Jawa Barat

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Revisi sejak 20 November 2022 15.46 oleh Ustad abu gosok (bicara | kontrib) (penulisan tidak tepat)
Jawa Barat
Transkripsi bahasa Sunda
 • Aksara Sundaᮏᮝ ᮊᮥᮜᮧᮔ᮪
 • Pegonڤرَوفينسي جاوا كولَون
 • Alfabet bahasa SundaJawa Kulon
Bendera Jawa Barat
Julukan: 
  • Tatar Sunda
  • Pasundan
Motto: 
Gemah, ripah, répéh, rapih
(Sunda) Makmur, sentosa, sederhana, rapi[1]
Peta
Peta
Negara Indonesia
Dasar hukum pendirianUU No. 11 Tahun 1950
Hari jadi19 Agustus 1945[2]
Ibu kotaKota Bandung
Jumlah satuan pemerintahan
Daftar
  • Kabupaten: 18
  • Kota: 9
  • Kecamatan: 627
  • Kelurahan: 645
  • Desa: 5.957
Pemerintahan
 • GubernurRidwan Kamil
 • Wakil GubernurUu Ruzhanul Ulum
 • Sekretaris DaerahSetiawan Wangsaatmaja
 • Ketua DPRDTaufik Hidayat
Luas
 • Total35.377,76 km2 (13,659,43 sq mi)
Populasi
 • Total48.782.408
 • Peringkat1
 • Kepadatan1.379,00/km2 (3,571,6/sq mi)
Demografi
 • AgamaIslam (97,22%)
Kristen (2,45%)
Protestan (1,83%)
Katolik (0,65%)
Buddha (0,22%)
Hindu (0,04%)
Konghucu (0,03%)
Kepercayaan (0,01%)[4]
 • Bahasa
 • IPMKenaikan 72,45 (2021)
Tinggi[5]
Zona waktuUTC+07:00 (WIB)
Kode pos
16xxx-17xxx, 40xxx-41xxx, dan 43xxx-46xxx
Kode area telepon
Daftar
  • 021 — Kota Depok — Kota Bekasi — Kabupaten Bekasi — Cibinong (Kabupaten Bogor)
  • 022 — Kota Bandung — Kota Cimahi — Soreang (Kabupaten Bandung) — Lembang - Ngamprah (Kabupaten Bandung Barat)
  • 0231 — Kota Cirebon — Sumber - Losari (Kabupaten Cirebon)
  • 0232 — Kabupaten Kuningan
  • 0233 — Kabupaten Majalengka
  • 0234 — Kabupaten Indramayu
  • 0251 — Kabupaten Bogor — Kota Bogor — Bojongsari - Sawangan (Kota Depok)
  • 0260 — Kabupaten Subang
  • 0261 — Kabupaten Sumedang
  • 0262 — Kabupaten Garut
  • 0263 — Kabupaten Cianjur
  • 0264 — Kabupaten Purwakarta — Cikampek (Kabupaten Karawang)
  • 0265 — Kota Tasikmalaya — Kadipaten - Singaparna (Kabupaten Tasikmalaya) — Kota Banjar — Kabupaten Ciamis — Kabupaten Pangandaran
  • 0266 — Kota Sukabumi — Palabuhanratu (Kabupaten Sukabumi) — Kabupaten Cianjur
  • 0267 — Kabupaten Karawang
Kode ISO 3166ID-JB
Pelat kendaraan
Daftar
  • B (Kabupaten Bekasi, Kota Bekasi dan Kota Depok)
  • D (eks-Keresidenan Priangan bagian barat (Bandung Raya))
  • E (eks-Keresidenan Cirebon)
  • F (eks-Keresidenan Bogor)
  • T (eks-Keresidenan Karawang)
  • Z (eks-Keresidenan Priangan bagian timur)
Kode Kemendagri32
Kode BPS32
APBDRp 28.530.972.638.325,-[6] (2015)
PADRp 23.989.000.087.978,-[7]
DAURp 3.306.552.702.000,- (2020)[8]
Lagu daerah"Manuk Dadali"
"Bubuy Bulan"
"Tokecang"
Rumah adat
Senjata tradisionalKujang
Flora resmiGandaria
Fauna resmiMacan tutul jawa
Situs webjabarprov.go.id
¹ Jumlah penduduk provinsi Jawa Barat pada sensus Penduduk 2010 adalah sebanyak 46.497.175 jiwa[9] sementara jumlah suku Jawa Cirebon pada sensus penduduk 2010 dengan survei awal pada wilayah inti suku Jawa yaitu di Kabupaten Cirebon, Kota Cirebon, Kota Indramayu dan Kabupaten Indramayu adalah sebesar 6.877.514 jiwa
Peta Administrasi Provinsi Jawa Barat

Jawa Barat (disingkat Jabar, Sunda: ᮏᮝ ᮊᮥᮜᮧᮔ᮪, translit. Jawa Kulon) adalah sebuah provinsi di Indonesia, ibu kotanya berada di kota Bandung. Pada tahun 2021 penduduk provinsi Jawa Barat berjumlah 48.782.408 jiwa, dengan kepadatan 1.379 jiwa/km2.[3]Berdasarkan sensus BPS pada tahun 2010, penduduk di Jawa Barat merupakan provinsi dengan penduduk terbanyak pertama di Indonesia, penduduk aslinya merupakan suku Sunda.

Jawa Barat merupakan jantung budaya Sunda atau biasa disebut sebagai Tatar Sunda/Pasundan bersama dengan provinsi Banten meskipun banyak pendatang yang menetap dan tinggal dari berbagai suku bangsa lainnya di Indonesia terutama di wilayah metropolitan Jakarta dan migrasi di Cirebon sejak berabad abad lama.

Sejarah

Temuan arkeologi di Anyer menunjukkan adanya budaya logam perunggu dan besi sebelum milenium pertama. Gerabah tanah liat prasejarah zaman buni (Bekasi kuno) bisa ditemukan merentang dari Anyer sampai Cirebon.[butuh rujukan]

Wilayah Jawa Barat pada abad ke-5 merupakan bagian dari Kerajaan Tarumanagara.[butuh rujukan] Prasasti peninggalan Kerajaan Tarumanagara banyak tersebar di Jawa Barat. Ada tujuh prasasti yang ditulis dalam aksara Wengi (yang digunkan dalam masa Palawa India) dan bahasa Sansakerta yang sebagian besar menceritakan para raja Tarumanagara.[butuh rujukan]

Setelah runtuhnya kerajaan Tarumanagara, kekuasaan di bagian barat Pulau Jawa dari Ujung Kulon sampai Kali Serayu dilanjutkan oleh Kerajaan Sunda[butuh rujukan]. Salah satu prasasti dari zaman Kerajaan Sunda adalah prasasti Kebon Kopi II yang berasal dari tahun 932. Kerajaan Sunda beribu kota di Pakuan Pajajaran (sekarang kota Bogor).[butuh rujukan]

Pada abad ke-16, Kesultanan Demak tumbuh menjadi saingan ekonomi dan politik Kerajaan Sunda. Pelabuhan Cerbon (kelak menjadi Kota Cirebon) lepas dari Kerajaan Sunda karena pengaruh Kesultanan Demak. Pelabuhan ini kemudian tumbuh menjadi Kesultanan Cirebon yang memisahkan diri dari Kerajaan Sunda. Pelabuhan Banten juga lepas ke tangan Kesultanan Cirebon dan kemudian tumbuh menjadi Kesultanan Banten.

Untuk menghadapi ancaman ini, Sri Baduga Maharaja, raja Sunda saat itu, meminta putranya, Surawisesa untuk membuat perjanjian pertahanan keamanan dengan orang Portugis di Malaka untuk mencegah jatuhnya pelabuhan utama, yaitu Sunda Kalapa (sekarang Jakarta) kepada Kesultanan Cirebon dan Kesultanan Demak. Pada saat Surawisesa menjadi raja Sunda, dengan gelar Prabu Surawisesa Jayaperkosa, dibuatlah perjanjian pertahanan keamanan Sunda-Portugis, yang ditandai dengan Prasasti Perjanjian Sunda-Portugal, ditandatangani dalam tahun 1512. Sebagai imbalannya, Portugis diberi akses untuk membangun benteng dan gudang di Sunda Kalapa serta akses untuk perdagangan di sana. Untuk merealisasikan perjanjian pertahanan keamanan tersebut, pada tahun 1522 didirikan suatu monumen batu yang disebut padrão di tepi Ci Liwung.

Meskipun perjanjian pertahanan keamanan dengan Portugis telah dibuat, pelaksanaannya tidak dapat terwujud karena pada tahun 1527 pasukan aliansi CirebonDemak, dibawah pimpinan Fatahilah atau Paletehan menyerang dan menaklukkan pelabuhan Sunda Kalapa. Perang antara Kerajaan Sunda dan aliansi Cirebon–Demak berlangsung lima tahun sampai akhirnya pada tahun 1531 dibuat suatu perjanjian damai antara Prabu Surawisesa dengan Sunan Gunung Jati dari Kesultanan Cirebon.

Dari tahun 1567 sampai 1579, dibawah pimpinan Raja Mulya, alias Prabu Surya Kencana, Kerajaan Sunda mengalami kemunduran besar dibawah tekanan Kesultanan Banten. Setelah tahun 1576, kerajaan Sunda tidak dapat mempertahankan Pakuan Pajajaran (ibu kota Kerajaan Sunda), dan akhirnya jatuh ke tangan Kesultanan Banten. Zaman pemerintahan Kesultanan Banten, wilayah Priangan (Jawa Barat bagian tenggara) jatuh ke tangan Kesultanan Mataram.

Jawa Barat sebagai provinsi otonom ditetapkakn pada tahun 1926 ketika pemerintah Hindia Belanda membentuk Provinsi Jawa Barat. Penetapannya dalam rangka pembaharuan sistem desentralisasi dan dekonsentrasi pemerintahan. Status ini secara resmi ditetapkan pada tanggal 1 Januari 1926 melalui staatsblad (lembar negara) nomor 326 pada tahun 1926. Kemudian ditetapkan lagi dalam staatsblad nomor 27, 28 dan 438 pada tahun 1928, dan staatsblad nomor 507 pada tahun 1932.[10]

Pembentukan provinsi Jawa Barat merupakan pelaksanaan Bestuurshervormingwet tahun 1922, yang membagi Hindia Belanda atas kesatuan-kesatuan daerah provinsi. Sebelum tahun 1925, digunakan istilah Soendalanden (Tatar Soenda) atau Pasoendan, sebagai istilah geografi untuk menyebut bagian Pulau Jawa di sebelah barat Sungai Cilosari dan Citanduy yang sebagian besar dihuni oleh penduduk yang menggunakan bahasa Sunda sebagai bahasa ibu.

Pada 17 Agustus 1945, Jawa Barat bergabung menjadi bagian dari Republik Indonesia. Ibukota Jawa Barat berpindah silih berganti. Ibukota Jawa Barat yang mula-mula ditempatkan di Bandung pada 19 Agustus 1945[11] dipindah ke Indihiang, Tasikmalaya pada 21 Juli 1947.[12] Selang beberapa hari kemudian,[butuh rujukan] ibukota Jawa Barat dipindah dari Indihiang ke Lebak Siuh lalu ke Culamega kemudian ke Tawangbanteng.[12] Raden Mas Sewaka kemudian ditangkap Belanda[12] dalam Agresi Militer Belanda I.[butuh rujukan] Ibukota Jawa Barat kemudian dipindah ke Wanayasa, Purwakarta pada 17 Agustus 1948.[12] Saat ibukota Jawa Barat dipindah ke Wanayasa, Oja Soemantri membentuk pemerintahan Jawa Barat dengan nama Pemerintahan Republik Jawa Barat (PRJB).[12] PRJB sendiri adalah suatu republik yang menolak Perjanjian Renville namun masih menyatakan setia pada semangat proklamasi 17 Agustus 1945.[12] Ketika Raden Mas Sewaka menjadi gubernur, ibukota Jawa Barat dipindah dari Wanayasa ke Subang, Kuningan.[12] Hal tersebut dilakukan untuk menjaga keamanan akibat Agresi Militer Belanda II.

Tanggal 27 Desember 1949 Jawa Barat menjadi Negara Pasundan yang merupakan salah satu negara bagian dari Republik Indonesia Serikat sebagai hasil kesepakatan tiga pihak dalam Konferensi Meja Bundar: Republik Indonesia, Bijeenkomst voor Federaal Overleg (BFO), dan Belanda. Kesepakatan ini disaksikan juga oleh United Nations Commission for Indonesia (UNCI) sebagai perwakilan PBB. Jawa Barat kembali bergabung dengan Republik Indonesia pada tahun 1950.

Geografi

Kawah gunung Tangkuban Parahu di wilayah selatan kabupaten Subang[13].

Provinsi Jawa Barat berada di bagian barat Pulau Jawa. Wilayahnya berbatasan dengan Provinsi Banten, Provinsi DKI Jakarta, dan Laut Jawa di sebelah utara, Provinsi Jawa Tengah dan Laut Jawa di sebelah timur, Samudera Hindia di sebelah selatan, serta Provinsi Banten dan Provinsi DKI Jakarta di sebelah barat.

Kawasan pantai utara merupakan dataran rendah. Di bagian tengah merupakan pegunungan, yakni bagian dari rangkaian pegunungan yang membujur dari barat hingga timur Pulau Jawa. Titik tertingginya adalah Gunung Ciremay, yang berada di sebelah barat daya Kota Cirebon. Sungai-sungai yang cukup penting adalah Sungai Citarum dan Sungai Cimanuk, yang bermuara di Laut Jawa.

Iklim

Iklim di Jawa Barat adalah tropis, dengan suhu terendah tercatat yang dapat mencapai 9°C di Puncak Gunung Pangrango dan tertinggi tercatat yang dapat mencapai 34°C di Pantai Utara.[butuh rujukan] Curah hujan rata-rata mencapai 2.000mm per tahun di seluruh propinsi.[butuh rujukan] Adapun curah hujan di beberapa tempat di daerah pegunungan berkisar antara 3.000mm sampai 5.000mm per tahun.[butuh rujukan]

Pemerintahan

Kabupaten dan Kota

No. Kabupaten/kota Ibu kota Bupati/wali kota Luas wilayah (km2)[14] Jumlah penduduk (2020)[15] Kecamatan Kelurahan/desa Lambang
Peta lokasi
1 Kabupaten Bandung Soreang Dadang Supriatna 1.767,96 3.623.790 31 10/270
2 Kabupaten Bandung Barat Ngamprah Arsan Latif (Pj.) 1.305,77 1.788.336 16 -/165
3 Kabupaten Bekasi Cikarang Pusat Dani Ramdan (Pj.) 1.224,88 3.113.071 23 7/180
4 Kabupaten Bogor Cibinong Asmawa Tosepu (Pj.) 2.710,62 5.427.068 40 19/416
5 Kabupaten Ciamis Ciamis Herdiat Sunarya 1.414,71 1.229.069 27 7/258
6 Kabupaten Cianjur Cianjur Herman Suherman 3.840,16 2.477.560 32 6/354
7 Kabupaten Cirebon Sumber Imron Rosyadi 984,52 2.270.621 40 12/412
8 Kabupaten Garut Tarogong Kidul Barnas Adjidin (Pj.) 3.074,07 2.585.607 42 21/421
9 Kabupaten Indramayu Indramayu Nina Agustina 2.040,11 1.834.434 31 8/309
10 Kabupaten Karawang Karawang Barat Aep Syaepuloh 1.652,20 2.439.085 30 12/297
11 Kabupaten Kuningan Kuningan Raden Iip Hidajat (Pj.) 1.110,56 1.167.686 32 15/361
12 Kabupaten Majalengka Majalengka Dedi Supandi (Pj.) 1.204,24 1.305.476 26 13/330
13 Kabupaten Pangandaran Parigi Jeje Wiradinata 1.010,00 423.667 10 -/93
14 Kabupaten Purwakarta Purwakarta Benny Irwan (Pj.) 825,74 997.869 17 9/183
15 Kabupaten Subang Subang Imran (Pj.) 1.893,95 1.595.320 30 8/245
16 Kabupaten Sukabumi Palabuhanratu Marwan Hamami 4.145,70 2.725.450 47 5/381
17 Kabupaten Sumedang Sumedang Utara Herman Suryatman (Pj.) 1.518,33 1.152.507 26 7/270
18 Kabupaten Tasikmalaya Singaparna Ade Sugianto 2.551,19 1.865.203 39 -/351
19 Kota Bandung - Bambang Tirtoyuliono (Pj.) 167,67 2.444.160 30 151/-
20 Kota Banjar - Ida Wahida Hidayati (Pj.) 113,49 200.973 4 9/16
21 Kota Bekasi - Raden Gani Muhamad (Pj.) 206,61 2.543.676 12 56/-
22 Kota Bogor - Bima Arya Sugiarto 118,50 1.043.070 6 68/-
23 Kota Cimahi - Dicky Saromi (Pj.) 39,27 568.700 3 15/-
24 Kota Cirebon - Agus Mulyadi (Pj.) 37,36 333.303 5 22/-
25 Kota Depok - Mohammad Idris 200,29 2.056.335 11 63/-
26 Kota Sukabumi - Kusmana Hartadji (Pj.) 48,25 336.325 7 33/-
27 Kota Tasikmalaya - Cheka Virgowansyah (Pj.) 171,61 716.155 10 69/-


Kabupaten dan Kota Jawa Barat
Peta Jawa Barat dengan daftar pembagian Kabupaten.

Jawa Barat terdiri atas 18 kabupaten dan 9 kota. Kota-kota hasil pemekaran sejak tahun 1996 adalah:

Kecamatan, Desa dan Kelurahan

Peta Administratif Provinsi Jawa Barat yang Menunjukkan Batas-Batas Kabupaten/Kota, Kecamatan dan Desa/Kelurahan

Provinsi Jawa Barat terdiri dari 18 kabupaten, 9 kotamadya, 627 kecamatan, 645 kelurahan dan 5.312 desa. Pada tahun 2017, jumlah penduduknya diperkirakan mencapai 44.039.313 jiwa dengan total luas wilayah 35.377,76 km².[16][17]

Kecamatan dan Desa/Kelurahan menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Barat Tahun 2017
No. Kode
Kemendagri
Kabupaten/
Kota
Ibukota Luas Wilayah
(km²)
Penduduk
(2017)
2017
Kecamatan Kelurahan Desa
1 32.04 Kab. Bandung Soreang 1.767,96 3.522.724 31 10 270
2 32.17 Kab. Bandung Barat Ngamprah 1.305,77 1.616.203 16 - 165
3 32.16 Kab. Bekasi Cikarang Pusat 1.224,88 2.554.376 23 7 180
4 32.01 Kab. Bogor Cibinong 2.710,62 4.246.307 40 19 416
5 32.07 Kab. Ciamis Ciamis 1.414,71 1.228.294 27 7 258
6 32.03 Kab. Cianjur Cianjur 3.840,16 2.246.663 32 6 354
7 32.09 Kab. Cirebon Sumber 984,52 2.099.089 40 12 412
8 32.05 Kab. Garut Tarogong Kidul 3.074,07 2.210.017 42 21 421
9 32.12 Kab. Indramayu Indramayu 2.040,11 1.845.205 31 8 309
10 32.15 Kab. Karawang Karawang Barat 1.652,20 2.110.476 30 12 297
11 32.08 Kab. Kuningan Kuningan 1.110,56 1.132.610 32 15 361
12 32.10 Kab. Majalengka Kota Majalengka 1.204,24 1.266.981 26 13 330
13 32.18 Kab. Pangandaran Kota Parigi 1.010,00 406.898 10 - 93
14 32.14 Kab. Purwakarta Purwakarta 825,74 912.708 17 9 183
15 32.13 Kab. Subang Subang 1.893,95 1.552.925 30 8 245
16 32.02 Kab. Sukabumi Palabuhanratu 4.145,70 2.523.992 47 5 381
17 32.11 Kab. Sumedang Sumedang Utara 1.518,33 1.135.818 26 7 270
18 32.06 Kab. Tasikmalaya Singaparna 2.551,19 1.713.677 39 - 351
19 32.73 Kota Bandung - 167,67 2.404.589 30 151 -
20 32.79 Kota Banjar - 113,49 201.191 4 9 16
21 32.75 Kota Bekasi - 206,61 2.409.083 12 56 -
22 32.71 Kota Bogor - 118,50 1.005.012 6 68 -
23 32.77 Kota Cimahi - 39,27 532.988 3 15 -
24 32.74 Kota Cirebon - 37,36 325.767 5 22 -
25 32.76 Kota Depok - 200,29 1.809.120 11 63 -
26 32.72 Kota Sukabumi - 48,25 334.033 7 33 -
27 32.78 Kota Tasikmalaya - 171,61 692.567 10 69 -
Total Jawa Barat 35.377,76 44.039.313 627 645 5.312

Daftar Gubernur

Meski tidak secara berturut-turut, Gubernur Jawa Barat selalu ditunjuk untuk menduduki jabatan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia pada masa Orde Lama hingga Orde Baru. Berikut merupakan daftar Gubernur Jawa Barat secara definitif sejak tahun 1945.[18]

Nomor urut Gubernur Potret Partai Awal Akhir Masa jabatan Periode Wakil Ref.
1   Sutardjo Kertohadikusumo
(1892–1976)
Parindra 19 Agustus 1945 Desember 1945 1 Jusuf Adiwinata
1945–1949
2 Datuk Djamin
(1903–1957)
Independen Desember 1945 Juni 1946 0–1 tahun 2
3 Murdjani
(1905–1956)
Parindra Juni 1946 1 April 1947 0–1 tahun 3
4 Sewaka
(1895–1967)
Parindra 1 April 1947 25 April 1951 4 tahun, 24 hari 4 Ipik Gandamana
1949–1952
[19]
25 April 1951 9 Mei 1951 138 hari 5 [20][21]
Sewaka
(dibebaskan dari jabatannya)
9 Mei 1951 10 September 1951 124 hari
5 Sanusi Hardjadinata
(1914–1995)
PNI 1 Juli 1951 9 April 1957 5 tahun, 282 hari 6
Lowong 9 April 1957 1 Juli 1957 83 hari Tidak ada
6 Ipik Gandamana
(1906–1979)
IPKI 1 Juli 1957 6 Februari 1960 5 tahun, 282 hari 7 Lowong
7 Mashudi
(1921–2005)
ABRIAngkatan Darat 6 Februari 1960 25 April 1967 7 tahun, 78 hari 8
  • Astrawinata (1960–63)
  • Dachjar Sudiwijaya (1963–67)
  • Achmad Nashuhi (1967–73)
25 April 1967 14 Februari 1970 2 tahun, 295 hari 9 [22]
8 Solihin G. P.
(1926–2024)
ABRIAngkatan Darat 14 Februari 1970 14 Februari 1975 5 tahun, 0 hari 10
(1970)
Achmad Nashuhi
1967–1973
9 Aang Kunaefi
(1922–1999)
ABRIAngkatan Darat 14 Februari 1975 19 Mei 1980 5 tahun, 95 hari 11
(1975)
Suhud Warnaen
1978–1980
19 Mei 1980 22 Mei 1985 5 tahun, 3 hari 12
(1980)
10 Yogie Suardi Memet
(1929–2007)
Golkar 22 Mei 1985 22 Mei 1990 5 tahun, 0 hari 13
(1985)
[23][24]
22 Mei 1990 22 Mei 1993 3 tahun, 0 hari 14
(1990)
[25]
11 Nana Nuriana
(lahir 1938)
Golkar 22 Mei 1993 13 Juni 1998 5 tahun, 22 hari 15
(1993)
[26]
13 Juni 1998 13 Juni 2003 5 tahun, 0 hari 16
(1998)
12 Danny Setiawan
(lahir 1945)
Golkar 13 Juni 2003 13 Juni 2008 5 tahun, 0 hari 17
(2003)
Nu'man Abdul Hakim
2003–2008
[27]
13 Ahmad Heryawan
(lahir 1966)
PKS 13 Juni 2008 13 Juni 2013 5 tahun, 0 hari 18
(2008)
Dede Yusuf
2008–2013
[28][29]
13 Juni 2013 13 Juni 2018 5 tahun, 0 hari 18
(2013)
Deddy Mizwar
2013–2018
[30][31]
14 Ridwan Kamil
(lahir 1971)
Independen 5 September 2018 5 September 2023 5 tahun, 0 hari 19
(2018)
Uu Ruzhanul Ulum
2018–2023
[32][33]
Golkar
(sejak Feb. 2023)


Perwakilan Daerah

DPRD Jawa Barat beranggotakan 120 orang yang dipilih melalui pemilihan umum setiap lima tahun sekali. Pimpinan DPRD Jawa Barat terdiri dari 1 Ketua dan 5 Wakil Ketua yang berasal dari partai politik pemilik jumlah kursi dan suara terbanyak. Anggota DPRD Jawa Barat yang sedang menjabat saat ini adalah hasil Pemilu 2019 yang dilantik pada 2 September 2019 oleh Wakil Ketua Pengadilan Tinggi Bandung, Arif Supratman, di Gedung Merdeka. Komposisi anggota DPRD Jawa Barat periode 2019-2024 terdiri dari 10 partai politik di mana Partai Gerindra adalah partai politik pemilik kursi terbanyak yaitu masing-masing 25 kursi.[34][35][36] Berikut ini adalah komposisi anggota DPRD Jawa Barat dalam tiga periode terakhir.[37][38] [39][40]

Partai Politik Jumlah Kursi dalam Periode
2009-2014 2014-2019 2019-2024
PKB 2 Kenaikan 7 Kenaikan 12
Gerindra 8 Kenaikan 11 Kenaikan 25
PDI-P 17 Kenaikan 20 Steady 20
Golkar 16 Kenaikan 17 Penurunan 16
PKS 13 Penurunan 12 Kenaikan 21
PPP 8 Kenaikan 9 Penurunan 3
PAN 5 Penurunan 4 Kenaikan 7
Hanura 3 Steady 3 Penurunan 0
Demokrat 28 Penurunan 12 Penurunan 11
NasDem (baru) 5 Penurunan 4
Perindo (baru) 1
Jumlah Anggota 100 Steady 100 Kenaikan 120
Jumlah Partai 9 Kenaikan 10 Steady 10

Jawa Barat memiliki 91 wakil di DPR RI dari 11 daerah pemilihan dan empat wakil di DPD.

Ekonomi

Kota dan Kabupaten di Jawa Barat menurut Indeks Pembangunan Manusia pada tahun 2019
  80.01 ke atas
  75.01 - 80.00
  70.01 - 75.00
  65.01 - 70.00

Manufaktur

Provinsi Jawa Barat memiliki tingkat konsentrasi yang tinggi untuk manufaktur termasuk di antaranya elektronik, industri kulit, pengolahan makanan, tekstil, furnitur dan industri pesawat. Juga panas bumi, minyak dan gas, serta industri petrokimia menjadi andalan Jawa Barat. Penyumbang terbesar terhadap GRDP Jawa Barat adalah sektor manufaktur (36,72%), hotel, perdagangan dan pertanian (14,45%), totalnya sebesar 51,17%. Terlepas dari adanya krisis, Jawa Barat masih menjadi pusat dari industri tekstil modern dan garmen nasional, berbeda dengan daerah lain yang menjadi pusat dari industri tekstil tradisional. Jawa Barat menymbangkan hampir seperempat dari nilai total hasil produksi Indonesia di sektor non Migas. Ekspor utama tekstil, sekitar 55,45% dari total ekspor Jawa Barat, yang lainnya adalah besi baja, alas kaki, furnitur, rotan, elektronika, komponen pesawat dan lainnya.

Pertanian

Dikenal sebagai salah satu 'lumbung padi' nasional, hampir 23 persen dari total luas 29,3 ribu kilometer persegi dialokasikan untuk produksi beras.[butuh rujukan] Tidak dimungkiri lagi, Jawa Barat merupakan 'Rumah Produksi' bagi ekonomi Indonesia,[butuh rujukan] hasil pertanian Provinsi Jawa Barat menyumbangkan 15 persen dari nilai total pertanian Indonesia.[butuh rujukan] Hasil tanaman pangan Jawa Barat meliputi beras, kentang manis, jagung, buah-buahan dan sayuran, disamping itu juga terdapat komoditas seperti teh, kelapa, minyak sawit, karet alam, gula, coklat dan kopi. Perternakannya menghasilkan 120.000 ekor sapi ternak, 34% dari total nasional.[butuh rujukan]

Kelautan dan perikanan

Jawa Barat berhadapan dengan dua sisi lautan Jawa pada bagian utara dan samudera Hindia di bagian selatan dengan panjang pantai sekitar 1000 km.[butuh rujukan] Berdasarkan letak inilah Provinsi Jawa Barat memiliki potensi perikanan yang sangat besar.[kenetralan diragukan] Untuk pesisir selatan Jawa Barat, potensi tangkapan ikan diproyeksikan mencapai 1,2 juta ton per tahun meskipun hasil tangkapnya baru mencapai 11 ribu ton per tahun.[41] Total produksi ikan di Jawa Barat mencapai 1,6 juta ton per tahun dengan 280 ribu hingga 300 ribu atau 17,5% hingga 18,75% di antaranya berasal dari produksi ikan tangkap.[41] Artinya, hasil tangkap ikan di pesisir selatan Jawa Barat baru mencapai 3,67% jumlah produksi jkan tangkap di Propinsi Jawa Barat. Laporan Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Propinsi Jawa Barat menyebutkan bahwa terdapat setidaknya 120 ribu nelayan di Jawa Barat dengan jumlah pembudidaya ikan yang diperkirakan mencapai angka jutaan orang.[41]

Suatu perencanaan terpadu[oleh siapa?] tengah dilaksanakan untuk pengembangan Pelabuhan Cirebon, baik sebagai pelabuhan Pembantu Tanjung Priok Jakarta, maupun sebagai pelabuhan perikanan Jawa Barat yang dilengkapi dengan industri perikanan. Potensi perairan darat tidak hanya datang dari sejumlah sungai yang mengalir di Jawa Barat. Potensi ini juga diperoleh dari penampungan air / DAM Saguling di Cirata dan DAM Jatiluhur yang selain menghasilkan tenaga listrik juga berguna untuk mengairi area pertanian dan industri perikanan air tawar.

Jumlah penduduk dan tenaga kerja

Dengan jumlah penduduk sekitar 37 juta manusia pada tahun 2003,[butuh pemastian] atau 16 persen dari total jumlah penduduk Indonesia, Pertumbuhan urbanisasi di Provinsi tumbuh sangat cepat, khususnya disekitar JABODETABEK (sekitar Jakarta). Jawa Barat memiliki tenaga pekerja berpendidikan berjumlah 15,7 juta orang pada tahun 2001 atau 18 persen dari total nasional tenaga pekerja berpendidikan.[butuh pemastian] Sebagian besar bekerja pada bidang pertanian, kehutanan dan perikanan (31%), pada industri manufaktur (17%), perdagangan, hotel dan restoran (22,5%) dan sektor pelayanan (29%).[butuh rujukan]

Mineral dan geotermal

Minyak dapat ditemukan di sepanjang Laut Jawa, utara Jawa Barat, sementara cadangan geotermal (panas bumi) terdapat di beberapa derah di Jawa Barat. Tambang lain sepert Batu gamping, andesit, marmer, tanah liat merupakan pertambangan mineral yang dapat ditemukan, termasuk mineral lain yang cadangan depositnya sangat potensial, Emas yang dikelola PT Aneka Tambang, potensinya sebesar 5,5 million ton, dan menghasilkan 12,1 gram emas per ton.

Demografi

Penduduk

Piramida penduduk Provinsi Jawa Barat berdasarkan hasil sensus 2010. Legenda:
  Laki-laki
  Perempuan
Peta kota dan kabupaten di Provinsi Jawa Barat berdasarkan tingkat kepadatan penduduk hasil sensus 2010.
  < 2.000
  2.000 - 3.999
  4.000 - 8.999
  9.000 - 10.999
  ≥ 11.000

Jawa Barat merupakan wilayah berkaraktaristik kontras dengan dua identitas: masyarakat urban yang sebagian besar tinggal di wilayah Jabodetabek (sekitar Jakarta) serta Bandung Raya; dan masyarakat tradisional yang hidup di pedesaan yang tersisa. Pada tahun 2002, populasi Jawa Barat mencapai 37.548.565 jiwa, dengan rata-rata kepadatan penduduk 1.033 jika/km persegi. Dibandingkan dengan angka pertumbuhan nasional (2,14% per tahun), Provinsi Jawa Barat menduduki peringkat terendah, dengan 2,02% per tahun.

Tahun 2010, jumlah penduduk provinsi Jawa Barat adalah sebanyak 43.053.732 jiwa yang mencakup mereka yang bertempat tinggal di daerah perkotaan sebanyak 28.282.915 jiwa (65,69 persen) dan di daerah perdesaan sebanyak 14.770.817 jiwa (34,31 persen). Persentase distribusi penduduk menurut kabupaten/kota bervariasi dari yang terendah sebesar 0,41 persen di Kota Banjar hingga yang tertinggi sebesar 11,08 persen di Kabupaten Bogor.

Penduduk laki-laki Provinsi Jawa Barat sebanyak 21.907.040 jiwa dan perempuan sebanyak 21.146.692 jiwa. Seks Rasio adalah 104, berarti terdapat 104 laki-laki untuk setiap 100 perempuan. Seks rasio menurut kabupaten/kota yang terendah adalah Kabupaten Ciamis sebesar 98 dan tertinggi adalah Kabupaten Cianjur sebesar 107. Seks Rasio pada kelompok umur 0-4 sebesar 106, kelompok umur 5-9 sebesar 106, kelompok umur lima tahunan dari 10 sampai 64 berkisar antara 97 sampai dengan 113, dan dan kelompok umur 65-69 sebesar 96.

Median umur penduduk Provinsi Jawa Barat tahun 2010 adalah 26,86 tahun. Angka ini menunjukkan bahwa penduduk Provinsi Jawa Barat termasuk kategori menengah. Penduduk suatu wilayah dikategorikan penduduk muda bila median umur < 20, penduduk menengah jika median umur 20-30, dan penduduk tua jika median umur > 30 tahun.

Rasio ketergantungan penduduk Provinsi Jawa Barat adalah 51,20. Angka ini menunjukkan bahwa setiap 100 orang usia produktif (15-64 tahun) terdapat sekitar 51 orang usia tidak produkif (0-14 dan 65+), yang menunjukkan banyaknya beban tanggungan penduduk suatu wilayah. Rasio ketergantungan di daerah perkotaan adalah 48,84 sementara di daerah perdesaan 55,92.[42]

Indeks Pembangunan Manusia

Jawa Barat merupakan salah satu provinsi termaju di Indonesia. Jika dilihat dari Indeks Pembangunan Manusianya (IPM), Jawa Barat merupakan provinsi paling maju ke-10 di Nusantara.[43] Kini IPM Jawa Barat adalah 70,05 (0,700) dan menempati status tinggi.[44] Daerah subprovinsi termaju ialah Kota Bandung dengan IPM sebesar 80,13 (0,801) yang berstatus sangat tinggi, sedangkan yang paling tertinggal ialah Kabupaten Cianjur dengan IPM sebesar 62,92 (0,629) yang berstatus sedang.[45]

Artikel yang berkaitan dengan Indeks Pembangunan Manusia kota dan kabupaten di Jawa Barat:

Suku bangsa

Penduduk asli provinsi Jawa Barat adalah Suku Sunda. Berdasarkan Sensus Penduduk Indonesia 2010, suku bangsa Jawa Barat sangat beragam. Adapun jumlah penduduk provinsi Jawa Barat berdasarkan suku bangsa tahun 2010 dari 42.982.865 jiwa adalah suku Sunda sebanyak 30.889.910 jiwa (71,87%), kemudian suku Jawa 5.710.652 jiwa (13,29%), Betawi 2.664.143 (6,20%), Cirebon 1.812.842 jiwa (4,22%).[46] Suku di luar pulau Jawa terbesar adalah suku Batak sebanyak 467.438 jiwa (1,09%), kemudian suku Minangkabau 272.018 jiwa (0,63%), Tionghoa 254.920 jiwa (0,59%) dan Melayu 190.224 jiwa (0,44%). Suku asal Sumatra Selatan sebanyak 95.502 jiwa (0,22%), asal Lampung 92.862 jiwa (0,22%), asal Banten 60.948 jiwa (0,14%), Madura 0,10% dan suku lainnya 0,99%.[46]

Berdasarkan data dari Sensus Penduduk Indonesia 2000 dan Sensus Penduduk Indonesia 2010, berikut ini komposisi etnis atau suku bangsa di provinsi Jawa Barat:[47]

No Suku Jumlah (2000) % Jumlah (2010) %
1 Sunda 26.297.124 73,73% 30.889.910 71,87%
2 Jawa 3.939.465 11,05% 5.710.652 13,29%
3 Betawi 1.901.930 5,33% 2.664.143 6,20%
4 Cirebon 1.890.102 5,30% 1.812.842 4,22%
5 Batak 275.230 0,77% 467.438 1,09%
6 Minangkabau 168.999 0,47% 272.018 0,63%
7 Tionghoa 163.255 0,46% 254.920 0,59%
8 Melayu 190.224 0,44%
9 Asal Sumatra Selatan 95.502 0,22%
10 Lampung 92.862 0,22%
11 Madura 43.001 0,10%
13 Suku Lainnya 967.782 2,71% 428.914 0,99%
Provinsi Jawa Barat 35.668.374 100% 42.982.865 100%

Bahasa

Selain bahasa resmi yakni bahasa Indonesia, mayoritas masyarakat Jawa Barat umumnya bertutur menggunakan bahasa Sunda sebagai bahasa asli mereka. Sementara di sebagian besar wilayah timur laut provinsi Jawa Barat seperti kabupaten dan kota Cirebon, Kabupaten Indramayu, serta sebagian utara Kabupaten Subang dan sebagian utara Kabupaten Karawang (khususnya di kecamatan Cilamaya Kulon dan Cilamaya Wetan) dituturkan bahasa Jawa Dialek Cirebon. Di daerah perbatasan dengan DKI Jakarta seperti sebagian Kota Bekasi, Kecamatan Tarumajaya dan Babelan (Kabupaten Bekasi), kecamatan Parung dan Bojonggede serta sebagian utara Gunung Sindur (Kabupaten Bogor) dan Kota Depok bagian utara dituturkan bahasa Betawi oleh pendatang etnis Betawi.

Penggunaan bahasa daerah kini mulai dipromosikan kembali karena banyak pendatang yang sudah menggeser bahasa dan budaya Sunda. Sejumlah stasiun televisi dan radio lokal kembali menggunakan bahasa daerah sebagai bahasa pengantar pada beberapa acaranya, terutama berita dan talk show, misalnya Bandung TV memiliki program berita menggunakan Bahasa Sunda serta Cirebon Radio yang menggunakan ragam Bahasa Jawa Cirebon. Begitu pula dengan media massa cetak yang menggunakan bahasa sunda, seperti majalah Manglé dan majalah Bina Da'wah yang diterbitkan oleh Dewan Da'wah Jawa Barat.

Bahasa Sunda

Bahasa Sunda merupakan bahasa daerah yang paling banyak digunakan di Jawa Barat, terutama di wilayah Parahyangan atau wilayah kebudayaan Priangan yang merupakan wilayah tempat tinggal tradisional Suku Sunda.

Berdasarkan Pergub Jabar No.69 tahun 2013, Bahasa Sunda ditetapkan sebagai salah-satu mata pelajaran bahasa dan sastra daerah di Jawa Barat, bersama dengan bahasa Cirebon. Bahasa Sunda diajarkan di dua tingkat jenjang pendidikan, yaitu jenjang pendidikan dasar (Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah lalu Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah) dan jenjang pendidikan menengah (Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah).[48]

Dalam membantu keberlangsungan pendidikan Bahasa Sunda di Jawa Barat, pemerintah daerah Jawa Barat bekerjasama dengan Universitas Padjadjaran dan Yayasan Kebudayaan Rancage menerbitkan Kamus Utama, yaitu kamus bahasa Sunda terlengkap yang terdiri dari 6 jilid, 10.000 halaman dan memuat 150.000 entri.[49][50] Saat ini kamus tersebut sudah dikirim ke perpustakaan di Eropa seperti perpustakaan KITLV di Belanda.[51]

Bahasa Cirebon

Pada sensus penduduk 2010 jumlah penduduk provinsi Jawa Barat adalah sebanyak 46.497.175 jiwa[52] sementara jumlah suku Cirebon pada sensus penduduk 2010 dengan survei awal pada wilayah inti suku Cirebon yaitu di kabupaten Cirebon, kota Cirebon dan kabupaten Indramayu adalah sebesar 1.812.842 jiwa, data tersebut menjelaskan bahwa jumlah suku Cirebon ada sekitar 4-5% dari total provinsi Jawa Barat. Secara budaya dan bahasa, suku Cirebon masih mewarisi kedekatan-kesekatan tersebut dengan suku Sunda.

Kesenian

Bangunan Mande Karesmen pada kompleks keraton Kasepuhan terlihat para Wiyaga (penabuh gamelan) sedang berdiskusi disela-sela prosesi penabuhan gong Sekati pada Idul Fitri 2014, dari jajaran Wiyaga terlihat Ki Waryo (anak dari Ki Empek) duduk paling kanan, Ki Adnani dan kemudian Ki Encu

Kuliner

Kesehatan

Catatan dari Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan menyebutkan bahwa lima kabupaten dengan kasus demam berdarah dengue paling banyak se-Indonesia berada di wilayah Jawa Barat.[53] Lima kabupaten tersebut meliputi Kota Bandung, dengan 4.196 kasus;[53] Kabupaten Bandung, dengan 2.777 kasus;[53] Kota Bekasi, dengan 2.059 kasus;[53] Sumedang, dengan 1.647 kasus;[53] serta Kota Tasikmalaya, dengan 1.542 kasus.[53]

Pendidikan

Pembagian wilayah Geobudaya di Jawa Barat
  Bodebek
  Purwasuka
  Ciayumajakuning
  Priangan Barat
  Priangan Tengah
  Priangan Timur
Pagelaran Wayang kulit Cirebon pada Mei 2015 yang diabadikan oleh Arie Nugraha (budayawan Cirebon) dengan lakon "Rit Madenda" di desa Mekar Asih, kecamatan Banyu Sari, kabupaten Karawang yang dipimpin oleh Ki Dalang Enang Sutriya

Perlindungan dan proses pengembangan Budaya dan Bahasa yang ada di Jawa Barat secara kongrit dimulai dengan adanya Kongres Jawa Barat, kongres Jawa Barat merupakan sebuah wadah berkumpulnya para tokoh masyarakat Jawa Barat untuk membicarakan berbagai persoalan sosial-kemasyarakatan yang ada di Jawa Barat.

Perguruan tinggi negeri

Perguruan tinggi swasta

Pariwisata

Objek-objek wisata yang menarik dan banyak dikunjungi di daerah Jawa Barat:

1. Kawah Putih, Ciwidey, Kabupaten Bandung

2. Taman Wiladatika, Cimanggis, Kota Depok

3. Saung Talaga, Pancoran Mas, Kota Depok

4. Situ Cikabuyutan, Cilebak, Kabupaten Kuningan

5. Situ Patenggang, Rancabali, Kabupaten Bandung

6. Observatorium Bosscha, Lembang, Kabupaten Bandung Barat

7. Taman Hutan Raya, Lembang, Kabupaten Bandung Barat

8. Situ Buleud, Kabupaten Purwakarta

9. Kebun Raya Bogor, Kota Bogor

10. Talaga Warna, Puncak, Kabupaten Bogor

11. Taman Safari Indonesia, Cisarua, Kabupaten Bogor

12. Taman Wisata Mekarsari, Cileungsi, Kabupaten Bogor

13. Pantai Pangandaran, Kabupaten Pangandaran

14. Curug Cibeureum, Cipanas, Kabupaten Cianjur

15. Puncak, Kabupaten Bogor, Kabupaten Cianjur

16. Kebun Raya Cibodas, Kabupaten Cianjur

17. Taman Bunga Nusantara, Kabupaten Cianjur

18. Taman Wisata Gunung Gede Pangrango, Cipanas, Kabupaten Cianjur

19. Waduk Cirata, Kabupaten Cianjur

20. Keraton Kasepuhan, Kota Cirebon

21. Keraton Kanoman, Kota Cirebon

22. Keraton Kacirebonan, Kota Cirebon

23. Keraton Kaprabonan, Kota Cirebon

24. Taman Air Sunyaragi, Kota Cirebon

25. Plangon, Kabupaten Cirebon

26. Belawa, Kabupaten Cirebon

27. Trusmi, Kabupaten Cirebon

28. Wanawisata Ciwaringin, Kabupaten Cirebon

29. Cikalahang, Kabupaten Cirebon

30. Cipanas, Kabupaten Garut

31. Bendungan Walahar, Klari, Kabupaten Karawang

32. Curug Bandung, Tegalwaru, Kabupaten Karawang

33. Curug Cigeuntis, Tegalwaru, Kabupaten Karawang

34. Curug Cipanundaan, Tegalwaru, Kabupaten Karawang

35. Pantai Muara Baru, Cilamaya Wetan, Kabupaten Karawang

36. Pantai Pakis Jaya, Pakis Jaya, Kabupaten Karawang

37. Pantai Samudera Baru, Pedes, Kabupaten Karawang

38. Pantai Tanjung Baru, Tempuran, Kabupaten Karawang

39. Pantai Tirtamaya, Juntinyuat, Kabupaten Indramayu

40. Linggarjati, Kabupaten Kuningan

41. Candi Jiwa, Batujaya, Kabupaten Karawang

42. Candi Blandongan, Batujaya, Kabupaten Karawang

43. Waduk Darma, Kabupaten Kuningan

44. Curug Putri, Kabupaten Kuningan

45. Lembah Cilengkrang, Kabupaten Kuningan

46. Liang Panas, Kabupaten Kuningan

47. Air Terjun Sidomba, Kabupaten Kuningan

48. Curug Landung, Kabupaten Kuningan

49. Situ Cicerem, Kabupaten Kuningan

50. Paseban, Kabupaten Kuningan

51. Cigugur, Kabupaten Kuningan

52. Hutan Kota, Kabupaten Kuningan

53. Kebun Raya Kuningan, Kabupaten Kuningan

54. Palutungan, Kabupaten Kuningan

55. Curug Muara Jaya, Kabupaten Majalengka

56. Situ Sangiang, Kabupaten Majalengka

57. Taman Buana Marga, Kabupaten Majalengka

58. Tirta Indah, Kabupaten Majalengka

59. Waduk Jatiluhur, Kabupaten Purwakarta

60. Ciater, Kabupaten Subang

61. Gunung Tangkuban Perahu, Kabupaten Subang

62. Pantai Blanakan, Blanakan, Kabupaten Subang

63. Pantai Pondok Bali, Legon Kulon, Kabupaten Subang

64. Penangkaran Buaya, Blanakan, Kabupaten Subang

65. Pantai Pelabuhan Ratu, Kabupaten Sukabumi

66. Pantai Ujung Genteng, Ciracap, Kabupaten Sukabumi

67. Kampung Toga, Kabupaten Sumedang

68. Museum Prabu Geusan Ulun, Kabupaten Sumedang

69. Situ Gede, Kota Tasikmalaya

70. Gunung Galunggung, Kabupaten Tasikmalaya

71. Kampung Naga, Kabupaten Tasikmalaya

72. Godong Ijo, Bojongsari, Kota Depok 73. Situ Bagendit, Kabupaten Garut

74. Pantai Santolo, Kabupaten Garut

75. Situ Cilodong, Cilodong, Kota Depok

76. Pantai Rancabuaya, Kabupaten Garut

77. Kampung 99 Pepohonan, Limo, Kota Depok

78. Curug Cimahi, Kabupaten Bandung Barat

79. D’Kandang Amazing Farm, Sawangan, Kota Depok

80. Situ Ciburuy, Kabupaten Bandung Barat

81. Masjid Dian Al-Mahri, Limo, Kota Depok

82. Situ Pengasinan, Sawangan, Kota Depok

83. Situ Pengarengan, Sukmajaya, Kota Depok

84. Situ Lengkong, Panjalu, Kabupaten Ciamis.

85. Museum Sejarah Nabi Muhammad, Sukmajaya, Kota Depok

86. Alun-Alun Kota Depok, Cilodong, Kota Depok

87. Rumah Keramik F Widayanto, Beji, Kota Depok

88. Studio Alam TVRI, Sukmajaya, Kota Depok

89. Air Terjun Curug Nangka Indah, Tamansari, Kabupaten Bogor

90. Taman Hutan Raya Pancoran Mas, Pancoran Mas, Kota Depok

91. TWM Park, Cisarua, Kabupaten Bogor

92. Hutan Kota Universitas Indonesia (UI), Beji, Kota Depok

93. Devoyage Bogor, Bogor Selatan, Kota Bogor

94. Museum Zoologi Bogor, Bogor Tengah, Kota Bogor

95. Curug Cisurian, Jalaksana, Kabupaten Kuningan

96. Pulau Biawak, Kabupaten Indramayu

97. Gunung Munara, Rumpin, Kabupaten Bogor

Referensi

  1. ^ Sigar, Edi (1996). Buku Pintar Indonesia. Jakarta: Pustaka Delaprasta. 
  2. ^ Tempo.com: Hari Jadi Jawa Barat Ditetapkan Tanggal 19 Agustus 1945
  3. ^ a b "Provinsi Jawa Barat Dalam Angka 2022" (pdf). www.jabarprov.go.id. hlm. 9, 104. Diakses tanggal 20 Juni 2022. 
  4. ^ "Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama Kepercayaan dan Jenis Kelamin di Provinsi Jawa Barat". www.data.jabarprov.go.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-02-04. Diakses tanggal 4 Februari 2020. 
  5. ^ "Indeks Pembangunan Manusia Menurut Provinsi 2019-2021". www.bps.go.id. Diakses tanggal 26 November 2021. 
  6. ^ APBD Perubahan Jawa Barat 2015
  7. ^ PAD Jawa Barat 2014
  8. ^ "Rincian Alokasi Dana Alokasi Umum Provinsi/Kabupaten Kota Dalam APBN T.A 2020" (PDF). www.djpk.kemenkeu.go.id. (2020). Diakses tanggal 26 Januari 2021. 
  9. ^ [https://web.archive.org/web/20200815131250/https://jabarprov.go.id/index.php/pages/id/75 Diarsipkan 2020-08-15 di Wayback Machine. Staf Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Barat. 2011. Penduduk. Bandung : Pemerintah Provinsi Jawa Barat
  10. ^ BPS Provinsi Banten (2019). Pariwisata Banten dalam Angka Tahun 2019 (PDF). Dinas Pariwisata Provinsi Banten. hlm. 50. 
  11. ^ Sitompul, Martin (30 November 2018). "Gubernur di Tengah Operasi Anti Mata-Mata: Kisah Soetardjo saat terjebak dalam sebuah operasi pembersihan para telik sandi Belanda". Majalah Historia. Jakarta Barat. Diakses tanggal 22 Agustus 2022. 
  12. ^ a b c d e f g Arifianto, Bambang (22 Agustus 2022). "Jabar Pernah Terbelah Kantor Gubernur Berpindah". Pikiran Rakyat. Bandung. hlm. 10. 
  13. ^ Pemerintah Kabupaten Subang - Kawah Tangkuban Parahu
  14. ^ "Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan (Permendagri No.137-2017) - Kementerian Dalam Negeri - Republik Indonesia". www.kemendagri.go.id (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-04-29. Diakses tanggal 2018-07-10. 
  15. ^ "Potret Sensus Penduduk 2020 Provinsi Jawa Barat Menuju Satu Data Kependudukan Indonesia". Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat. 22 Februari 2021. hlm. 24. Diakses tanggal 1 April 2021. 
  16. ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 Desember 2018. Diakses tanggal 3 Oktober 2019. 
  17. ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 72 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Permendagri nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 25 Oktober 2019. Diakses tanggal 15 Januari 2020. 
  18. ^ "Jabar dalam Grafis: Sejarah Pemimpin". Pemerintah Provinsi Jawa Barat. 2014. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-11-28. Diakses tanggal 12 Mei 2018. 
  19. ^ "Keputusan Presiden Nomor 60 Tahun 1951 Tentang Pengangkatan Saudara Sewaka sebagai Gubernur Kepala Daerah Propinsi Otonom Jawa Barat" (PDF). Sekretariat Kabinet Republik Indonesia. 25 April 1951. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2020-06-09. Diakses tanggal 18 November 2019. 
  20. ^ "Arsip Keputusan Presiden". Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia. Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-06-09. Diakses tanggal 2020-06-09. 
  21. ^ "Ketetapan Presiden Nomor 177 Tahun 1951 Tentang Perberhentian Kepala Daerah Jawa Barat" (PDF). Sistem Informasi Perundangan-undangan Sekretariat Kabinet. Sekretariat Kabinet Republik Indonesia. 10 September 1951. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2017-11-07. Diakses tanggal 12 Mei 2018. 
  22. ^ Abdullah, Taufik; Rahardjo, Supratnikno; Abdurrachman, Sukri; Gunawan, Restu (2012). Malam Bencana 1965: Dalam Belitan Krisis Nasional. Yayasan Pustaka Obor Indonesia. hlm. 76. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-03-19. Diakses tanggal 2023-03-19. 
  23. ^ "Dilantik". Tempo.co. 1985-05-25. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-09-10. Diakses tanggal 2022-07-15. 
  24. ^ "Target Gubernur Yogie". Tempo.co. 1985-05-25. Diakses tanggal 2022-04-29. 
  25. ^ "Pelantikan". Tempo.co. 1990-05-19. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-06-19. Diakses tanggal 2022-04-29. 
  26. ^ "Pelantikan". Tempo.co. 1993-05-29. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-06-21. Diakses tanggal 2020-06-18. 
  27. ^ ORS; Hidayat, Patria (22 Mei 2003). "Dani Setiawan-Nu`man Abdul, Gubernur dan Wagub Jabar". Liputan6.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-12-24. Diakses tanggal 13 Juni 2018. 
  28. ^ A15; MHF; BAY (23 April 2008). "Heryawan Terpilih sebagai Gubernur Jawa Barat". Kompas.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-12-09. Diakses tanggal 3 Juni 2018. 
  29. ^ KPL; RIF, ed. (22 April 2008). "Hade Resmi Jadi Gubernur dan Wagub Jabar Terpilih". Merdeka.com. Diakses tanggal 3 Juni 2018. [pranala nonaktif permanen]
  30. ^ Kuswandi, Rio (13 Juni 2013). Wadrianto, Glori K., ed. "Heryawan Resmi Dilantik sebagai Gubernur Jabar". Kompas.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-06-13. Diakses tanggal 13 Juni 2018. 
  31. ^ TYA; AVI (13 Juni 2013). "Ahmad Heryawan-Deddy Mizwar Resmi Jadi Gubernur dan Wagub Jabar". detikcom. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-06-13. Diakses tanggal 13 Juni 2018. 
  32. ^ Ramdhani, Dendi (24 Juli 2018). Susanti, Reni, ed. "Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul Resmi Jadi Gubernur dan Wagub Jabar Terpilih". Kompas.com. Bandung. Diakses tanggal 13 Juni 2018. 
  33. ^ "Pelantikan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dan Delapan Kepala Daerah Lain Diwarnai Kirab". Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Bandung. Jakarta. 5 September 2018. Diakses tanggal 29 April 2023. 
  34. ^ Dendi Ramdhani (02-09-2019). Khairina, ed. "120 Anggota DPRD Jabar Resmi Dilantik di Gedung Merdeka". kompas.com. Diakses tanggal 23-09-2019. 
  35. ^ Endah Asih Lestari (02-09-2019). "Sebanyak 120 Anggota DPRD Jabar Periode 2019-2024 Resmi Dilantik". PIKIRAN RAKYAT. Diakses tanggal 23-09-2019. 
  36. ^ Fabiola Febrinastri (02-09-2019). "120 Anggota DPRD Jabar 2019 - 2024 Resmi Dilantik". suara.com. Diakses tanggal 23-09-2019. 
  37. ^ (Indonesia) "Rapat Pleno KPU Tetapkan Gerindra Dapat Kursi Paling Banyak di DPRD Jabar". Kompas. 13 Aug 2019. Diakses tanggal 14 Aug 2019. 
  38. ^ (Indonesia) "Sejarah DPRD Jawa Barat". dprd jabar. 12 Feb 2014. Diakses tanggal 12 Feb 2015. 
  39. ^ "Ini Bakal Anggota DPRD Jabar Hasil Pemilu 2019". JUARA NEWS. 17-05-2019. Diakses tanggal 23-09-2019. 
  40. ^ Oris Riswan (01-09-2014). "Resmi Dilantik, 100 Anggota DPRD Jabar Siap Bekerja". okezone.com. okenews. Diakses tanggal 23-09-2019. 
  41. ^ a b c Nurulliah, Novianti (9 Agustus 2022). "Gelombang Tinggi: Produksi Ikan Tangkap Turun 30%". Pikiran Rakyat. Bandung. hlm. 2. 
  42. ^ Sensus Penduduk 2010 - Provinsi Jawa Barat. Badan Pusat Statistik Indonesia. Diakses 30 Juli 2013
  43. ^ "Daftar provinsi Indonesia menurut IPM tahun 2016". Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas. 2017-06-01. 
  44. ^ https://www.bps.go.id/linkTableDinamis/view/id/1211 Indeks Pembangunan Manusia menurut Provinsi, 2010-2016 (Metode Baru)
  45. ^ "Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat". jabar.bps.go.id (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-08-28. Diakses tanggal 2017-08-28. 
  46. ^ a b "Kewarganegaraan Suku Bangsa, Agama, Bahasa 2010" (PDF). demografi.bps.go.id. Badan Pusat Statistik. 2010. hlm. 23, 36–41. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2017-07-12. Diakses tanggal 17 Oktober 2021. 
  47. ^ "Karakteristik Penduduk Jawa Barat Hasil Sensus Penduduk 2000" (pdf). www.jabar.bps.go.id. 1 November 2001. hlm. 72. Diakses tanggal 20 Juni 2022. 
  48. ^ "Pergub 69 Tahun 2013" (PDF). Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2016-09-17. Diakses tanggal 2016-09-04. 
  49. ^ Kamus Utama, Kamus Bahasa Sunda Terlengkap - Website Resmi Pemerintah Provinsi Jawa Barat
  50. ^ Unpad dan Yayasan Kebudayaan Rancage Luncurkan Kamus Utama Basa Sunda - Universitas Padjadjaran
  51. ^ Kamus Tebal Bahasa Sunda Dikenalkan di Eropa | nusa | tempo.co
  52. ^ "Staf Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Barat. 2011. Penduduk. [[Bandung]] : Pemerintah Provinsi Jawa Barat". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-08-15. Diakses tanggal 2019-07-16. 
  53. ^ a b c d e f Abdul Halim, Hilmi; S., Asep M. (27 September 2022). "Potensi Kasus DBD di Jabar Tinggi". Pikiran Rakyat. Kabupaten Purwakarta. hlm. 10. 
  54. ^ https://nusaputra.ac.id/ diakses 14 November

Catatan

Bacaan lebih lanjut

  • Raden Mas Sewaka, Tjorat-tjoret dari jaman ke djaman. Bandung: penerbit tidak diketahui, 1955.
  • Suwangsa, Aat; Abidin, Zaenal; Ir. R.H. Ukar Bratakusumah dari Jaman Penjajahan Belanda Hingga Jaman Pembangunan: Seorang Pejuang dan Pelopor Pembangunan. Bandung: Yayasan Kudjang, 1995.

Lihat pula

Pranala luar

Koordinat: 6°52′S 107°36′E / 6.867°S 107.600°E / -6.867; 107.600