Lompat ke isi

Katang-katang

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 29 Juni 2024 22.27 oleh Jawatolaki (bicara | kontrib)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)
Katang-katang
Bunga tapak kuda di pantai Pulau Réunion beach
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan:
Klad: Angiospermae
Klad: Eudikotil
Klad: Asterid
Ordo:
Famili:
Genus:
Subgenus:
Spesies:
I. pes-caprae
Nama binomial
Ipomoea pes-caprae
Sinonim

Referensi:[1][2]

  • Convolvulus brasiliensis L.
  • C. pes-caprae L.
  • Ipomoea pes-caprae [L.] Sweet
  • I. biloba Forsk.

Katang-katang (Ipomoea pes-caprae) adalah sejenis tumbuhan menjalar yang kerap didapati di pantai berpasir. Sebagai tumbuhan obat ia dikenal sebagai tapak kuda. Nama ilmiahnya mengacu pada bentuk helaian daunnya yang menyerupai teracak kambing (pes, kaki; caprae, kambing).

Tumbuhan ini dikenal dengan macam-macam nama di Indonesia. Misalnya, batata pantai (Manado, Sulawesi Utara), daun katang (Melayu), tangkatang (Madura), katang-katang (Bali), andali arana (Talaud), dalere (Sangir dan Alifuru), watata ruruan, daredei, dolodoi, kapu ne ruruan, kaput i lawanan, watata (Alifuru, Maluku, Sulawesi Utara), tiladede (Gorontalo), bulalingo (Buol), alere (Bare'e), leleri (Makassar), lalere (Bugis), mari-mari (Amahai), wedor, wedule (Hitu), wedule (Haruku), ngemir gamir (Marind), dan loloro (Halmahera Utara), Laklaku (Dawan Timor Barat).

Deskripsi

[sunting | sunting sumber]

Tapak kuda adalah sejenis terna yang dimasukkan dalam familia Convolvulaceae yang berbatang basah dengan panjang mencapai 30 m, merambat/merayap di atas tanah dengan warna batang hijau-kecoklatan dan berakar pada tiap-tiap ruas; batangnya mengeluarkan getah putih. Kadang-kadang, liana (terna membelit) ini membelit.[2] Daunnya tunggal, letaknya tersebar, bertangkai dengan panjang 2–3 cm, bergetah warna putih dan keluar apabila dipatahkan. Daun sering meruncing ke satu sisi, bervariasi, membundar telur, menjorong, membundar, mengginjal. Helaian daunnya bulat memanjang, tebal, permukaan licin mengkilap, tidak berambut, ujung dan pangkal terbagi, warnanya hijau, dan tepinya rata.[1][3] Perbungaannya majemuk, bisa terdiri atas satu bunga saja ataupun lebih. Bunganya berbentuk corong, warnanya ungu. Tangkai bunga panjangnya 3–16 cm.[3] Daun kelopaknya tidaklah sama, agak menjangat, mahkota mencorong, ungu sampai ungu kemerahan. Buahnya tergolong buah memecah (dehiscent) berbentuk kapsul bundar hingga agak datar dengan empat biji berwarna hitam dan dan berambut rapat, terang, dan berwarna coklat.[3] Ukuran buah 12–17 mm dan bijinya 6–10 mm.[1][2][4]

Persebaran dan habitat

[sunting | sunting sumber]

Tapak kuda memilki persebaran yang pan-tropis.[4] Ia dapat ditemui di Asia Tenggara di sepanjang pantai-pantai tropis, termasuk Indonesia. Tapak kuda berhabitat dengan tumbuh meliar di daerah-daerah pantai atau pada tanah yang berbatu dan mengandung pasir. Acap kali, ia tumbuh hanya di belakang garis pasang surut pada pantai. Tumbuh juga di daratan, sepanjang tepi jalan dan parit, sampai ketinggian 800 m. Tapak kuda kadang-kadang menutupi seluruh pantai dengan batangnya yang liat, panjang, dan banyak berdaun ini.[1][2]

Menurut catatan taksonomis perihal persebaran anak spesies tapak kuda ini, dua anak jenis dikenali oleh beberapa penulis yaitu I. pes-caprae ssp. pes-caprae yang memiliki cuping daun yang dalam, dan I. pes-caprae ssp. brasiliensis yang memiliki takik pada ujung daun. Keduanya terdapat di Indonesia, meskipun anak jenis yang terakhir hanya diketahui dari Sumatera Barat dan Pulau Krakatau.[4]

Manfaat dan kegunaan

[sunting | sunting sumber]

Masyarakat pedesaan meyakini tapak kuda memiliki sifat yang menyejukkan, pencahar (laxative) dan astringen. Namun, tapak kuda rupanya memiliki sifat yang berkebalikan, yakni sifatnya yang hangat dan rasanya yang pedas sedikit pahit.[1] Adapun, masyarakat menggunakan tapak kuda ini untuk mengobati konstipasi; saat dikunyah bersamaan dengan biji pinang, ia bisa untuk mengobati keram perut dan nyeri. Masyarakat Semenanjung Malaya menggunakan tumbuhan ini untuk mencengah pembengkakan akibat dari sengatan ubur-ubur. Tapak kuda yang dicampur dengan minyak kelapa dipercaya bisa mengobati abses dan mempercepat bisul. Kegunaan lain adalah untuk mengobati kelelahan. Akarnya juga berkhasiat untuk mengobati sulit kencing, mencegah bengkak air (oedema), dan masalah ginjal.[3]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ a b c d e Dalimartha, Setiawan (2007) [2006]. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia. 4:100 – 102. Jakarta:Puspa Swara. ISBN 979-1133-14-X.
  2. ^ a b c d van Valkenburg, J.L.C.H.; Bunyapraphatsara, N. "Ipomoea pes-caprae Roth". Prosea. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-03-04. Diakses tanggal 28 Juli 2013. 
  3. ^ a b c d "Ipomoea pes-caprae". Glob in Med. Diakses tanggal 28 Juli 2013. 
  4. ^ a b c "Convolvulaceae:Ipomoea pes-caprae". Wetlands International Indonesia. Diakses tanggal 28 Juli 2013.