Lompat ke isi

Penyakit menular

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 25 Maret 2024 02.21 oleh Helito (bicara | kontrib)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)
Saat individu terinfeksi bersin, agen penyebab penyakit dapat menular.

Penyakit menular (bahasa Inggris: transmissible disease, communicable disease, atau contagious disease) adalah penyakit yang dapat berpindah dari satu individu ke individu lain, baik pada manusia maupun hewan. Penyakit menular disebabkan oleh agen biologi seperti mikroorganisme patogenik (virus, bakteri, dan fungi) serta parasit. Keberadaan mikoorganisme di dalam atau di permukaan tubuh dapat mengakibatkan infeksi atau infestasi. Perpindahan agen infeksi atau parasit tersebut dari individu yang sakit ke individu yang sehat dapat menyebabkan menularnya penyakit.

Kemunculan

[sunting | sunting sumber]
Model epidemiologi yang menggambarkan unsur-unsur yang berinteraksi untuk menimbulkan penyakit

Dalam epidemiologi, suatu penyakit dapat muncul akibat interaksi antara tiga unsur: agen, inang, dan lingkungan. Ketiganya merupakan unsur yang ada dalam segitiga epidemiologi. Interaksi antara agen penyebab dan inang dalam lingkungan yang mendukung akan menimbulkan penyakit.[1]

Agen

Mikroorganisme patogenik, parasit, maupun zat yang dihasilkannya (misalnya toksin) dapat menjadi penyebab penyakit. Berbagai faktor dapat memengaruhi apakah paparan terhadap agen dapat menimbulkan penyakit, misalnya jumlah agen infeksi dan patogenisitas (kemampuan agen infeksi untuk menimbulkan penyakit).

Inang

Individu yang menderita penyakit disebut inang. Faktor-faktor dalam diri inang yang berpengaruh terhadap kemungkinan timbulnya penyakit disebut faktor risiko, misalnya jenis kelamin, usia, kekebalan tubuh, dan perilaku.

Lingkungan

Faktor eksternal yang memengaruhi interaksi antara agen dan inang disebut lingkungan. Contohnya adalah iklim, kepadatan populasi, keberadaan vektor, dan sanitasi.

Rantai infeksi

[sunting | sunting sumber]
Model rantai infeksi yang menunjukkan proses berjalannya penyakit menular

Suatu agen penyakit berpindah-pindah dari suatu tempat ke tempat lain dalam suatu rantai infeksi atau siklus infeksi. Rantai infeksi diawali dengan bermigrasinya agen penyakit dari reservoir melalui "portal keluar", lalu berpindah dengan cara penularan tertentu, dan melintasi "portal masuk" yang sesuai untuk menginfeksi inang yang rentan.[2]

Reservoir

Reservoir merupakan habitat atau tempat hidup, tumbuh, dan berkembangnya suatu agen penyakit. Baik manusia, hewan, lingkungan (misalnya tanah dan air), hingga benda mati dapat berperan sebagai reservoir agen penyakit. Contoh reservoir yaitu monyet untuk virus zika dan tanah bagi bakteri Bacillus anthracis.

Portal keluar

Portal keluar adalah tempat atau lokasi agen infeksi meninggalkan reservoir atau inangnya. Misalnya virus influenza A dan bakteri Mycobacterium tuberculosis meninggalkan tubuh melalui saluran pernapasan (dengan cara bersin atau batuk), telur cacing melalui tinja, dan tungau Sarcoptes scabiei melalui luka kulit.

Cara penularan

Perpindahan agen infeksi berlangsung dengan berbagai cara. Secara garis besar, metode penularan ini terbagi dua, yaitu secara langsung dan tidak langsung (melalui perantara). Penularan langsung terjadi saat individu terinfeksi bertemu dengan individu sehat lalu melakukan kontak fisik (seperti bersentuhan kulit, berciuman, dan berhubungan seksual) atau berada dalam jarak dekat yang memungkinkan penularan secara aerosol (seperti bersin dan batuk) terjadi.
Walaupun individu terinfeksi dan individu sehat tidak berada di tempat yang sama, penularan dapat terjadi melalui suatu perantara. Perantara tersebut dapat berupa udara, benda mati (makanan, air, pakaian, atau kendaraan), maupun makhluk hidup yang digolongkan sebagai vektor (seperti nyamuk, lalat, dan caplak). Berdasarkan hal ini, suatu penyakit dapat digolongkan menjadi penyakit bawaan udara, penyakit bawaan makanan, penyakit bawaan air, dan penyakit bawaan vektor.

Portal masuk

Portal masuk adalah tempat atau lokasi agen infeksi memasuki inang yang baru. Misalnya melalui virus rabies memasuki tubuh melalui luka pada kulit.

Inang yang rentan

Bagian terakhir dari rantai infeksi adalah inang yang rentan. Kerentanan ini dipengaruhi oleh beberapa hal, misalnya genetis dan status kekebalan tubuh.

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ "Lesson 1 Section 8: Concepts of Disease Occurrence". CDC. Diakses tanggal 29 Desember 2019. 
  2. ^ "Lesson 1 Section 10: Chain of Infection". CDC. Diakses tanggal 29 Desember 2019. 

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]