Lompat ke isi

Ambideksteritas

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Ambideksteritas atau kekikanan (bahasa Inggris: ambidexterity) adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan kedua tangan dengan sama-sama baik.[1][2][3] Sifat seseorang yang memiliki kemampuan ambideksteritas disebut ambidekstrus atau kikan.[4][5] Hanya sekitar satu persen dari semua orang di dunia yang secara alami ambidekstrus.[6] Tingkat kemampuan dan fleksibilitas masing-masing tangan secara umum merupakan faktor kualitatif dalam menentukan ambideksteritas seseorang: beberapa orang mempunyai kecakapan sempurna dan sama ketika menggunakan kedua tangan.

Etimologi

[sunting | sunting sumber]

Kata ambidekstrus berasal dari bahasa Latin: ambi-, yang berarti "keduanya", dan dexter, yang berarti "benar" atau "baik, aktif". Dengan demikian, ambidekstrus ini secara harfiah adalah "benar keduanya" atau "baik kedua-duanya". Istilah ambidexter dalam bahasa Inggris pada awalnya digunakan dalam istilah hukum untuk juri yang menerima suap dari kedua belah pihak untuk menghasilkan keputusan yang di inginkan mereka.[7] Bahasa Latin kata ini berasal dari bahasa yunani klasik akar dari kata 'αμφι-δέξιος'

Dalam olahraga

[sunting | sunting sumber]

Ambideksteritas sangat berharga dalam olahraga bisbol. "Beralih memukul" adalah fenomena yang paling umum, dan ini sangat berharga karena adonan biasanya memiliki lebih banyak kesempatan statistik berhasil memukul bisbol ketika itu dilemparkan oleh lawan-tangan pitcher. Oleh karena itu, seseorang yang ambidekstrus pemukul dapat bat dari sisi mana yang lebih menguntungkan baginya dalam situasi itu. Pete Rose, yang memiliki lebih banyak hits dari siapa pun dalam sejarah Major League Baseball, seorang pemukul beralih.[8] Fielders harus menjadi ambidekstrus untuk dapat menangkap dengan mereka yang nondominan tangan dan melempar dengan mereka yang dominan.[butuh rujukan]

Olahraga Tarung

[sunting | sunting sumber]

Dalam olahraga tarung, petarung dapat memilih untuk menghadapi lawan mereka baik dengan bahu kiri ke depan dalam kudakuda-kanan ("ortodoks") atau bahu kanan ke depan dalam kudakuda kidal ("south-paw"), dengan demikian tingkat dominasi silang akan berguna. Dalam tinju, Manny Pacquiao memiliki kudakuda kidal di atas ring meskipun ia benar-benar ambidekstrus di luar ring. Begitu pula dalam seni bela diri campuran, banyak yang secara alamiah merupakan penyerang kidal seperti Lyoto Machida dan Anderson Silva, namun akan beralih sikap untuk membalas serangan lawan atau menangkis upaya menjatuhkan agar tetap berdiri.[butuh rujukan]

Sepak bola

[sunting | sunting sumber]

Dalam sepak bola, mampu menendang dengan kedua kaki memberikan lebih banyak pilihan untuk melakukan passing dan mencetak gol, serta kemampuan untuk bermain di kedua sisi lapangan. Oleh karena itu, pemain dengan kemampuan menggunakan kaki yang lebih lemah dengan baik menjadi pemain berharga dalam tim apapun. Contoh pemain ambidekstrus di antaranya: Glenn Hoddle, Valderrama, Leon Osman, Cristiano Ronaldo, Michael Laudrup, Francesco Totti, David Beckham, Andreas Brehme, Johan Cruyff,[9] Paolo Maldini, Ronaldo, Diego Forlan, Gianluca Zambrotta, Shinji Ono, Adriano Correia, Hernanes, Marek Hamšík, Jack Rodwell, Adam Lallana, David Villa, Santi Cazorla, Pedro Rodriguez,[10] Ben Yedder, Ousmane Dembelé, & Neymar

Dalam seni

[sunting | sunting sumber]

Meskipun sebagian besar seniman punya kecenderungan memakai tangan tertentu, beberapa seniman menggunakan kedua tangan mereka untuk seni seperti menggambar dan memahat. Leonardo da Vinci diyakini dapat memanfaatkan kedua tangannya setelah cedera pada tangan kanannya selama awal masa kanak-kanak membuatnya harus membiasakan diri menggunakan tangan kirinya.[11]

Seorang seniman kontemporer, Gur Keren, diketahui dapat menggambar menggunakan kedua tangan dan kakinya.[12][13]

Senjata api

[sunting | sunting sumber]

Banyak senjata api modern yang menerapkan desain ambideksteritas untuk mengakomodasi baik pengguna yang kidal maupun tidak. Hal ini menguntungkan dalam memasarkan senjata ke institusi militer atau penegak hukum karena senjata-senjata tersebut didistrbusikan untuk skala besar. Sehingga dengan desain yang menerapkan ambideksteritas ini tidak diperlukan latihan bagi pengguna kidal untuk menyesuaikan diri menggunakan senjata api yang didesain untuk tangan kanan. Realita situasi dalam pertempuran modern juga mempunyai peran penting dalam pengembangan senjata api yang menerapkan ambideksteritas, seperti halnya desain ambideksteritas memberikan keuntungan penggunaan senjata api dari tempat perlindungan yang mengharuskan pengguna menembak menggunakan tangan yang tidak biasa digunakannya.[butuh rujukan]

Ilmu kedokteran dan pembedahan

[sunting | sunting sumber]

Seorang dokter bedah yang sekaligus ahli anatomi, John Lizars, dikenal sebagai dokter bedah yang mahir menggunakan kedua tangannya, begitu pula Marco Abbodanza, seorang ahli bedah mata.

Ambideksteritas juga berguna setelah proses operasi pada tangan atau lengan yang dominan, yang akan memungkinkan pasien tersebut menggunakan tangan non-dominannya untuk hal-hal yang sebelumnya dikerjakan dengan tangannya yang sedang dalam masa penyembuhan.

Lihat juga

[sunting | sunting sumber]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ (Indonesia) Arti kata ambideksteritas dalam situs web Kamus Besar Bahasa Indonesia oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia.
  2. ^ "bihandgle - definition of bihandgle in English from the Oxford dictionary". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-06-14. Diakses tanggal 2017-08-02. 
  3. ^ Right, Left, Right, Wrong!
  4. ^ (Indonesia) Arti kata ambidekstrus dalam situs web Kamus Besar Bahasa Indonesia oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia.
  5. ^ (Indonesia) Arti kata kikan dalam situs web Kamus Besar Bahasa Indonesia oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia.
  6. ^ "Mixed-handed children more likely to have mental health, language and scholastic problems, study finds.
  7. ^ 1811 MMADEHof the Vulgar Tongue, page 12, ISBN 0-695-80216-X
  8. ^ Seattletimes.com paragraph 2
  9. ^ 20 Great Two-Footed Players in World Football History | Bleacher Report
  10. ^ World Football's 14 Best Two-Footed Players Right Now | Bleacher Report
  11. ^ McManus, IC; Drury, H. "The handedness of Leonardo da Vinci: a tale of the complexities of lateralisation". Brain Cogn. 55: 262–8. doi:10.1016/j.bandc.2004.02.042. PMID 15177791. 
  12. ^ [1] Diarsipkan 2014-06-06 di Wayback Machine.Featured in Scene 360 Magazine - Illusion, December 14 2013 Diarsipkan 2014-06-06 di Wayback Machine.
  13. ^ "Artikel unggulan dalam Holes in the Net (wawancara dalam bahasa Ibrani)". 2013-06-27. Archived from the original on 2013-06-27. Diakses tanggal 2017-08-06. 

Bacaan lebih lanjut

[sunting | sunting sumber]