Lompat ke isi

Cantengan

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Paronikia (Cantengan)
Informasi umum
SpesialisasiDermatologi, Kedaruratan medis
Aspek klinis
Gejala dan tandaPeradangan – kulit di sekitar kuku[1]

Cantengan, dalam istilah kedokteran disebut paronikia, adalah kondisi pembengkakan dan peradangan pada kulit di sekitar kuku kaki maupun tangan yang disebabkan oleh bakteri atau jamur. Peradangan ini dapat terjadi secara tiba-tiba (paronikia akut) atau secara bertahap (paronikia kronis).[2][3] Terkadang, peradangan ini dapat menimbulkan nanah pada bagian yang bengkak.[4] Pengobatan dilakukan dengan menggunakan obat-obatan yang mengandung antibiotik untuk membunuh kuman atau yang mengandung antijamur untuk infeksi yang disebabkan oleh jamur.

Kata "paronikia" berasal dari bahasa Yunani: παρωνυχία dengan para yang berarti "di sekitar", onyx yang berarti "kuku", serta akhiran -ia.[5][6]

Cantengan dapat ditandai dengan adanya gejala, seperti kemerahan dan bengkak di sekitar kuku. Cantengan dapat menimbulkan rasa sakit saat disentuh, terkadang dapat menimbulkan nanah berwarna kuning-hijau yang telah terbentuk di bawah kulit atau kuku.[7]

Terdapat banyak faktor yang menyebabkan cantengan, misalnya karena mengenakan kaus kaki atau sepatu yang sempit, memotong kuku terlalu pendek atau tidak rapi, bentuk kuku yang melengkung ke dalam atau karena cedera. Faktor yang meningkatkan risiko cantengan adalah usia, diabetes, dan aliran darah yang buruk ke kaki.[8]

Pengobatan

[sunting | sunting sumber]

Jika tidak terdapat nanah, merendam dengan air hangat untuk kasus paronikia akut mungkin bisa meredakan gejala, meskipun belum ditemukan bukti yang mendukung.[9] Untuk kasus ringan, pengobatan sederhana dapat dilakukan dengan obat antibiotik topikal yang dijual bebas, seperti mupirosin (Baktroban), gentamisin, basitrasin/neomisin/polimiksin B (Neosporin).[10] Selain itu, obat antibiotik seperti klindamisin atau sepaleksin juga dapat digunakan—yang pertama lebih efektif pada area yang terdapat Staphylococcus aureus resistan metisilin.[11] Jika terdapat tanda-tanda abses (adanya nanah), maka dianjurkan untuk dilakukan pembuangan.[11]

Untuk kasus paronikia kronis, perawatan dapat dilakukan dengan menghindari pencetus, seperti obat antijamur topikal, dan steroid topikal.[2] Apabila langkah-langkah tersebut tidak berhasil, obat antijamur oral dan steroid dapat digunakan, atau lipatan kuku dapat diangkat melalui pembedahan.[2]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ "Paronychia: MedlinePlus Medical Encyclopedia". medlineplus.gov (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 26 April 2019. 
  2. ^ a b c Rigopoulos, Dimitris; Larios, George; Gregoriou, Stamatis; Alevizos, Alevizos (1 Februari 2008). "Acute and chronic paronychia". American Family Physician. 77 (3): 339–346. ISSN 0002-838X. PMID 18297959. 
  3. ^ Rockwell, P. G. (15 Maret 2001). "Acute and chronic paronychia". American Family Physician. 63 (6): 1113–1116. ISSN 0002-838X. PMID 11277548. 
  4. ^ "Viva Health | Artikel Kesehatan - Paronychia Cantengan". VivaHealth (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 7 Maret 2020. [pranala nonaktif permanen]
  5. ^ Harper, Douglas. "paronychia". Online Etymology Dictionary. 
  6. ^ παρωνυχία, παρά, ὄνυξ. Liddell, Henry George; Scott, Robert; A Greek–English Lexicon at the Perseus Project.
  7. ^ "Segala Hal tentang Cantengan yang Perlu Anda Ketahui". SehatQ. Diakses tanggal 9 Maret 2020. 
  8. ^ Halodoc. "Penyakit Cantengan - Gejala, Penyebab, dan Cara Mengobati | Halodoc.com". halodoc. Diakses tanggal 7 Maret 2020. 
  9. ^ Ritting, Andrew W.; O'Malley, Michael P.; Rodner, Craig M. (Mei 2012). "Acute Paronychia". The Journal of Hand Surgery (dalam bahasa Inggris). 37 (5): 1068–1070. doi:10.1016/j.jhsa.2011.11.021. 
  10. ^ Rigopoulos, Dimitris; Larios, George; Gregoriou, Stamatis; Alevizos, Alevizos (1 Februari 2008). "Acute and Chronic Paronychia". American Family Physician (dalam bahasa Inggris). 77 (3): 339–346. ISSN 0002-838X. 
  11. ^ a b Ritting, Andrew W.; O'Malley, Michael P.; Rodner, Craig M. (Mei 2012). "Acute Paronychia". The Journal of Hand Surgery (dalam bahasa Inggris). 37 (5): 1068–1070. doi:10.1016/j.jhsa.2011.11.021. 

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]
Klasifikasi
Sumber luar