"Jalan Dr. Soetomo Samarinda adalah nama salah satu jalan utama di Kota Samarinda, Kalimantan Timur. Jalan ini menjadi salah satu pusat bisnis di dengan berdirinya hotel, bank, apotik, rumah sakit, dan berbagai rumah makan. Jalan Dr. Soetomo membentang sepanjang 1 Km dari Simpang Lembuswana sampai dengang Jalan Pahlawan, Pasar Segiri. Kendati secara topogfari berada di kawasan rawan banjir, jalan Dr. Soetomo menjadi salah satu jalan utama di Samarinda. Dengan ketinggian antara 0-200 m dpl (di atas permukaan laut), jalan Dr. Soetomo menjadi daerah langganan banjir bila datang musim penghujan"
Oke masalah pengulangan kata tidak saya persoalkan, itu dapat disunting nanti. Tapi mari kita petakan logika berbahasa dalam penyusunan kalimat dalam paragraf pertama. "Kendati secara topogfari berada di kawasan rawan banjir, jalan Dr. Soetomo menjadi salah satu jalan utama di Samarinda." Yang perlu kita pertanyakan, apakah jika topografinya tidak berada di kawasan rawan banjir, lantas jalan Dr. Soetomo tidak menjadi jalan utama di Samarinda? Hei hei hei please deh.. topografi dan jalan utama itu mesti kita pisahkan. Menurut saya, dua entry point itu harus kita jadikan dua kalimat utuh yang saling terpisah. Bagian ini memerlukan logika berbahasa yang memadai.
Yang kedua. "Dengan ketinggian antara 0-200 m dpl (di atas permukaan laut), jalan Dr. Soetomo menjadi daerah langganan banjir bila datang musim penghujan". Kalimat ini juga tidak jelas, tidak stabil seperti disyaratkan oleh Wikipedia. Antara 0 sampai 200 dpl itu mestinya harus ada angka pasti, atau setidaknya perkiraan mendekati pasti. Persoalannya, jika benar Samarinda berada pada 200 dpl, mana mungkin bisa banjir? Apakah gelombang laut mencapai 200 meter? Ingat, kalimat ini membicarakan antara ketinggian dan banjir, bukan membicarakan asal banjir. Perintis artikel ini tampaknya kurang jeli melakukan riset. Apakah banjir di kota Samarinda itu disebabkan oleh laut atau sungai. Oleh sebab itulah, rangkaian kalimat yang melibatkan 0-200 meter dpl dengan kondisi banjir pada paragraf itu juga memerlukan logika berbahasa yang memadai. Andriana Suke(bicara) {{gnt:Waktuttd|+7|WIB}}12 April 2015, jam 01:58 WIB