Bahasa Minangkabau

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Bahasa Minangkabau
Baso Minangkabau
باسو مينڠكابو
Dituturkan di
Wilayah
EtnisMinangkabau
Penutur
± 6.5 juta[1]
Dialek
  • Dialek dalam bahasa Minangkabau
    • Agam - Tanah Datar
    • Aneuk Jamee
    • Lima Puluh Kota
    • Orang Mamak
    • Sakai
    • Bonai
    • Pancung Soal/Indojati
    • Penghulu
    • Ulu
    • Limapuluh kota
    • Pasaman
Modern:

Historis:

SumberPedoman Umum Ejaan Bahasa Minangkabau[2]
Status resmi
Diakui sebagai
bahasa minoritas di
Diatur olehBadan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa
Kode bahasa
ISO 639-2min
ISO 639-3min
Glottologmina1268[3]
Lokasi penuturan
The Minangkabau origin place
Wilayah di mana bahasa Minangkabau dituturkan secara dominan (pulau Sumatra bagian Barat; mencakup wilayah Sumatera Barat, sebagian Sumatera Utara, dan sebagian Bengkulu)
Artikel ini mengandung simbol fonetik IPA. Tanpa bantuan render yang baik, Anda akan melihat tanda tanya, kotak, atau simbol lain, bukan karakter Unicode. Untuk pengenalan mengenai simbol IPA, lihat Bantuan:IPA.
 Portal Bahasa
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B • PW
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini

Bahasa Minangkabau (Baso Minangkabau; aksara Jawi: باسومينڠكابو) adalah suatu bahasa Austronesia yang dituturkan oleh Suku Minangkabau.[4] Melalui diaspora masyarakat bersuku Minangkabau, bahasa ini juga dituturkan di beberapa wilayah lain di Sumatera Utara, Jambi, Bengkulu, sebagian Aceh, sebagian Riau, serta di wilayah luar negeri meliputi Negeri Sembilan.

Bahasa Minangkabau merupakan salah satu bahasa yang terdapat dalam rumpun bahasa Minangkabauik yang bercabang dari rumpun Melayu-Sumbawa (alias 'rumpun bahasa Indonesia Barat') yang diturunkan dari rumpun Melayu-Polinesia yang merupakan cabang dari rumpun bahasa Austronesia.[5][6]

Dialek[sunting | sunting sumber]

Bahasa Minang memiliki banyak dialek, bahkan antarkampung yang dipisahkan oleh sungai sekali pun dapat mempunyai dialek yang berbeda. Menurut Nadra, di wilayah Sumatera Barat bahasa Minang dapat dibagi dalam 8 dialek, yaitu:[7]

  1. Dialek Rao Mapat
  2. Dialek Muara Lolo
  3. Dialek Lubuak Alai
  4. Dialek Payakumbuh
  5. Dialek Agam
  6. Dialek Pancung Soal
  7. Dialek Koto Baru
  8. Dialek Pekal
  9. Dialek Lintau

Selain itu, masing-masing dialek Payakumbuh, Agam, dan Pancung Soal masih dapat dibagi lagi ke dalam sub-dialek.[8].[9][10]

Dialek bahasa Minangkabau yang dituturkan di Singkil, Simeulue, Aceh Selatan, Aceh Barat Daya, Nagan Raya dan Aceh Barat juga disebut dengan bahasa Aneuk Jamee.[11]

Sedangkan di Tapanuli Tengah, Sibolga, pantai Tapanuli Selatan dan Pantai Mandailing Natal disebut bahasa Pesisir.

Bahasa Minangkabau yang ada di Provinsi Riau terdiri dari 4 dialek,[12] di antaranya:

  1. Dialek Rokan, dipakai di Kabupaten Rokan Hilir dan Rokan Hulu
  2. Dialek Kampar juga disebut sebagai bahaso Ocu, dipakai di Kabupaten Rokan Hilir, Rokan Hulu, Kampar, Kota Pekanbaru, Pelalawan, Kuantan Singingi (Kuansing), dan Indragiri Hulu
  3. Dialek Basilam, dipakai di Kabupaten Rokan Hilir
  4. Dialek Indragiri, dipakai di Kabupaten Indragiri Hulu dan Indragiri Hilir

Dialek-dialek bahasa Minangkabau yang berada di Provinsi Riau dalam perkembangannya mendapat pengaruh dari bahasa Melayu di sekitarnya. Oleh sebagian masyarakat pengguna dialek tersebut mengganggapnya sebagai bahasa tersendiri.[13][14][15] Bahasa Minangkabau Umum ini juga disebut sebagai dialek Padang yang biasa disebut Bahaso Padang atau Bahaso Urang Awak.[16]

Karya sastra[sunting | sunting sumber]

Karya sastra tradisional berbahasa Minang memiliki persamaan bentuk dengan karya sastra tradisional berbahasa Melayu pada umumnya, yaitu berbentuk prosa, cerita rakyat, dan hikayat. Penyampaiannya biasa dilakukan dalam bentuk cerita (kaba) atau dinyanyikan (dendang). Adapula karya sastra yang digunakan untuk prosesi adat Minang, seperti pepatah-petitih dan persembahan (pasambahan). Pepatah-petitih dan persembahan banyak menggunakan kata-kata kiasan. Agar tidak kehilangan makna, karya sastra jenis ini tidak bisa diterjemahkan ke dalam bahasa lain. Oleh karenanya sangat sedikit sekali orang yang menguasai karya sastra ini, yang hanya terbatas pada ninik mamak dan pemuka adat.[17]

Fonologi[sunting | sunting sumber]

Berikut merupakan kotak fonem suara dari bahasa Minangkabau.[18]

Konsonan
Dwi-
bibir
Rongga-
gigi
langit-
langit
lang.
bel.
Celah-
suara
Sengau m m n n ɲ ny ŋ ng
Letup/
Gesek
nirsuara p p t t c k k ʔ '
bersuara b b d d j ɡ g
Geser s s h h
Sisian l l
Getar r r
Semivokal w w j y
Vokal
Depan Madya Belakang
Tertutup i i u u
Tengah e e o o
Terbuka a a

Diftong: [iə̯], [uə̯], [ui̯], [ai̯], [au̯].

Hubungan dengan bahasa lain[sunting | sunting sumber]

Orang Minangkabau umumnya berpendapat banyak persamaan antara Bahasa Minangkabau dengan Bahasa Melayu dan Bahasa Indonesia. Marah Roesli dalam Peladjaran Bahasa Minangkabau menyebutkan pada umumnya perbedaan antara Bahasa Minangkabau dan Bahasa Indonesia adalah pada perbedaan lafal, selain perbedaan beberapa kata.

Bahasa Melayu dan Indonesia[sunting | sunting sumber]

Bahasa Minangkabau merupakan salah satu bahasa daerah yang banyak memberikan sumbangan terhadap kosakata Bahasa Indonesia. Hal ini disebabkan karena banyaknya sarjana Minang yang berkontribusi dalam pembentukan Bahasa Melayu baku yang kelak menjadi Bahasa Indonesia.[19] Selain itu, peran para sastrawan Minang yang banyak menulis karya-karya sastra terkemuka pada masa awal kemerdekaan, juga menjadi faktor besarnya interferensi Bahasa Minangkabau terhadap Bahasa Indonesia. Mereka banyak memasukkan kosakata Minang ke dalam Bahasa Indonesia baku, terutama kosakata yang tidak memiliki padanannya di dalam Bahasa Indonesia.[20][21]

Pada tahun 1966, dari semua kosakata non-Melayu dalam Kamus Bahasa Indonesia, Bahasa Minangkabau mencakup 38% dari keseluruhannya. Angka ini merupakan yang tertinggi dibanding bahasa daerah lain, seperti Bahasa Jawa (27,5%) dan Bahasa Sunda (2,5%). Meskipun dalam perkembangannya, jumlah kosakata Minangkabau cenderung menurun dibandingkan interferensi kedua bahasa daerah tersebut.[22]

Abdul Gaffar Ruskhan dalam makalah yang disampaikannya di Sarasehan Bahasa Minangkabau menyampaikan pola perubahan kata dari Bahasa Indonesia ke Bahasa Minangkabau sebagai berikut:

  1. Bunyi akhir BI -ul > -ua: bandul > bandua
  2. Bunyi akhir BI -ut > -uik: rumput > rumpuik
  3. Bunyi akhir BI -us > -uih: putus > putuih
  4. Bunyi akhir BI -is > -ih: baris > barih
  5. Bunyi akhir BI -it > -ik: sakit > sakik
  6. Bunyi akhir BI -as > -eh: batas > bateh
  7. Bunyi akhir BI -ap > -ok: atap > atok
  8. Bunyi akhir BI -at > -ek: rapat > rapek
  9. Bunyi akhir BI -at (dari Arab) > -aik: adat > adaik
  10. Bunyi akhir BI -al/-ar > -a: jual > jua, kabar > kaba
  11. Bunyi akhir BI -a > -o: kuda > kudo
  12. Bunyi -e (pepet) > -a: beban > baban
  13. Awalan ter-, ber-, per- > ta-, ba-, pa-: berlari, termakan, perdalam > balari, tamakan, padalam[23]

Lafal[sunting | sunting sumber]

Contoh-contoh perbedaan lafal Bahasa Melayu dan Bahasa Indonesia dengan Bahasa Minangkabau (umum) adalah sebagai berikut:

Akhiran Menjadi Contoh
a o nama—namo, kuda—kudo, cara—caro
al dan ar a jual—jua, kabar—kaba, kapal—kapa
as eh atau aih (diftong "ai") batas—bateh, alas—aleh, balas—baleh
at ek atau aik (diftong "ai") dapat—dapek, kawat—kawek, surat—surek, dekat–dakek
ap ok lembap—lambok, gelap—galok, kurap—kurok, atap—atok
ih iah (diftong "ia") kasih—kasiah, putih—putiah, pilih—piliah
ing iang (diftong "ia") kucing—kuciang, saling—saliang, gading—gadiang
ir diftong "ia" air—aia, pasir—pasia, lahir—lahia
is ih baris—barih, manis—manih, alis—alih
it ik sakit—sakik, kulit—kulik, jahit—jahik, sulit–sulik
uh uah (diftong "ua") tujuh—tujuah, patuh—patuah
uk uak (diftong "ua") untuk—untuak, buruk—buruak, busuk—busuak
ung uang (diftong "ua") langsung—lansuang, hidung—iduang, untung—untuang
ur diftong "ua" cukur—cukua, kasur—kasua, angsur—ansua
us uih (diftong "ui") putus—putuih, halus—aluih, bungkus—bungkuih
ut uik (diftong "ui") rumput—rumpuik, ikut—ikuik, takut—takuik
  • Selain perbedaan akhiran, imbuhan awalan seperti me-, ber-, ter-, ke-, pe- dan se- dalam bahasa Minang (umum) menjadi ma-, ba-, ta-, ka-, pa-, dan sa-. Contohnya meminum, berlari, terlambat, kesalahan, penakut, dan setiap dalam bahasa Minang menjadi maminum, balari, talambek, kasalahan, panakuik, dan satiok.
  • Sementara itu, imbuhan akhiran seperti -kan dan -nya dalam bahasa Minang (umum) menjadi -an dan -nyo. Contohnya memusnahkan dan selamanya dalam bahasa Minang menjadi mamusnahan dan salamonyo.[24]
  • Perbedaan lainnya adalah setiap suku kata pertama yang mengandung huruf "e pepet" dalam bahasa Minang (umum) menjadi huruf "a". Contohnya selama dan percaya dalam bahasa Minang menjadi salamo dan pacayo.

Kosa kata[sunting | sunting sumber]

Persamaan Bahasa Minangkabau dengan berbagai bahasa lain dari rumpun Melayu dapat dilihat misalnya dalam perbandingan kosakata berikut:

Bahasa Indonesia apa laut lihat kucing pergi ular keras manis lutut
Bahasa Minangkabau apo lauik liaik/caliak kuciang pai ula kareh manih lutuik
Bahasa Pekal apo lawik liek kucing lalui ulah kehas manis lutuik
Bahasa Urak Lawoi' nama lawoiʔ lihaiʔ mi'aw pi ulal kras maneh lutoiʔ

Frasa[sunting | sunting sumber]

Bahasa Minangkabau: Sadang kayu di rimbo tak samo tinggi, kok kunun manusia (peribahasa)
Bahasa Indonesia: Sedangkan pohon di hutan tidak sama tinggi, apa lagi manusia
Bahasa Minangkabau: Co a koncek baranang co itu inyo (peribahasa)
Bahasa Indonesia: Bagaimana katak berenang, seperti itulah dia.
Bahasa Minangkabau: Indak buliah mambuang sarok di siko!
Bahasa Indonesia: Tidak boleh membuang sampah di sini!
Bahasa Minangkabau: Bungo indak satangkai, kumbang indak sa ikua (peribahasa)
Bahasa Indonesia: Bunga tidak setangkai, kumbang tidak seekor
Bahasa Minangkabau: A tu nan ang karajoan?
Bahasa Indonesia: Apa yang sedang kamu kerjakan?

kata Apa dalam Bahasa Minangkabau yaitu Apo tetapi lebih sering disingkat dengan kata A

Penamaan dokumen hukum[sunting | sunting sumber]

Sebagai contoh, perbedaan dapat dilihat dalam versi masing-masing dari Pernyataan Umum tentang Hak-Hak Asasi Manusia:

Bahasa Inggris Bahasa Indonesia Bahasa Melayu (Baku) Bahasa Minangkabau
Universal Declaration of Human Rights Pernyataan Umum tentang Hak-Hak Asasi Manusia Perisytiharan Hak Asasi Manusia Sejagat Deklarasi Sadunia Hak-Hak Asasi Manusia
Article 1 Pasal 1 Perkara 1. Pasal 1
All human beings are born free and equal in dignity and rights. They are endowed with reason and conscience and should act towards one another in a spirit of brotherhood. Semua orang dilahirkan merdeka dan mempunyai martabat dan hak-hak yang sama. Mereka dikaruniai akal dan hati nurani dan hendaknya bergaul satu sama lain dalam semangat persaudaraan. Semua manusia dilahirkan bebas dan samarata dari segi kemuliaan dan hak-hak. Mereka mempunyai pemikiran dan perasaan hati dan hendaklah bertindak di antara satu sama lain dengan semangat persaudaraan. Sadoalah urang dilahiaan mardeka jo punyo martabaik sarato hak-hak nan samo. Inyo dikaruniai aka jo hati nurani, supayo nan ciek jo nan lain bagaua dalam samangaik badunsanak.

Kalimat positif dan kalimat negatif[sunting | sunting sumber]

Kalimat negatif seperti dibuat bahasa Prancis.

# Bahasa Indonesia Bahasa Minang Bahasa Prancis
kalimat positif Subjek + Predikat + Objek Subjek + Predikat + Objek Subjek + Kata Kerja + Objek/Pelengkap
kalimat negatif Subjek + tidak + Predikat + Objek Subjek + indak + Predikat + Objek + do Subjek + ne + Kata Kerja + pas + Objek/Pelengkap

Contoh:

  1. Iko lamak (ini enak)
    1. Iko indak lamak do
  2. Ba a (bagaimana)
    1. Ndak ba a do

Kalimat pertanyaan[sunting | sunting sumber]

Bahasa Indonesia Bahasa Minang
Apa Apo/A
Bagaimana Bagaimano/Ba a
Berapa Barapo/Bara
Di mana Dimano/Dima
Kemana Kamano/Kama
Dari mana Dari mano/Dari ma
Mana Mano/Ma
Siapa Siapo/Sia
Mengapa Mangapo/Manga /Dek a
Kapan Bilo

Kalimat petunjuk[sunting | sunting sumber]

Bahasa Indonesia Bahasa Minang
Ini Iko/Ko
Itu Itu/Tu
Sini Siko
Situ Situ
Sana Sinan

Kata pengganti[sunting | sunting sumber]

Saya Ambo, Denai, Awak, Aden
Kamu Sanak (Formal), Awak (Formal), Ang (Laki-laki)
Kau (Perempuan)
Dia Inyo

Bilangan[sunting | sunting sumber]

Bahasa Indonesia Bahasa Minang
Satu Ciek
Dua Duo
Tiga Tigo
Empat Ampek
Lima Limo
Enam Anam
Tujuh Tujuah
Delapan Salapan
Sembilan Sambilan
Sepuluh Sapuluah
Sebelas Sabaleh
Seratus Saratuih
Seribu Saribu

Silsilah keluarga[sunting | sunting sumber]

Bahasa Indonesia Bahasa Minang
Kakek Pak Gaek, Antan, Angku, Inyiak, Gayiek, Datuak
Nenek Mak Gaek, Enek, Anduang, Inyiak, Niniak, Uwo
Ayah Apak, Abak
Ibu Amak, Mandeh, Biyai, Bundo
Paman Mamak, Pak Tuo, Pak Angah, Pak Adang, Pak Etek, Pak Anjang
Bibi Etek, Ande, Amay, Uncu
Kakak Laki-laki Uda, Ajo, Udo, Uan, Abang
Kakak Perempuan Uni, Kakak

Lihat pula[sunting | sunting sumber]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Moeliono, A.M., (2000), Kajian serba linguistik: untuk Anton Moeliono, pereksa bahasa, hal. 334, Jakarta: BPK Gunung Mulia, ISBN 979-687-004-5.
  2. ^ "Pedoman Umum Ejaan Bahasa Minangkabau". Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. 
  3. ^ Hammarström, Harald; Forkel, Robert; Haspelmath, Martin, ed. (2019). "Minangkabau". Glottolog 4.1. Jena, Jerman: Max Planck Institute for the Science of Human History. 
  4. ^ Darrell T. Tryon, Comparative Austronesian Dictionary: An Introduction to Austronesian Studies, Walter de Gruyter & Co, Berlin, 1994
  5. ^ "Minangkabauic". The Southeast Asian Linguistics Society Special Publication (dalam bahasa Inggris). Honolulu, Hawai'i: University of Hawai'i Press. 2019. [Rumpun bahasa Minangkabauik] 
  6. ^ "Minangkabau language" [Bahasa Minangkabau]. Glottolog 4.4 (dalam bahasa Inggris). 
  7. ^ Nadra 2006.
  8. ^ Nadra 1997.
  9. ^ Medan, Tamsin, (1985), Bahasa Minangkabau dialek Kubuang Tigo Baleh, Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
  10. ^ Nadra, (2006), Rekonstruksi bahasa Minangkabau, Andalas University Press, ISBN 979-3364-55-6.
  11. ^ "AZIZ, Zulfadli A.; AMERY, Robert. A survey on the status of the local languages of Pulau Simeulue and Pulau Banyak and their use within the community. In: Proceedings of English Education International Conference. 2016. p. 487-490". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-12-15. Diakses tanggal 2018-08-12. 
  12. ^ Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikbud RI. Bahasa Minangkabau di Provinsi Riau. Pada: Bahasa dan Peta Bahasa di Indonesia. 2017 [1] Diarsipkan 2018-08-12 di Wayback Machine.
  13. ^ Saidat Dahlan, Saidat Dahlan and Anwar Syair, Anwar Syair and Abdullah Manan, Abdullah Manan and Amrin Sabrin, Amrin Sabrin (1985) Pemetaan Bahasa Daerah Riau dan Jambi (1985). Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Jakarta.[2]
  14. ^ Agus Sri Danardana, Agus Sri Danardana (2010) persebaran dan kekerabatan bahasa-bahasa di prov riau dan kep riau 149h. Balai Bahasa Provinsi Riau. ISBN 978-979-1104-46-3 [3]
  15. ^ Ayub A, Husin N, Muhardi M, Usman A H, & Yasin A. (1993). Tata Bahasa Minangkabau Diarsipkan 2019-04-13 di Wayback Machine.. Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Jakarta. ISBN 979-459-294-3
  16. ^ Moussay 1998, hlm. 24.
  17. ^ Edwar Jamaris, Pengantar Sastra Rakyat Minangkabau, Yayasan Obor Indonesia, 2001
  18. ^ Adelaar, K. Alexander (1992). Proto-Malayic: The Reconstruction of its Phonology and Parts of its Lexicon and Morphology. Pacific Linguistics, Series C, no. 119. Canberra: Dept. of Linguistics, Research School of Pacific Studies, the Australian National University. 
  19. ^ S. Budisantoso, Masyarakat Melayu Riau dan Kebudayaannya, 1986
  20. ^ Martin Haspelmath, Uri Tadmor; Loanwords in the World's Languages: A Comparative Handbook; De Gruyter Mouton, 2009
  21. ^ Alif Danya Munsyi, 9 dari 10 Kata Bahasa Indonesia adalah Asing, KPG, 2003
  22. ^ Adeng Chaedar Alwasilah, Politik Bahasa dan Pendidikan, 1997
  23. ^ Ruskhan, Abdul Gaffar (2015). Penentuan Dialek Baku Bahasa Minangkabau Dalam Penulisan Daring. Bogor: Badan Bahasa. 
  24. ^ Edwar Djamaris, Beberapa masalah dalam penerjemahan naskah Sastra Minangkabau[pranala nonaktif permanen]

Bacaan lanjutan[sunting | sunting sumber]

  1. Moussay, Gérard (1998). Rahayu S. Hidayat, ed. Tata Bahasa Minangkabau (judul asli: La Langue Minangkabau) (dalam bahasa Indonesia). Jakarta: Kepustakaan Popular Gramedia. ISBN 979-9023-16-5. 
  2. Eberhard, David M.; Simons, Gary F.; Fennig, Charles D. (2021). "Ethnologue: Languages of the World" (dalam bahasa Inggris). Dallas: SIL International. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-10-04. Diakses tanggal 2021-09-18. 

Pranala luar[sunting | sunting sumber]