Daftar provinsi di Indonesia menurut IPM tahun 2016
Sebuah perhitungan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang menggunakan metode baru dilaksanakan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) dari tahun 2010 hingga sekarang. Berikut ini akan disajikan penjelasan, sejarah, dan metodologi perhitungan IPM, serta daftar provinsi Indonesia menurut IPM tahun 2011.
Penjelasan
Indeks Pembangunan Manusia (IPM)/Human Development Index (HDI) adalah pengukuran perbandingan dari harapan hidup, melek huruf, pendidikan dan standar hidup untuk semua negara seluruh dunia. IPM digunakan untuk mengklasifikasikan apakah sebuah negara adalah negara maju, negara berkembang atau negara terbelakang dan juga untuk mengukur pengaruh dari kebijaksanaan ekonomi terhadap kualitas hidup.[1]
Sejarah
Indeks ini pada 1990 dikembangkan oleh pemenang nobel India Amartya Sen dan seorang ekonom Pakistan Mahbub ul Haq, serta dibantu oleh Gustav Ranis dari Univerditas Yale dan Lord Meghnad Desai dari Sekolah Ekonomi London. Sejak itu indeks ini dipakai oleh Program pembangunan PBB pada laporan IPM tahunannya.
Amartya Sen menggambarkan indeks ini sebagai "pengukuran vulgar" oleh karena batasannya. Indeks ini lebih berfokus pada hal-hal yang lebih sensitif dan berguna daripada hanya sekadar pendapatan perkapita yang selama ini digunakan. Indeks ini juga berguna sebagai jembatan bagi peneliti yang serius untuk mengetahui hal-hal yang lebih terinci dalam membuat laporan pembangunan manusianya.
IPM mengukur pencapaian rata-rata sebuah negara dalam 3 dimensi dasar pembangunan manusia:
- Hidup yang sehat dan panjang umur yang diukur dengan harapan hidup saat kelahiran
- Pengetahuan yang diukur dengan angka tingkat baca tulis pada orang dewasa (bobotnya dua per tiga) dan kombinasi pendidikan dasar , menengah , atas gross enrollment ratio (bobot satu per tiga).
- Standar kehidupan yang layak diukur dengan logaritma natural dari produk domestik bruto per kapita dalam paritasi daya beli.
Cara Menghitung Indeks Komponen[2]
Setiap komponen IPM distandardisasi dengan nilai minimum dan maksimum sebelum digunakan untuk menghitung IPM. Rumus yang digunakan sebagai berikut.
Dimensi Kesehatan
Keterangan:
I : indeks komponen
AHH : angka harapan hidup
AHHmin : angka harapan hidup terendah
AHHmaks: angka harapan hidup tertinggi
Dimensi Pendidikan
Keterangan:
I : indeks komponen
HLS : harapan lama sekolah
HLSmin : harapan lama sekolah terendah
HLSmaks: harapan lama sekolah tertinggi
Keterangan:
I : indeks komponen
RLS : rata-rata lama sekolah
RLSmin: rata-rata lama sekolah terendah
RLSmaks: rata-rata lama sekolah tertinggi
I : indeks komponen
HLS: harapan lama sekolah
RLS: rata-rata lama sekolah
Dimensi Pengeluaran
Keterangan:
I : indeks komponen
In : indeks komponen
pengeluaranmin : pengeluaran terendah
pengeluaranmaks: pengeluaran tertinggi
Cara Menghitung Indeks Pembangunan Manusia
Keterangan:
IPM: indeks pembangunan manusia
I : indeks komponen
Data[3]
Data di bawah ini merupakan data perhitungan Badan Pusat Statistik (BPS).
Peringkat | Provinsi | IPM | Status | Perubahan | Perbandingan dengan IPM Laporan UNDP
Tahun 2016 untuk Perkiraan IPM Tahun 2015 |
---|---|---|---|---|---|
1 | Daerah Khusus Ibukota Jakarta | 79,60 (0,796) | Tinggi | 0,61 (0,006) | Belum dipublikasikan |
2 | Daerah Istimewa Yogyakarta | 78,38 (0,783) | Tinggi | 0,79 (0,007) | Belum dipublikasikan |
3 | Kalimantan Timur | 74,59 (0,745) | Tinggi | 0,42 (0,004) | Belum dipublikasikan |
4 | Kepulauan Riau | 73,99 (0,739) | Tinggi | 0,24 (0,002) | Belum dipublikasikan |
5 | Bali | 73,65 (0,736) | Tinggi | 0,38 (0,003) | Belum dipublikasikan |
6 | Riau | 71,20 (0,712) | Tinggi | 0,36 (0,003) | Belum dipublikasikan |
7 | Sulawesi Utara | 71,05 (0,710) | Tinggi | 0,66 (0,006) | Belum dipublikasikan |
8 | Banten | 70,96 (0,709) | Tinggi | 0,69 (0,006) | Belum dipublikasikan |
9 | Sumatera Barat | 70,73 (0,707) | Tinggi | 0,75 (0,007) | Belum dipublikasikan |
- | Indonesia | 70,18 (0,701) | Tinggi | 0,63 (0,006) | Belum dipublikasikan |
10 (1) | Jawa Barat | 70,05 (0,700) | Tinggi | 0,55 (0,005) | Belum dipublikasikan |
11 (1) | Sumatera Utara | 70,00 (0,700) | Tinggi | 0,49 (0,004) | Belum dipublikasikan |
11 (2) | Aceh | 70,00 (0,700) | Tinggi | 0,55 (0,005) | Belum dipublikasikan |
12 | Jawa Tengah | 69,98 (0,699) | Sedang | 0,49 (0,004) | Belum dipublikasikan |
13 (1) | Sulawesi Selatan | 69,76 (0,697) | Sedang | 0,61 (0,006) | Belum dipublikasikan |
14 (2) | Jawa Timur | 69,74 (0,697) | Sedang | 0,79 (0,007) | Belum dipublikasikan |
15 (2) | Jambi | 69,62 (0,696) | Sedang | 0,73 (0,007) | Belum dipublikasikan |
16 (1) | Kepulauan Bangka Belitung | 69,55 (0,695) | Sedang | 0,50 (0,005) | Belum dipublikasikan |
17 (3) | Bengkulu | 69,33 (0,693) | Sedang | 0,74 (0,007) | Belum dipublikasikan |
18 (1) | Sulawesi Tenggara | 69,31 (0,693) | Sedang | 0,53 (0,005) | Belum dipublikasikan |
19 (1) | Kalimantan Utara | 69,20 (0,692) | Sedang | 0,44 (0,004) | Belum dipublikasikan |
20 (1) | Kalimantan Tengah | 69,13 (0,691) | Sedang | 0,60 (0,006) | Belum dipublikasikan |
21 (1) | Kalimantan Selatan | 69,05 (0,690) | Sedang | 0,67 (0,006) | Belum dipublikasikan |
22 (1) | Sumatera Selatan | 68,24 (0,682) | Sedang | 0,78 (0,007) | Belum dipublikasikan |
23 (2) | Lampung | 67,65 (0,676) | Sedang | 0,70 (0,007) | Belum dipublikasikan |
24 | Maluku | 67,60 (0,676) | Sedang | 0,55 (0,005) | Belum dipublikasikan |
25 (1) | Sulawesi Tengah | 67,47 (0,674) | Sedang | 0,71 (0,007) | Belum dipublikasikan |
26 (1) | Maluku Utara | 66,63 (0,666) | Sedang | 0,82 (0,008) | Belum dipublikasikan |
27 (1) | Gorontalo | 66,29 (0,662) | Sedang | 0,43 (0,004) | Belum dipublikasikan |
28 (1) | Kalimantan Barat | 65,88 (0,658) | Sedang | 0,29 (0,002) | Belum dipublikasikan |
29 (1) | Nusa Tenggara Barat | 65,81 (0,658) | Sedang | 0,62 (0,006) | Belum dipublikasikan |
30 (1) | Sulawesi Barat | 63,60 (0,636) | Sedang | 0,64 (0,006) | Belum dipublikasikan |
31 (1) | Nusa Tenggara Timur | 63,13 (0,631) | Sedang | 0,46 (0,004) | Belum dipublikasikan |
32 (1) | Papua Barat | 62,21 (0,622) | Sedang | 0,48 (0,004) | Belum dipublikasikan |
33 (1) | Daerah Khusus Papua | 58,05 (0,580) | Rendah | 0,80 (0,008) | Belum dipublikasikan |
Kesimpulan
- Provinsi dengan IPM tertinggi adalah Daerah Khusus Ibukota Jakarta dengan IPM sebesar 79,60.
- Provinsi dengan IPM terendah adalah Daerah Khusus Papua dengan IPM sebesar 58,05.
- Jarak antara provinsi dengan IPM tertinggi dan provinsi dengan IPM terendah adalah 21,55.
- Performa terbaik diraih oleh Provinsi Maluku Utara dengan peningkatan IPM sebesar 0,82.
- Performa terburuk diraih oleh Provinsi Kepulauan Riau dengan peningkatan IPM sebesar 0,24.
- Menurut BPS, IPM Indonesia adalah 70,18 (0,701) dan masih menempati status tinggi.
- Menurut UNDP, IPM Indonesia adalah ??,?? (0,???) dan masih menempati status ??????.
Referensi
- ^ Davies, A. and G. Quinlivan (2006), A Panel Data Analysis of the Impact of Trade on Human Development, Journal of Socioeconomics
- ^ "Badan Pusat Statistik". www.bps.go.id (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2017-04-24.
- ^ "Badan Pusat Statistik". www.bps.go.id (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2017-04-24.