Lompat ke isi

Aceng Fikri

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Aceng H.M. Fikri, S.Ag
Bupati Garut
Mulai menjabat
2009
Informasi pribadi
Lahir6 September 1972 (umur 52)
Indonesia Garut, Indonesia
Partai politikGolkar
Suami/istriNurrohimah[1], Fani Oktora (mantan) [2]
AnakMoch. Rival Samudra, Riza Aprilia Fauziah A, Riza Filard Nusantara[1]
Tempat tinggalJl. Kabupaten No. 22 RT/RW. 003/010 Kelurahan Paminggir, Kecamatan Garut Kota, Kabupaten Garut, Jawa Barat[1]
Alma materIAIM AL - Musadaddiyah[1]
PekerjaanPolitikus
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini

Aceng H.M. Fikri, S.Ag (lahir 6 September 1972) atau yang lebih dikenal dengan Aceng Fikri adalah Bupati Kabupaten Garut yang menjabat sejak 2009.

Bupati Garut dan Kontroversi

Dia terpilih menjadi Bupati Garut setelah memenangi Pilkada Garut 2008 dalam dua putaran sebagai calon independen bersama Diky Candra, mengungguli kandidat dari PDIP-Partai Golkar dengan mengumpulkan 57 persen suara.[3]

Pada September 2011, Wakilnya Diky Candra menyatakan telah menyampaikan pengunduran diri karena ketidakharmonisan hubungan dengannya. Sebelum Pilkada, Diky dan Aceng berjanji untuk tidak membawa politik dalam jabatan pemerintahan mereka, dan Diky menilai Aceng Fikri telah mengkhianatinya dengan masuk ke Partai Golkar dan menjabat sebagai wakil ketua DPD Jabar dari partai tersebut.[4]

Pada 14 Juli 2012, dia menikah lagi secara siri dengan seorang gadis berusia 18 tahun dengan mengaku sebagai duda.[2] Gadis bernama Fani Oktora itu kemudian diceraikan empat hari kemudian, alasannya karena sang gadis disinyalir tidak perawan lagi setelah malam pertama mereka. Sang istri siri itu diceraikan Aceng hanya melalui pesan singkat.[5] Namun, Aceng menampik hubungannya dengan Fani adalah pernikahan. Menurutnya, yang terjadi adalah sebuah hubungan emosional atau perikatan dengan komitmen yang disepakati kedua belah pihak. Dia menganggap bahwa masalah ini adalah politisasi menjelang pilkada.[6]

Pernyataan-pernyataan kontroversi sang bupati terkait pernikahan kilatnya:

  1. "Saya sudah keluar uang hampir habis Rp 250 juta, hanya nidurin satu malam. Nidurin artis saja tidak harga segitu."[7]
  2. "Karena nikah itu kan perdata, perikatan, akad. Jadi kalau dianalogikan, tidak ada bedanya nikah dengan jual beli, kalau tidak sesuai speknya, ya tidak apa-apa dikembalikan."[8]
  3. "Sumpah demi Allah, demi Rasulullah. Saya kan duda, pernah punya istri." [8] (Sang bupati belum bercerai dengan istrinya)
  4. "Terlepas yang namanya perawan itu dipakai lalu berdarah, terlepas dengan cara yang baik, saya tidak tahu itu. Tapi ini, dari ekspresi seperti ia orang yang sudah terbiasa,"[8]
  5. “Sebetulnya, "peristiwa" itu terjadi lima bulan lalu. Saya heran, kenapa mencuat saat ini yang kebetulan menjelang Pilkada 2013." [9][10]

Lihat Pula


Referensi