terbakar. Hari berikutnya, sebuah ledakan besar pada Akishimo memperparah kerusakan pada kedua kapal tersebut; Akishimo pun terguling ke sisi kanan. 170 awak kapalnya selamat, tetapi 15 orang lainnya tewas dan 25 orang lagi terluka.

  1. ^ Chesneau, p. 195
  2. ^ a b c Whitley, p. 203
  3. ^ Jentschura, Jung & Mickel, p. 150
  4. ^ Campbell, p. 192

Referensi

[sunting | sunting sumber]

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]