Lompat ke isi

Henri Cartier-Bresson

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Henri Cartier-Bresson (22 Agustus 1908 - 3 Agustus 2004) adalah seorang fotografer Perancis yang dianggap sebagai pionir dari fotojurnalisme modern. Henri merupakan pionir penggunaan format 35mm di lapangan. Henri mengembangkan apa yang kemudian disebut "fotografi jalanan", yang memadukan elemen-elemen fotojurnalisme, foto-dokumentasi, dan pendekatan artistik lainnya.

Masa Kecil

Henri lahir di Chanteloup-en-Brie, Seine-et-Marne, Perancis, dan merupakan anak sulung dari lima bersaudara. Bapaknya adalah seorang saudagar industri tekstil. Keluarga dari sisi ibunya adalah saudagar kapas dan tuan tanah di daerah Normandy, dimana dia menghabiskan masa kecilnya. Keluarga Henri tinggal di daerah elite di Paris.

Masa Muda Henri

Louis, paman Henri pada tahun 1913 memperkenalkan melukis kepadanya sesudah dia gagal dalam mempelajari musik. Pengalaman tersebut membekas sangat mendalam pada diri Henri.

Pada tahun 1927, Henri yang berumur 19 mulai belajar di Lhote Academy tidak jauh dari Paris, yang digawangi oleh André Lhote. André Lhote adalah seorang pelukis dan perupa beraliran Cubist, yang dimana sangat terobsesi dengan susunan geometri. Dari pengalaman ini, Henri memandang André Lhote sebagai gurunya dalam hal "memotret tanpa kamera".

Dalam masa-masa ini meskipun Henri merasa terkungkung oleh metode di Lhote Academy yang sangat formal, apa yang dia pelajari ternyata kelak sangat membantu dia dalam memecahkan aspek artistik dalam komposisi fotonya.

Dari Paris kemudian Henri melanjutkan pendidikan ke Universitas Cambridge dimana dia mempelajari sastra dan melukis.

Pengalaman di Fotografi

Henri mulai bereksperimen dengan kamera Brownie dan kemudian sekitar tahun 1930 berlanjut ke format 3x4 inci. Pada tahun 1930 Henri pergi ke Pantai Gading, Afrika, dan tinggal disana untuk beberapa waktu. Di Afrika Henri terkena penyakit malaria yang mengharuskan dia kembali ke Eropa pada tahun 1931. Bertepatan pada masa rehat Henri di Marseille adalah awal pengembangan kamera format 35mm. Henri menemukan bahwa kamera jenis baru ini cocok dengan apa yang dia mau lakukan. Pada tahun 1932 Henri membeli Leica pertama dia yaitu Leica I rangefinder dengan lensa 50mm. Menurut Henri, kamera Leica barunya menjelma menjadi jendela bagi dia untuk merekam kejadian-kejadian.

Dengan kamera Leica, Henri melanglang Eropa dan memotret orang-orang dalam kehidupan mereka. Pada tahun 1939, seiring mulainya Perang Dunia II, Henri mendaftar ke Unit Media Angkatan Bersenjata Perancis. Pada tahun 1940 Henri tertangkap oleh tentara Jerman dan menjadi tawanan perang namun kemudian berhasil melarikan diri sesudah mencoba tiga kali. Henri kemudian membantu kaum resistan di Perancis dalam perjuangan mereka melawan rezim Nazi.

Pada tahun 1947, Henri bersama dengan Robert Capa (alias Endré Friedmann), David Seymour (alias David Szymin), dan George Rodger, membentuk agen reportase Magnum Photo. Magnum Photo yang merupakan ide Robert Capa kelak berkembang menjadi agen reportase mutakhir pada jamannya. Area kerja anggota Magnum Photo dibagi sesuai dengan kelebihan masing-masing anggota. David Seymour yang mahir beberapa bahasa Eropa bertugas di zona Eropa. George Rodger, yang merupakan reporter Life pada masa Perang Dunia II menangani zona Afrika dan Timur Tengah. Henri menangani zona Asia Selatan (India dan Pakistan), Asia Timur (China, Jepang, Uni Soviet pada zaman itu) dan Tenggara (Indonesia dan Burma). Robert Capa sendiri ditugaskan dimana dia dibutuhkan.

Metode Fotografi Henri

Supaya orang-orang yang dia potret tidak terganggu atau tidak sadar bahwa mereka sedang dipotret maka Henri menempelkan lakban hitam pada bagian kamera Leica dia yang berwarna perak. Seringkali dia membungkus kameranya dengan sapu tangan supaya orang-orang tidak sadar bahwa dia membawa kamera.

Seringkali dalam tugas, Henri akan berjalan kaki meliputi suatu daerah dimana orang-orang banyak berkumpul. Henri adalah ahli dalam hal membaur dengan lingkungan sekitarnya sehingga kehadiran dia seringkali tidak disadari atau diperhatikan oleh orang-orang disekitarnya.

Bagi Henri, teknik fotografi bukanlah hal paling penting bagi dia, yang terpenting adalah orang-orang yang dia foto dan apa yang mereka lakukan dalam keseharian. Dia menggunakan teknik zone focusing dimana lensa pada kamera Leica dia di pre-fokus pada jarak tertentu, dan penggunaan aperture f/5.6-8 untuk memberikan Depth of Field yang memadai. Dengan begitu Henri bisa berkonsentrasi pada komposisi subjek dan bisa merampungkan suatu potret dalam waktu sangat singkat.

Satu konsep fotografi yang dipelopori Henri adalah Decisive Moment atau Momen Kulminasi. Momen Kulminasi didefinisikan Henri sebagai suatu momen dimana semua elemen berada pada titik klimaks sinergis untuk membentuk suatu narasi dari foto tersebut.

Salah satu liputan penting oleh Henri dalam masa tugas di India adalah kematian Mahatma Gandhi. Sehari sebelum Mahatma Gandhi mati ditembak, dia menerima kunjungan Henri. Dalam kesempatan tersebut Henri menunjukkan beberapa foto dan Gandhi memperhatikan foto Paul Claudel, seorang sastrawan, dan mengartikan ikhtisar foto tersebut sebagai kematian.

Beberapa hal yang sering disinggung Henri dalam rekaman interview yang berjudul L'amour tout court, 2011 (Kasih yang murni) adalah manusia dan kehidupan keseharian mereka.