Lompat ke isi

Cucu Menantu

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Cucu Menantu
PembuatMD Entertainment
PemeranKirana Larasati
Revand Narya
Ditmar Hadi
Poppy Bunga
Bayu Kusuma Negara
Rina Hasyim
Ranty Purmanasari
Linda Ramadhanty
Derry Drajat
Negara asal Indonesia
Jmlh. episode107 episode
Produksi
Durasi60 menit
Rilis asli
JaringanSCTV
Rilis2008 –
15 Maret 2009

Cucu Menantu adalah salah satu Sinetron yang ditayangkan di stasiun televisi Indonesia, SCTV.

Pemeran

Pada pertengahannya Cucu Menantu , di tambah lagi pelakon .

Sinopsis

Terlahir dari keluarga sederhana, Fahri pemuda berusia 25 tahun digambarkan sebagai sosok yang tampan dan cerdas. Sebagai seorang manajer di sebuah mal kecil, Fahri sangat menjunjung tinggi nama keluarga. Fahri memiliki kekasih bernama Vina, seorang desainer. Vina adalah gadis cantik, percaya diri, ekspresif, manja, dan sangat cuek. Meskipun sudah tiga tahun berpacaran, mereka tidak pernah mengenalkan pasangan masing-masing kepada orang tua.

Lantaran itulah Melinda, ibu Vina, mengira kalau anaknya masih belum memiliki kekasih. Melinda lantas mendesak Vina agar segera menikah. Bahkan Heru, ayah Vina, sibuk mencarikan calon suami untuk sang anak. Menyadari hal tersebut, Vina pun mendesak Fahri untuk segera menikahinya. Sayang tak seperti harapan, Fahri menolak permintaan itu karena Vina bukanlah tipe perempuan yang diinginkan oleh Nenek Sri, nenek Fahri yang sangat kolot yang selama ini selalu mengendalikan keluarga. Fahri sangsi kalau Vina bisa masuk dalam keluarga besarnya yang sangat berbeda dengan keluarga Vina. Terlebih sikap Vina yang cuek dan sembrono sudah pasti tidak akan mengena di hati keluarga Fahri.

Suatu malam, Nenek Sri bermimpi menemukan bayi dalam keranjang. Seketika itu juga, Nenek Sri mengumpulkan seluruh keluarga, yaitu Fahri dan orang tua Fahri, Darto dan Salamah, beserta Farah (adik Fahri). Rupanya, Nenek Sri yakin bahwa mimpinya itu mempunyai arti kalau keluarga besar mereka harus segera mendapatkan bayi. Nenek Sri lantas menyuruh Fahri segera menikah. Namun tak satu pun calon istri yang disodorkan yang sesuai di hati Fahri.

Sementara itu Farah yang berprofesi sebagai penulis skenario sinetron didesak oleh Denias, kakak Vina yang juga seorang asisten sutradara, untuk segera menyelesaikan skenario karena stok tayangan makin menipis. Awalnya, Farah sempat kesal dengan sikap Denias. Namun semakin sering bertemu membuat keduanya menjadi lebih dekat. Mereka tidak saling mengetahui kalau Fahri dan Vina selama ini telah menjalin cinta.

Di bagian lain, lantaran didesak terus oleh Nenek Sri, Fahri akhirnya berniat mengenalkan Vina kepada keluarganya dengan mengajak gadis itu makan malam. Sayang, ketika hendak makan malam Fahri dan Vina justru bertengkar hanya karena masalah sepele. Gara-gara pertengkaran itu, Vina meminum anggur hingga mabuk. Fahri segera mengejar Vina yang keluar dari kafe, sehingga keduanya bertengkar di jalan.

Dalam keadaan mabuk, Vina ngoceh tidak keruan. Tanpa disadari, Vina masuk ke warung makan ayam bakar milik keluarga Fahri. Melihat situasi yang kurang menguntungkan itu, Fahri mencoba menarik tangan Vina untuk keluar dari warung tersebut. Tapi yang terjadi, Vina yang mabuk malah menyuruh Salamah agar melayaninya. Darto pun menanyakan identitas gadis yang tengah mabuk kepada Fahri. Namun Fahri tidak mengakui kalau Vina adalah kekasihnya. Akhirnya, Vina yang mabuk justru membongkar rahasia kalau mereka adalah sepasang kekasih.

Keesokan harinya setelah sadar dari mabuknya, Vina yang saat itu berada di rumah Fahri langsung kabur dan tidak sengaja meninggalkan ponsel miliknya. Tak lama, Salamah menemui Melinda untuk mengembalikan ponsel milik Vina, sekaligus membicarakan perihal hubungan Fahri dan Vina. Pada kesempatan itu Salamah mengungkapkan ketidaksetujuannya terhadap Vina yang dianggap sebagai perempuan yang tidak mempunyai sopan santun. Melinda pun marah setelah mengetahui hal tersebut karena keluarga mereka tidak sederajat. Sebaliknya, Vina bersikeras ingin menikah dengan Fahri.

Fahri dan Salamah berpikir bahwa Nenek Sri pasti tidak akan setuju apabila Fahri menikah dengan Vina, lantaran gadis itu bukanlah tipikal perempuan pilihan. Tapi yang terjadi malah di luar dugaan, Nenek Sri meminta Vina dan Fahri agar segera menikah. Meskipun Salamah keberatan, Nenek Sri tetap menjatuhkan pilihannya pada Vina dengan syarat, Vina harus tinggal bersama mereka.

Akhirnya keluarga Fahri dan keluarga Vina hanya bisa pasrah dengan keputusan tersebut. Ketika perkenalan keluarga, Denias dan Farah syok karena mereka ternyata akan menjadi calon keluarga besar. Padahal pada saat itu, benih-benih cinta sudah bersemi di antara mereka. Akhirnya Denias dan Farah pun backstreet.

Setelah resmi menjadi sepasang suami-istri, Vina dan Fahri dihadang banyak masalah. Semua itu karena pada dasarnya perbedaan yang terbentang di antara mereka memang sangat mencolok. Vina harus menghadapi aturan yang berlaku dalam keluarga Fahri yang dinilainya cukup kolot. Sementara Salamah tertekan oleh Nenek Sri yang ingin melampiaskan kemarahannya kepada Vina. Sedangkan Fahri berada dalam posisi terjepit di antara Salamah dan Vina.

Setiap kali hubungan menantu dan mertua itu membaik, muncul lagi konflik yang memisahkan mereka. Puncak perseteruan itu terjadi ketika hubungan Farah dan Denias terungkap. Salamah mengatakan bahwa Vina sudah membawa sial bagi keluarga mereka. Akhirnya, Vina memutuskan untuk keluar dari rumah keluarga Fahri. Tak lupa, Vina juga menyalahkan Denias yang sudah mengacaukan rumah tangganya. Fahri pun menjadi serba salah.

Denias yang sangat mencintai Farah lantas berbohong pada keluarganya dengan mengatakan bahwa dia sudah menghamili Farah. Apa boleh buat, keluarga akhirnya menyetujui pernikahan Denias dan Farah. Pertukaran keluarga pun terjadi, Farah masuk dalam keluarga Denias sebagai menantu Melinda dan Heru. Kesempatan itu dimanfaatkan Melinda untuk balas dendam dengan memperlakukan Farah seperti pembantu.

Di sisi lain, hubungan Vina dan Salamah pelan-pelan mulai membaik. Bahkan, Vina membantu memperjuangkan nasib Salamah yang selama ini dijajah oleh Nenek Sri. Perjuangan itu tentu saja dengan menciptakan keributan yang lain.