Lompat ke isi

Kelompok Sosial

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 23 April 2010 13.42 oleh 44Diah (bicara | kontrib)

Pertemuan antar individu yang menghasilkan kelompok dan lembaga sosial haruslah berupa proses interaksi, seperti adanya kontak, kerja sama. Saling berkomunikasi untuk mencapai tujuan bersama. Dengan demikian interaksi merupakan syarat utama yang harus dipenuhi agar terbentuk kelompok dan lembaga sosial.



Pengertian Kelompok

Contoh gambar Kelompok Organisasi pada Pusdiklat


Kelompok adalah kumpulan orang yang memiliki kesadaran bersama akan keanggotaan dan saling berinteraksi. [1] Individu-individu yang berkelompok dalam suatu keadaan tertentu di suatu tempat dan juga pada waktu yang bersamaan tidak bisa disebut sebagai suatu kelompok sosial. Contohnya saja, orang-orang yang membeli karcis kereta api, memesan makanan dirumah makan, dan berhenti disaat lampu merah. Kelompok memiliki berbagai jenis dan dapat dibedakan berdasarkan ada atau tidaknya organisasi, hubungan sosial antar kelompok, dan kesadaran jenis.


Macam-macam Kelompok Sosial


a. Kelompok asosiasi, merupakan kelompok yang anggotanya telah memiliki kesadaran jenis dan memiliki persamaan kepentingan pribadi maupun kepentingan bersama, Contohnya saja : negara, sekolah, pramuka

b. Kelompok statis, merupakan kelompok yang bukan organisasi, tidak memiliki hubungan sosial dan kesadaran jenis,Contohnya saja : kelompok penduduk usia 10-15 tahun yang berada disebuah kecamatan

c. Kelompok kemasyarakatan, merupakan kelompok yang memiliki persamaan tetapi tidak memiliki organisasi dan hubungan sosial di antara anggotanya

d. Kelompok sosial, merupakan kelompok yang anggotanyamemiliki kesadaran jenis dan berhubungan dengan yang lain, tetapi tidak terikat dalam satu organisasi, Contohnya saja : kelompok pertemuan, kerabatan. [2]


Ciri-ciri Kelompok Sosial

Tidak setiap himpunan manusia dapat dikatakan subuah kelompok sosial. Untuk itu terdapat ciri-ciri suatu kelompok sosial, sebagai berikut :

a. Merupakan kesatuan yang nyata dan dapat dibedakan dari kelompok atau kesatuan manusia dengan yang lain

b. Memiliki struktur sosial yang setiap anggotanya memiliki status dan peran tertentu. Kelangsungan hidup kelompok tersebut tergantung pada kesungguhan para anggotanya dalam melaksanakan perannya

c. Memiliki norma-norma yang mengatur hubungan di antara para anggotanya

d. Memiliki kepentingan bersama

e. Adanya interaksi dan komunikasi si antara para anggotanya.[3]



Faktor Pembentukan Kelompok Sosial

Kelompok sosial dapat terjadi secara murni dari diri sendiri atau juga secara kebetulan. Namun, ada juga yang merupakan suatu pilihan. Dua faktor utama yang tampaknya mengarahkan pilihan tersebut adalah kedekatan dan kesamaan.


a. Kedekatan

Pengaruh tingkat kedekatan geografis terhadap keterlibatan seseorang dalam sebuah kelompok tidak dapat di ukur. Kelompok tersusun atas individu-individu yang saling berinteraksi. Semakin dekat jarak geografis antara dua orang, sesering mungkin mereka dapat saling melihat, berbicara dan bersosiasi. Adanya kedekatan fisik meningkatkan peluang interaksi dan bentuk kegiatan bersama yang mungkin terbentuk kelompok sosial.


b. Kesamaan

Pembentukan kelompok sosial tidak hanya bergantung pada kedekatan fisik saja, tetapi juga persamaan di antara anggota-anggotanya. Sudah menjadi naluri manusia, seseorang lebih suka berhubungan dengan orang lain yang memiliki kesadaran dengan dirinya. Kesamaan-kesamaan tersebut dapat berupa kesamaan minat, kepercayaan nilai, usia, tingkat intelegensi atau karakter-karakter personal lain.



Pembentukan norma kelompok

Perilaku kelompok, sebagaimana semua perilaku sosial, sangat dipengaruhi oleh norma-norma yang berlaku dalam kelompok itu. Sebagaimana dalam dunia sosial pada umumnya, kegiatan dalam kelompok tidak muncul secara acak. Setiap kelompok memiliki suatu pandangan tentang perilaku mana yang dianggap pantas untuk dijalankan para anggotanya, dan norma-norma ini mengarahkan interaksi kelompok. Norma muncul melalui proses interaksi yang perlahan-lahan di antara anggota kelompok. Pada saat seseorang berprilaku tertentu pihak lain menilai kepantasasn atau ketidakpantasan perilaku tersebut, atau menyarankan perilaku alternatif (langsung atau tidak langsung). Norma terbetnuk dari proses akumulatif interaksi kelompok. Jadi, ketika seseorang masuk ke dalam sebuah kelompok, perlahan-lahan akan terbentuk norma, yaitu norma kelompok.



Lembaga

gambar Lembaga pada Penerbangan dan Antariksa Nasional


Dalam sosiologi, lembaga merupakan suatu sistem norma untuk mencapai tujuan tertentu yang oleh masyarakat dianggap penting. Sistem norma tersebut mencakup gagasan, aturan, tata cara kegiatan, dan ketentuan sanksi

Lembaga sosial terbentuk dari norma-norma yang hidup dimasyarakat. Norma-norma tersebut mengalami pelembagaan, yaitu proses menjadi bagian dari dari kehidupan masyarakat sehingga dikenal, diakui, dihargai, dan ditaati. Setelah proses pelembagaan , berlangsung internalisasi, yaitu proses penyerapan norma-norma oleh masyarakat sehinngga norma-norma atau telah berakar sebagai pedoman cara berfikir, bersikap, berprilaku dalam kehidupan sehari-hari.


Lembaga sosial mempunyai fungsi sebagai berikut :

a. Menjaga ketentuan masyarakat.

b. Memberikan pedoman pada anggota masyarakat bagaimana bertingkah laku atau bersikap dalam menghadapi masalah-masalah dalam masyarakat, terutama yang menyangkut kebutuhan-kebutuhan manusia

c. Memberikan pegangan kepada masyarakat untuk mengadakan sistem pengendalian sosial terhadap tingkah laku anggota-anggotanya. [4]


Lembaga pemerintahan saat ini


• Lembaga tinggi negara

• Kementerian negara

• Lembaga pemerintah nonkementerian

• Lembaga nonstruktural

• Lembaga struktural di bawah kementerian negara. [5]


Lembaga pemerintahan yang telah dibubarkan


• Lembaga tinggi negara

• Kementerian negara

• Lembaga Pemerintah Non Departemen

• Lembaga nonstruktural. [6]



Organisasi sosial

Organisasi sosial adalah perkumpulan sosial yang dibentuk oleh masyarakat, baik yang berbadan hukum maupun yang tidak berbadan hukum, yang berfungsi sebagai sarana partisipasi masyarakat dalam pembangunan bangsa dan negara. Sebagai makhluk yang selalu hidup bersama-sama, manusia membentuk organisasi sosial untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu yang tidak dapat mereka capai sendiri.[7] Berdasarkan sifat resmi tidaknya, dikenal ada dua jenis organisasi sebagai berikut :

a. Organisasi Formal

Organisasi formal sifatnya lebih teratur, mempunyai struktur organisasi yang resmi, serta perencanaan dan program yang akan dilaksanakan secara jelas.

contohnya : OSIS (Organisasi Siswa Intra Sekolah), PSSI (Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia), LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat), dan lain-lain.


b. Organisasi Informal

Karena sifatnya tidak resmi, pada organisasi ini kadangkala struktur organisasi tidak begitu jelas/bahkan tidak ada. Begitu juga dengan perencanaan dan program-program yang akan dilaksanakan tidak dirumuskan secara jelas dan tegas, kadang-kadang terjadi secara spontanitas.

Contohnya : kelompok pecinta puisi disekolah, fans club suatu grup musik, dan lain sebagainya.




Referensi