Lompat ke isi

Anemoi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Menara Angin di Athena, ukirannya menggambarkan Boreas (kiri) dan Skiron (kanan).

Anemoi (bahasa Yunani: Ἄνεμοι) adalah para dewa angin dalam mitologi Yunani, masing-masing melambangkan arah mata angin dan diasosiasikan dengan berbagai musim serta kondisi cuaca. Mereka kadang-kadang digambarkan sebagai hembusan angin atau pria bersayap, atau sebagai kuda-kuda dalam kandang dewa Aiolos. Orang tua mereka adalah Astraios dan Eos.[1]

Anggota Anemoi adalah sebagai berikut: Boreas, dewa angin utara dan pembawa musim dingin; Notos, dewa angin selatan dan dikaitkan dengan akhir musim panas serta awal musim gugur; Zefiros, dewa angin barat dan pembawa musm semi; dan Euros, dewa angin timur dan dikaitkan dengan musim gugur. Di antara Anemoi, Euros adalah satu-satunya yang tidak disebutkan dalam Theogonia dan Himne Orfeus. Selain empat dewa angin utama, Anemoi juga terdiri dari beberapa dewa angin lain yang melambangkan angin barat laut, timur laut, tenggara, dan barat daya.

Dalam mitologi Romawi, Anemoi dikenal sebagai Venti.

Fragmen Buddha-Yunani yang menggambarkan dewa angin Boreas, ditemukan di Hadda, Afghanistan
Penculikan Oreithyia oleh Boreas. Lukisan vas dai tahun 350 SM.

Boreas (bahasa Yunani: Βορέας, Boréas) adalah dewa angin utara dan pembawa udara musim dingin. Dia digambarkan sebagai pria berjanggut dan bersayap serta mengenakan jubah. Pausanias menyebut bahwa Boreas memiliki kaki ular meskipun dalam seni kuno kaki Boreas dilukiskan sebagai kaki manusia.

Boreas dihubungkan dengan kuda. Dia dikatakan pernah berubah menjadi kuda jantan dan menghamili banyak kuda betina sampai akhirnya Boreas menjadi ayah dari dua belas ekor kuda. Kuda-kuda putra Boreas ini mampu berlari di ladang tanpa menginjak tanaman di ladang tersebut. Dalam versi lainnya, Boreas menghamili kuda-kuda betina itu tanpa berubah menjadi kuda jantan.[2] Orang Yunani kuno percaya bahwa Boreas tinggal di Trakia.

Dalam suatu cerita Boreas jatuh cinta pada Oreithyia, seorang putri di kota Athena. Boreas awalnya mencoba merayu Oreithyia namun Oreithyia tetap menolak hingga akhirnya Boreas menculiknya ketika Oreithyia sedang menari di pinggiran sungai Illissos. Boreas membawa Oreithyia terbang, menutupinya dengan awan, dan memperkosanya. Dari Oreithyia, Boreas memperoleh dua orang putra (Zetes dan Kalais) dan dua putri (Khione dan Kleopatra). Anak-anak Boreas ini disebut sebagai Boread.

Sejak saat itu rakyat Athena merasa bahwa Boreas telah menjadi keluarga mereka. Ketika Athena terancam oleh serangan Xerxes, rakyat Athena berdoa pada Boreas, yang dipercaya mengirim angin yang menghancurkan 400 kapal Persia. Kejadian serupa juga terjadi dua belas tahun kemudian. Herodotus menulis:

Aku tidak benar-benar tahu mengapa kapal-kapal pasukan Persia terperangkap badai, namun orang-orang Athena cukup percaya bahwa Boreas telah menolong mereka, jadi ketika mereka pulang mereka membangun temapt suci untuk Boreas di tepi sungai Illisos.

Penculikan Oreithyia cukup populer di kota Athena baik sebelum maupun sesudah Perang Persia, dan banyak diabadikan dalam blukisan vas. Boreas biasanya digambarkan dalam lukisan-lukisan tersebut sebagai pria berjanggut dan mengenakan jubah, dan kadang-kadang rambutnya dilukiskan membeku dan tajam. Cerita ini juga dijadikan drama kuno oleh Aiskhilos dengan judul Oreithyia, sayangnya drama ini kini telah hilang.

Dalam mitos-mitos berikutnya, Boreas merupakan ayah dari Butes dan Likurgos. Boreas juga menjadi kekasih seorang nimfa bernama Pitis.

Dalam mitologi Romawi, Boreas dikenal sebagai Aquilo, atau Aquilon. Nama lain untuk angin utara adalah Septentrio, kata yang berasal dari septem triones ("tujuh lembu") dan mengacu pada tujuh bintang penting di rasi bintang Ursa Mayor di utara. Septentrio juga merupakan asal kata septentrional, sebuah sinonim untuk boreal yang bermakna "bagian utara".

Patung Notos di Istana Empat Angin di Warsawa.

Notos (bahasa Yunani: Νότος, Nótos) adalah dewa angin selatan. Dia diasosiasikan dengan angin panas dan kering pada musim panas, juga dipercaya sebagai pembawa badai pada akhir musim panas dan musim gugur. Dia ditakuti sebagai perusak panen. Dalam mitologi Romawi, Notos dikenal sebagai Auster, perwujudan angin sirocco, yang membawa awan tebal dan kabut atau cuaca lembap.

Euros (bahasa Yunani: Εύρος, Eúros) adalah dewa angin timur. Dia diasosiasikan dengan musim gugur dan hujan. Simbolnya adalah vas terbalik, yang melambangkan kucuran air. Dia tinggal di timur jauh, di dekat istana Helios. Padanannya dalam mitologi Romawi adalah Vulturnus (harap dibedakan dari dewa Volturnus).

Zefiros dan Hiakinthos, lukisan vas dari Attika, 480 SM.

Zefiros, atau Zefir (bahasa Yunani: Ζέφυρος, Zéphuros) adalah dewa angin barat. Dia diasosiasikan dengan musim semi. Dia dipercaya tinggal di gua di Trakia.

Zefiros memiliki beberapa istri dalam beberapa cerita berbeda. Zefiros dikatakan sebagai suami Iris, dewi pelangi. Zefiros juga pernah berlomba dengan Boreas untuk mendapatkan cinta dewi Khloris, Zefiros menang dan memberi sang dewi taman bunga. Dari Khloris, Zefiros menjadi ayah dari Karpos. Zefiros juga pernah berhubungan dengan Podarge dan memiliki anak Balios dan Xanthos. Selain itu, Zefiros pernah jatuh cinta pada seorang pria bernama Hiakinthos. Namun Hiakinthos lebih memilih Apollo sehingga Zefiros membunuhnya.

Dalam cerita Cupid dan Psikhe, Zefiros bertugas membawa Psikhe menuju istana Cupid.

Dalam mitologi Romawi, padanan Zefiros adalah Favonius, yang berkuasa atas tanaman dan bunga. Nama Favonius, yang bermakna "menyenangkan", juga merupakan nama yang umum dalam masyarakat Romawi kuno.

Dewa angin lainnya

[sunting | sunting sumber]

Empat dewa angin lainnya muncul dalam beberapa sumber kuno, misalnya di Menara Angin di Athena. Pada awalnya, seperti dicatat oleh Hesiod dan Homer, empat Anemoi minor ini disebut sebagai Anemoi Thuellai (Άνεμοι θύελλαι), dan merupakan roh angin yang jahat dan kejam. Mereka merupakan padanan pria dari harpi dan diciptakan oleh monster Tifon. Dewa-dewa angin ini dikurung di kandang milik dewa Aiolos sementara para Anemoi utama bisa bebas berkeliaran. Pada perkembangan selanjutnya, empat Anemoi ini digabung dengan empat Anemoi utama dan sifat-sifat mereka pun bercampur.

Kaikias adalah dewa angin timur laut. Dia digambarkan sebagai pria berjanggut dengan perisai yang penuh batu es. Namanya berasal dari kata kakía (κακία), "keburukan" atau "kejahatan". Namnya memiliki hubungan kata dengan kata dari bahasa Latin caecus "buta", sehingga dia kadang dipandang sebagai angin "gelap". Padanan romawinya adalah Caecius.

Apeliotes adalah dewa angin tenggara. Angin ini dikenal sebagai pembawa hujan dan bermanfaat bagi petani, akibatnya Apeliotes digambarkan membawa buah-buahan, bunga, atau gandum. Penampilannya adalah tak berjanggut, dengan rambut keriting, dan ekspresi yang ramah. Dia sering dicampuradukkan dengan Euros. Padanan Romawinya adalah Subsolanus. Sepereti padanan Yunaninya, Subsolanus juga sering disamakan dengan Vulturnus.

Skiron, atau Skeiron, adalah dewa angin barat laut dan melambangkan awal mula musim dingin. Dia digambarkan memiringkan kuali. Padanan Romawinya adalah Caurus, atau Corus. Corus juga merupakan salah satu dewa tertua di Romawi, dan termasuk dalam di indigetes ("dewa pribumi").

Lips, adalah dewa angin barat daya. Dia digambarkan memegang buritan kapal. Padanan Romawinya adalah Afer ventus ("angin Afrika"), atau Africus, karena Afrika terletak di sebelah barat daya Italia. Nama ini diduga berasal dari Afri, salah satu suku di Afrika Utara.

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Roman, Luke; Roman, Monica (2010). Encyclopedia of Greek and Roman Mythology (dalam bahasa Inggris). Infobase Publishing. hlm. 66. ISBN 978-1-4381-2639-5. 
  2. ^ Pliny, Natural History iv.35 dan viii.67