Listrik satu fasa
Listrik satu fasa adalah jenis instalasi listrik yang menggunakan dua buah kawat penghantar, yaitu satu kawat penghantar untuk fasa (sumber atau tegangan) dan satu kawat penghantar lainnya untuk netral. Fungsi instalasi listrik satu fasa digunakan untuk konsumen rumah tangga dengan tegangan 220 volt.[1]
Instalasi listrik satu fasa
[sunting | sunting sumber]Sakelar dan Lampu
[sunting | sunting sumber]Cara pemasangan lampu dan saklar dalam instalasi listrik satu fasa sebagai berikut:
Pastikan MCB dari PLN dan MCB pembagi dalam kondisi mati sebelum melakukan instalasi, untuk langkah pengamanan agar tidak tersengat aliran listrik. Siapkan peralatan-peralatan seperti: tang potong, tang kombinasi, tespen, dan obeng. Sediakan dua buah kabel dengan warna berbeda seperti merah dan hitam.
Sambungkan kabel merah dari meteran PLN menuju input MCB pembagi terlebih dahulu, sebagai pengaman untuk menghindari korsleting yang terjadi dalam rangkaian instalasi. Sambungkan kembali kabel berwarna merah dari output MCB pembagi menuju salah satu input terminal pada sakelar. Sambungkan kembali kabel berwarna merah dari output sakelar menuju salah satu terminal lampu. Untuk sakelar seri, jumlah terminal output sesuai dengan banyaknya tombol yang tersedia.[2]
Instalasi kabel netral menggunakan kabel berwarna hitam. Sambungkan kabel hitam dari meteran PLN langsung menuju terminal lampu. Dengan begitu, instalasi listrik satu fasa pada lampu dan sakelar sederhana sudah selesai.[3]
Stopkontak
[sunting | sunting sumber]Sambungkan kabel merah dari meteran PLN menuju input MCB pembagi terlebih dahulu, sebagai pengaman untuk menghindari korsleting yang terjadi dalam rangkaian instalasi stopkontak. Sambungkan kembali kabel berwarna merah dari ouput MCB pembagi menuju salah satu input terminal pada stopkontak. Instalasi kabel netral untuk stopkontak menggunakan kabel berwarna hitam. Sambungkan kabel hitam dari meteran PLN langsung menuju terminal stopkontak. Dengan begitu instalasi listrik satu fasa pada stopkontak sudah selesai.
Untuk mengetahui instalasi listrik satu fasa pada stopkontak sudah benar, bisa diuji menggunakan tespen. Stopkontak sudah terpasang dengan benar ketika salah satu lubang pada stopkontak dimasukkan tespen akan menyala dan satu lubangnya lagi tespen tidak menyala.[4]
MCB
[sunting | sunting sumber]Instalasi listrik satu fasa | ||
---|---|---|
No. | Daya terpasang (Volt Ampere) | MCB/MCCB (Ampere) |
1. | 250 | 1 X 1,2 |
2. | 450 | 1 X 2 |
3. | 900 | 1 X 4 |
4. | 1.300 | 1 X 6 |
5. | 2.200 | 1 X 10 |
6. | 3.500 | 1 X 16 |
7. | 4.400 | 1 X 20 |
8. | 5.500 | 1 X 25 |
9. | 7.700 | 1 X 35 |
10. | 11.000 | 1 X 50 |
11. | 13.900 | 1 X 63 |
12. | 17.000 | 1 X 80 |
13. | 22.000 | 1 X 100 |
Dari tabel di atas, dapat diketahui besarnya daya listrik yang tersedia dengan melihat besarnya MCB yang digunakan di meteran PLN. Sehingga dapat membantu instalasi listrik satu fasa dalam menentukan jumlah peralatan listrik yang akan digunakan.
Contohnya, jika di meteran PLN terpasang MCB sebesar 6 Ampere, maka daya yang tersedia pada instalasi listrik satu fasa sebesar 900 VA. Sehingga harus diperkirakan jumlah total pemakaian peralatan listrik di bawah 900 VA, agar MCB di meteran PLN tidak trip atau mati karena kelebihan beban.[5]
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ Sahisnu & Khibron 2021, hlm. 4-5.
- ^ Sahisnu & Khibron 2021, hlm. 5.
- ^ Sahisnu & Khibron 2021, hlm. 6.
- ^ Sahisnu & Khibron 2021, hlm. 7-9.
- ^ Sahisnu & Khibron 2021, hlm. 9-10.
Daftar Pustaka
[sunting | sunting sumber]- Sahisnu, T. Radya; Khibron, M. Zulfi (2021). Instalasi Tenaga Listrik SMA/MAK Kelas XI. Yogyakarta: Penerbit ANDI Yogyakarya. ISBN 978-623-01-0788-7.