Hiu tikus
Hiu tikus | |
---|---|
Alopias pelagicus | |
Klasifikasi ilmiah | |
Domain: | |
Kerajaan: | |
Filum: | |
Kelas: | |
Superordo: | |
Ordo: | |
Famili: | Alopiidae Bonaparte, 1838
|
Genus: | Alopias Rafinesque, 1810
|
Spesies tipe | |
Alopias vulpinus Bonnaterre, 1788
| |
Spesies | |
Lihat teks | |
Sinonim | |
|
Hiu tikus[2] atau Hiu monyet[3] (keluarga Alopiidae) adalah hiu makerel (ordo Lamniformes) yang ditemukan di seluruh lautan beriklim sedang dan tropis di seluruh dunia. Semua spesies hiu ini ditempatkan dalam genus tunggal Alopias.
Ketiga spesies hiu tikus telah terdaftar sebagai spesies rentan oleh IUCN sejak tahun 2007.[4] Ketiganya adalah ikan pancing laut yang populer,[butuh rujukan] dan selain itu mereka diburu secara komersial untuk diambil dagingnya, hati (untuk minyak hati ikan hiu), kulitnya (untuk shagreen) dan siripnya (untuk dimasak menjadi sup sirip hiu).
Meski merupakan ikan predator aktif, hiu tikus tampaknya tidak menjadi ancaman bagi manusia.[butuh rujukan]
Etimologi
Nama genus dan familinya berasal dari kata Yunani ἀλώπηξ (alṓpēx, artinya "rubah"). Oleh karena itu spesies Alopias vulpinus juga dikenal dengan nama "hiu rubah laut".[5] Nama umum tersebut diambil dari ekor atau sirip ekornya yang khas seperti tongkat sabit yang panjangnya bisa sama dengan tubuh hiu itu sendiri.
Taksonomi
Ketiga spesies hiu tikus masuk dalam genus Alopias. Kemungkinan keberadaan spesies keempat yang sampai sekarang belum dikenal terungkap selama analisis aloenzim tahun 1995 oleh Blaise Eitner. Spesies ini tampaknya ditemukan di Pasifik timur Baja California, dan sebelumnya telah salah diidentifikasi sebagai Hiu tikus mata besar. Sejauh ini ia hanya diketahui dari sampel otot dari satu spesimen, dan tidak ada aspek morfologinya yang terdokumentasi.[6] Berikut merupakan daftar spesies hiu tikus:
- Alopias pelagicus H. Nakamura, 1935
- Alopias superciliosus R. T. Lowe, 1841
- Alopias vulpinus Bonnaterre, 1788 – Hiu rubah laut
- Alopias acutidens Casier, 1958 (punah)
- Alopias alabamensis White, 1956 (punah)
- Alopias carolinensis White, 1956 (punah)
- Alopias crochardi Ward, 1978 (punah)
- Alopias denticulatus Cappetta, 1981 (punah)
- Alopias exigua Probst, 1879 (punah)
- Alopias hassei Noetling, 1885 (punah)
- Alopias hermani Kozlov, 1999 (punah)
- Alopias latidens Leriche, 1909 (punah)
- Alopias leeensis Ward, 1978 (punah)
- Alopias grandis Leriche, 1942 (punah)
- Alopias palatasi Kent & Ward, 2018 (punah)
- Alopias subexigua Dartevelle & Casier, 1959 (punah)
Filogeni & Evolusi
| |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Filogeni Alopiidae[6][7] |
Berdasarkan gen sitokrom b, Martin dan Naylor (1997) menyimpulkan hiu tikus merupakan kelompok saudara monofili dari klad yang terdiri dari famili Cetorhinidae (hiu penjemur & kerabatnya) dan Lamnidae (hiu makerel sejati). Hiu bermulut besar (Megachasma pelagios) ditempatkan sebagai kerabat terdekat berikutnya dengan taksa ini, meskipun posisi filogenetik spesies tersebut belum dapat ditetapkan. Analisis kladistika oleh Leonard Compagno (1991) berdasarkan karakter morfologi, dan Shimada (2005) berdasarkan dentisi, keduanya menguatkan interpretasi ini.[7][8]
Di dalam famili tersebut, analisis variasi aloenzim oleh Eitner (1995) menemukan bahwa hiu rubah laut adalah anggota paling dasar, dengan hubungan saudara dengan kelompok yang mengandung spesies Alopias keempat yang tidak dikenal dan klad yang terdiri dari hiu tikus mata besar dan hiu tikus pelagis. Namun posisi spesies keempat yang belum dideskripsikan hanya didasarkan pada satu sinapomorfi (karakter penentu kelompok turunan) dalam satu spesimen, sehingga masih terdapat ketidaktetapan dalam penempatannya.[6]
Persebaran & Habitat
Meskipun terkadang terlihat di perairan dangkal dan dekat pantai, hiu tikus pada dasarnya adalah ikan bentopelagik. Mereka lebih menyukai lautan terbuka, dan secara khas lebih menyukai perairan dengan kedalaman 500 meter atau kurang.[butuh rujukan] Hiu rubah laut cenderung lebih banyak ditemukan di perairan pesisir dibandingkan landas kontinen. Hiu rubah laut ditemukan di sepanjang landas kontinen Amerika Utara dan Asia di Pasifik Utara, namun jarang ditemukan di Pasifik Tengah dan Barat. Di perairan hangat di Pasifik Tengah dan Barat, hiu tikus bermata besar dan hiu tikus pelagis lebih banyak ditemukan. Seekor hiu tikus terlihat dalam tayangan video langsung dari salah satu ROV yang memantau ledakan sumur minyak Macondo milik BP di Teluk Meksiko. Ini jauh lebih dalam dari batas 500 m yang sebelumnya dianggap sebagai batasnya. Hiu tikus mata besar juga ditemukan di Mediterania barat, sehingga penyebarannya mungkin lebih luas dari yang diyakini sebelumnya, atau faktor lingkungan mungkin memaksa hiu tersebut mencari wilayah baru.[9][10]
Anatomi & Tampilan
Dalam bahasa Inggris hiu ini disebut dengan Tresher shark karena ekor heterocercal atau sirip ekornya yang sangat panjang dan mirip perontok (bisa sepanjang total panjang tubuhnya). Hiu ini adalah predator aktif, ekornya digunakan sebagai senjata untuk melumpuhkan mangsanya.[11][12] Hiu ini memiliki kepala pendek dan hidung berbentuk kerucut. Mulutnya umumnya kecil, dan ukuran gigi berkisar dari kecil hingga besar.[13] Sejauh ini yang terbesar dari ketiga spesies tersebut adalah hiu rubah laut (Alopias vulpinus) yang panjangnya bisa mencapai 6,1 meter dan berat lebih dari 500 kilogram. Hiu tikus mata besar Alopias superciliosus) berukuran berikutnya, dengan panjang mencapai 4,9 m dan tingginya hanya 3 m. Hiu tikus pelagis (Alopias pelagicus) adalah yang terkecil.
Hiu tikus cukup ramping, dengan sirip punggung kecil dan sirip dada besar dan melengkung. Kecuali hiu tikus mata besar, hiu ini mempunyai mata relatif kecil yang terletak di depan kepalanya. Warnanya berkisar dari abu-abu kecoklatan, kebiruan, atau keunguan di bagian punggung dengan warna lebih terang di bagian perut.[14] Ketiga spesies tersebut secara kasar dapat dibedakan berdasarkan warna utama permukaan punggung tubuhnya. Hiu rubah laut berwarna hijau tua, hiu tikus mata besar berwarna coklat, dan hiu tikus pelagis umumnya berwarna biru. Kondisi pencahayaan dan kejernihan air dapat memengaruhi penampilan seekor hiu di mata pengamat, namun uji warna umumnya didukung ketika fitur-fitur lainnya diperiksa.
Makanan
Hiu tikus terutama memakan ikan-ikan pelagis yang bergerombol seperti Pomatomidae, tuna remaja, dan makerel, yang sering mereka ikuti hingga ke perairan dangkal, serta cumi-cumi dan sotong.[15] Krustasea dan terkadang burung laut juga dimakan. Hiu ini melumpuhkan mangsanya dengan menggunakan ekornya yang memanjang sebagai senjata cambuk.
Kebiasaan
Stunning tail: Thresher sharks evolved to slap and kill their prey – NBC News | |
Thresher Shark Stun Prey With Tail-Slap – Live Science |
Hiu ini adalah ikan soliter. Diketahui bahwa populasi tikus di Samudera Hindia dipisahkan berdasarkan kedalaman dan ruang berdasarkan jenis kelamin. Namun beberapa spesies terkadang berburu dalam kelompok yang terdiri dari dua atau tiga ekor, berlawanan dengan sifat soliter mereka. Semua spesies terkenal karena kebiasaan migrasi atau oseanodromusnya yang tinggi. Saat berburu gerombolan ikan, hiu tikus diketahui "mencambuk" air.[14] Ekornya yang memanjang digunakan untuk memukul ikan yang lebih kecil dan memingsankannya sebelum dimakan. Terkadang hiu tikus akan membelah ikan menjadi dua sebelum dimakan.[16] Hiu tikus adalah salah satu dari sedikit jenis hiu yang diketahui melompat sepenuhnya keluar dari air, menggunakan ekornya yang memanjang untuk mendorongnya keluar dari air, dan berputar seperti lumba-lumba.
Endotermi
Dua spesies hiu tikus telah diidentifikasi memiliki sistem peredaran darah termodifikasi yang bertindak sebagai penukar panas arus berlawanan, yang memungkinkan mereka mempertahankan panas metabolisme. Pada ordo Lamniformes memiliki struktur homolog serupa yang dikembangkan lebih luas. Struktur ini berupa potongan otot merah di sepanjang sisi tubuhnya, yang memiliki jaringan pembuluh darah ketat yang mentransfer panas metabolik ke dalam menuju inti hiu, sehingga memungkinkannya mempertahankan dan mengatur panas tubuhnya.
Reproduksi
Tidak ada musim kawin yang jelas yang diamati oleh hiu tikus. Pembuahan dan perkembangan embrio terjadi secara internal. Cara reproduksi ovovivipar atau bereproduksi hidup ini menghasilkan sejumlah kecil (biasanya dua hingga empat) anakan besar yang sudah berkembang dengan baik, hingga 150 cm saat lahir pada hiu rubah laut. Ikan muda menghabiskan kantung kuning telurnya saat masih berada di dalam induknya, dan pada saat itu mereka mulai memakan telur induknya yang tidak dibuahi (Oofagi).
Hiu tikus lama menjadi dewasa, jantan mencapai kematangan seksual antara usia tujuh dan 13 tahun dan betina antara delapan dan 14 tahun di hiu tikus mata besar. Mereka mungkin hidup selama 20 tahun atau lebih.
Pada bulan Oktober 2013, gambar pertama hiu tikus yang sedang melahirkan diambil di lepas pantai Filipina.[17]
Dalam Pemburuan
Hiu tikus diklasifikasikan sebagai ikan pancingan yang berharga di Amerika Serikat dan Afrika Selatan.[butuh rujukan] Hiu tikus biasa adalah target perikanan rekreasional yang populer di lepas pantai Baja California, Meksiko.
Status
Karena fekunditasnya yang rendah, hiu tikus sangat rentan terhadap penangkapan ikan yang berlebihan. Ketiga spesies hiu tikus telah terdaftar sebagai spesies rentan terhadap kepunahan oleh IUCN.[4]
Referensi
- ^ Bourdon, J. (April 2009). Fossil Genera: Alopias. The Life and Times of Long Dead Sharks. Retrieved on October 6, 2009.
- ^ "Mengenal Hiu Tikus yang Terancam Punah". forestdigest.com. 01 Juni 2022. Diakses tanggal 18 Oktober 2023.
- ^ "Pemerintah RI Hanya Larang Penangkapan Hiu Monyet". finance.detik.com. 12 Februari 2013. Diakses tanggal 18 Oktober 2023.
- ^ a b "More oceanic sharks added to the IUCN Red List" (Siaran pers). IUCN. 2007-02-22. Diakses tanggal 2015-03-11.
- ^ "fox shark - shark species". Encyclopædia Britannica.
- ^ a b c Eitner, B. (1995). "Systematics of the Genus Alopias (Lamniformes: Alopiidae) with Evidence for the Existence of an Unrecognized Species". Copeia. American Society of Ichthyologists and Herpetologists. 1995 (3): 562–571. doi:10.2307/1446753. JSTOR 1446753.
- ^ a b Sims, D.W., ed. (2008). Advances in Marine Biology, Volume 54. Academic Press. hlm. 175. ISBN 978-0-12-374351-0.
- ^ Shimada, K. (2005). "Phylogeny of lamniform sharks (Chondrichthyes: Elasmobranchii) and the contribution of dental characters to lamniform systematics". Paleontological Research. 9 (1): 55–72. doi:10.2517/prpsj.9.55.
- ^ "Un barco pesquero de Port de la Selva captura un gran tiburón de 4,5 metros de longitud". 11 May 2014.
- ^ "Dead vulnerable shark species washes up on Bournemouth beach". Bournemouth Echo (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-05-15.
- ^ Tsikliras, Athanassios C.; Oliver, Simon P.; Turner, John R.; Gann, Klemens; Silvosa, Medel; D'Urban Jackson, Tim (2013). "Thresher Sharks Use Tail-Slaps as a Hunting Strategy". PLOS ONE. 8 (7): e67380. Bibcode:2013PLoSO...867380O. doi:10.1371/journal.pone.0067380 . ISSN 1932-6203. PMC 3707734 . PMID 23874415.
- ^ Archived at Ghostarchive and the Wayback Machine: "THRESHER SHARKS KILL PREY WITH TAIL". YouTube.
- ^ "Family Alopiidae: Thresher Sharks – 3 species". ReefQuest Centre for Shark Research. Diakses tanggal 2011-10-17.
- ^ a b "Thresher Shark".
- ^ McEachran, J.; Fechhelm, J.D. (1998). Fishes of the Gulf of Mexico, Vol. 1: Myxiniformes to Gasterosteiformes. Fishes of the Gulf of Mexico. Austin: University of Texas Press. hlm. 48 ff. ISBN 978-0-292-75206-1. OCLC 38468784. Diakses tanggal 13 July 2021.
- ^ Oliver SP, Turner JR, Gann K, Silvosa M and D'Urban Jackson T (2013) "Thresher sharks use tail-slaps as a hunting strategy" PLoS ONE, 8 (7): e67380. DOI:10.1371/journal.pone.0067380
- ^ "Rare shark birth photographed for the first time". www.msn.com. Diakses tanggal 7 April 2018.