Lompat ke isi

Ikatan Pencak Silat Bunga Islam

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 19 Agustus 2024 00.23 oleh Rioblahbloh (bicara | kontrib) (Menambah Kategori:Perguruan pencak silat di Indonesia menggunakan HotCat)
(beda) ← Revisi sebelumnya | Revisi terkini (beda) | Revisi selanjutnya → (beda)
Ikatan Pencak Silat Bunga Islam
SingkatanIPSBI
Tanggal pendirian28 April 1967M/17 Muharram 1937H
Didirikan diBaleboto, Madiun
TipePerguruan Pencak Silat
Kantor pusatPonpes Annur - Dusun Tampo, Desa Trisono, Kecamatan Babadan, Kabupaten Ponorogo
Pendiri/Guru Besar
K.H Mohammad Djamhari Ghazali Anwar
Ketua Umum (2023-2028)
Bpk. Samuji
Anak organisasiAsmaul Haq Bunga Islam
AfiliasiIkatan Pencak Silat Indonesia (IPSI)


Ikatan Pencak Silat Bunga Islam (IPSBI) atau lebih banyak dikenal dengan nama Bunga Islam adalah Sebuah perguruan bela diri Pencak silat yang di dirikan sejak 28 April 1967M/17 Muharam 1387H oleh K.H Mohammad Djamhari Ghazali Anwar di Baleboto, Kabupaten Madiun sebagai sarana dakwah untuk menyebarkan ajaran tauhid, keilmuan asmaul haq dan nilai-nilai keislaman kepada para murid dan santrinya yang dikemas dalam bingkai pencak silat dan ilmu olah pernafasan.

Bermula dengan nama NAPAS BESI, lalu pada tahun 1979 di ubah oleh beliau menjadi BUNGA ISLAM. Dalam perjalanannya, Kyai Djamhari merintis pendirian Pondok Pesantren Annur di Tampo II, Trisono, Babadan, Ponorogo pada tahun 1985 dan menjadikan pondok Annur menjadi Pusat Ikatan Pencak Silat Bunga Islam sampai saat ini.

Tanggal 30 Juni 1930 Lahir laki-laki yang kelak menjadi Guru Besar IPSBI. Beliau bernama Basir (Nama kecil Kyai Mohammad Djamhari Ghozali Anwar) . Dilahirkan dari pasangan sederhana Ki Muhammad Darman dan Nyai Satinem.

Sejak remaja, Kyai Djamhari muda mulai berguru kepada ulama di sekitar Kota Madiun, di antaranya Kyai Bakri di Norame Madiun, Abah Danan Trenggalek (saat berguru ke Abah Danan, Beliau tinggal satu kamar dengan Kyai Hasan Mangli/ Kyai Hasan Asy'ari Magelang), dan puncaknya beliau berguru kepada Hadratussyeikh Muhammad Hasyim Asy'ari Jombang. Setelah berguru kepada Hadratussyeikh Muhammad Hasyim Asy'ari, Hadratusyaikh memberi tugas kepada Kyai Djamhari untuk mengembangkan dirinya dengan berguru kepada seorang alim di Buntet, Cirebon bernama Syekh Imam Bakri.

Kyai Djamhari muda lalu menuju ke Cirebon menggunakan kereta api. Setelah sowan, Beliau menyampaikan maksud kedatangannya adalah diutus oleh gurunya untuk belajar kepada Syekh Imam Bakri. Syekh Imam Bakri Membimbing Kyai Djamhari muda dengan gemblengan lahir-batin;Jasmani-Rohani.

Setelah sekian waktu di gembleng oleh tokoh alim tersebut, Beliau dinyatakan lulus dari kawah candradimuka di Buntet, Cirebon. Lalu Syekh Imam Bakri memberi tugas untuk mencari seorang alim bernama Syekh Imam Rifai untuk menyempurnakan pelajarannya.

Banyak versi cerita tentang Syekh Imam Rifai. Namun yang paling mashur beliau adalah Wali Qutb. Tokoh misterius ini bukan sosok yang mudah ditemui kecuali oleh orang-orang terpilih. Setelah perjuangan pencarian berbekal ciri-ciri yang diberikan oleh Syekh Bakri, Akhirnya Kyai Djamhari bertemu Syekh Rifai di Banten.

Kyai Djamhari mendapat pengajaran langsung oleh Syekh Rifai Al Bantani. Selama mengikuti pengajaran spiritual tersebut, beliau mendapatkan gemblengan lahir batin, dan pada puncaknya mendapatkan Ijazah Asmaul Haq.

Beliau dipanggil langsung oleh Syekh Rifai dan mendapat tugas untuk mengijazahkan Asmaul Haq kepada khalayak umum sebagai ladang dakwahnya

Mendapat tugas dan kepercayaan tersebut, bukan malah membuatnya merasa senang. sebaliknya, justru dia merasa keberatan karena tanggungjawab besar tersebut menyangkut dunia-akhirat. Setelah menolak sampai 3 kali, gurunya tetap memberikan dawuh, maka sebagai seorang murid yang kewajibannya adalah taat kepada gurunya, Djamhari muda menerima tugas tersebut. Dengan iringan doa Syekh Imam Rifai, maka beliau resmi di wisuda menjadi mujiz tunggal Asmaul Haq.

Pada tahun 1967, Beliau pertama kali melaksanakan baiat/pengijazahan Asmaul Haq kepada murid-muridnya. Semakin hari, murid beliau semakin berkembang pesat, sehingga pemerintah orde baru yang saat itu ketat mengawasi organisasi kemasyarakatan mulai mengawasi kegiatan-kegiatan yang dilakukannya. Akhirnya beberapa murid senior bermusyawarah dan membentuk sebuah wadah untuk menaungi kegiatan tersebut. Maka, terbentuklah wadah organisasi bernama "NAPAS BESI".

Kegiatan Napas Besi berkembang semakin pesat dan sudah merambah berbagai daerah, mulai Madiun, Ponorogo, Magetan, Trenggalek, Tulungagung, Mojokerto dan sekitarnya. Ribuan orang telah menjadi anggotanya. Namun, nama Napas Besi masih dirasa belum sesuai dengan inti ajaran Asmaul Haq, maka beliau melaksanakan riyadloh, istikharah dan memohon petunjuk kepada Allah untuk mendapatkan nama yang tepat. Melalui serangkaian peristiwa ruhani, maka beliau berketetapan hati untuk memberi nama "BUNGA ISLAM" . Peristiwa bersejarah ini terjadi pada tahun 1979.

Perjalanan dakwah beliau dilanjutkan dengan merintis pendirian pondok pesantren An-Nur di Tampo II, Trisono, Babadan-Ponorogo tahun 1985. Di tempat inilah beliau meletakkan dasar- dasar perjuangan dan dakwahnya.

Dari Pondok Pesantren An-Nur itulah syiar Asmaul Haq dalam wadah IPS Bunga Islam semakin berkembang luas keseluruh wilayah Propinsi di Jawa maupun luar Jawa. Bahkan beberapa kali beliau melaksanakan baiat di luar negeri, di antaranya Malaysia, Brunei dan beberapa negara lainnya.

HIERARKI ORGANISASI

[sunting | sunting sumber]
  • Pusat

"Ikatan Pencak Silat Bunga Islam" berpusat di Ponorogo jawa Timur - Indonesia kemudian disingkat DPP

  • Wilayah

"Ikatan Pencak Silat Bunga Islam" tingkat wilayah dapat di dirikan di kota / kabupaten dan wilayah Provinsi tertentu dengan minimal 7 (tujuh) orang anggota dan mempuyai siswa paling sedikit 9 (sembilan) orang dan mendapat persetujuan dari pusat. Kemudian disingkat DPW

  • Cabang

"Ikatan Pencak Silat Bunga Islam " tingkat Cabang dapat dirikan di Kabupaten atau setingkat Kotamadya dengan minimal 5 (lima) orang anggota dan mempuyai siswa paling sedikit 7(tujuh) orang dan mendapat persetujuan dari DPW. Kemudian disingkat DPC

  • Rayon dan Ranting

Rayon/Tempat latihan dapat didirikan di tingkat Kecamatan atau desa, kantor, sekolah dan yang merupakan tempat latihan dengan minimal 3 (tiga) orang anggota dan mempuyai siswa paling sedikit 5 (lima) orang dan mendapat persetujuan dari DPC. Kemudian disingkat dengan DPR

  • Komisariat Perguruan Tinggi

Komisariat "Ikatan Pencak Silat Bunga Islam" dapat di dirikan/berada di tingkat Perguruan Tinggi, atau lembaga yang setingkat, dengan minimal 5(lima) orang anggota dan mempuyai siswa paling sedikit 7(tujuh) orang dan mendapat persetujuan dari Cabang

TINGKATAN

[sunting | sunting sumber]
  • Siswa Bunga Islam
  1. Sabuk Hijau
  2. Sabuk Merah
  3. Sabuk Kuning
  4. Sabuk Putih
  • Santri Bunga Islam
  1. Sabuk Mori
  • Pendadaran
  1. Jubah Dan Sorban Pendadaran
  • Ora ono ilmu kang ampuh, kejobo ilmu kang biso maregake maring ALLAH(Tidak ada ilmu yang ampuh, kecuali ilmu yang bisa mendekatkan kepada ALLAH)
  • Yen wedi ojo wani-wani, yen wani ojo wedi-wedi (Kalau takut jangan berani-berani, kalau berani jangan takut-takut)
  • Tiyang ingkang saget slamet saking hisab inggih puniko tiyang ingkang dzikire dateng ALLAH langkung deres saking iline getih. (Orang yang bisa selamat dari hisab yaitu orang yang dzikirnya kepada ALLAH lebih deras dari aliran darah)
  • Menawi jenengan caket kalian ALLAH, jenengan boten betah nopo nopo saklintune ALLAH. (kalau kamu dekat dengan ALLAH, kamu tidak butuh apa apa kecuali ALLAH)

Referensi

[sunting | sunting sumber]