Lompat ke isi

Legenda urban Jepang

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Legenda urban Jepang (都市伝説, Toshi Densetsu) meliputi cerita rakyat masa kini tentang makhluk supranatural/misterius dan serangan mereka (biasanya) terhadap orang-orang yang tak bersalah atau mengenai kisah non-supranatural terkait rumor yang beredar dalam budaya populer. Tema yang pertama jarang melibatkan peran makhluk yokai seperti dalam cerita rakyat Jepang dahulu, dan kebanyakan melibatkan onryo, yaitu hantu khas Jepang yang menjadi arwah penasaran dan menyerang siapapun yang terlibat dengannya. Legenda urban Jepang cenderung terkait dengan sekolah-sekolah Jepang dan—seperti halnya legenda yokai—menyisipkan suatu peringatan dalam kisahnya, seperti mengingatkan orang-orang agar tidak melakukan penindasan, tidak pulang malam-malam, atau tidak berbicara kepada orang yang tak dikenal. Meskipun terdapat legenda urban non-supranatural di kota-kota di Jepang, misalnya rumor terowongan rahasia Tokyo[1] atau rumor lapangan pekerjaan sebagai pembersih jenazah,[2] artikel ini cenderung membahas kisah-kisah hantu yang masih lestari di Jepang masa kini.

Natural

Kebakaran tahun 1932

Tanggal 16 Desember 1932, kebakaran toserba Shirokiya di Tokyo memakan korban 14 jiwa. Selama kebakaran, banyak pramuniaga wanita berkimono yang terdesak sampai ke atap gedung yang berlantai delapan tersebut. Beredar desas-desus bahwa beberapa pramuniaga menolak untuk terjun ke jaring penyelamat yang disiapkan para pemadam kebakaran di bawah gedung. Secara tradisional, para wanita tidak memakai pakaian dalam jika berkimono, dan mereka takut untuk terjun sebab bagian pribadi tubuh mereka bisa terekspos dan menyebabkan rasa malu, dan sebagai akibatnya mereka tewas dalam kebakaran tersebut.[3][4] Berita ini menarik perhatian hingga ke Eropa. Diduga bahwa setelah kebakaran berakhir, manajemen toserba tersebut menyuruh para pramuniaga wanitanya untuk memakai celana dalam atau pakaian dalam lainnya meskipun berkimono, dan tren itu pun tersebar.[3][4]

Bertentangan dengan kepercayaan tersebut, Shoichi Inoue, profesor budaya dan arsitektur Jepang di Pusat Penelitian Studi Jepang Internasional, menolak kisah tersebut. Menurut Inoue, banyak orang yang diselamatkan oleh pemadam kebakaran, dan kisah para wanita yang lebih memilih mati demi kesopanan hanya dibuat-buat untuk kepentingan orang-orang Barat. Kisah tersebut masih lazim dalam banyak buku referensi, bahkan beberapa diterbitkan oleh Fire Fighting Agency. Selain itu, di Jepang sudah umum dipercaya bahwa kebakaran toserba Shirokiya adalah suatu katalis dalam tradisi berbusana, khususnya tren mengenakan celana dalam ala Barat, meskipun tidak ada bukti untuk memperkuat keyakinan tersebut.[5]

Made in Usa

Tahun 1960-an, ketika perekonomian Jepang masih susah pasca-Perang Dunia II, beredar desas-desus bahwa pemerintah Jepang mengganti nama desa dengan "Usa", sehingga barang-barang ekspor mendapat label sebagai "MADE IN USA, JAPAN". Hal ini diduga demi memperoleh kesan bahwa produk bersangkutan dibuat di U.S.A., yang mungkin dapat mengecoh petugas bea cukai, namun yang lebih penting adalah dapat melawan stigma yang menyatakan bahwa produk buatan Jepang bermutu rendah.[6]

Bagaimanapun juga, desa Usa, di Prefektur Ōita, memang bernama demikian sebelum perang dimulai, karena daerah tersebut terkait dengan Kuil Usa sejak abad ke-8.[7] Selain itu, Usa bukanlah pusat besar perekonomian besar.[6]

Kutukan

Iklan Kleenex terkutuk

Tahun 1980-an, Kleenex merilis tiga iklan berbahasa Jepang untuk produk tisunya, menampilkan seorang wanita yang berpakaian seperti toga berwarna putih dan anak kecil yang berkostum seperti oni (setan Jepang), duduk di atas jerami. Iklan tersebut diiringi lagu "It's a Fine Day" oleh Jane & Barton. Banyak pemirsa yang merasa terganggu dengan iklan tersebut. Beberapa mengeluh bahwa lagu yang dimainkan terdengar seperti teluh Jerman,[8] meskipun liriknya berbahasa Inggris. Karena keadaannya yang tidak menyenangkan, beberapa rumor terkait para pelaku di balik layar beredar, seperti kru yang tewas dalam kecelakaan, dan pemeran utamanya, Keiko Matsuzaka dikabarkan meninggal, dibawa ke rumah sakit jiwa, atau mengandung anak setan.[9]

Kutukan Taman Inokashira

Di Taman Inokashira, Tokyo, ada suatu danau dan penyewaan perahu dayung bagi para pengunjung. Diyakini bahwa bila sepasang kekasih menaiki perahu bersama-sama maka hubungan mereka akan segera berakhir.[10] Legenda tersebut dihubungkan dengan suatu kuil di dekatnya yang didedikasikan untuk Benzaiten. Diyakini ia sangat pencemburu dan memutuskan hubungan pasangan kekasih yang menaiki perahu.[11]

Kutukan Kamar Merah

Kisah Kamar Merah adalah legenda internet mengenai pop-up yang muncul di tampilan layar komputer korbannya. Tampilannya hanya menampakkan suatu pintu merah dan rekaman suara "Apakah kamu suka___?" (”あなたは__すきですか?”, "Anata wa ___ suki desuka?"). Pop-up tersebut terus muncul bahkan bila berusaha ditutup berkali-kali sampai akhirnya pertanyaan terdengar lengkap: "Apakah kamu suka kamar merah?" (”あなたは赤い部屋がすきですか?”, "Anata wa akai heiya ga suki desuka?"). Orang yang melihat pop-up tersebut ditemukan tewas, sementara tembok kamarnya dicat merah dengan menggunakan darahnya sendiri. Legenda tersebut berawal dari animasi flash tentang seorang anak laki-laki yang dikutuk setelah menyaksikan pop-up tersebut, dan menjadi terkenal setelah ditemukan bahwa gadis yang menggorok temannya sendiri di Sasebo tahun 2004 memarkahi situs video tersebut dan menjadi penggemarnya.[12]

Supranatural

Aka Manto (Jubah Merah)

Aka Manto adalah setan yang menghantui kamar mandi, biasanya pada bilik terakhir di kamar mandi perempuan. Beberapa versi menyebutkan bahwa ia mengenakan topeng untuk menutupi wajahnya yang sangat tampan. Saat korban berada di toilet, suara misterius akan bertanya apakah mau kertas merah atau biru. Jika menjawab kertas merah, korban akan dibunuh dengan kejam hingga bersimbah darah. Jika menjawab biru, maka korban akan dicekik atau darahnya dikuras sampai habis, sehingga wajah/kulit korban berwarna biru pucat. Jika menjawab dengan warna lainnya maka akan muncul tangan (kadangkala menyembul dari toilet yang sedang dipakai), yang akan menyeret korbannya ke dunia lain. Dalam versi lainnya, si hantu hanya bertanya apakah korbannya mau memakai jubah merah dan bila mengiyakan maka ia akan mencabik kulit korbannya.[13] Ia bisa juga bertanya kepada korbannya apakah mau baju merah atau biru.[14] Jawaban yang dapat menyelamatkan nyawa korbannya adalah dengan menolak tawarannya.

Penumpang fatal

Kisah ini mengenai seorang sopir taksi yang berkendara mencari penumpang di waktu malam. Menurut cerita, seseorang tiba-tiba muncul di kegelapan malam dan memanggil taksi. Orang tersebut akan minta diantarkan ke tempat yang belum pernah didengar sebelumnya oleh si sopir. Saat si sopir mengaku tidak tahu, ia diyakinkan oleh si penumpang bahwa jalan menuju ke sana akan diberitahu. Si penumpang menunjukkan arah dan jalan yang sangat berbelit-belit, melewati gang dan jalan kecil, melintasi banyak pemukiman dan bahkan keluar kota hingga menuju wilayah pedesaan. Setelah melakukan perjalanan jauh dan tampaknya tak kunjung dekat dengan tujuan, si sopir merasa gelisah. Ia menoleh ke belakang untuk bertanya mengenai posisi mereka, namun merasa terkejut saat tahu bahwa si penumpang telah lenyap. Si sopir kembali menoleh ke depan dan mendapati bahwa mobilnya sedang mengarah ke tepi jurang.[15]

Gozu (kepala sapi)

Gozu atau Kepala Sapi, adalah suatu judul kisah dalam legenda urban Jepang. Legenda tersebut bercerita tentang suatu rombongan murid sekolah yang melakukan perjalanan darmawisata. Saat para murid merasa bosan di tengah perjalanan, seorang guru yang bersemangat untuk menceriakan murid-muridnya memutuskan untuk mengisahkan beberapa cerita seram. Para murid menikmati ceritanya namun saat sang guru mulai kehabisan cerita untuk disampaikan, tiba-tiba ia bertanya apakah ada yang pernah mendengar kisah "Kepala Sapi". Tiada yang mengetahui cerita tersebut. Akhirnya sang guru pun bercerita. Awalnya, para murid menikmati cerita tersebut dengan sungguh-sungguh, namun perlahan-lahan, banyak yang ketakutan. Beberapa murid memohon agar sang guru menghentikan ceritanya namun sang guru tampak seperti sedang kesurupan dan tak mau berhenti bercerita. Beberapa saat kemudian, akhirnya sang guru sadar dan mendapati bahwa bus berhenti di tengah jalan. Para murid dalam keadaan kejang, mata mereka menjuling ke atas, mulut mereka berbuih, dan sang sopir mengalami kondisi yang sama. Semuanya masih hidup, namun sang guru tak mampu mengingat kisah yang ia ceritakan, dan tak ada yang dapat menceritakan bagaimana kisah "Kepala Sapi" tersebut. Menurut versi lain, siapa pun yang mendengar cerita tersebut tidak akan mampu untuk menceritakan kembali kisah tersebut karena akan segera menemui ajal. Menurut rumor, kisah terkutuk tersebut merupakan penggalan kisah karya penulis fiksi ilmiah, Sakyo Komatsu yang tak dipublikasikan, namun tidak ada bukti bahwa penulis tersebut terlibat dalam legenda Kepala Sapi.[16] Ada cerita rakyat Ukraina yang berjudul Kepala Sapi, tentang gadis yang mendapatkan keberuntungan setelah mempersembahkan makanan dan tempat tinggal kepada kepala sapi yang mengunjunginya di suatu malam,[17] namun kisah tersebut tidak mungkin dapat menimbulkan kepanikan atau histeria bagi para pendengarnya. Ada juga film Jepang tahun 2003 berjudul Gozu, disutradarai oleh Takashi Miike yang meskipun mengumbar kekerasan dan adegan tak masuk akal, tidak ada kaitannya dengan legenda Kepala Sapi tersebut.

Jinmenken (Human Faced Dog)

Jinmenken are dogs, but with human faces that supposedly appear at night in Japanese urban areas and run along highways at extremely fast speeds. The jinmenken can also talk, but reports say that they will either be rude or will ask to be left alone. Unlike most Japanese urban legends, the human-faced dog is not widely known to kill those unlucky enough to meet it, though they are said to be escaped scientific experiments or the spirits of road crash victims.[18] There is also speculation that witnesses who say they have met a jinmenken have actually come across Japanese macaques, which accounts for the quadrupedal movement, dog-like fur, human face and the human-like noises the jinmenken can supposedly make.[18]

Similar Urban Legends: The Black Dog

Kokkuri-san

Kokkuri is a Japanese version of a ouija board, which became popular during the Meiji era.[19] Rather than using a pre-bought board with letters and a Planchette, 'players' write down hiragana characters and place their fingers on a coin, before asking 'Kokkuri-san' a question. This is a popular game in highschools[20] and, similar to the western ouija board, several rumours and legends surround it. Some include Kokkuri-san only telling players the date of their death, while others say you can ask Kokkuri-san anything but you must finish the game correctly, either by saying goodbye to Kokkuri-san before leaving the table, or disposing of the kokkuri game utensils within a certain time limit, such as spending the coin or using the pen which wrote the hiragana. Failure to do so will result in misfortune or death for the players.

Similar Urban Legends: Ouija Board

Kuchisake-onna (Slit-mouthed Woman)

Children walking alone at night may encounter a woman wearing a surgical mask, this is not an unusual sight in Japan as people wear them to protect others from their colds or sickness. The woman will stop the child and ask, 'Am I beautiful?'. If they say no, she kills them with a pair of scissors she always carries with her, but most children will answer yes, in which case the woman asks 'How about now?' and removes her mask to reveal her mouth has been slit from ear to ear. Regardless of whether the child answers yes or no at this point, the woman will kill them, if they say no, they are cut in half, and if they say yes, she cuts their mouths to be exactly like hers.[21] To escape the Kuchisake-onna, you can answer her second question with "You're average" or "So-so", and you can escape while she is confused, or you can throw fruit or sweets at her which she will pick up, thus giving the victim a chance to run. One other way is to ask her if you are pretty, she will get confused and leave.[15]

Similar Urban Legends: The Hook and Bunny Man

Teke Teke

The Teke Teke is the ghost of a young woman who fell on a rail way line and was cut in half by the oncoming train. Now a vengeful spirit, she carries a scythe and travels on either her hand or elbows, her dragging upper torso making a scratching or teke teke sound. If she encounters anyone at night and the victim is not fast enough, she will slice them in half at the torso to mimic her own disfigurement and they will sometimes become Teke Teke's themselves.[14] Versions of the legend include a young school boy walking home at night and spotting a beautiful young girl standing by a windowsill resting on her elbows. When she notices him, she jumps out of the window and onto the pavement in front of him, revealing herself to be no more than upper torso; she then cuts the boy in two.[22]

Similar Urban Legends: Carmen Winstead

Toire no Hanako-san (Hanako-san of the Toilet)

Toire no Hanako-san is a famous legend associated with Japanese elementary schools. The story tells of an omnipresent ghost who is thought to be the spirit of a student who committed suicide due to excessive bullying or "ijime". However the entity is also known to just appear for no apparent reason. Hanako-san is a popular legend in elementary schools in Japan, and supposedly haunts the fourth stall of the girl’s bathroom. Characterized by a pair of stark gleaming eyes, the spirit scares any person who sets eyes on it. Not known to be malevolent or vicious in any way, Hanako-san is simply an eerie entity that only serves to severely scare its victims.[15]

Similar Urban Legends: Bloody Mary

In Media

Urban legends are popular in Japan, and are often used in movies, anime and manga, suggesting their endurance in the common imagination.

Japanese Films based on Urban Legends

Kuchisake-onna

  • Kuchisake-onna (1996)
  • Kannô byôtô: nureta akai kuchibiru (2005)
  • Carved (2007)
  • Kaiki toshi-densetsu - Kuchisake-onna (2008)
  • The Slit-Mouthed Woman 0: The Beginning (2008)

Hanako-san of the Toilet

  • Hanako (1995)
  • Gakkou no Kaidan (1995)
  • Shinsei toire no Hanako-san (1998)

Teketeke

  • Teketeke (2009)
  • Teketeke 2 (2009)
  • Otoshimono (2006) is a variation of the legend

Other

Japanese TV Series based on Urban Legends

  • An episode of Honto ni Atta Kowai Hanashi includes the Fatal Fare legend.

Manga and Anime

Several horror manga works, usually anthologies, contain the urban legends listed in this article, along with some more obscure rumours and original stories.

Kuchi-sake Onna Manga

  • Kuchi-sake Onna
  • Kuchisake Onna Densetsu

Other legends

  • Kibengakuha Yotsuya Senpai no Kaidan by Haruichi Furudate (Includes Kokkuri-san)
  • Franken Fran (Has a character called Okita who is similar to the Jinmenken legend, except with the body of a cat rather than a dog, and includes a short parody of the Kuchisake-onna legend in an extra of Volume 2)
  • Toshi Densetsu (Includes the Kuchisake-onna)

See also

Catatan bawah

  1. ^ http://bldgblog.blogspot.com/2006/03/tokyo-secret-city.html
  2. ^ http://pinktentacle.com/2010/02/now-hiring-part-time-cadaver-cleaners/
  3. ^ a b Richie, Donald (2006). Japanese Portraits: Pictures of Different People. Tuttle Publishing. hlm. 85. ISBN 0804837724. 
  4. ^ a b Dalby, Liza Crihfield (1983). Geisha. University of California Press. hlm. 318. ISBN 0520047427. 
  5. ^ Shōichi, Inoue (2002). パンツが見える。: 羞恥心の現代史 (dalam bahasa Japanese). Asahi shimbun. ISBN 402259800X. 
  6. ^ a b "Made in USA". Snopes. January 16, 2007. Diakses tanggal 6 March, 2012. 
  7. ^ Ponsonby-Fane, Richard. (1962). Studies in Shinto and Shrines, p. 195.
  8. ^ http://pinktentacle.com/2010/03/cursed-kleenex-commercial/
  9. ^ http://www.moroha.net/blog/archives/59
  10. ^ http://www.mustlovejapan.com/subject/inokashira_park/
  11. ^ http://pinktentacle.com/2010/02/rent-a-rowboat-wreck-a-relationship/
  12. ^ "殺害手口、参考の可能性 ネットの物語掲載サイト" (dalam bahasa Japanese). Nagasaki Shimbun. 2004-06-09. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2004-06-18. Diakses tanggal 2008-06-23. 
  13. ^ http://www.scaryforkids.com/red-cloak/
  14. ^ a b http://www.cracked.com/funny-7186-8-scary-japanese-urban-legends/
  15. ^ a b c Fitch, L: Have you heard the one about..? A look at some of Japan's more enduring urban legends. Japan Times Online, 2005. http://search.japantimes.co.jp/cgi-bin/fl20050607zg.html
  16. ^ http://pinktentacle.com/2010/03/cow-head/
  17. ^ http://americanfolklore.net/folklore/2010/07/cows_head.html
  18. ^ a b http://www.cryptomundo.com/cryptozoo-news/jinmenken/
  19. ^ http://search.japantimes.co.jp/cgi-bin/fl20050607zg.html
  20. ^ http://www.obakemono.com/cgi-bin/yabb/YaBB.cgi?board=youkai;action=display;num=1248666716
  21. ^ http://pinktentacle.com/2007/07/video-severed-mouth-woman/
  22. ^ http://www.scaryforkids.com/tek-tek/
  23. ^ http://www.liveleak.com/view?i=37e_1178742040

References

  • Ballaster, R. (2005) Fables Of The East, Oxford University Press.
  • Phillip, N. (2000) Annotated Myths & Legends, Covent Garden Books.
  • Tyler, R. (2002) Japanese Tales (Pantheon Fairy Tale & Folklore Library), Random House USA Inc.
  • Yoda, H & Alt, M. (2008) "Yokai Attack! The Japanese Monster Survival Guide" Kodansha International