Lompat ke isi

Kejadian 2

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Kejadian 2 (disingkat Kej 2) adalah bagian dari Kitab Kejadian dalam Alkitab Ibrani atau Perjanjian Lama di Alkitab Kristen. Termasuk dalam kumpulan kitab Taurat yang disusun oleh Musa.[1][2]

Teks

  • Ada 3 naskah sumber utama Kitab Kejadian: Masoretik, Septuaginta dan Naskah Laut Mati.
  • Pasal ini terdiri dari 25 ayat.
  • Berisi kelanjutan kisah penciptaan dunia dalam 7 hari, yang dimulai dari pasal 1 ayat 1 dan berakhir pada pasal 2 ayat 4a. Di bagian ini Sang Pencipta disebut dengan nama "Allah" (bahasa Ibrani: אלהים‎, ’ĕ·lō·hîm).
  • Mencatat kisah penciptaan dari sudut pandang manusia pertama (Adam) sampai penciptaan manusia kedua (perempuan; di pasal 3 diberi nama Hawa) dan pernikahan mereka menjadi suami-istri. Di bagian ini sampai pasal 3, Sang Pencipta disebut dengan nama "TUHAN Allah" (bahasa Ibrani: יהוה אלהים‎, Yahweh ’ĕ·lō·hîm).

Struktur

Dua kisah penciptaan yang berbeda?

Sejumlah orang menganggap catatan penciptaan di Kejadian pasal 1 dan pasal 2 sebagai dua kisah yang berbeda, bahkan ada yang menganggapnya kontradiksi. Yesus Kristus tidak menganggap kedua kisah itu kontradiktif, karena di Injil Matius pasal 19 Ia mengutip dari kedua pasal itu sambung menyambung ketika mengacu kepada pernikahan yang pertama di Kitab Kejadian. Nyatanya, orang-orang Yahudi sepanjang beribu-ribu tahun tidak melihatnya sebagai kisah yang bertentangan (dan mengherankan jika mereka "khilaf" untuk melihatnya sampai begitu lama) Rupanya dugaan kontradiksi itu muncul dari berbagai terjemahan dalam bahasa lain, terutama bahasa Inggris, yang memberi kesan adanya dua kisah yang berbeda. Hal ini dapat dipecahkan dengan melakukan penelitian perbedaan nuansa kata-kata dibandingkan dalam bahasa Ibrani.[3]

Pertanyaan kunci untuk hal ini mungkin mengejutkan: "Apakah kedua kisah itu merupakan riwayat penciptaan?" Kejadian 1 jelas merupakan riwayat penciptaan, tetapi Kejadian 2 rupanya dimaksudkan sebagai riwayat dengan fokus yang berbeda. Adanya kata Ibrani "Toledot" pada Kejadian 2:4 dan Kejadian 5:1, misalnya, mengindikasikan bahwa kisah yang kedua ini merupakan "catatan keluarga" dari manusia pertama, bukan dimaksudkan sebagai riwayat seluruh penciptaan.[4]

Meskipun Kejadian 2 bukan merupakan riwayat ciptaan tetapi perbandingan dengan Kejadian 1 menunjukkan bahwa kedua bagian ini dapat saja berasal dari satu penyunting, bahkan penulis yang sama, mengingat keduanya memiliki kemiripan struktur yang khas:

Kejadian 1 Isi Kejadian 2 Isi
1:1-2 Pendahuluan 2:4-6 Pendahuluan
1:3-5 terang/gelap 2:7 manusia/debu
1:6-8 cakrawala di langit 2:8 taman di bumi
1:9-13 air dan tanah, tumbuhan 2:9-15 tumbuhan, air dan tanah
1:14-19 benda-benda penerang dipisahkan 2:16-17 dua pohon dipisahkan
1:20-23 penciptaan pertama binatang 2:18 persoalan pertama pendamping manusia
1:24-31 penciptaan berlanjut 2:19-22 persoalan berlanjut
2:1-3 proses berakhir 2:23-24 turut campurnya ilahi
pemisahan Sabat pemisahan pasangan dari orang tua
pemberkatan Sabat persatuan pasangan hidup

Dengan adanya bukti internal ini, seandainya pun dirasa ada perbedaan antara kedua kisah itu, nampaknya hal itu disengaja, dengan tujuan retorik atau polemik, sehingga bukan merupakan kontradiksi.[5]

Ayat 4

a

Bahasa Ibrani: אלה תולדות השמים והארץ בהבראם
Transliterasi Ibrani: el·eh to·le·dot ha·sya·ma·yim we·ha·'a·retz be·hi·ba·re·'am
Terjemahan Baru: Demikianlah riwayat langit dan bumi pada waktu diciptakan.[6]

Kata "toledot muncul 11 kali dalam 10 bagian bacaan signifikan Kitab Kejadian (di sini dan Kejadian 5:1; 6:9; 10:1; 11:10, 27; 25:12, 19; 36:1,9; 37:2). Istilah ini dapat diterjemahkan sebagai "riwayat" atau "silsilah" dan merupakan penandaan penting untuk bagian-bagian berbeda dalam Kitab Kejadian.[7]

b

Bahasa Ibrani: ביום עשות יהוה אלהים ארץ ושמים׃
Transliterasi Ibrani: be·yom a·syot YHWH e·lo·him e·retz we·sya·ma·yim.
Terjemahan Baru: Ketika TUHAN Allah menjadikan bumi dan langit, -- [6]

Kata "be·yom" yang diterjemahkan sebagai "ketika" secara harfiah berarti "pada hari".[7]

Ayat 16

Lalu TUHAN Allah memberi perintah ini kepada manusia: "Semua pohon dalam taman ini boleh kaumakan buahnya dengan bebas,"[8]

Sejak awal sejarah umat manusia terikat dengan Allah melalui iman dan ketaatan kepada Firman-Nya sebagai kebenaran mutlak.

  • 1) Hidup melalui iman dan ketaatan diberikan sebagai prinsip pengatur di dalam hubungan Adam dengan Allah di taman Eden. Adam diingatkan bahwa dia akan mati jikalau melanggar kehendak Allah dan memakan buah dari pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat (Kejadian 2:17). Ancaman kematian ini harus diterima dengan iman berdasarkan firman Allah karena Adam belum melihat kematian manusia.
  • 2) Perintah Allah (Kejadian 2:16–17) diberikan kepada Adam sebagai ujian moral. Perintah itu menempatkan di hadapannya suatu pilihan yang tegas dan sengaja untuk percaya dan taat, atau tidak percaya dan tidak menaati kehendak Penciptanya.
  • 3) Selama Adam mempercayai firman Allah dan taat, dia akan terus memiliki hidup kekal dan hubungan yang bahagia dengan Allah. Jikalau dia berdosa karena tidak taat, dia akan menuai bencana moral dan kematian (Kejadian 2:17).

Ayat 17

Bahasa Indonesia

Terjemahan Baru (LAI, 1974)

[Tuhan memberi perintah kepada manusia:] "Tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati."[9]

Bahasa Ibrani

Teks Masoret (abad ke-10 M; dibaca dari kanan ke kiri)

ומעץ הדעת טוב ורע לא תאכל ממנו כי ביום אכלך ממנו מות תמות׃

Transliterasi

ū·mê·‘êts ha·da·‘ath ṭōḇ wā·rā‘, ō·ḵal mi·me·nū, bə·yōm ’ă·ḵā·lə·ḵā mi·me·nū mūṯ tā·mūṯ.

Terjemahan harfiah

Tetapi dari pohon pengetahuan baik dan jahat itu, jangan kaumakan daripadanya, sebab pada hari engkau memakan daripadanya akhirnya (akibatnya) engkau berakhir.

Analisis

"Pastilah engkau mati" (bahasa Ibrani: mūṯ, translit. 04191‎ tā·mūṯ; di mana "mū" berarti "mati" atau "berakhir, binasa") menunjuk kepada suatu "akhir" ("tamat") dari kehidupan alamiah, yaitu kehidupan yang bahagia dan kudus bersama Allah, dan merujuk kepada lebih dari satu jenis "kematian"; bukan hanya "kematian jasmani" (corporeal death), tetapi juga "kematian rohani atau moral" (spiritual or moral death) di mana manusia kehilangan kesalehan semula dan terpisah selamanya dari Allah. Hal ini menyebabkan orang Yahudi menafsirkan kematian ini adalah dalam dunia ini maupun dunia yang akan datang.[10]

Ayat 23

Bahasa Ibrani: ויאמר האדם זאת הפעם עצם מעצמי ובשר מבשרי לזאת יקרא אשה כי מאיש לקחה־זאת׃
Transliterasi Ibrani: wai·yo·mer ha·'a·dam zot ha·pa·'am e·cem me·'a·ca·mai u·ba·sar mi·be·sa·ri le·zot yi·qa·re i·syah ki me·'isy lu·qo·khah-zot.
Terjemahan Baru: Lalu berkatalah manusia itu: "Inilah dia, tulang dari tulangku dan daging dari dagingku. Ia akan dinamai perempuan, sebab ia diambil dari laki-laki."[11]

Kata "manusia itu" diterjemahkan dari kata Ibrani "ha·'a·dam" ("ha" adalah kata sandang, diterjemahkan menjadi "itu"; kata bendanya adalah "adam" = "manusia") yang di sejumlah Alkitab terjemahan bahasa Inggris ditulis sebagai nama orang "Adam". Dalam penamaan "perempuan", manusia itu (=Adam) melaksanakan tugasnya memberi nama segala makhluk hidup (ayat Kejadian 2:19). Namun nama yang diberikannya dalam bahasa Ibrani diturunkan dari penamaan dirinya sendiri: "isyah" (= perempuan) diambil dari "isy" (= laki-laki); sepadan satu dengan yang lain.[7]

Ayat 24

Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging.[12]

Dikutip pada: Matius 19:5; Markus 10:7–8; 1 Korintus 6:16; Efesus 5:31
Sejak semula Allah menetapkan pernikahan dan kesatuan keluarga sebagai lembaga pertama dan paling penting di bumi (lihat Kejadian 1:28). Rencana Allah bagi pernikahan adalah satu orang laki-laki dan satu orang wanita yang menjadi "satu daging" (yaitu, bersatu secara jasmaniah dan rohani). Arahan ini menolak perzinahan, poligami, homoseksualitas, kehidupan tidak bermoral, dan perceraian yang tidak alkitabiah (Markus 10:7–9; Mat 19:9).[13] Dalam Surat Efesus 5:32, Paulus menyatakan bahwa pernyataan pada ayat 24 ini merupakan "Rahasia besar", karena sesungguhnya merujuk kepada "hubungan Kristus dan jemaat.[14] Rahasia yang dimaksudkan adalah kandungan makna bahwa Yesus Kristus rela meninggalkan rumah Bapa-Nya dan kemuliaan sorga untuk datang ke dunia menyelamatkan "istri" atau "mempelai perempuan"-Nya yang telah jatuh dalam dosa dan "najis", dengan penebusan dosa melalui kematian-Nya di atas kayu salib, supaya kemudian kedua pihak dapat menjadi satu selama-lamanya.[15]

Referensi

  1. ^ W.S. LaSor, D.A. Hubbard & F.W. Bush. Pengantar Perjanjian Lama 1. Diterjemahkan oleh Werner Tan dkk. Jakarta:BPK Gunung Mulia. 2008. ISBN 9794158151, 9789794158159
  2. ^ J. Blommendaal. Pengantar kepada perjanjian lama. Jakarta:BPK Gunung Mulia, 1983. ISBN 9794153850, 9789794153857
  3. ^ Claim 9: Genesis 1 and 2 are contradictory creation accounts (Klaim bahwa Kejadian 1 dan 2 adalah kisah penciptaan yang berbeda)
  4. ^ Mathews, Kenneth A. Genesis 1-11:26. Broadman and Holman, 1996.
  5. ^ (Inggris)Dua penciptaan
  6. ^ a b Kejadian 2:4
  7. ^ a b c The Nelson Study Bible. Thomas Nelson, Inc. 1997
  8. ^ Kejadian 2:16
  9. ^ Kejadian 2:17
  10. ^ Gill's Exposition of the Entire Bible. Including from Tikkune Zohar, correct. 24. fol. 68. 1. correct. 54. fol. 90. 2. correct. 66. fol. 100. 1.
  11. ^ Kejadian 2:23
  12. ^ Kejadian 2:24
  13. ^ The Full Life Study Bible. Life Publishers International. 1992. Teks Penuntun edisi Bahasa Indonesia. Penerbit Gandum Mas. 1993, 1994.
  14. ^ Efesus 5:32
  15. ^ M.R. DeHaan. Portraits of Christ in Genesis. Zondervan. 1966.

Lihat pula

Pranala luar